Happy Reading🤗🤗🤗
Masih flashback ya🤭🤭
"Assalamualaikum"...
Suara salam terdengar dari luar dan tak lama muncullah seorang wanita.
"Waalaikum salam"...
Lila menjawab salam yang ternyata adalah bibinya.
Bibi lantas menerbitkan senyum tipisnya kearah lila, lalu beralih menatap kedua tamu seperti yang diucapkan oleh keponakannya dan benar saja senyum bibi yan langsung pudar dan digantikan dengan raut kecemasan.
"Lila, bisa bibi minta tolong sayang, tolong tata belanjaan bibi ya, bibi ada belikan kesukaan Lila"...
Ucapnya lembut sambil menyerahkan sekeranjang belanjaan yang didalamnya sudah lengkap untuk stok makanan mereka.
Lila lantas menerima keranjang sambil tersenyum ceria mendengar ucapan bibinya yang membelikan apa yang disukainya dan langsung membawanya kedapur setelah membungkukkan sedikit badannya kearah tamu asing sambil berpamitan dengan sopan.
Setelah melihat lila sudah menghilang untuk menuju dapur, yana segera mencium tangan kedua orang yang dikenalinya ini.
"Ma...uncle...bagaimana kabar kalian?"...
Tanya yana setelah menyalimi kedua tamunya.
Ya, panggilan yana kepada kedua tamunya sejak 10 tahun silam setelah terjadinya kecelakaan tersebut, hingga dirinya mengerti bahwa alm. kakak iparnya masih memiliki keluarga, karena yana hanya sendiri dan maura sudah tak memiliki anak lain lagi, akhirnya maura memaksa untuk dipanggil "mama".
"Kami baik yana, bagaimana keadaan kalian disini?"...
Tanya maura dengan lembut sambil mendudukkan tubuhnya disamping yana dan menggenggam erat tangan wanita yg sudah membesarkan cucunya seorang diri.
"Kami baik ma"...
Ucapnya dengan pelan.
"Apa kalian akan jadi membawanya?"...
Tanya yana to the point.
Karena memang dirinya sudah paham akan kedatangan kedua tamu jauhnya, apalagi jika bukan tentang cucu peninggalan anak satu-satunya maura.
"Bolehkah, seperti janjimu dulu yana, mama akan membawanya saat berusia 17 tahun"...
Ucapnya dengan terjeda sambil menghela nafas.
"Mama nggak tau yana, apa mama masih bisa diberi kesempatan untuk merawat cucu serta cicit mama nantinya"...
Lanjutnya dengan sendu meratapi kesalahan demi kesalahan dimasa lalu, bahkan ketika sang putra telah tiada dirinya masih belum bisa menerima kehadiran sang cucu namun sang adik terus menasehatinya dan hingga saat 1 bulan setelah kecelakaan itu dirinya dan mario berangkat menuju negara ini untuk membawa sang cucu namun ternyata kedatangannya tidak membuahkan hasil karena yana menolak keras lila untuk tidak dibawa pergi apalagi saat itu lila juga belum mengenal keluarga dari pihak ayahnya yang ternyata keturunan konglomerat di negara T.
deg.
Yana menguatkan hatinya, ya hari ini pasti akan tiba dirinya lantas menggenggam tangan wanita disampingnya kini, tatapannya juga nampak sendu, apakah dirinya sanggup jika harus berpisah dengan gadis yang sudah menemaninya selama 10 tahunan itu, gadis dengan segala keceriannya dan tak pernah mengeluh sedikitpun.
"Bisakah yana membicarakan hal ini perlahan dengannya, yana takut jika lila tidak menerimanya"....
ucapnya sedikit bergetar.
"Mama paham yana, ya bicaralah perlahan tentang siapa kami namun jangan memaksanya jika lila tak ingin tinggal dengan mama, mama takut lila malah tak ingin mengakui mama sebagai grandma nya"...
Ucapnya lirih sambil meneteskan airmata, kesalahannya dahulu mampu mengubah sikap egois maura, jadi maura tak ingin lila dipaksa agar mau tinggal bersamanya dan dirinya cukup menyadari bahwa semua ini memang kesalahannya dimasa lalu.
Yana yang melihat wanita tersebut menangis langsung dipeluknya, dirinya juga paham akan apa yang dirasakan oleh wanita yang dipanggil mama olehnya, dirinya sudah diceritakan tentang dan mengapa alm. kakak iparnya sampai nekat menikahi kakaknya.
Maura memeluk erat tubuh yana sambil menangis, jika mengingat kesalahnya terhadap putranya dirinya pasti akan bersedih apalagi bisa melihat wajah cucunya walau tidak begitu mirip dengan sang putra dan cenderung ke menantunya, maura merasa sangat bersalah akan hal tersebut.
Hingga dirinya dulu berniat ingin membawa cucu peninggalan putranya, namun dengan tegas yana menolak dan minta diberi waktu hingga lila berusia 17 tahun agar yana dapat memberi pemahaman terhadap keponakannya.
Dan maura serta suaminya menyetujui apa yang diucapkan oleh yana, namun saat akan diberi biaya untuk kebutuhan cucunya, yana dengan halus menolak pemberian maura dan suaminya dengan berbagai alasan.
Dengan sedikit kecewa mereka akhirnya menyetujui untuk tidak membiayai cucunya sendiri, ya...mungkin ini balasan atas kesalahannya kepada alm. putranya.
"Papa kok nggak ikut ma?"...
Tanya yana setelah melerai pelukannya sambil mengelap air matanya.
Maura tersenyum getir mengingat alm. suaminya, yang sampai menutup usia belum pernah bertemu kembali dengan cucu perempuannya.
"Papamu sudah meninggal yan, 3 tahun silam"...
