Happy Reading🤗🤗🤗
Brak...
Lila menutup pintu mobil dan berjalan beberapa langkah lalu menundukkan tubuhnya sedikit.
"Makasih pih dah anterin Lila, nggak mau mampir dulu nih pih?".
Ucapnya sambil menggoda Papi nino.
"Sama-sama cantik...lain kali aja papi mampirnya".
Balasnya dengan bahasa tubuh yang salting dibuat oleh gadis didepannya ini.
"Yak maemunah...nggak usah mulai deh ya, gua belum siap punya emak tiri".
Serunya dari dalam mobil memandang sinis kearah lila yang saat ini memasang wajah menyebalkan baginya.
Lila menjulurkan lidahnya ke arah Nino,setelahnya Lila menyodorkan tangannya ke arah papi Nino sambil tersenyum manis sedangkan papi Nino yang paham langsung mengulurkan tangannya untuk dicium secara takzim oleh Lila dan membalas senyuman manis Lila.
"Lila masuk ya pih...Assalamualaikum dadah papi... Dadah tulnak".
Wleekkk...
Ucapnya.
"Lu nggak sungkem sama gua".
Seruan dari dalam mobil.
"Ogah gua, tangan lu bau terasi".
Ledeknya dan langsung berbalik untuk lari agar tak mendengar teriakan Nino.
"LIIIIILLLLAAAA..."
Teriaknya sambil mengeluarkan tubuhnya lewat jendela mobil dan berpegangan pada body atas mobil.
"Udah-udah...kenapa mesti teriak sih Nino".
Tegurnya.
"Masuk, Papi mau jalan nih".
Sambungnya.
Nino mengikuti perintah dari sang Papinya dengan bibir yang mengerucut tajam.
"No, apa ucapanmu tadi beneran kalo kamu nggak mau punya mama tiri?".
Tanya sang papi dengan penuh hati seraya mengemudikan mobilnya meninggalkan rumah sahabat anaknya itu.
"Papi sudah punya pacar?".
Bukannya menjawab, Nino malah balik bertanya sambil menatap intens lelaki yang merawatnya penuh kasih sayang itu.
"Kamu ini bukannya jawab pertanyaan papi malah nanya balik sih".
Gerutunya sambil terus fokus di balik kemudi.
"Kalo papi cinta dan sayang sama dia, nino nggak masalah pih, yang penting papi bahagia".
Ucapnya tulus setelah menghela nafas pelan mencoba memahami keadaan sang ayah tercinta, apalagi selama hampir 10tahunan papi nya tidak pernah dekat dengan perempuan manapun setelah perempuan itu meninggalkan mereka berdua.
"Kamu beneran nggak papa kalo papi nikah lagi?".
Tanyanya kembali.
"Emmm...nggak papa, sudah waktunya papi memulai hidup baru agar ada yang nemani papi dimasa tua nanti".
Ucapnya bijak.
"Tumben ucapannya bijak gitu".
Cibirnya sambil melihat ke arah putranya dan bernafas lega karena mendapatkan lampu hijau dari putranya itu ladahal dari tadi dirinya cemas dan takut bila nino tidak mengijinkannya untuk berumah tangga kembali.
"Nggak usah mulai deh pih resek kayak Lila".
Dengusnya.
"Laaa emang kenapa, oh yaa...kalian kan temenan sudah lama, kamu nggak ada niatan untuk pacaran ma Lila?".
Pancing papi.
"Kami hanya sahabatan pih nggak lebih, lagian nino nggak ngerasain apa-apa kalo dekat Lila, malah ngerasanya kalo dia itu kakak Nino".
Ucapnya jujur.
"Papi pacaran sama Bibi yan ya?".
Picingnya sambil memiringkan tubuhnya.
"Wah...wah...kalo dari logatnya sih, nggak perlu papi jawab juga Nino udah tau".
Tebaknya sambil memegang dagunya.
"Jadi Nino setuju apa nggak?".
Seolah membenarkan perkataan sang putra bahwa memang benar dirinya menaruh hati pada wanita cantik yang telah mencuri perhatiannya sejak beberapa tahun yang lalu itu.
"Huft...Apapun pilihan papi, nino setuju kok".
Ucapnya sambil tersenyum tipis.
Papi langsung mengembangkan senyumnya saat mendengar ucapan dari putranya tersebut dan langsung fokus kedepan agar sampai dirumah dengan selamat.
Nino yang melihat papinya tersenyum lebar turut bahagia, ya apapun akan nino lakukan untuk kebahagiaan orang tua satu-satunya yang merawatnya hingga kini dengan penuh kasih sayang, karena papi nya adalah type lelaki perhatian dan setia terbukti hingga kini sang papi belum pernah mengenalkannya pada wanita manapun.
Sedangkan didalam sebuah rumah berlantai 2, seorang pemuda tengah berdiri didekat jendela sambil menikmati senja, ya siapa lagi jika bukan Tristan.
Dirinya saat ini berada dirumah baru yang beberapa waktu lalu menjadi miliknya, padahal tadi niatnya mau pulang ke mess namun tiba-tiba Tristan membelokkan kemudinya alhasil disinilah dirinya berada.
Tristan mengedarkan pandangannya untuk melihat kesekeliling hingga arah pandangannya melihat ke rumah yang berada disampingnya, rumah sederhana yang hanya berlantai satu namun saat mengamati rumah tersebut matanya terbelalak sempurna kala melihat pemandangan dari atas.
Seorang gadis yang hanya memakai dalaman berwarna hitam dan berdiri menghadap sebuah lemari sambil menggosok-gosokkan rambutnya dengan gerakan yang sangat erotis.
Gleuk..
