6 - Tidak Mengerti

"Biar ku antar sampai depan rumahmu!"

"Sudah stop di sini saja! Aku jalan kaki saja."

Niko memberhentikan motornya di persimpangan rumah Dyra. Ia membantu melepaskan helm yang dipakai Dyra dan merapikan rambut gadis itu.

"Kamu kirim pesab apa?" Tanya Niko merogoh saku celananya.

"Aku? Oh... yang kelamaan nunggui kamu tadi." Dyra mengeluarkan ponsel dan matanya langsung terbelalak saat membaca pesan itu.

"A-aku nggak ada kirim pesan seperti ini. Pasti tadi kamu kan!" Dyra tidak terima dirinya dikatakan mengirimkan pesan yang isinya tak jelas.

"Ini kan nomormu yang kirim pesan padaku." Niko menunjukkan ponselnya berisi chatan Dyra.

"Yang ini memang aku yang kirim. Sampai sini saja, yang ini aku nggak ada ketik. Sumpah!!!" Dyra menaikkan tangan membentuk tanda V. "Kamu tadi yang sempat pegang ponselku, pasti kamu yang ketik nggak jelas kayak gini!"

"Kenapa jadi nuduh aku?" Ledek Niko dengan wajah menyebalkan.

"Pasti kamu! Untuk apa aku nulis norak begitu. Aku sayang kamu. Itu-"

Cup

Satu kecupan cepat mendarat di pipi Dyra. Membuat hati dan pikiran gadis itu kini terpaku sejenak. Pipinya kembali mulai merona.

"Aku juga sayang kamu." Niko pun segera mengalihkan pandangannya sambil menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal. Ia merasa malu dan gugup jadinya.

"A-aku... aku pulang." Niko kemudian menghidupkan motor dan berlalu pergi.

Sementara Dyra berjalan pelan sambil memegangi pipinya. Kejadian itu bahkan terus menerus memenuhi pikirannya.

'Aku juga sayang kamu. Ngomong apa sih dia?'

"Bunda ngapain?" Tanya Dyra ketika gadis itu telah sampai di depan gerbang rumah. Ia melihat Bunda sedang memindahkan bunga ke halaman rumah.

"Ini bunganya dipindahkan dari pot. Kamu beli di mana bunganya?" Tanya Bunda.

Dyra merasa tidak pernah membeli bunga. "Bunga?"

"Bungkusan yang dalam plastik semalam di atas meja. Itu punya kamu kan?"

Otak Dyra berputar cepat mengingat kembali saat semalam. Ia pun mengingat Niko datang membawa bungkusan. Ternyata dalamnya adalah bunga.

"I-itu dikasih." Dyra berkata jujur memang itu pemberian orang.

"Dikasih siapa?" Bunda menatap curiga.

Dyra langsung menggerakkan tangan tanda tidak. "I-itu dikasih Mila."

Tatapan Bunda masih menunggu penjelasan.

"Waktu lagi jalan, Dyra lihat bunga itu bagus. Terus Mila beli dan dikasih ke Dyra, Bun."

"Oh... Bunda kira dari cowok."

"Nggak lah Bun!"

Sementara di sebuah rumah yang megah. Seorang wanita paruh baya menatap sang putra yang sedang menonton bola dengan tatapan tajam.

"Kamu kan yang bawa mawar putih Mama?"

"Kenapa sih, Ma? Niko lagi nonton lho." Fokus remaja itu menonton sambil memakan keripik singkong.

"Mama kenapa?" Seorang pria paruh baya datang dan bergabung di ruang nonton.

"Ini Pa, Niko mencuri bunga Mama." Adu Mama.

"Untuk apa Niko mencuri bunga Mama? lagian bunga Mama juga banyak lho di taman." Ucap Papa, mengambil toples keripik dari tangan Niko.

"Tapi masalahnya itu kan pemberian Papa lho." Mama menunjukkan wajah sedihnya.

"Ya, sudah... nanti Papa belikan Mama bunga yang banyak." Bujuk Papa.

"Janji yah."

