”Tabib Jiang, bagaimana keadaannya?” tanya Li Rui setelah ia berhasil membawa Zhen Yue kembali ke kediamannya.
Tabib Jiang menghela nafasnya sambil memegang janggutnya yang panjang. ”Nona Zhen baik-baik saja. Dia hanya mengalami luka gigitan serigala saja. Tuan muda tidak perlu mencemaskannya lagi.”
”Aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja. Tapi kau keras kepala sekali!” ketus Zhen Yue yang terlihat kesal sambil memegangi kakinya yang telah diperban rapi oleh tabib Jiang.
”Tapi, jika ada musuh yang menyerang, keadaan Kak Yue pasti akan semakin memburuk.” ucap Li Rui dengan bola mata yang bersinar seperti anak anjing.
”Berhenti menatapku seperti itu! Menjijikan sekali!” teriak Zhen Yue yang langsung mengalihkan perhatiannya dengan cuek.
Melihat keduanya, Tabib Jiang tersenyum dan berkata, ”Ini adalah pertama kalinya nona Zhen mendapatkan perhatian dari orang lain. Biasanya dia selalu bersama dengan adiknya dan menjauh dari orang-orang luar. Tapi, dia juga kakak yang penyayang terhadap adiknya.”
”Diamlah! Aku tak ingin mendengarmu bicara!” teriak Zhen Yue yang langsung melempar bantalnya ke arah tabib Jiang.
Tabib Jiang langsung menghindar dan berkata, ”Nona Zhen memang pemarah sejak dulu. Sebaiknya, aku pergi dari sini. Oh, ya. Satu lagi. Nona Zhen harus beristirahat. Jangan terlalu banyak mengerakkan kakimu jika tak ingin pendarahannya semakin parah.” ucapnya sambil menutup pintu kamarnya.
Saat tabib Jiang telah meninggalkan mereka berdua, Li Rui mengambil semangkuk bubur gandum yang ada di atas meja dan menyendoknya ke mulut Zhen Yue. Sambil tersenyum senang, Li Rui berkata, ”Kak Yue, bukanlah mulutmu. Katakan Aaa—
”Pergi sana!” celetuk Zhen Yue yang berhasil membuat Li Rui menghentikan sendoknya.
”.....”
”.....”
”Tapi, kak Yue harus makan! Kau tidak dengar apa yang dikatakan tabib Jiang tadi? Kak Yue harus beristirahat dan jangan banyak melakukan pergerakan.” celetuk Li Rui dengan sendok yang masih di arahkan ke dalam mulut Zhen Yue.
Suasana hati Zhen Yue semakin memburuk dan ia pun menunjukkan ekspresi jengkalnya pada Li Rui. Meskipun sudah ditolak berulang kali, Li Rui tetap bersikeras akan menjaganya padahal, ia bisa menjaga dirinya dengan baik. ”... Sudah kubilang untuk pergi. Kau masih ada di sini? Apakah kau ingin aku menendangmu dari sini dan kembali ke alam fana?” ucapnya dengan dingin sehingga membuat Li Rui terdiam tanpa kata.
Beberapa saat setelahnya, Li Rui akhirnya keluar dari kamar tersebut dengan perasaan sedih. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dirasakan oleh Zhen Yue saat ini. Sudah jelas kalau Zhen Yue tidak bisa melakukan apapun sendirian jika keadaannya seperti itu. ”... Haah, sudah beberapa hari ini aku terus melihatnya tapi, aku tidak pernah bisa mengerti tentangnya. Meskipun begitu, tabib Jiang bilang kalau dia adalah kakak yang penyayang terhadap adiknya. Rasanya itu mustahil. Haruskah aku bertanya pada seseorang yang sudah lama berada di sini?” batin Li Rui yang memikirkannya.
”Li Rui? Kau ada di sini? Bagaimana keadaan Zhen Yue sekarang?” tanya Helan Zhi yang berjalan menghampirinya didampingi oleh kedua pelayannya.
Begitu melihatnya, Li Rui langsung memberi salam padanya. Namun, Helan Zhi menghalangi dan malah bertanya, ”Tidak perlu canggung padaku. Bagaimana harimu dengan Zhen Yue? Apakah menyenangkan?”
Li Rui tertegun dan langsung menceritakan semuanya pada Helan Zhi termasuk beberapa hal yang membuatnya bingung belakangan ini. ”... Aku masih tidak mengerti sifatnya. Dia itu pemarah dan tidak tahu berterima kasih tapi, beberapa orang bilang kalau dia itu kakak yang penyayang terhadap adiknya.”
Mendengarnya membuat Helan Zhi tersenyum dan menjawab, ”Dia memang seperti itu. Tapi, kau akan baik-baik saja jika kau terus bersamanya. Meskipun pemarah, dia juga memiliki sifat lembut dan mau berbalas budi. Mungkin, yang bisa kau lakukan untuk lebih mengenalnya hanyalah melakukan yang terbaik untuknya disaat ia sedang terluka. Ini adalah kesempatanmu. Kau tahu, dia bisa saja melunak saat kau mencoba untuk peduli padanya.”
