Dalam beberapa hari ini Dyra selalu mendapatkan makanan yang diletakkan di laci mejanya. Kadang coklat, roti dan berbagai cemilan dan minuman dalam kemasan. Semuanya diletak tanpa nama pengirim. Dyra sudah bisa menebak, pasti Niko yang meletakkan makanan di lacinya.
Pagi ini Dyra sengaja datang lebih cepat. Berjalan setengah berlari ke kelasnya. Ia ingin tahu apa tebakannya benar. Dan...
Benar dugaannya, ada seorang lelaki meletakkan sesuatu di laci mejanya. Dyra berdiri melihat di depan pintu.
'Tumben dia datang cepat.' Niko meruntuki dirinya yang ketahuan.
Dengan berusaha tenang, Niko berjalan keluar kelas melewati Dyra yang berdiri menatap dirinya.
"Aku... aku ke kelas!" Ucap Niko sekedarnya. Ia sangat bingung mau basa-basi apa dengan gadis itu.
Sama dengan Niko, Dyra juga tampak bingung mau mengatakan apa. Hingga akhirnya ia hanya bisa melihat punggung lelaki itu, yang makin lama makin menjauh darinya.
Seluruh murid SMA ANGKASA berkumpul di lapangan. Semua siswa sudah memakai pakaian olah raga dan begitu juga para guru. Hari ini sekolah akan mengadakan jalan santai, sebagai bentuk kegiatan tahunan sekolah. Dan nanti akan dilanjutkan berbagai pertandingan antar kelas.
Jalan santai sudah dimulai. Rute dari sekolah sampai ke persimpangan jalan. Dan kembali lagi ke sekolah.
"Lihat itu si Bocil sok cantik!: Bisik Dea berjalan tidak jauh dari Dyra dan Mila.
"Niko kayaknya sudah putus sama dia!: Ana mulai menggosip. Mereka tertawa-tawa membahas Dyra.
"Kita kerjai dia! Aku punya ide." Dea menyuruh kedua temannya mendekat lalu membisikkan sesuatu. Mereka bertiga tersenyum sinis.
Sementara dari sisi kanan jalan, Niko terus melihat Dyra yang berjalan di sisi kiri. Ia tersenyum melihat gadis itu berjalan sambil mengobrol dipenuhi canda dan tawa. Rasanya ia ingin juga bisa dekat dan tertawa bersamanya.
"Sana samperin!" Ucap Bram mendorong Niko.
"Apa sih Bram?!" Niko tampak malu mendekati Dyra. Ia tidak punya alasan mendekati Dyra. Ia juga takut Dyra akan menolaknya seperti dulu.
"Ntar keburu ditikung baru tahu!" Ledek Rey yang langsung mendapat tatapan tajam dari Niko.
"Ntah nih... betah jadi pengagum rahasia." Ledek Bram.
Kedua temannya tahu, Niko yang sengaja datang lebih pagi hanya untuk memberikan gadis itu makanan.
"Au..." Dyra terjatuh akibat seseorang berlari dan menyenggol tubuhnya.
"Maaf maaf, aku nggak sengaja." Ucap Kiki dengan memasang wajah bersalah.
"Kami nggak sengaja lho!" Akting Dea pura-pura merasa bersalah.
"Kalian pasti sengaja. Ini jalan santai bukan lomba lari." Mila memarahi mereka sambil membantu Dyra berdiri. "Dyr, kau nggak apa?"
"Kamu nggak apa?"
Dyra menoleh ke arah suara. Ia hanya bisa terpaku saat Niko datang dan langsung membersihkan telapak tangannya yang mengenai aspal jalan. Dea pun melihatnya dengan sinis.
Melihat Dyra dan Niko, Rey dan Bram saling menatap. Dan membawa Dea Cs dan Mila menjauh dari mereka. Agar tidak ada yang mengganggu mereka berdua.
"A-aku nggak apa kok!" Ucap Dyra. Mengedarkan pandangannya mencari Mila yang sudah hilang. Dyra akan lanjut berjalan. Baru beberapa langkah, ia meringis kesakitan memegangi lututnya.
"Kenapa? ada yang luka?" Niko tampak khawatir lalu berjongkok. Ia menaikkan celana training Dyra perlahan. Dan terlihat lutut gadis itu sedikit berdarah.
"Ini harus segera diobati!" Niko mengelap darah dengan ujung kaosnya. Dyra melihat perlakuan Niko yang membuat debaran itu muncul kembali.
"Su-sudah aku nggak apa!" Dyra kembali melanjutkan jalan santainya, dengan langkah yang tertatih.
"Ayo naik!" Ucap Niko menawarkan punggungnya.
"Ng-nggak usah!" Dyra menolak halus.
"Biar cepat diobati lukamu."
Jarak dengan sekolah sudah tidak jauh lagi.
Deg
Deg
Deg
'Dia nggak dengarkan!!!' Batin Dyra menjerit merasakan debaran yang makin kencang itu.