Papa mengangguk membuat wajah Mama bahagia.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Tet....

Bel sekolah berbunyi panjang, tanda waktu belajar mengajar dimulai. Terlihat seorang gadis berlarian menuju kelas. Tampak juga beberapa siswa yang telat.

"Mampus... Ibu itu!" Dyra mempercepat larinya, saat melihat sang Ibu Guru pelajaran pertama keluar dari ruang guru dan akan menuju kelasnya.

Dyra bangun kesiangan lantaran tidak bisa tidur. Pikirannya dipenuhi Niko. Lelaki yang membuat hati dan pikirannya jadi tidak menentu.

Dyra sampai di kelas dan mengeluarkan buku pelajarannya. Nafasnya masih ngosh-ngoshan.

"Dyr, kamu nggak apa?" Mila terlihat khawatir.

"Nggak Mil!"

Ibu Guru memasuki kelas, ruangan yang tadi cukup berisik mendadak hening. Dan tidak lama Bu guru mulai menerangkan pelajaran.

"Jika ada yang tidak mengerti silahkan bertanya." Ucap Bu guru setelah menerangkan angka-angka di papan tulis.

Hening... Tak ada murid yang bersuara. Semua sibuk mencatat.

"Jika tidak ada yang bertanya. Maka Ibu yang akan bertanya!"

Glek

Dyra menelan salivanya dengan susah, tatapan sang guru tertuju padanya. Dengan cepat ia pun mengangkat tangan.

"Kenapa Dyra?"

"I-tu Bu... saya nggak ngerti." Lebih baik Dyra jujur, karena perasannya mengatakan kalau Ibu Guru pasti akan bertanya padanya. Mengingat Guru itu seperti menyimpan dendam kesumat padanya.

"Yang mana kamu nggak ngerti?" Tanya Bu Guru.

"Se-se-semuanya Bu. Saya nggak ngerti, Bu. Ibu dari tadi menjelaskan apa saya juga nggak ngerti, Bu!" Ungkap Dyra jujur bahwa tidak ada satupun yang ia mengerti.

Ibu guru menepuk jidatnya, sementara murid lain menahan senyum.

"Nanti jam istirahat kamu ke ruang guru. Ibu tunggu di sana. Ibu akan mengajarimu sebentar!" Bu Guru mau marah, tapi mau bagaimana kalau muridnya bilang tidak mengerti. Selain harus mengajari ulang.

Saat jam istirahat tiba.

"Mil, temani aku ke ruang guru ya." Ajak Dyra. "Biar kita belajar bareng."

"Nggak deh Dyr! kamu saja yang belajar langsung sama Ibu Itu. Nanti kalau kau sudah pintar baru ajarin aku!" Mila menolak, gadis itu pernah dengar saat Ibu itu mengajar les privat. Sang murid hanya sehari doang diajari les olehnya. Galak, Keras, Tegas, dan cerewetnya minta ampun. Caranya seperti itu mengajar agar sang murid paham dan mengerti pelajaran.

"Ish... Mila pun!" Dengus Dyra kesal.

"Kenapa, Ra?"

Suara itu membuat Dyra tersentak kaget. "Ka-kamu ngapain di sini?" Wajah gadis itu merona melihat Niko dan ia kembali mengingat kecupan singkat di pipinya.

"Aku mau ajak kamu ke kantin."

"Aku mau ke ruang guru sekarang."

"Mau ngapain?"

"Ada urusan."

"Ya sudah... aku antar!"

Sepanjang jalan ke ruang Guru Niko terus menggenggam tangan Dyra. Walau gadis itu memberontak minta dilepaskan, ia tidak peduli.

"Sudah lepas aku mau masuk!"

Niko akhirnya melepaskan tangan Dyra.

"Kamu ada masalah makanya disuruh ke ruang guru?" Niko menatap gadis itu dengan tatapan lembut, membuat Dyra langsung mengalihkan pandangannya.

"Sudah sana!"Dyra pun mendorong Niko menjauh dari depan ruangan guru.