”Memangnya dia bisa seperti itu? Saat aku mencoba menyuapinya, dia malah menolaknya dan mengusirku keluar.” ucap Li Rui dengan kesal.
Helan Zhi terdiam dan berkedip selama beberapa saat. Ia mengalihkan perhatiannya pada sudut lain dan berkata, ”Haah,... Baiklah. Sepertinya kau keliru. Kalau begitu, mengapa tidak masuk saja?” ucapnya sambil mendorong masuk Li Rui ke dalam kamar Zhen Yue dengan paksa.
Saat melihatnya kembali, Zhen Yue menatapnya dengan heran dan langsung berkata, ”Bukankah aku sudah mengusirnya?! Mengapa Yang Mulia membawanya masuk kembali?” ucapnya dengan ekspresi yang terlihat kesal.
Sambil tersenyum ramah padanya, Helan Zhi berkata, ”Jangan cuek begitu. Dia ini muridmu. Seharusnya kau menjaganya disaat seperti ini.”
”Hei! Jangan sembarangan bicara! Akulah yang terluka di sini! Bagaimana mungkin aku bisa melindungi seseorang?” ketus Zhen Yue yang terlihat kesal.
Helan Zhi berkata, ”Sudahlah. Tidak perlu marah-marah lagi. Li Rui akan menjagamu sampai kau sembuh.”
”Sudah kubilang aku bisa menjaga diriku sendiri!” kesal Zhen Yue.
”Ya, baiklah. Aku akan menganggap ini sebagai pemaksaan. Aku memberikan tugas pada Li Rui untuk menjaga Zhen Yue sampai dia sembuh sepenuhnya. Dan siapapun yang menolaknya, dia akan dikeluarkan dari Istana langit!” celetuk Helan Zhi yang langsung pergi keluar meninggalkan mereka berdua di dalam.
”Kakek tua menyebalkan!” batin Zhen Yue yang terlihat kesal.
***
”Qingxian! Sepertinya kau berhasil! Lihatlah! Dia bangun!” seru Zhen Xing ketika ia melihat bola mata Shen Lian dengan perlahan terbuka.
Shen Qingxian terkejut dan langsung berhenti mengalirkan kekuatannya. Ia menatap ke arah Shen Lian dan benar saja, dengan perlahan bola matanya terbuka. Shen Qingxian terlihat senang dan mencoba mengguncangkan kedua pundaknya dengan perlahan.
”Shen Lian? Kau bisa mendengarku? Shen Lian!” seru Shen Qingxian.
Tak lama setelahnya, Shen Lian akhirnya membuka matanya dan ia pun menatap langsung ke arah Shen Qingxian yang berada di atas wajahnya. Shen Lian tampak sangat terkejut dan ia pun langsung terduduk sambil menyeret dirinya untuk menjauh.
Shen Qingxian terlihat bingung setelah melihat Shen Lian yang mencoba menjauh darinya padahal ia sudah menyelamatkan nyawanya. ”Sangat tidak sopan sekali padahal aku sudah menyelamatkanmu.” gerutu Shen Qingxian yang terlihat kesal.
Shen Lian langsung berkata, ”Seharusnya akulah yang marah padamu! Kau bahkan tidak mengingatku sama sekali!”
”Hah?” Shen Qingxian semakin bingung padanya bahkan ia sempat tak bisa berkata sama sekali. ”... Kata siapa? Aku ingat semuanya. Kau adalah anak kemarin sore bernama Shen Lian 'kan? Apakah aku salah?”
”Bukan itu! Sebenarnya aku,...” tiba-tiba saja Shen Lian mengakhiri kalimatnya karena ia ragu dengan jawaban yang akan diberikan oleh Shen Qingxian padanya. ”... Haah, lupakan saja! Lagipula, bukan saatnya untuk berbicara!” ucapnya sambil berjalan menghampiri Shoo.
”Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa kehabisan tenaga seperti tadi?” tanya Shen Qingxian yang terlihat penasaran.
Shen Lian tertegun dan menurunkan pandangannya selama beberapa saat. Karena kejadian yang sangat mendesak bahkan sampai membuatnya terpojok, Shen Lian terpaksa menjawab, ”Ada sekelompok penjahat yang menginginkan benda pusaka yang terkubur di desa Sanyuan. Jumlah mereka sangat banyak dan aku tidak bisa melindungi benda pusaka itu sendirian.”
Zhen Xing tertawa dan berkata, ”Begitukah? Sepertinya aku tahu benda apa yang terkubur di desa Sanyuan. Benda itu adalah pedang milik Kaisar terdahulu yang tidak boleh disentuh oleh tangan manusia. Aku benar kan?’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments