HARAP BIJAK DALAM MEMBACA !!!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Dyr... sudah siap PR Matematika?" Dyra mengangguk dan mengeluarkan bukunya.
"Wuih... Sudah siap saja. Aku nyontek lah." Mila pun menyalin PR seperti yang dilakukan Dyra selama ini.
"Jadi ini begini..." Dyra menjelaskan yang dia tahu pada Mila.
"Sudah pintar ya sekarang." Ucap Mila senang melihat kemajuan Dyra.
"Haha... Dia mengajariku jalan termudahnya, makanya aku jadi paham." Ucap Dyra mengingat saat Niko mengajarinya.
"Wah, selain jadi pacar jadi Guru les privat juga. Double untung ya!" Goda Mila.
Seketika kelas yang agak berisik pun hening, sang Guru telah masuk.
"Kumpulkan PR kalian!" Ucap Ibu Guru tegas.
Murid-murid pun mengumpulkan PR yang telah mereka kerjakan.
"Yang nomor 1..." Ibu Guru mengedarkan pandangannya, seperti biasa ia akan mengetes murid-muridnya. Mengetahui sejauh mana murid-muridnya paham akan pelajarannya.
Dyra sengaja melihat ke arah Bu Guru, karena ia sudah paham soal PR itu. Ia tidak akan kesulitan jika ditunjuk untuk mengerjakan di depan kelas.
"Soal nomor 1 kamu, nomor 2 kamu.... nomor 10 kamu." Ibu Guru menunjuk 10 siswa yang akan menjawab 10 soal PR tersebut.
'Kok aku nggak ada?' Dyra kecewa namanya tidak ada ditunjuk Bu Guru. Sang Guru malah menunjuk siswa yang menundukkan kepala.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sore itu Niko membonceng Dyra mengendarai motornya.
"Kita mau ke mana?"
"Kencan!" Jawab Niko melihat Dyra dari spionnya.
Mereka sampai di sebuah kafe dan berjalan masuk setelah memarkirkan motornya. Tampak 2 temannya dengan pasangan mereka.
'Pacar mereka ganti lagi. Dasar Playboy!'
Dyra pun diperkenalkan dengan pasangan baru Rey dan Bram. Para remaja perempuan itu berdandan tidak seusianya. Make up cukup tebal dan juga pakaian mininya itu. Sepertinya begitulah tipe-tipe pacar mereka.
"Sayang mau pesan apa?" Tanya Niko menyodorkan menu. Dyra melihat buku menu sejenak.
"Kamu suka yang mana?" Tanya Dyra melihat Niko yang juga melihatnya.
"Hmm... suka kamu!" Jawaban Niko membuat 2 temannya menunjukkan wajah jijiknya.
"Sempat- sempatnya menggombal!" Ledek Bram melihat kebucinan akut sang teman.
Dyra menunjuk satu menu dan diangguki Niko.
"Kami minggu mau ke pantai. Ikut Dyr?" Ajak Bram.
"Pantai?" Dyra melihat Niko.
"Ntar kalau diizinkan Ayah kami ikut." Jawab Niko santai. Ia harus meminta izin orang tua Dyra.
"Aku nggak mengajakmu!" Ledek Bram.
"Dyra pacarku. Di mana ada dia harus ada aku!" jelas Niko.
Kedua remaja itu berdebat kecil. Membuat yang lain senyum menggeleng.
Niko mengambil bungkus rokok, mengeluarkan sebatang. Lalu menghidupkan mancis untuk membakar pucuk rokok tersebut.
Huft...
Api mancis itu mati karena Dyra menghembusnya.
"Kamu merokok?" Tanya Dyra serius dengan tatapan mebgintimidasi.
"Iya... Tapi nggak sering kok, sekali-kali saja." Jawab Niko akan menghidupkan mancis kembali.
Dyra membisikkan sesuatu pada Niko, membuat lelaki itu tersenyum manis. Sambil menatap Dyra, ia mematikan rokok yang sempat hidup.
"Baiklah, demi kamu!" Ucap Niko senang.
Rey menatap keduanya penuh makna. "Kalian bisik apa?" Tanyanya penasaran.
"Mau tahu saja! Sekarang aku janji nggak akan merokok lagi." Ucap Niko yakin.
"Dyr... Aku dibisiki juga biar nggak merokok lagi!" Ucapan Rey yang langsung mendapat pelototan dari Niko.
"Nggak bisa! Suruh pacarmu itu!" Dengus Niko yang membuat mereka tertawa.
Tak lama makanan datang, mereka melahap sambil mengobrol santai.
"Rey..." Panggil seseorang yang membuat mereka menoleh kearah suara.
"Lia!" Ucap Bram terkejut.
"Rey... kenapa nomorku kamu blokir?" Tanya Lia dengan wajah sendu.
"Siapa kau?" Tanya pacar baru Rey dengan nada sewot.
Bram bingung kenapa Lia mantan pacarnya malah mencari Rey.
"Kau yang siapa?"
"Aku pacarnya!"
"Pacar?" Lia pun memukul- mukul Rey. "Kau harus tanggung jawab, Rey!" Mereka semua terkejut mendengar kata tanggung jawab. Tidak terkecuali Rey nya sendiri. Kini memegang tangan yang memukulinya.