"Kamu nggak mau cerita ya?" Wajah Niko mendadak murung.

"Sudahlah... Aku mau masuk dulu!" Dyra masuk ke ruang guru tanpa memperdulikan ekspresi lelaki itu.

Niko melihat dari jendela, Dyra sedang bicara dengan guru Matematika. Lalu Niko pun pergi dari sana.

"Dyra Dyra... begini saja kamu nggak mengerti!" Ibu Guru menyuruh Dyra duduk.

"Maaf Bu... Ini buku-bukunya!" Rey mengumpulkan buku PR teman sekelasnya. Ia tersenyum melihat Dyra begitupun Dyra tersenyum sejenak.

"Rey... Ibu minta tolong sama kamu, ajarin Dyra sebentar. Ibu mau ke kamar mandi dulu!"

Rey mengangguk dan itu membuat Dyra merasa tidak enak.

"Mana yang tidak kamu mengerti?" Tanyanya seraya duduk di samping Dyra.

"Bi-biar aku tunggu Ibu Guru saja!" Ucap Dyra mendadak gugup.

"Ini yang kamu nggak ngerti?" Rey memperhatikan sejenak soal itu.

"Ini dikalikan..." Rey mengajari dengan perlahan. Ia sabar menjelaskan satu persatu angka-angka itu. Dyra yang canggung dan gugup hanya mengangguk.

"Jadi begini... nggak begitu sulit ternyata!" Dyra tampak senang melihat catatannya. Penjelasan Rey membuatnya sedikit mengerti. "Terima kasih yah."

Rey mengkerutkan keningnya membuat Dyra bingung. "Nggak ada yang Gratis!"

"Hah?" Gadis itu merogoh saku rok nya. "Uangku cuma ini!" Menunjukkan selembar uang berwarna hijau.

Rey tersenyum dan menulis sesuatu lalu menyodorkan padanya.

"Traktir aku." Rey pun bangkit dari duduknya. "Jangan bawa Niko ya!"

Dyra melihat Rey yang keluar dari ruang guru. Ia lalu membaca memo yang tadi diberikan padanya.

"Besok malam jam 7 di Cafe Timur."

.

.

.

Terpopuler

Comments

Aba Bidol

Aba Bidol

Suka banget karya kamu othor 👍

2024-06-02

1

Mina Rasi

Mina Rasi

mau cerita jaman sekolah...
dulu pernah juga kaya Dyra ini. kagum bngt sama seseorang, kakak kelas juga. ganteng, baik, dekat sama guru², apa2 kayak pahlawan, idola bangt, pokoknya idaman bngt. suatu ketika dia ngasih respon sama aku yang asal mula g perduli amat ya aku seneng lah bahagia bngt tapi setelah mulai dekat ternyata oh ternyata dia tidak sebaik dan sesempurna ketika aku belum dekat sama dia. ternyata dia playboy😭 bahkan badboy pernah minta macam² untung pikiranku masih waras heh sejak itu aku g suka lagi sama dia, g pernah lagi kepoin dia g pernah lagi lirik² apalagi kagum sama dia.. uwekk
chapter ini mengingatkan aku masa² itu.

