Happy Reading🤗🤗🤗
"Bagai mana tante?".
Tanya Lila saat wanita paruh baya tersebut mengunyah sepotong kue brownis yang sengaja dia bikin untuk tetangganya lebih tepatnya laki-laki yang sudah menjeratnya dengan cinta.
Ya, beberapa hari setelah kejadian itu lila sudah melupakan apa yang membuatnya kesal, namun karena hatinya selalu teringat akan sosok lelaki tampan namun juga dingin itu tak melunturkan semangatnya untuk tetap berada didekat sang pujaan hati.
Lila sudah jatuh hati semenjak pertemuan pertama mereka, namun dirinya baru menyadari beberapa hari yang lalu ketika hanya dengan memandangnya saja membuat jantungnya berdebar dengan kencang, bahkan dirinya seolah tak merasakan hatinya pernah dilukai oleh pria tersebut, benar kata orang bahwa cinta itu buta.
Lila akan terus berusaha agar selalu dekat dengan pria yang dicintainya dengan terus bertamu ke rumah pria tersebut walaupun saat ini sang Kapten sedang menjalankan tugasnya sebagai Abdi Negara.
Ya, Lila baru mengetahui jika lelaki pujaannya itu adalah seorang Kapten Tentara, bertambah girang lah dirinya serasa mendapatkan durian runtuh, sebab lila sangat suka dengan laki-laki menggunakan seragam loreng tersebut, karena terlihat gagah dan perkasa.
"Ihhh...tante, ngomong dong".
Rengeknya dengan gaya yang menggemaskan membuat wanita paruh baya tersebut tak dapat menyembunyikan tawanya.
Hahahaha...
Pecahlah sudah tawa tante tari dan untung saja dirinya sudah menelan semua yang ada di mulutnya.
"Maaf-maaf...enak sayang, ini sungguh enak... apa lila membuatnya sendiri?".
Tanya tante tari setelah dirinya meneguk segelas air putih yang disodorkan oleh lila.
"Iya tante, dirumah jika lila tidak melakukan apa-apa lila suka sekali membuat kue, apa lagi ini".
Ucapnya sambil menunjuk sepiring kue yang berisi brownis buatannya dan tak lupa senyum lebar menghiasi wajahnya yang cantik bak boneka.
"Ini adalah kue favorit lila, karena sebelum mama meninggalkan lila, mama sempatkan membuat kue tersebut hanya untuk lila".
Ucapnya dengan sendu kala mengingat peristiwa dimana dirinya merengek minta dibuatkan dahulu brownis sebelum mama dan papanya akan pergi untuk menghadiri sebuah undangan.
Dan sang mama pun dengan senang hati menuruti permintaan putrinya itu yang tak lama lagi akan menjadi seorang kakak, ya...pada saat itu mama lila tengah mengandung namun baru 3 bulan usianya.
Tetapi sepertinya nasib buruk menimpa keluarga mereka, lila kecil harus kehilangan seluruh anggotanya termasuk calon adiknya yang masih berada didalam kandungan sang mama dan pada saat itu lila dijaga oleh sang bibi yang memang diminta untuk menjaga lila dimana dirinya akan pergi menghadiri undangan bersama suaminya dan tak memungkinkan untuk membawa serta sang anak karena takut bila putri mereka akan kelelahan sebab lila baru sembuh dari demam.
"Sayang...sudah jangan sedih gitu, kasian nanti mereka diatas sana akan ikut sedih jika putrinya disini masih saja menangis".
Diusapnya dengan lembut punggung tangan lila apalagi dia melihat lila yang saat ini sedang menahan tangis.
"Hehehe maaf tante, suka menangis kalo ingat mereka bertiga".
Cengirnya sambil menghapus air matanya yang sempat menetes padahal sudah ditahan-tahan agar tak menetes namun apadaya ternyata jatuh juga airmatanya.
Tante tari hanya menggelengkan kepalanya heran melihat gadis kecil yang tadinya sedih lalu menangis dan sekarang apa dirinya sudah bisa kembali tersenyum seolah tak terjadi apa-apa, namun terlepas dari itu semua tante tari kagum dengan kemandirian gadis muda yang sudah menemani hari-harinya selama berada dikediaman anaknya.
"Tan, om itu sukanya apa sih?".
Tanya lila yang ingin mengorek tentang orang yang disukainya.
"Ohhh...om sukanya dengan semua hal yang tante buat, tapi semenjak keadaan tante seperti ini, tante jadi tidak bisa memenuhi semua keinginan suami tante?"
Lila seketika tercengang mendengar penuturan dari wanita paruh baya tersebut hingga dirinya menepuk jidaknya pelan.