Tristan menelan ludahnya dengan kasar saat melihat pemandangan tersebut, dimana penutup sepasang gunung kembar yang nampak tak kuat menyangga besarnya gunung tersebut dan jangan lupakan tubuh putih nan mulus terpampang indah dari atas apalagi yang berada di bawah pusat yang tertutup kain segitiga dengan tali spageti yang berada dipinggang ramping itu, namun sayang Tristan tak dapat melihat siapa pemilik tubuh indah tersebut karena wajahnya tidak terlihat.
Ahhh memikirkannya isinya saja sudah membuat kelelakiannya bereaksi dari tidur panjangnya.
"Sh***..."...
Umpatnya dan langsung berlalu meninggalkan jendela tersebut untuk masuk ke dalam dengan wajah yang nampak memerah menahan rasa yang baru ini dirasakannya.
Sedangkan dibawah sana seorang gadis tengah berlenggok-lenggok didepan cermin tanpa sadar bahwa dirinya habis dilihat seseorang dalam keadaan setengah naked, ya Lila tidak pernah menutup jendelanya karena pikirnya rumah tersebut sudah tak berpenghuni beberapa bulan yang lalu, karena gosip yang didengar dari bibinya, kakek yang menghuninya ikut tinggal bersama putrinya didaerah jawa sana dan rumah itu dibiarkan kosong tanpa tahu bahwa rumah itu sekarang sudah ada penghuninya dan kedepannya hidupnya akan penuh dengan kejutan-kejutan yang membuat hidup seorang dalila berubah 180 derajat.
"Ckkk....makin besar aja nih".
Decaknya sambil memegang sepasang gunung himalaya miliknya yang penyangganya saja sudah tak mampu menampung kedua gunung tersebut dengan pandangan geli.
"Kayanya perlu ganti size nih".
Gumamnya terkekeh kecil dan langsung menyambar sepasang baju tidur karena malam ini Lila tak akan kemana-mana.
Saat akan menutup jendela kamarnya, matanya melihat kearah rumah berlantai 2 tersebut, seketika dirinya membelalakkan matanya kala menangkap siluet bayangan.
"Omo...apa itu, kan kakek zaki dah lama nggak pulang".
Gumamnya sambil terus memandang ke lantai 2.
"Ahhh...bodo amatlah...tapi...hiiiii kalo itu hantu gimana?".
Ucapnya sambil bergidik ngeri membayangkan jika ada wujud tak kasat mata dirumah tersebut dan dirinya segera menutup jendela kamar karena waktu sudah malam.
Sedangkan dilantai 2, Tristan mengelus-elus dadanya seperti seorang tengah ketahuan mencuri karena tak sengaja melihat pemandangan dibawah sana saat akan menutup korden karena perkiraannya gadis itu sudah tidak berada didalam kamar ternyata masih berada didalam kamar dengan tampilan sudah memakai baju tidak seperti tadi.
"Hampir saja ketahuan, kalo ketahuan bisa-bisa dibilang mesum lagi karena ngintipin seorang gadis yang sedang pake baju".
Gumamnya sambil menghembuskan nafas dengan kasar.
Dret...dret...dret ...
"Halo Assalamualaikum".
Jawabnya saat menerima panggilan telepon.
"Waalaikum salam nak, gimana soal rumah barunya?".
Tanya seseorang disebrang telefon sana.
"Rumahnya masih bagus ma, nih Tristan lagi didalam rumah itu.
Jawabnya sambil tersenyum walaupun orang disebrang telfon sana tak melihat senyumnya.
"Begini, bilangnya papa nanti kalo sudah libur tiba, kami mau kesana nak, kami rindu".
Ucapnya sendu.
"Apa perlu Tristan saja yang ambil cuti untuk pulang ma?".
Tanyanya seakan tak tega jika harus membiarkan orang tuanya datang kemari padahal dirinya juga merindukan kedua orang tuanya namun karena pekerjaan yang akhir-akhir ini tidak bisa dia tinggalkan alhasil dirinya belum berangkat menuju kampung halamannya.
"Mama mu perlu suasana baru Tris, jadi nggak papa nanti biar kami saja yang kesana sekaligus melihat rumah yang kamu beli".
Ucap sang papa mengambil alih ponsel yang dipegang oleh istrinya.
"Ya sudah terserah papa dan mama saja, Tristan tunggu kedatangannya...".
"Tristan matikan dulu ya pa, Tristan mau pulang ke mess dulu nih, kemungkinan besok baru Tristan pindah kerumah baru".
Ucapnya panjang lebar.
"Ya, Assalamualaikum...hati-hati disana Tris?".
Ucap sang papa.
"Iya pa, Waalaikum salam".
Klik.
Tristan lalu memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku bajunya, dan segeralah dia meninggalkan kamar utama tempatnya melihat pemandangan yang bikin dirinya dag dig dug seer.
Ya pertama kalinya melihat tubuh mulus punya seorang gadis, namun sayang tak bisa melihat rupa wajahnya.
ASSALAMUALAIKUM...
TETAP PANTENGIN TERUS YA, JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK UNTUK SELALU MENDUKUNG KARYA AUTHOR...
SALAM SAYANG
MOM OLLA
😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
devaloka
dari sahabatn jadi saudara dong 🤣
2023-07-07
0
Lina Susilo
hahahhaha tristan tristan, gimana jdnya klu kamu tau siapa pemilik tubuh mulus nan seksi itu
2022-11-30
0
Devi Handayani
wahhh.... akhirnyaaa..... setuju setujuu Nino biar lila jadi adik walaupun tiri gpp👏👏👏👏👏😍😍😍😍
2022-11-01
0