Chapter. 01 - Zhen Xing

”Apakah kakak benar-benar berumur 520 tahun? Memangnya, ada yang seperti itu? Bukankah itu sudah sangat tua? Kakek tua yang berumur 95 tahun saja sudah tidak bisa berjalan.” tanya Shen Qingxian sambil menatap Zhen Xing dengan heran saat keduanya tengah berjalan di waktu malam.

Zhen Xing berpikir sebelum berkata, ”Selama sepuluh tahun aku terus berada di istana langit tanpa melakukan apapun. Sedangkan, satu tahun berada di istana langit sama saja dengan seratus tahun di alam fana. Apakah kau sekarang mengerti berapa usiaku jika berada di istana langit dan alam fana?”

Shen Qingxian menggelengkan kepalanya karena tak paham. ”Mengapa kakak bisa berada di istana langit? Pastinya kau dulu pernah tinggal di sini, iya kan?”

Zhen Xing berpikir sebelum menjawab, ”Haah,... Sudahlah lupakan! Aku sudah tidak mengingatnya!” ucapnya sambil berjalan mendahului Shen Qingxian. Lalu, tiba-tiba saja ia terjatuh ke dalam sebuah lubang jebakan yang sengaja disiapkan oleh seseorang untuk memburu hewan sihir.

Melihat Zhen Xing yang menghilang secara mendadak, membuat Shen Qingxian langsung berlari menghampiri lubang yang ada di depannya. Tak lama setelah ia memperhatikannya, ia sama sekali tidak melihat keberadaan Zhen Xing di dalam sana. Lubang tersebut terlihat sangat gelap seperti tidak memiliki dasar.

”Tidak mungkin lubang ini adalah portal menuju dunia lain! Apa jangan-jangan orang itu berada di tempat asing atau berada di luar angkasa? Atau mungkin, dia sudah mati dimakan oleh monster yang tinggal di dalamnya?” batin Shen Qingxian yang berpikiran buruk tentang lubang di depannya.

”Hei! Apa yang sedang kau lihat di sana?” tanya seorang pemuda yang berdiri di belakangnya.

Sambil menoleh ke belakang, Shen Qingxian menjawab, ”Seseorang baru saja—

”.....”

Shen Qingxian langsung terdiam begitu ia tahu bahwa pemuda di belakangnya ini adalah Zhen Xing. Padahal sudah jelas kalau ia melihat Zhen Xing terjatuh ke dalam lubang ini. Namun, anehnya mengapa saat ini Zhen Xing tengah berdiri di belakangnya.

”A~ apa yang terjadi? Bukankah kau jatuh ke dalam lubang ini?” tanya Shen Qingxian dengan heran.

Zhen Xing berkedip selama beberapa kali dan memperhatikan lubang besar di depannya. ”Haah,... Mana mungkin aku akan terjebak dengan permainan anak-anak seperti ini. Aku hanya membantu para hewan-hewan sihir agar mereka tidak jatuh ke dalam lubang.”

Shen Qingxian langsung berkata, ”Bukan itu masalahnya! Bagaimana kau bisa keluar dari dalam lubang?”

Zhen Xing berpikir sebelum menjawab, ”Mantra teleportasi. Di dalam lubang ini ada ratusan pedang yang menancap di dalam tanah. Jika aku membiarkan diriku terjatuh begitu saja, mungkin aku akan mati konyol di dalam. Haah,... Pasti semua pejabat istana langit akan menertawai ku habis-habisan.”

”Kalau begitu, aku mungkin juga akan tertawa kalau kau benar-benar mati.”

”Kau tidak kasihan padaku?!”

”Untuk apa aku melakukannya? Kematianmu tidak membuat dunia terancam 'kan?”

”Jiwaku sudah dibunuh!” batin Zhen Xing sambil memegangi dadanya yang terasa perih. ”Beruntung saja kakakku tidak berada di sini. Jika ia mendengarnya, dia pasti sudah membakarku hidup-hidup.”

Zhen Xing tiba-tiba saja terbangun saat ia merasakan adanya hawa kekuatan yang sangat besar. Ia pun menatap ke arah samping dan memperhatikan sebuah bayangan besar yang sedang menuju kemari.

”Ada apa? Apakah ada musuh yang mendekat?” tanya Shen Qingxian.

Zhen Xing menutup mulut Shen Qingxian dan terus memperhatikan sebuah bayangan hitam yang terus bergerak mendekat. ”... Jangan berisik! Dia sedang menuju kemari.”

Tak lama setelah ia terus memperhatikannya, sepasang mata bercahaya tampak dari dalam kegelapan. Suara raungan pun terdengar dan hentakan empat kaki yang terus bermunculan. Dilihat dari sorot matanya, Zhen Xing langsung tahu bahwa hewan sihir ini adalah seekor harimau yang sedang kelaparan.

”Tetap di belakangku!” pinta Zhen Xing yang langsung diikuti oleh Shen Qingxian.

Zhen Xing memunculkan kedua jarinya yang timbul sebuah cahaya biru menyala di tengah malam. Begitu ia merasa terancam, harimau ini pun langsung bergerak maju menerkam Zhen Xing menggunakan kuku kukunya yang tajam.

Namun, saat harimau itu mendekat, Zhen Xing meletakkan kedua jarinya di leher harimau sehingga, beberapa saat setelahnya, harimau tersebut terlempar dan menumbangkan beberapa pohon yang ada di belakangnya.