Ucapnya pelan.
Deg.
Seketika matanya memanas, walau yana baru sekali bertemu namun mereka dulu sempat tinggal bersama hingga hari ketujuh kematian orang tua lila serta calon adik lila.
"Maafkan yana ma"...
Ucapnya dengan penyesalan sambil menangis.
"Tak ada yang perlu dimaafkan yan, mungkin ini memang sudah jadi hukuman buat kami"...
Ucapnya sedikit tegar.
"Mama hanya ingin bisa bersama dengan cucu mama yan, hanya dia satu-satunya yang tersisa dari putraku"...
Ucapnya kembali lirih hingga meneteskan air matanya.
"Mama ingin bersamanya menikmati hari tua mama, walau itu tak mungkin"...
"Mama ingin menebus rasa bersalah mama terhadap putra mama lewat anaknya yan, mama ingin selalu memandang cucu mama serta merawatnya, agar rasa bersalah mama berkurang yan"...
Maura kembali menangis, Kesalahannya waktu dulu membawa penyesalan hingga sekarang.
"Yana, coba untuk memberi pengertian ke lila ma, yana harap mama bisa bersabar"...
Ucapnya dengan menggenggam kedua tangan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik sekali.
"Terima kasih yana"...
Senyum tulus maura terbit saat mendengar jika yana akan membantunya.
"Kamu masih belum bersuami yan?"...
Tanya maura, saat tak melihat foto pernikahan terpajang diruang tamu.
"Sebulan lagi yana menikah ma"...
Beritahunya dengan malu-malu.
"Oh ya...Ya ampun siapa kah lelaki yang bisa meluluhkan hati mu nak"...
Ucapnya kaget namun juga bahagia, sebab maura tau tentang hidup yana ketika seminggu tinggal bersama yana serta cucunya setelah putranya meninggal.
"Wah...akhirnya ada yang ingin melepas status perawan tuanya nih"...
Goda lelaki yang sejak tadi diam saja...
"Uncleee"...
Rengeknya saat lelaki yang sudah berumur namun masih terlihat tampan tersebut menggoda dirinya sedangkan sang empu langsung terkekeh geli, mereka padahal baru beberapa kali bertemu namun sudah bisa langsung akrab apalagi sifat maura dan keluarganya berbanding terbalik saat dulu putranya masih bersama mereka hingga meninggalkan selamanya.
"Sudah...sudah...kalian ini kalau bertemu selalu saja begitu"...
Lerai maura saat adiknya menggoda yana.
"Siapapun dia, mama berharap kalian bisa membangun rumah tangga dengan rukun, mama hanya berdoa agar rumah tangga kalian sesuai dengan keinginanmu yan"...
Ucapnya lembut kepada wanita yang sudah dianggap sebagai putrinya.
"Terima kasih ma atas doanya"...
Yana tersenyum dengan tulus.
"Apa lila perlu yana panggil?"...
Tanya yana.
"Emmm...terserah kamu saja yan"...
Ucap maura dengan sedikit gugup.
Yana langsung terkekeh geli melihat wanita yang akan lila panggil dengan sebutan grandma tersebut sedang gugup.
"Jangan kawatir ma, lila anaknya nggak seperti yang mama bayangkan kok"...
Yana menggenggam tangan maura.
"Bukan begitu sayang"...
Ucapnya sedikit keras.
Detik berikutnya muncullah seorang gadis dengan menampilkan cengiran sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebab dirinya ketahuan sedang menguping pembicaraan sang bibi dengan tamu asing tersebut...
"Hehehe...maaf bibi ku sayang, habis lila penasaran"...
Cengirnya dengan perlahan mendekat.
"Jadi..."...
Tanya yana menggantung sambil bersedekap.
Sedangkan maura dan mario tengah mengamati keduanya.
"Jadi...hehehe pis bibi"...
Cengirnya sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.
Yana lantas menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah laku keponakannya ini, sangat jauh berbeda dari alm. kedua orang tua lila.
"Grandma"...
Panggilnya lirih sambil memandang ke arah tamu wanita asing yang masih cantik tersebut.
Tes....
Maura seketika meneteskan airmatanya saat panggilan tersebut keluar dari cucunya, cucu yang ibunya dulu sempat ditolaknya hingga penyesalan didapatkan.
"Kemarilah nak"...
Maura bangun dari duduknya, dengan suara serak maura merentangkan kedua tangannya.
Lila seketika melihat ke arah sang bibi dan mendapat anggukan pelan oleh bibinya.
Lila berjalan dengan perlahan.
hap.
dipeluknya tubuh wanita yang menurut pendengarannya adalah neneknya, nenek dari sang ayah.
Tangis maura seketika pecah saat mendapat pelukan dari cucunya, dipeluknya erat tubuh mungil lila, sosok yang selalu dirindukan namun dirinya harus menekan keinginannya selama ini agar cucunya bisa menerimanya, menerima segala kesalahannya.
Sedangkan mario dan yana tampak ikut menangis melihat pemandangan tersebut.
HAI...HAI...READERS SETIA PAK TENTARA DAN SI MUNGIL LILA.
LIKE.VOTE.GIFT ME PLEASE🤗🤗🤗
DOUBLE UP LOO HARI INI😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Lina Susilo
ternyata lila adalah keturunan dri konglomerat dri thailand,dn om ganteng siap2 ya untuk kehilangan lila
2022-11-30
0
Devi Handayani
jangan dibawa dong lila ama grandma nya.... ntar babang ganteng disebelah ngimana???? 🙄🤔🙄🤔🙄🤔
2022-11-02
0
lidia
tunggu tamat dlu lila skolah...trus ikut granma dan kliah d ln
2022-01-25
1