"Maksud lila, bukan suami tante, tapi anak tante".
Ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.
"Hahahaha....".
Pecah sudah tawa wanita paruh baya tersebut, ya dia sungguh sangat suka melihat gadis muda ini dengan sifatnya yang selalu membuatnya ingin menjadikannya seorang putri.
"Maaf-maaf tante bercanda tadi, kenapa sih manggil om, kan anak tante belum nikah?".
Tanya tante tari dengan geli saat anak semata wayangnya dipanggil om padahal usianya baru 25 tahun.
"Habis anak tante ganteng kaya om-om yang ada dinovel-novel yang sering lila baca, tapi lila suka".
Ucapnya ceplos dan langsung membungkam mulutnya didepan tante tari setelah itu dirinya menampilkan sederetan gigi miliknya.
Tante tari hanya mampu menahan tawanya.
"Oh ya tante, lila pulang dulu ya..udah sore nanti bibi yan nyariin anak perawannya lagi yang suka ngilang beberapa hari ini".
Ucapnya dengan suara cerianya dan bangkit dari duduknya.
"Iya, hati-hati ya, terima kasih sudah menemani tante terus, tante jadi punya temen ngobrol, kalo sama suami tante berasa ngomong sama patung".
Jawabnya sambil terkekeh kecil.
"Sama-sama tante, ya sudah Assalamualaikum".
Ucapnya pamit dan tak lupa mencium tangan tante tari.
"Waalaikum salam, makasih kuenya...enak sekali".
Pujinya.
"Wahhh...alhamdulillah semoga om suka...dadaaa tante".
Ucapnya senang sambil melambaikan tangan ke arah tante tari dan setelah itu berjalan meninggalkan tante tari sendiri di ruang tamu.
"Gadis yang baik, semoga kelak kamu mendapat jodoh yang baik pula, hanya laki-laki bod*h yang tak bisa mencintaimu dan menjaga berlian yang masih murni seperti kamu nak, apalagi jika sampai menyakiti".
Gumamnya pelan sambil membalas lambaian tangan lila yang saat ini sudah menghilang dibalik pintu rumah tristan.
"Siapa yang bod*h ma?".
Tanya tedy dari arah belakang.
"Ohhh itu, mama bilang hanya laki-laki bod*h jika tidak bisa mencintai lila dan membuang berlian murni".
Ucapnya sambil menengok ke arah sang suami.
Tedy hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dan langsung duduk disofa tak jauh dari istrinya itu.
"Waahhh ada brownis".
Ucapnya saat melihat sepiring brownis yang ada di meja dan langsung mencomot satu.
"Enak".
Komentarnya saat satu suapan telah masuk ke dalam perutnya.
"Ya, enak pa....Itu dari nak lila tadi dan hasil masakannya sendiri".
Beritahu sang istri tentang kedatangan anak dari tetangga rumah putranya.
Sedangkan disisi lain saat lila masih berada di trotoar dan seperti biasa menunggu penjual pentol yang lewat namun kali ini lila sendiri sebab bakal saudaranya itu tengah mempunyai kesibukan, ckk sok sibuk memang😄😄
"Ckkk...mana nih paklek pentolnya, biasanya juga dah datang dari tadi".
Gerutunya sambil menengok kesana dan kemari hingga netra matanya menangkap sebuah kendaraan yang sangat dia kenali beberapa hari ini.
"Ahaa....tak ada paklek pentol tak apalah, om tampan dah datang".
"yeiyy...".
Soraknya saat mobil tersebut mendekat.
Sedangkan orang yang berada dibalik kemudi sedang menyipitkan mata saat melihat seorang gadis kecil yang beberapa hari ini mengganggunya dengan suara cemprengnya, karena tristan sesungguhnya tak menyukai kebisingan.
"Ckkk...ada bocah itu lagi, huft...".
Decaknya malas, ya dia saat ini sedang malas untuk menghadapi gadis yang sialnya menjadi tetangganya itu.
"Ooommmm.....".
Teriaknya dengan penuh keceriaan saat mobil tristan melintas didepannya.
LIKE...LIKE...LIKE...
VOTE DAN BAGI HADIAH YANG BANYAK DONG READERS🤗🤗🤗
😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Mamik Mulyono
lilla cantik menutupi kesedihan dengan keceriaan nya
2023-05-25
0
Lina Susilo
aku doain kamu bucin sama lila tan 😆😆
2022-11-30
0
Devi Handayani
aahhh tristan munaroh dah ga suka tapi nyium nyium..... piye toh mas😏😏😏
2022-11-01
0