Niko menggendong Dyra di punggungnya. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di punggung Niko. Malu pasti, jadi perhatian siswa lainnya.
"Aku bisa jalan lho!" Bisik Dyra pelan.
"Sudah tenang saja. Kita juga sudah mau sampai." Ucap Niko yang masih kuat menggendong Dyra.
"Ra!" Panggil Niko dengan suara pelan.
"Iya..." Balas Dyra cepat.
Niko menarik nafas dan membuangnya pelan. Rasanya seperti banyak beban.
"Aku suka kamu..." Jujur Niko mengungkapkan perasaannya.
Dyra terdiam mendengar ungkapan perasaan Niko yang tiba-tiba tanpa aba-aba.
"Apa, kamu mau jadi pacarku?" Niko masih menggendong Dyra memasuki gerbang sekolah. Ia akan menggendong Dyra menuju UKS.
"A-aku... aku... aku yang menembakmu sekarang. Dan aku juga menunggu jawabanmu." Keringat jagung membasahi kening Niko. Rasanya begitu sulit mengungkapkan perasaannya.
Niko mendudukkan Dyra di ranjang UKS. Tidak ada dokter di sana.
"Bentar aku cari obat!" Ucap Niko tanpa melihat Dyra. Lelaki itu sangat malu dan gugup.
Setelah ketemu kotak P3K, Niko mengobati luka di lutut Dyra dengan lembut dan hati-hati. Sambil meniupkan pelan, agar salep yang dioleskan cepat kering.
"Sudah... mana lagi yang sakit?" Tanya Niko memberanikan diri menatap Dyra. Rasa gugup sudah menghinggapinya.
"Hah... apa?" Gadis itu tampak salah tingkah karena dari tadi ia terus menatap Niko. "Su-sudah kok. Nggak sakit!"
Mereka saling diam beberapa saat. Mengalihkan pandangan satu sama lain. Juga bergelut dengan pikiran masing-masing.
"Ra, aku mau... jawabanmu sekarang!" Niko menggaruk kepala yang sama sekali tidak gatal. Lalu melihat Dyra yang tampak begitu kaget.
Dyra menunduk meremas tangannya sendiri. Ia juga sangat gugup.
"Ra..." Panggil Niko pelan. Gadis itu mengangkat kepala dan melihat Niko yang menatapnya.
Keduanya saling menatap dalam. Dengan gugup Niko mendekatkan wajahnya. Dekat dan semakin dekat. Hingga kedua benda kenyal itu menempel.
Tet...
Bel berbunyi, Dyra makin canggung dan malu. Ia turun dari ranjang UKS. Langsung kabur meninggalkan Niko sendiri di sana.
Dyra berjalan setengah berlari. Sakit di lututnya seakan menghilang. Yang sakit sekarang debaran jantungnya, yang terus berdebar kencang seakan mau lepas dari tempatnya. Bagaimana cara menetralkan kembali ?
Glek
Glek
Dyra menenggak botol minum hingga airnya habis. Ia seperti sedang berlomba lari.
"Dyr, kenapa itu wajahmu merah? Sakit?" Tanya Yudha penasaran.
"Apa kau sakit?" Mila memegang kening Dyra. Tidak merasakan panas di dahinya.
"Aku tidak apa!"
"Hah? Jangan-jangan!" Mila tersenyum menggoda menatap Dyra yang gugup.
"Jangan-jangan apa, nih? tadi aku lihat lho kau digendong pacarmu!" sambung Yudha membuat Dyra kesal.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Dyra dan Mila berdiri di pinggir lapangan basket. Melihat kelasnya bertanding dengan kelas lain.
"Tadi kalian ngomong apa saja? sudah balikan yah?" Tanya Mila pelan masih dengan jiwa penasarannya.
Dyra diam saja. Ia juga nggak tahu bagaimana kelanjutan hubungan mereka.
"Aww... dingin!" Dyra memegangi pipinya yang ditempelkan botol minuman dingin. Terkejut saat melihat orang yang melakukannya.
"Untuk kamu, sayang." Niko memberikan botol minum itu pada Dyra. Gadis itu menutupi perasaan senangnya mendengar kata sayang.
"Nanti habis ini. Lihat aku tanding basket ya!" Niko menggenggam tangan Dyra. Gadis itu mengangguk pelan dengan wajah yang mendadak memerah.
"Kalian sudah jadian yah?" Mila menatap keduanya sambil senyum.
"Iya. Kami resmi pacaran sekarang!" Ucap Niko senang.
Dyra tersenyum samar. Ia juga merasa senang mendengar perkataan Niko itu.
'Apa begini rasanya jatuh cinta.'
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Alf
semangattt, suka bangettt dehh
2022-02-26
4
Ufuk Timur
Bel nya ngeganggu aja
2022-02-04
1
lim woo
hai kak!! aku mampir nih bawain boom like + favorit nyaa, aku bacanya nyicil yaa!! semangattt!!!
2022-01-12
2