Happy Reading🤗🤗🤗
"Sayang".
Panggil seorang wanita yang usia sudah hampir 40 tahun.
"Iya bik, ada apa bik?".
Tanya Lila saat dirinya sudah berada didekat bibinya yang ternyata sedang menyusun makanan didalam rantang.
"Bibik mau nganter makanan buat papi ya?".
Tebaknya, ya bik yan dan papi nino telah menjalin hubungan serius beberapa hari yang lalu jadi tak ayal lila menebak seperti itu setelah dirinya diberitahu oleh sang sahabat setelah mereka pulang dari mall waktu itu.
Bahkan kini mereka sudah terang-terangan menjalin kasih setelah mendapatkan lampu hijau dari calon anak sambungnya.
"Bukan, ini buat tetangga baru kita sebagai salam perkenalan, tadi pagi kebetulan bibi melihat seorang wanita ya mungkin umurnya tak jauh beda dari bibi, bibi langsung datangi aja orangnya, karena setau bibi itu rumah kan punya pak zaki dan istrinya sudah meninggal".
Jelasnya panjang lebar.
"Terus gimana?".
Tanya lila sambil mencomot ayam goreng yang berada di atas piring.
"Ya tadi sempat berbincang-bincang, ternyata rumah itu sudah dibeli oleh putranya, wanita itu baru tiba kemarin lusa sama suaminya".
"Lila, tolong anterin ya, soalnya bibi mau siap-siap sebentar lagi papi kamu mau jemput bibi".
Ucapnya setelah merapikan makanan yang akan diberikan kepada tetangga barunya itu.
"Okey, berarti Nino ikut kesini ya bik?".
"Nggak tau, telfon aja suruh kesini temeni kamu, soalnya kami lumayan lama nanti perginya".
Jelasnya sambil menyerahkan rantang yang sudah terisi masakan yang baru dia selesaikan karena rencananya dirinya dan sang calon suami akan membeli beberapa keperluan untuk acara pernikahan mereka beberapa minggu yang akan datang, walau dirinya meminta pernikahan sederhana tapi nampaknya sang calon suami ingin memberikan kesan yang mendalam buat dirinya dan tentu dia hanya pasrah mengikuti apa mau calon suaminya tersebut.
"Ya udah kalo gitu".
Lila bergegas mengantarkan makanan dari bibinya untuk tetangga sebelah rumah mereka, ya hanya berjalan kaki dan tak membutuhkan waktu lama.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum...yuhu...spada....Assalamualaikum..."
Teriaknya sambil mengetuk-ngetuk pintu beberapa kali.
Ceklek.
Lila yang tadi sedang menundukkan kepalanya seketika mengangkat kepalanya.
Jreng...
Lila membulatkan matanya saat sosok yang barusan membukakan pintu, sosok yang beberapa minggu lalu yang telah mencuri ciuman pertamanya eh...salah lila yang mencium duluan karena sebuah insiden.
Begitupun dengan Tristan, dia seakan tak percaya terperangah, tercengang melihat seorang gadis kecil dengan hanya menggunakan hotpan berwarna hitam beserta kaos ketat serasi dengan celananya dan tak lupa rambut yang dikuncir kuda dan dia ingat dengan gadis yang beberapa waktu lalu mencuri ciuman pertamanya apalagi saat pandangannya jatuh pada bibir ranum itu.
Gleuk..
"Ekhem"...
"Ada apa?"...
Tanya Tristan untuk mengurai keterkejutannya dan menetralisir keadaan dengan mode datarnya.
"Mau antar ini om".
Cengirnya setelah berhasil menghilangkan rasa gugup yang tiba-tiba mendera sambil mengangkat sebuah rantang yang dibawanya tadi dari rumah.
Tristan mengulurkan tangannya bermaksud untuk mengambil rantang tersebut.
"Lila nggak disuruh masuk dulu nih om?".
Ucapnya dengan sambil tersenyum-senyum malu bertolak belakang dengan sifatnya yang terkenal bar-bar serta suka membuat ulah disekolah terutama pak joko alias pak botak panggilan sayang yang disematkan pada guru yang memang menjadi musuhnya sejak kelas X.
Tristan mengangkat sebelah alisnya, saat sedang akan mengucapkan seruan dari belakang tubuhnya terdengar.
"Siapa nak?".
Suara seorang wanita terdengar.
"Looo ada tamu, kok nggak diajak masuk tris".
Ucap wanita tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Silahkan masuk, maafin putra tante ya".
Ajaknya setelah berada disisi sang putra
"Terima kasih tante".
Ucapnya sambil tersenyum manis.
Tristan lantas mendorong kursi roda mamanya dan masuk kedalam tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun.
Lila yang melihat sifat acuh dari laki-laki dihadapannya ini hanya mendengus kesal namun itu hanya sebentar karena setelahnya dia tersenyum lebar kembali.
"Silahkan duduk nak...?"
Ucapan wanita tersebut menggantung.
"Dalila tante, panggil saja Lila".
Jelasnya dengan mengucapkan namanya ketika sudah duduk diruang tamu.
"Ahhh ya, nak lila...salam kenal, panggil saja saya tante Tari".
Ucapnya ramah sambil tersenyum dan lila seketika mengulurkan tangannya lalu disambut hangat oleh wanita tersebut dan tak lupa lila menciumnya dengan takzim.
Sedangkan tristan hanya diam saja disamping mamanya.
"Kalian sudah kenal?".
Tanya tante tari.
