Chapter. 04 - Pelatihan Pertama

Malam harinya, di dalam sebuah penginapan. Shen Qingxian menjadi tidak bisa tidur setelah ia mengingat kejadian tadi. Ia merasa sangat senang ketika ada seseorang yang tidak menganggapnya sebagai pembawa sial. Selama ini, semua orang selalu menatapnya dengan tajam dan mengabaikan keberadaannya. Semuanya pergi bahkan saat ini ia telah menjadi anak buangan. Dia pikir ia akan mati karena dimakan oleh hewan buas. Namun ternyata, ia malah menemukan seseorang yang mau menjadi Gurunya.

”Tapi, apakah dia itu memang berasal dari Istana langit?” gumam Shen Qingxian yang tampak ragu. ”Ucapannya terdengar sangat meyakinkan tapi, apakah dia itu benar-benar berasal dari sana?

”Sebaiknya kau memikirkan dua kali tentang keraguanmu itu!” ucap seorang pemuda yang berada di balik pintu kamarnya. Lalu, tak lama setelahnya, ia pun memasuki kamarnya dengan membawa beberapa pakaian yang baru saja dibeli olehnya.

”Sejak kapan dia berada di sana?!” batin Shen Qingxian yang merasa terkejut setelah ia tahu bahwa pemuda ini adalah Zhen Xing yang datang dengan membawakan pakaian untuknya.

Zhen Xing melempar pakaian tersebut sambil berkata, ”Pakailah itu mulai besok! Aku tak ingin melihatmu dengan pakaian lusuh dan berdebu setiap hari!” ucapnya dengan sedikit berteriak padanya.

”Tidak perlu berteriak! Aku juga sudah dengar!” ucap Shen Qingxian sambil membuka bungkusan yang dibawakan oleh Zhen Xing untuknya.

Setelah ia membukanya, terlihat beberapa pasang pakaian yang seluruhnya berwarna gelap. Tak ada satupun yang berwarna putih ataupun berwarna biru muda. Semuanya tampak gelap bahkan Shen Qingxian tak mampu membedakannya dengan baik.

”Kenapa semuanya gelap? Apakah Guru mau membuatku tidak terlihat di tengah malam?” tanya Shen Qingxian setelah ia melihat semua isinya.

Zhen Xing berdeham dan menjawab, ”Jika musuh mendekat, mungkin kau tidak akan terlihat di oleh mereka asalkan kau berada di tengah-tengah kerumunan orang. Apakah kau tidak pernah tahu seni mencuri? Mereka yang berencana melakukan kejahatan di tengah malam, pasti selalu berpakaian gelap. Mereka melakukan itu agar mereka tidak terlihat oleh korban.”

Shen Qingxian tertegun dan langsung menatap ke arah Zhen Xing sambil berkata, ”Apakah Guru akan menjadikanku pelaku kejahatan?!” tanyanya dengan raut wajah panik.

Sambil menatapnya dengan datar, Zhen Xing menjawab, ”Siapa yang ingin melakukannya? Bocah sepertimu, seharusnya tak bisa diandalkan untuk bekerja apalagi mencuri.

Shen Qingxian kembali bertanya, ”Lalu, mengapa Guru memberikanku pakaian gelap?”

Zhen Xing langsung menjawab, ”Sudah kubilang, ini untuk berjaga-jaga!” ucapnya dengan sedikit berteriak.

”Tidak perlu berteriak! Aku juga sudah dengar!” balas teriak Shen Qingxian sambil menutup telinganya.

Sementara ini, jauh di luar sana. Setumpuk mayat tengah berada di dalam sebuah lubang besar. Terdapat seorang laki-laki bertubuh sangat besar dengan kedua mata yang ditutupi oleh kain hitam. Di sebelahnya saat ini, telah berada seorang anak kecil berumur sepuluh tahun yang sedang mengamati sekitarnya. Awalnya, ia menatap ke arah setumpuk mayat yang telah disusun olehnya. Lalu, perhatiannya seketika berubah arah begitu ia merasakan adanya sesuatu yang sangat familiar dengannya.

”Shoo! Apakah kau juga merasakannya?” tanya anak itu pada laki-laki bertubuh besar di sebelahnya.

Laki-laki besar itu mengangguk iya. Kemudian, anak itu kembali menatap ke suatu sisi tergelap ketika kegelapan malam telah melanda sebagian dari tempat mereka saat ini. Ia pun berjalan ke sisi tersebut dan dengan perlahan, muncul titik-titik cahaya yang berada jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

”Desa? Apakah saat ini dia sedang berada di sana?” gumam anak itu. ”... Hm, tampaknya dia tidak sendirian. Ada seseorang yang berada di dekatnya. Aku sangat ragu kalau orang yang sedang bersamanya adalah seorang penjahat.”

”.....”

”Shoo! Beberapa hari ke depan, aku ingin bertemu dengan pemilik kekuatan ini. Aku hanya ingin memastikan apakah itu adalah dia atau bukan.”

Laki-laki besar itu menganggukkan kepalanya. Tepat setelah itu, setumpuk mayat yang berada di belakang mereka terbakar bersamaan dengan hutan yang mengitari mereka semua.

Keesokan harinya, Shen Qingxian yang baru saja keluar dari penginapan, tidak sengaja mendengar pembicaraan beberapa orang yang sedang membahas mengenai kebakaran dan abu mayat yang berada di hutan perbatasan. Kebakaran itu sangat besar bahkan membuat seluruh desa merasa sangat kelelahan. Setidaknya selama tiga jam mereka semua berusaha untuk memadamkan apinya namun, api tersebut tidak juga padam. Lalu, tak lama setelahnya, turun hujan yang sangat deras sehingga, api yang membakar hutan tersebut padam dengan perlahan.

