Happy Reading🤗🤗🤗
Seminggu sudah Lila berada dirumah Nino dan hari ini rencananya Lila akan pulang kembali kerumah dimana sudah 10 tahun ini dihuni olehnya.
Sedangkan bibi setelah kepulangannya 3 hari lalu, dirinya masih belum kembali ke rumahnya sendiri sebab Lila masih ingin bermalam dirumah Nino dan dengan terpaksa bibi mengikuti kemauan keponakannya itu walaupun sebenarnya merasa tak enak tinggal seatap dengan calon suaminya karena mereka belum sah sebagai suami istri.
"La...ayo sarapan dulu, dari tadi siap-siap kok nggak kelar-kelar sih, dah kayak putri raja lu"...
Teriak seseorang dari balik pintu dengan sedikit keras karena sang empu kamar belum keluar dari sarangnya sejak sejam lalu.
Dok...dok...dok...
"Muunnaaahhh..."...
Teriaknya kembali dan belum ada tanda-tanda kehidupan didalam sana padahal pagi tadi mereka sempat bertemu didapur dan bilang akan pergi bersiap.
"Lila belum selesai no?"...
Suara lembut wanita dewasa terdengar ditelinganya.
"Nggak tau mih, ngorok lagi kali tuh orang"...
Dengusnya kesal saat sang calon mami sambungnya menanyakan lila.
"Yaudah biar mami aja yang bangunin lila, kamu dipanggil papi tuh"...
Ucapnya sambil mengelus lembut lengan Nino yang akan menjadi anak sambungnya.
Sedangkan Nino hanya menurut lantas beranjak pergi dari pintu kamar Lila dengan masih cemberut.
Ya...Nino memang sudah memanggil bibi dengan sebutan mami dan itu sudah dipatenkan sejak hubungan antara papi serta wanita yang tak lain adalah bibi Lila memasuki fase pertunangan, bibi yan yang waktu itu menolak secara halus namun karena Nino memaksa alhasil dirinya membiasakan untuk dipanggil Mami oleh Nino, ya walaupun awalnya geli ketika mendengar panggilan itu dan ingin dipanggil yang lain asalkan bukan Mami, namun karena bujuk rayu serta alasan Nino jadi bibi yan hanya pasrah saja dan itupun sudah disetujui oleh papi nino.
Ceklek.
Bibi yan membuka pintu kamar Lila dengan pelan saat Nino sudah menghilang dari pandangannya.
Dapat dilihat diatas tempat tidur seorang gadis masih berada dibawah selimut tebal yang membungkus tubuh mungilnya.
"Pantesan Nino gedor-gedor nggak nyahut rupanya kembali tidur"...
Lirihnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dan melangkahkan kakinya untuk lebih masuk kedalam kamar lila.
Srek...
Tirai dibuka oleh bibi dan diluar sana gerimis masih turun dan pantas saja keponakannya itu kembali tidur.
"Sayang...bangun sudah siang, bukankah kita akan kembali ke rumah siang ini"...
Usapnya lembut dipipi Lila sedangkan sang empu nampak sedikit menggeliatkan badannya.
Euuggghhh...
Lila melenguh pelan saat tidurnya terusik dan membuyarkan mimpinya bertemu dengan sang pujaan hati.
"Ahhh bibi...kenapa bangunin Lila, huhh...padahal Lila lagi mau diajak jalan ma si om"...
Ucapnya merengek dengan nada serak layaknya orang yang baru bangun tidur padahal matanya masih terpejam.
Sedangkan bibi nampak mengerutkan kening mendengar perkataan Lila, siapakah yang dimaksudnya itu ucap dalam hati.
"Om siapa lila?"...
Tanya Bibi dengan suara sedikit tegas.
Pyar.
Mata indah Lila seketika terbuka saat mendengar pertanyaan bibi.
Aduh nih mulut lemes banget sih, yah...gimana ini?...Monolognya dalam hati.
"Om siapa maksud bibi, Lila nggak ngerti"...
Kilahnya sambil bangun dari tidurnya dengan posisi duduk diatas tempat tidur.
"Ya sudah kalau gitu, buruan mandi...tuh Nino sudah dari tadi gedor-gedor eh nggak taunya kamu tidur kembali"...
Ucapnya tak memperpanjang pertanyaannya tadi dengan menyuruh Lila untuk segera membersihkan diri.
"Cuaca dingin banget bik, makanya tadi Lila rebahan bentar eh nggak taunya ketiduran"...
Cengirnya dengan menampilkan deretan gigi putih serta gingsulnya.
Bibi yan hanya menggelengkan kepalanya pelan mendengar jawaban Lila.
"Ya sudah bibi keluar dulu"...