semangat trs nulisnya kak💙

2023-05-16

0

Widi Widurai

Widi Widurai

tikung menikung gaes

2023-01-20

0

lihat semua
Episodes
1 1 - Salah Orang
2 2 - Memberi Kesempatan
3 3 - 6x9=69
4 4 - Seminggu
5 5 - Tukang Gombal
6 6 - Tidak Mengerti
7 7 - Nasi Goreng
8 8 - Putus
9 9 - Mata-Mata
10 10 - First
11 11 - Suka Kamu
12 12 - Love You Too
13 13 - Sakit?
14 14 - Sayang
15 15 - Bibit Unggul
16 16 - Aneh
17 17 - Semanis Gula
18 18 - Ayam Kriuk
19 19 - Masalah Rey
20 20 - Masalah Rey 2
21 21 - Dyra
22 22 - Terima Kasih
23 23 - Surat Cinta
24 24 - Berpaling
25 25 - Hatiku
26 26 - Si Polos
27 27 - Sangat Sulit
28 28 - Kehangatan
29 29 - Tingkah Orang Sakit
30 30 - Malu-malu
31 31 - Saingan
32 32 - Syarat
33 33 - Hari Ke 2
34 34 - Jago akting
35 35 - Ujian
36 36 - Ketemuan
37 37 - Siapa
38 38 - Terserah
39 39 Es Krim
40 40 - Terasa 3 Tahun
41 41 - Bulat Besat
42 42 - Masuk 10 Besar
43 43 - Liburan
44 44 - Six Pack
45 45 - Piknik
46 46 - Bukan Lamaram
47 47 - Iya-iya
48 48 - Jujur
49 49 - Harus 3 Kali
50 50 - Perpisahan
51 51 - Tidak Bertemu Lagi
52 52 - Singkat Cerita
53 53 - Ngomong Sendiri
54 54 - Kepo
55 55 - Deal
56 56- Teh Celup
57 57 - Hadiah
58 58 - Belajar Motor
59 59 - Niko
60 60 - Salah Paham
61 61 - Bekas
62 62 - Mata Suciku
63 63 - Nggak Tanua
64 64 - Lamaran
65 65 - 2 Tahun
66 66 - Sesat
67 67 - Kerja
68 68 - Kok Kamu
69 69 - Mendukungmu
70 70 - Jampi-jampi
71 71 - Rindu
72 72 - Rencana Niko
73 73 - Jangan Tinggalkan Aku
74 74 - Sah
75 75 - Memakanmu
76 PROMO
77 PROMO
Episodes

Updated 77 Episodes

1
1 - Salah Orang
2
2 - Memberi Kesempatan
3
3 - 6x9=69
4
4 - Seminggu
5
5 - Tukang Gombal
6
6 - Tidak Mengerti
7
7 - Nasi Goreng
8
8 - Putus
9
9 - Mata-Mata
10
10 - First
11
11 - Suka Kamu
12
12 - Love You Too
13
13 - Sakit?
14
14 - Sayang
15
15 - Bibit Unggul
16
16 - Aneh
17
17 - Semanis Gula
18
18 - Ayam Kriuk
19
19 - Masalah Rey
20
20 - Masalah Rey 2
21
21 - Dyra
22
22 - Terima Kasih
23
23 - Surat Cinta
24
24 - Berpaling
25
25 - Hatiku
26
26 - Si Polos
27
27 - Sangat Sulit
28
28 - Kehangatan
29
29 - Tingkah Orang Sakit
30
30 - Malu-malu
31
31 - Saingan
32
32 - Syarat
33
33 - Hari Ke 2
34
34 - Jago akting
35
35 - Ujian
36
36 - Ketemuan
37
37 - Siapa
38
38 - Terserah
39
39 Es Krim
40
40 - Terasa 3 Tahun
41
41 - Bulat Besat
42
42 - Masuk 10 Besar
43
43 - Liburan
44
44 - Six Pack
45
45 - Piknik
46
46 - Bukan Lamaram
47
47 - Iya-iya
48
48 - Jujur
49
49 - Harus 3 Kali
50
50 - Perpisahan
51
51 - Tidak Bertemu Lagi
52
52 - Singkat Cerita
53
53 - Ngomong Sendiri
54
54 - Kepo
55
55 - Deal
56
56- Teh Celup
57
57 - Hadiah
58
58 - Belajar Motor
59
59 - Niko
60
60 - Salah Paham
61
61 - Bekas
62
62 - Mata Suciku
63
63 - Nggak Tanua
64
64 - Lamaran
65
65 - 2 Tahun
66
66 - Sesat
67
67 - Kerja
68
68 - Kok Kamu
69
69 - Mendukungmu
70
70 - Jampi-jampi
71
71 - Rindu
72
72 - Rencana Niko
73
73 - Jangan Tinggalkan Aku
74
74 - Sah
75
75 - Memakanmu
76
PROMO
77
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!