”Pantas saja kamarku terasa sangat panas. Jadi, kebakaran itu menghadap langsung ke arah jendela kamarnya. Mengapa hanya aku yang tidak dibangunkan saat mereka mencoba memadamkan apinya?” batin Shen Qingxian sambil melihat beberapa laki-laki tua yang sedang berkumpul di meja makan.

”Qingxian! Kau tampak pantas memakainya.” ucap Zhen Xing yang muncul di belakangnya dan setelah itu, ia pun berdiri di sebelahnya.

Shen Qingxian tertegun dan langsung berdiri menghadapnya. ”Ya, kurasa ini memang sedikit pantas. Terima kasih sudah membelikannya untukku dan maaf atas ucapanku semalam.”

Zhen Xing memegang kepalanya sambil berjalan. ”Ayo kita pergi ke hutan perbatasan. Aku akan mengajarimu di sana.” ucapnya sambil melepaskan tangannya.

Shen Qingxian langsung berlari menyusulnya karena saat ini, ia tidak ingin membuat marah siapapun.

Saat di perjalanan, Shen Qingxian memperhatikan kelopak mata Zhen Xing yang berwarna hitam. Ia seperti tidak tidur semalaman bahkan beberapa hari. ”... Guru! Ada apa dengan matamu? Apakah Guru tidak tidur sama sekali?” tanya Shen Qingxian.

Zhen Xing langsung melirik ke arah Shen Qingxian yang jauh lebih pendek darinya. ”Dari dulu aku memang seperti ini. Mengapa kau baru menyadarinya? Apakah kau tidak pernah memperhatikanku?”

”Sejujurnya tidak pernah.” jawab Shen Qingxian dengan wajah datarnya yang terkesan tidak bersalah.

Sambil mengusap dahinya, Zhen Xing menjawab, ”Sudahlah. Aku sedang tidak ingin banyak bicara. Saat sampai di tempat latihan, aku akan langsung memberikanmu pelajaran pertama.”

Shen Qingxian mengangguk iya sebelum, Zhen Xing kembali bertanya, ”Tapi, apakah kau merasa pantas menjadi seorang Kultivator?”

Shen Qingxian merasa terkejut dengan pertanyaan tersebut. ”Tentu saja aku sangat pantas dan yakin!”

Zhen Xing kembali melirik ke arahnya dan bertanya, ”Mengapa kau ingin menjadi salah satu dari kami? Bukankah menjadi pemilik kedai atau tukang kebun itu akan mempermudah hidupmu?”

Shen Qingxian langsung menggelengkan kepalanya dan menjawab, ”Aku tidak ingin mati dengan mudah. Jika menjadi tukang kebun atau pemilik kedai, mungkin aku bisa berbuat baik pada setiap orang sehingga, kematianku akan dikenang oleh mereka. Tapi, jika ada musuh kuat yang menyerang desaku, mestinya aku tidak akan bisa melakukan apapun jika aku tidak berkultivasi sejak awal. Karena itu, tujuanku menjadi Kultivator bukan karena aku menginginkan kekuatan dan kekuasaannya saja. Tapi, agar aku bisa melindungi setiap orang yang berada di sini. Dengan begitu, mereka semua akan merasa aman jika berada di dekatku. Iya kan?”

Zhen Xing merasa cukup terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Shen Qingxian. Ia pun menghela nafasnya dan menjawab, ”Baiklah. Kau lulus ujian pertama.”

Shen Qingxian tertegun dan bertanya kembali, ”Apa maksudnya ujian pertama.”

Zhen Xing menjawab, ”Sebenarnya ini tidak wajib tapi, aku hanya penasaran saja.” ucapnya sambil berjalan mendahuluinya.

”Kenapa aku tidak sadar kalau selama ini aku sedang diuji?!” batin Shen Qingxian yang menahan amarahnya.

Sesampainya di hutan perbatasan, keduanya berdiri saling berhadapan. Zhen Xing mengulurkan tangannya dan berkata, ”Berikan tanganmu agar aku bisa memeriksa kualitas dantian milikmu.”

Shen Qingxian tertegun dan langsung melakukan apa yang Zhen Xing minta. Zhen Xing meletakkan kedua jarinya pada pergelangan tangan Shen Qingxian sambil memejamkan matanya. Sekilas ia tampak kesulitan saat mencoba untuk memeriksa kualitas dantiannya. ”Terasa sangat suram. Aku bahkan mampu merasakan kesepian yang selama ini dialaminya. Tapi, rasanya ada sesuatu yang aneh pada anak ini.” batin Zhen Xing yang merasakannya.

Saat ia terus bergerak semakin dalam, bayangan dalam dirinya semakin gelap dan dingin. Ia merasa sangat mual saat sampai di titik ini. Tak lama setelahnya, ia pun berhenti sejenak untuk memeriksa keadaannya. Namun, saat ia berhenti, sebuah bola mata berwarna merah dan besar tiba-tiba saja terbuka dan melemparnya dari dalam alam bawah sadar Shen Qingxian.

Zhen Xing merasa sangat terkejut. Ia pun langsung terhempas beberapa langkah dengan ekspresi yang sangat jarang ditunjukkan olehnya. ”Menakutkan sekali! Sebenarnya, tadi itu apa?!” batin Zhen Xing yang telah membuka matanya kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!