Happy Reading🤗🤗🤗
"Sampai bertemu kembali tante, semoga tante sehat selalu agar kita bisa berjumpa kembali"...
Ucapnya tulus dengan suara khasnya sambil memeluk tubuh wanita paruh baya yang berada diatas kursi roda.
"Belajar yang rajin nak, semoga kelak apa yang kamu impikan terwujud"...
Ucapnya dengan lembut sambil mengusap punggung mungil dari anak tetangga rumah sang putra yang hampir setiap hari menemaninya.
Ya, impian lila bakal jadi mantu tante... kekehnya geli dalam hati.
Ya tante tari sudah mengetahui tentang keinginan gadis kecil yang saat ini berada dalam pelukannya, impian tentang negara dimana bunga tulip berkembang biak dengan datang bersama seseorang yang dicintainya serta mencintainya bahkan diam-diam dia memperhatikan lila saat sang putra ada dihadapan mereka, pancaran cinta terlihat saat lila memandang putranya, namun dia tak ingin ikut campur permasalahan percintaan putranya, namun dia berharap jika putranya bisa berjodoh dengan lila.
Dan tante tari berdoa agar kelak lila tetap seperti saat ini, selalu ramah senyum dan ceria membuat orang disekitarnya merasa nyaman jika berbicara dengan sosok lila walau nantinya mereka tak berjodoh sebab dia tau seperti apa watak sang putra yang sampai saat ini masih menanti cinta pertamanya.
"Lain kali datanglah ke kota malang, disana tante tinggal, kamu bisa ikut jika putra tante berkunjung kesana"...
Ajaknya sambil melepas pelukan mereka.
Lila mencebikkan bibirnya saat mendengar perkataan tante tari yang diakhir kalimat.
Jangankan mengajaknya kesana, sedangkan selama dirinya main kerumah lelaki yang dicintainya namun muka datar dan dingin yang selalu diperlihatkan kepadanya.
"Iya lain kali lila ikut kesana bareng om tantan"...
Ucapnya saambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum ceria kembali.
Tari menggelengkan kepalanya saat putranya masih tetap dipanggil om oleh lila, padahal dirinya sudah menyuruh untuk mengubah panggilan tersebut, namun karena saking pandainya lila menjawab.
"Itu panggilan khusus tante, nggak bisa diubah... kalo diubah bisa gawat nantinya"...
Sedangkan seorang lelaki yang tak jauh darinya hanya mendengus sebal dan membuang mukanya kearah samping.
"Hati-hati ya om, om jaga kesehatan juga disana, semoga kita bisa berjumpa kembali di lain waktu"...
Ucapnya dengan tulus sambil mencium kedua tangan lelaki paruhbaya tersebut.
"Ya, kamu juga jaga kesehatan, om berdoa semoga tahun depan dapat lulus dengan hasil yang memuaskan"...
Doanya dengan tulus saat mengetahui bahwa lila termasuk murid yang berpretasi.
"Assiap om, laksanakan"...
Ucaapnya tegas sambil mengangkat tangannya tanda hormat layaknya seorang prajurit.
Mereka berdua terkekeh gemas melihat tingkah laku gadis yang selalu menemani mereka berdua selama tinggal di rumah putranya.
Sedangkan tristan nampak acuh seolah bahwa lila tak kasat mata jika didekatnya.
"Tris, baik-baik disini, jaga dia (Lila) untuk kami, jangan terlalu dingin"...
Ucapnya pelan namun tegas saat ada dihadapan putranya yang sedikit jauh dari mereka.
Ya om tedy selama ini memperhatikan interaksi mereka berdua, jika lila sangat antusias dengan kehadiran putranya lain halnya dengan tristan seakan malas jika lila berada disekitarnya, hingga dia menyimpulkan jika gadis kecil itu mencintai anaknya entah itu hanya cinta monyet belaka.
"Dia gadis baik tris, jangan menyesal suatu saat jika dia pergi menghilang dari hidupmu"...
Sambungnya dengan menepuk dua kali pundak putranya.
Dia tak ingin putranya telat menyadari nantinya dan hanya akan ada penyelasan nantinya sama seperti dirinya dimasa lalu, dimana ada seorang gadis yang mencintainya dengan tulus namun dia tak menengok sama sekali hingga peristiwa itu terjadi dimana dirinya menambil mahkota gadis tersebut secara paksa akibat pengaruh alkohol dan meninggalkannya sendiri layaknya perempuan bayaran padahal dia tau jika gadis itu adalah gadis baik-baik bahkan dirinya mengenal gadis tersebut namun karena sifat angkuh serta dinginnya dia seolah tak merasa bersalah sama sekali.