Ucapnya sambil mengelus rambut berantakan Lila dan beranjak dari duduknya untuk keluar dari kamar.
Lila hanya mengangguk dan tersenyum melihat orang yang berati dalam hidupnya meninggalkan kamar yang sudah seminggu di tinggalinya.
"Ihhh...kangen kan sama si om, jadi terbawa mimpi deh"...
Gumamnya pelan sambil beranjak dari tidurnya.
☆☆☆
Sedangkan seseorang yang sedang menikmati segelas kopi langsung tersedak hingga membuat temannya membantu menepuk punggung lelaki tersebut.
"Lu kenapa sih bisa-bisanya minum sampe kesedak gitu"...
Omelnya sambil tetap menepuk punggung tersebut.
"Gua kagak tau ogeb, lu kira gua mau kesedak gitu apa"...
Ucapnya malas saat batuknya sudah menghilang.
"Masih galau lu?"...
"Ckkk...yang galau siapa?"...
Kilahnya.
"Heleh...udah deh jujur aja ma gua, dah hampir seminggu ini gua perhatiin lu banyak ngelamun nggak jelas, nggk biasanya lu kayak gini"...
Cibirnya karena selama seminggu ini dia memperhatikan sahabat sekaligus atasannya sering melamun.
"Nggak ada yang melamun, udah gua mau lanjut kerja dulu biar nggak lembur"...
Ucaapnya lantas berdiri dari duduknya setelah menghabiskan segelas kopi miliknya dan berlalu meninggalkan sahabat satu-satunya itu.
Tristan nampak menghela nafas dengan kasar saat berada didalam ruangannya, ya...sudah seminggu ini fikirannya tertuju pada gadis kecil yang menjadi tetangganya, sudah seminggu pula dia memperhatikan rumah yang masib nampak seperti semula saat dimana mereka bertemu terakhir kali sebelum dirinya meninggalkan gadis kecil tersebut dipinggir jalan sendirian.
Tristan mendudukkan tubuh besarkan dikursi kerja miliknya dan segera melakukan pekerjaannya agar fikirannya tak tertuju ke gadis kecil yang selalu membuatnya pusing dengan suara cemprengnya.
☆☆☆
"Lila belum selesai?"...
Tanya seorang lelaki yang sudah berumur namun masih terlihat tampan tersebut yang saat ini sednag duduk diruang keluarga sambil membaca koran saat melihat calon istrinya mendekat kearahnya.
Yana hanya menggelengkan kepalanya pelan lantas duduk disofa yang berbeda dengan calon istrinya.
"Belum mas, malah tadi yana kesana orangnya malah tidur kembali"...
Jelasnya sambil melihat siaran televisi yang menyala.
"Apaaaa....tidur lagi, bener-bener ya tu maemunah, tangan sampe sakit begini gedor tuh pintu lahhh dianya malah ngorok"...
Teriaknya heboh saat tak sengaja mendengar calon maminya berbicara.
"Nino"...
Tegur sang papi saat mendengar suara berisik putranya itu.
"Hehehe...maaf kanjeng romo, nino nggak liat kalo ada papi disitu"...
Cengirnya saat dirinya melihat sang papi disebrang tempatnya duduk disamping mami yan.
"Mih, ayo ikut nino aja, nggak usah disini nanti mami ikutan galak lagi kayak papi"...
Ajak nino dengan suara pelan namun masih terdengar di telinga tajam papinya.
"Yaaakkk Nino Nugraha"...
Serunya sedikit kencang saat putranya mengatakannya galak didepan sang calon istrinya.
"Apasih papi Tony Nugraha"...
Ucapnya lantas menggandeng tangan calon maminya dan menarik lembut untuk meninggalkan papinya sendirian sedangkan yana nampak mengulum senyum melihat tingkah lelaki yang berbeda generasi tersebut.
"Mau dibawa kemana calon istri papi, Nino?"...
Tanya Tony saat yana hendak mengikuti langkah putranya.
"Suka-suka Nino lah, inikan calon mami nino"...
Godanya lantas buru-buru berjalan dengan menggandeng tangan wanita yang akan menjadi bagian dari hidup mereka.
Sedangkan Tony nampak menggelengkan kepalanya melihat sikap putranya itu, namun dirinya juga bahagia bila nino mau menerima yana sebagai mami sambungnya kelak.
LIKE...VOTE...HADIAH...
MANA NIH HADIAHNYA, PENYEMANGAT AUTHOR AGAR BISA SELALU UPDATE RUTIN😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Nuning Anastasya
gatal banget sih pemeran utamanya
2023-07-07
0
Lina Susilo
ada2 aja tingkah mereka, tpi seru
2022-11-30
0
Devi Handayani
lanjutt thorr😁😁
2022-11-01
0