"Belum tante, cuma pernah sekali ketemu".
Jelasnya sambil tersipu malu.
"Oh ya, kalian bertemu dimana?"
Tanyanya dengan antusias.
"Emm...di mall tante".
Lirihnya.
"Ohya hampir lupa, ini tante dari bibi lila".
Ucapnya sambil menyerahkan rantang makanan ke tante tari.
"Wah terima kasih loo ya, kok repot-repot segala".
Ucapnya sambil menerima rantang tersebut.
"Terus bibi nak lila nggak ikut kemari?".
Tanyanya saat melihat gadis cantik tersebut hanya seorang diri.
"Nggak tante, Bibi lagi mau pergi jadi lila yang disuruh kemari?".
Jelasnya.
"Looo ada tamu".
Suara seorang pria paruh baya terdengar dari arah belakang ibu dan anak tersebut.
"Iya ini loo pa, ternyata dia ini tetangganya tristan".
Ucapnya saat suaminya berada didekatnya.
"tedy".
Ucapnya sambil mengulurkan tangannya.
"Lila om".
Ucapnya sambil membalas uluran tangan dari om tedy dan menciumnya dengan takzim.
"Jadi nak lila ini masih sekolah atau bagaimana?"...
Tanya om tedy saat mendudukkan tubuhnya disebelah tristan.
"Masih sekolah om kelas 2 SMA".
Jawabnya dengan menampilkan senyuman manisnya.
Dret...dret...dret...
"Maaf sebentar, lila mau menjawab telfon dulu".
Ijinnya saat melihat hpnya bergetar terus tanda sebuah telfon masuk.
"Oh silahkan nak, angkat saja".
Ucap pak tedy.
"Ya halo".
Ucapnya sambil berbisik setelah dirinya menggeser layar hijau.
....
Lila seketika menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar suara kencang dari sebrang telfon sana.
"Ihhh tulnak, nggak usah teriak-teriak bisa nggak sih, gua ada di rumah kakek zaki ngantar makanan dari bibi buat tetangga baru".
Ucapnya berbisik-bisik.
....
Klik.
"Ckkk...dasar tulnak, untung bakal jadi sodara gue".
Gerutunya dalam hati.
"Maaf ya om, tante dan om tristan".
Ucapnya tak enak.
Sedangkan kedua paruh baya tersebut menahan tawa karena mendengar panggilan untuk putranya dari gadis kecil yang ada dihadapan mereka.
Dan Tristan langsung mendelik matanya saat mendengar panggilan om tertuju padanya dan kedua orang tuanya sedang menahan tawa.
Tok...tok...tok...
"Ehhh....ada tamu".
Ucap tante tari.
"Biar papa aja yang buka, om tinggal dulu ya nak lila".
Ucapnya dan langsung beranjak dari duduknya.
"Iya om".
Mereka melanjutkan perbincangan dan tak lama om tedy datang bersama seorang pria.
"Nak lila, ada yang nyariin nih".
Ucapnya saat sudah berada didekat mereka.
Lila dan yang lainnya seketika menengok kearah om tedy.
Lila membulatkan matanya saat melihat seorang pria yang sangat dia kenal.
"Silahkan duduk nak nino?".
ucap om tedy dan langsung mendudukkan tubuhnya di tempat semula setelah pemuda tersebut mengenalkan diri dan mengutarakan tujuannya.
"Terima kasih om".
"Lu ngapain nyusul gue kesini?".
Tanya lila dengan berbisik-bisik.
"Lagian lu lama banget, bilang mami yan dah dari tadi lu nganter makanan kesini, emmm ternyata ada ono yang bikin lu lama".
Jawabnya sambil mendelik dengan tetap berbisik-bisik dan seketika menaikkan suaranya saat mata nino melihat seorang yang pernah mereka temui.
Lila langsung membungkam mulutnya dan tersenyum malu karena bakal saudaranya ini langsung menaikkan suaranya tiba-tiba.
"Om tante...kami pamit pulang dulu ya, maaf mengganggu, mari semua, mari om tristan".
Pamitnya buru-buru karena dirinya malu akan tingkah diluar nalar sohibnya itu lantas dirinya langsung menarik tangan nino untuk keluar dari rumah tristan.
Sedangkan mereka yang melihat tingkah laku abg tersebut hanya mampu menggelengkan kepalanya sambil terkekeh lucu.
"Lucu sekali mereka ya pa".
Ucap istrinya.
"Ya mereka sangat lucu".
Sedangkan tristan hanya memutar bolanya malas, apalagi melihat tingkah mereka tadi terutama gadis yang bernama lila.
"Tris, kok kamu bisa dipanggil om sama nak lila?".
Tanya mama tari karena penasaran.
"Tristan nggak tau mah".
Ucapnya tanpa berniat menjelaskan apapun pada kedua orang tuanya yang penasaran dan langsung bangkit dari duduknya untuk masuk kedalam kamarnya.
Sedangkan kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap putranya yang datar tak ada ceria lagi seperti dulu dan tentu mereka tahu apa penyebab dari perubahan yang terjadi pada putra semata wayangnya.
LIKE...LIKE...LIKE....
DAN JANGAN LUPA SUPPORTNYA YA READERS...
SALAM SAYANG
MOM OLLA
😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
An
dingin ooi
2024-06-23
0
devaloka
mau di panggil apa anknya ma, panggil sayang kah 🤣
2023-07-07
0
Ersa
Mas Om...🤭
2023-07-04
0