Sampai saat ini dirinya masih menyimpan rasa penyesalan yang teramat dalam membelenggu hidupnya dan rasa cintanya sungguh hadir disaat sang gadis yang berada didekatnya semasa dulu menghilang bak ditelan bumi, entah bagaimana kabarnya sekarang namun dirinya berdoa supaya gadis tersebut selalu bahagia dimana pun berada dan mendapatkan pendamping yang tulus mencintainya tidak seperti dirinya yang sangat pengecut.
Pernikahan yang dia jalani hanya sebagai kamuflase belaka, ya dia menikahi kakak iparnya sendiri yang sudah mempunyai anak yang artinya keponakannya sebab kakak kandungnya meninggal akibat kecelakaan 10 tahun silam.
Hingga dia dinikahkan oleh kedua orangtuanya sebab tedy masih belum menikah padahal usianya sudah lebih dari cukup.
Tak ada cinta dipernikahan mereka, dan sang istri paham tentang adik iparnya yang berubah menjadi suaminya, namun sikap tedy tidak buruk selama ini bahkan dia merawatnya dengan baik dan dia bahkan berjanji akan menjalani rumah tangga mereka dengan semestinya walau tak ada cinta didalamnya.
Ya, tedy pernah berucap jika dirinya akan belajar mencintai sang istri jika gadis yang pernah disakitinya ketemu dan akan memaafkannya, sang istripun hanya mampu mengangguk dan tersenyum mendengar penuturannya kala itu, saat dirinya menceritakan segalanya yang terjadi padanya, pada cintanya yang terlambat dan gadis yang telah dinodainya yang hingga kini tak ada kabar sama sekali, entah hamil atau tidak, dirinya pun tak mengetahuinya sebab tak ada yang menemuinya setelah kejadian itu.
Tristan hanya menganggukkan kepalanya pelan dan tersenyum tipis pada papa sambungnya itu namun seperti papa kandung sendiri sebab kasih sayangnya serta perlakuannya selama ini.
"Hati-hati ma"..
Ucapnya singkat sambil memeluk tubuh ibu kandungnya.
Plak.
Tari memukul pelan bahu putranya, putra yang memiliki sifat persis dengan almarhum suaminya.
"Jaga baik-baik lila, tris... jangan sakiti dia jika dia tak bisa menembus pintu hatimu"...
Nasehatnya sambil mengelus punggung putranya dan melepaskannya.
Dan tristan hanya mendengarkan saja tanpa mau menyahut ucapan ibunya.
Beberapa saat kemudian.
"Dadah...tanteee...dadahhh ommm"...
Teriaknya sambil melambaikan tangannya saat sepasang paruh baya mulai memasuki area keberangkatan.
Sepasang paruh baya tersebut membalas lambaian tangan lila sambil tersenyum dikejauhan.
Wajah ceria lila tak dapat mereka lihat jika mereka tak mengunjungi putranya itu.
Tristan lantas berbalik dan berjalan meninggalkan lila saat kedua orang tuanya tak terlihat kembali.
Lila yang menyadari lantas berteriak.
"Oommm tungguin lila ihh"...
Teriaknya sambil berlari mengejar tubuh tinggi yang ada dihadapannya itu.
Tristan hanya menulikan pendengarannya sebab mereka menjadi pusat perhatian karena teriakan lila.
Grep.
"Nah....dapat"...
Ucapnya girang saat tangannya berhasil menggapai lengan kekar pria yang digilainya itu.
"Lepas"...
Ucapnya pelan dan datar namun penuh penekanan.
Lila menggelengkan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya.
Karena tak ingin menjadi pusat perhatian akhirnya tristan membiarkan gadis kecil itu menggelayut dilengannya.
Dan lila mengembangkan senyumnya saat tristan berjalan dan membiarkan tangannya ada di lengan kekarnya, lengan yang ingin sekali merengkuh tubuh mungilnya namun sepertinya semua itu butuh perjuangan yang ekstra mengingat tristan masih belum ada perubahan jika bersamanya.
Nah dah author up pagi ini, jadi author minta hadiahnya dong sebagai penyemangat author kedepannya🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Cornelia Pujiastuti
Kesannya lila keganjenan centil an
2023-07-05
0
Septi Wariyanti
wah jangan2 gadisnya itu bibinya Lila bibi Yan
2023-07-04
0
Ersa
laahh Tristan ini bukan anak kandung Tedy.... waaa konfliknya menarik nih
2023-07-04
0