"Tanggung jawab? Aku?" Rey tampak bingung dan menghempas tangan Lia.
"Kau harus bertanggung jawab!" Gadis itu mulai menangis. "A-Aku... Aku hamil!"
"Apa? Rey... jelaskan ini?" Sang pacar baru tidak terima.
"Aku tidak tahu dia. Ia pacarnya Bram. Kenapa minta tanggung jawab padaku?" tanya Rey gusar tidak terima.
"Aku? Aku bahkan nggak pernah niduri dia!" Tangkis Bram langsung yang tidak terima dikatakan menghamili anak orang.
"Eh... sebenarnya kau hamil anak siapa?" Tanya pacarnya Bram. "Kok nggak jelas jadi perempuan!"
Lia mengusap air matanya dan menunjuk Rey.
"Mana mungkin aku? Kau pasti Bram! Dia kan mantan pacarmu!" Lempar Rey menuduh temannya itu.
"Bukan aku! Lagian dia menunjukmu. Kalian yang main di belakangku!" Bram tidak habis pikir.
"Kalian selesaikan urusan dengan perempuan itu. Dasar lelaki buaya!" Ucap pacar Rey dengan marah dan pergi dengan pacar Bram.
"Duduklah dulu... sebenarnya ada apa ceritakan dulu?" Ucap Niko mencoba mencerna keadaan.
Gadis itu duduk dan menceritakan semua. Jika saat dengan Bram, ia berpacaran juga dengan Rey.
"Gila kau Rey! Aku pun kau tikung!" Bram tidak habis pikir bisa-bisanya Rey yang katanya teman berbuat seperti itu.
"Saat aku minta putus dari Bram. Malam itu kami melakukannya. Dan aku hamil sekarang!"
"Jangan sembarangan!!! Kapan aku pernah melakukan itu denganmu?"
"Rey... kau akui! Kita memang pernah melakukannya dan sekarang kau harus bertanggung jawab. Aku hamil anakmu!" Gadis itu menangis terisak-isak.
"Anakku? aku tidak pernah menyentuhmu. Jangan ganggu aku lagi!!!" Rey pun memilih pergi.
"Aku tahu Rey memang playboy. Tapi nggak mungkin ia berani melakukan itu!" Walau kesal Bram masih membela Rey.
"Tapi kami memang melakukannya, Bram! Aku harus bagaimana dengan anak ini?"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
'Siapa yang datang?'
Rey turun dari motor dan memasuki rumah yang sepertinya ada tamu yang datang. Alangkah terkejutnya saat melihat tamunya.
Plak
"Dasar anak kurang ajar!!!" Seorang pria paruh baya menamparnya. Pria itu tampak begitu emosi.
"Apa yang sudah kau lakukan?" Bentaknya pada sang putra.
"Kenapa kau berani menghamili anak orang?"
"Aku tidak menghamili siapa pun." Jawab Rey tenang.
"Rey... Jangan berbohong!" Ucap Lia tidak terima
"Kau harus bertanggung jawab!" Ucap Ayahnya Lia.
"Rey... jujur sama Mami. Kamu pernah niduri Lia?" Tanya Mami dengan wajah sedih. Rey menatap Maminya lalu menatap Lia dengan tatapan tajamnya.
"Aku cuma melakukannya sekali!" Aku Rey akhirnya.
Bugh
Satu bogeman mentah dari Ayahnya Lia mendarat di pipinya. Rey sampai terjungkal.
"Dengar ya Om! Aku hanya sekali menidurinya. Dan dia memang sudah tidak perawan! Lagian saat itu aku juga memakai pengaman. Jadi itu bukan anakku, itu benih orang lain! Dan kalian pasti cuma mau menjebakku!" Ucap Rey dengan tatapan sinisnya mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Rey, Ini anakmu! Aku cuma melakukannya denganmu!" Ucap Lia setengah frustasi.
"Sudah hentikan! Kalian mau berapa? kita selesaikan masalah ini!" Ucap Papinya Bram yang juga sudah pusing dengan tingkah anaknya yang terlampau bebas.
"Tanggung jawab! Rey harus menikahi Lia!"
"Nggak bisa!" Tolak Rey cepat merasa dirugikan jika harus menikahi gadis itu. Lia menangis mendengar penolakan Rey.
"Bukan dengan aku saja. Anak Om pasti melakukan dengan para mantannya. Kenapa aku yang harus bertanggung jawab?"
"Kalian harus menikah! Kau harus tanggung jawab atas perbuatanmu!" Hardik Papi akhirnya. Rey memang sudah melakukan kesalahan.
"Papi!!!" Teriak Rey.
"Kau harus menikahinya! Setelah anak itu lahir baru kita lakukan tes. Jika itu benar anakmu kau harus bertanggung jawab penuh, tapi jika bukan maka Papi sendiri yang akan menuntut mereka!" Ucap sang Papi penuh intimidasi. Ia tidak main-main dengan perkataannya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
ITU AKIBAT KBANYAKN NONTON FILM BF..
2023-01-08
2