Pertarungan antara hewan buas yang kelaparan dengan seorang manusia berakhir dengan sangat cepat. Shen Qingxian tidak bisa melihat pergerakan yang dilakukan Zhen Xing untuk mengalahkan harimau tadi. Gerakannya sungguh cepat dan rakyat biasa pasti tidak akan bisa melihatnya sedang menyerang.

Untuk pertama kalinya Shen Qingxian melihat seseorang yang lebih kuat dari Guru besarnya. Ia merasa takjub dengan kemampuan Zhen Xing yang sebenarnya padahal, menurut Zhen Xing itu bukanlah apa-apa bahkan ia sama sekali tidak kelelahan.

”Hmm, aneh sekali. Mengapa hari ini aku merasa sial sekali.” pikir Zhen Xing. ”... Haah, apa yang terjadi berikutnya ya—

”Tolong ajari aku agar aku bisa sepertimu!” ucap Shen Qingxian dengan antusias.

Zhen Xing menatapnya dengan heran sekaligus ia merasa sangat terkejut setelah mendengarnya. Apalagi, hal itu keluar langsung dari mulut Shen Qingxian seolah ia sama sekali tidak memikirkannya.

”Kenapa harus mengajarimu? Bukankah kau masih memiliki Guru besar? Tidak seharusnya kau mengkhianati mereka.” Zhen Xing mencari alasan agar Shen Qingxian menarik kata-katanya lagi.

”Tidak! Aku tidak akan kembali ke sana!” celetuk Shen Qingxian. ”Untuk apa aku kembali ke sana jika pada akhirnya mereka akan membuangku lagi? Karena itu, jadikan aku sebagai muridmu!”

”Tidak!” celetuk Zhen Xing yang kembali berjalan meninggalkan Shen Qingxian.

”Tunggu! Aku akan tetap ikut!” ucap Shen Qingxian yang langsung mengejar Zhen Xing.

Sementara ini, sebuah Istana megah terbangun di atas langit. Beberapa orang berjalan melewati sebuah karpet merah yang terpasang dimana-mana. Pakaian mereka sangat berbeda dari pakaian rakyat biasa. Beberapa orang ada yang memegang senjata berukuran sangat besar seperti palu dan kapak.

Sebuah perjamuan diadakan di istana Jinshen. Tarian dari beberapa penari begitu menghibur orang-orang yang menghadiri perjamuan tersebut. Namun, ada satu orang tamu yang tampaknya tidak senang dengan tarian yang sedang mereka tunjukkan. Wanita itu tampak murung seperti ingin menyatakan perang. Ia terus menundukkan kepalanya dan memakan satu persatu hidangan yang tersaji di depannya.

”Ada apa Zhen Yue? Sepertinya, suasana hatimu sedang buruk.” ucap seorang pemuda bernama Yin Zhi yang memegang sebuah kapak besar di belakang punggungnya.

Zhen Yue membanting gelasnya dan menatap dingin ke arah Yin Zhi. Bibir tebalnya yang begitu merah, membuat semua orang pasti merinding begitu menatapnya. ”... Jangan berbicara padaku! Suasana hatiku sedang sangat buruk!”

Yin Zhi terdiam setelah ia dipelototi oleh Zhen Yue yang memiliki tatapan mengerikan. Selama beberapa saat ia terus terdiam sebelum akhirnya ia bertanya kembali, ”Aku dengar, kau baru saja menendang adikmu hingga membuatnya terlempar ke alam fana. Ternyata, kau ini benar-benar menakutkan.”

Zhen Yue langsung melemparkan makanannya ke wajah Yin Zhi namun, sebuah beruang besar langsung memakannya ketika makanan tersebut melayang ke arahnya.

Yin Zhi melebarkan kipas lipatnya dan menutupi setengah dari wajahnya. ”Hampir saja mengenaiku.” ucapnya sambil menatap Zhen Yue dengan rendah.

”Ada apa, Zhen Yue? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?” tanya Kaisar yang memimpin perjamuan bernama, Helan Zhi.

Zhen Yue membungkuk dan menjawab, ”Tidak ada yang mengganggu pikiranku Yang Mulia. Aku hanya ingin pergi dari sini.”

”Dia baru saja mengusir adik laki-lakinya dari Istana langit, Yang Mulia.” celetuk Yin Zhi yang mengundang perhatian banyak orang.

Zhen Yue tampak tidak bisa menahan amarahnya. Ia terus mengeraskan kepalan tangannya dan muncul perasaan ingin membunuhnya.

Begitu mendengarnya, Helan Zhi menghela nafasnya. Ia memang tahu banyak tentang hubungan kakak beradik ini. Sejak dulu, keduanya memang selalu bertengkar dan tidak pernah akur. Kakaknya yang terlalu pemarah dan Adiknya yang memiliki sifat aneh, keduanya memang sama saja. Karena itu, Helan Zhi mungkin tidak akan ikut campur dengan urusan mereka.

”Haah,... Baiklah. Kalau begitu, aku akan memanggilnya lagi.” ucap Helan Zhi.

Zhen Yue langsung menjawab, ”Tidak perlu Yang Mulia! Biarkan dia di sana! Aku sudah membebaskannya. Yang mulia tidak perlu mencemaskannya. Zhen Xing sudah bisa melampauiku.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!