Para pendukung ramai memadati pinggir lapangan basket. Mendukung kelas yang bertanding. Pertandingan basket antar kelas berjalan imbang. Masing-masing tim berusaha untuk mencetak angka. Niko melompat melempar bola ke keranjang basket yang berjarak kurang lebih 3 meter itu.
"Ah... Calon suamiku keren sekali! Dari jauh saja bisa mencetak angka!" Seru siswi melihat lemparan Niko yang tepat masuk keranjang.
'Apaan sih ini cewek kegenitan. Apa dia nggak tahu itu pacarku.' Dyra mendongkol, pasalnya rata-rata siswi sekolah ini ternyata fans lelaki yang belum sampai sejam ini resmi menjadi pacarnya. Mereka bersorak semangat mendukung Niko, padahal bukan kelas mereka yang bertanding.
Lebih heboh lagi ketika pertandingan basket dimenangkan oleh kelas Niko. Seperti kelas mereka saja yang menang.
Sementara tampak Niko berdiri di tengah lapangan. Menunjuk dirinya sendiri lalu membuat simbol hati dengan tangannya dan menunjuk Dyra yang menonton. Mengisyaratkan makna mendalam.
"Ahh... Apa dia bilang i love you padaku?" Siswi di samping Dyra yang jadi kepedean. Mengira isyarat itu untuk dirinya.
"Ya ampun... romantisnya si doi!" Mila menyenggol lengan Dyra. Menggoda Dyra yang wajahnya jadi merah dan malu. Padahal tadi masih kesal pada siswi di sampingnya.
"A-apa sih Mila." Gugup melandanya lagi.
"Katanya mereka sudah putus. Kok nggak jadi?!" Ucap Dea yang juga berada tidak jauh dari tempat Dyra berdiri. Gadis itu merasa dongkol dan sebal.
"Kita harus buat mereka putus! Niko itu tercipta untukku. Cuma aku yang pantas jadi pacarnya."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Kita makan dulu baru pulang ya." Niko membantu Dyra memakai helm.
"Ng..."
"Aku lapar lho, sayang." Potong Niko cepat dengan wajah lesu. "Ya?"
Dyra pun mengangguk, Niko mencubit pipi Dyra dengan gemas. Gadis itu menepis pelan tangan Niko. Ia malu para murid melihati mereka.
Niko mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Dari spion lelaki itu melihat wajah Dyra yang melihat sisi kirinya. Niko mengarahkan tangan Dyra yang memegang ujung seragam ke pinggangnya.
"Heh..." Dyra yang kaget langsung menarik tangannya.
"Itu... kamu pegangan, ntar jatuh lho!" Niko tampak salah tingkah.
Dyra mengangguk dan kemudian memegang besi belakang motor. Wajah Niko jadi kecewa, tadinya ia mengira Dyra akan memeluknya. Seperti pasangan-pasangan lainnya. Tapi gadis satu ini terlalu polos dan pemalu.
Mereka sampai di sebuah kafe. Niko memarkirkan motornya dan berjalan masuk menggandeng Dyra. Lalu duduk di salah satu tempat yang kosong.
"Pesan apa?" Tanya Niko membuka buku menu.
"Ini..." Dyra menunjuk satu makanan di buku menu yang dirasa paling murah.
"Ini...?" Tanya Niko merasa tidak yakin. Dyra mengangguk. Lelaki itu pun memesan menu yang sama dengannya.
Tak lama makanan datang. "Ayo, makan." ajak Niko.
Mereka makan dengan perasaan canggung. Niko menatap Dyra begitu gadis itu melihatnya, Ia langsung mengalihkan pandangan ke tempat lain. Begitupun Dyra. Mereka saling curi-curi pandang.
"Oh ya... Waktu itu apa yang diajari Rey?" Niko memulai obrolan agar suasana tidak canggung.
"Memang kamu tahu. Matematika." Ucap Dyra seraya menyedot minuman dinginnya.
"Tahulah." Niko tidak mau kalah dari Rey. "Mana? Biar kulihat!"
Dyra mengeluarkan buku pelajaran Matematikanya. Dan menunjukkan satu soal yang di ajarkan Rey dan cara penyelesaiannya. Niko yang berada di depan Dyra mengkerutkan kening melihat angka-angka itu. Ia tampak berpikir keras.
"Sudah lah... kamu pasti nggak tahu!" Dyra akan menutup bukunya tapi Niko menahan dengan tangannya.
"Aku tahu... jadi ini begini..." Niko memaksa memutar otaknya. Mengingat kembali pelajaran yang pernah dipelajarinya di kelas 1 dulu.
Niko menjelaskan penyelesaian soal itu. Dari depan Dyra memperhatikan. Gadis itu makin bingung karena dari posisinya sekarang angkanya itu terbalik. Nggak terbalik saja ia pusing apalagi terbalik.
Menyadari wajah bingung Dyra, Niko pun pindah duduk di sampingnya. Ada gelenyar aneh merasuki ke duanya. Duduk bersampingan dengan jarak yang cukup dekat.
Niko berusaha mulai fokus. Ia akan mengajari kekasihnya dengan sungguh-sungguh." Ini begini..." Dengan sabar ia mengajari Dyra menyelesaikan soal itu. Menjelaskan satu persatu jalan perhitungan soal tersebut.
Dyra mengangguk saat mulai mengerti jalan perhitungannya. Yang jadi masalahnya sekarang hitung-hitungan Dyra yang ngasal.
"2x3..." Ucap Niko pelan menunjuk angka itu.
"23.." Dengan polos Dyra berucap dan menulis di bukunya. Niko berusaha menahan tawanya, ia tidak mau Dyra ngambek padanya.
"2 nya itu 3 kali. Jadi 2+2+2..." Niko seperti guru TK yang mengajari muridnya dengan menggunakan tangan. "Coba kamu hitung jadinya berapa?"
"Oh 6." Dyra mencoret angka tadi dan mengganti dengan jawaban yang benar.
"Hmm iya... Lanjut lagi 9x4.."
"94.."
Niko menepuk jidatnya. Gadis itu benar-benar asal saja. Asal jawab saja.
"Oh... 9 nya 4x ya." Dyra menghitung dengan tangannya, lalu tambah tangan Niko juga.
"Yah... 9 nya baru 2x, 2x lagi gimana hitungnya?" Wajah Dyra benar-benar polos bertanya pada Niko.
'Astaga... Untung cantik.' Niko tidak bisa bilang.
"Sudahlah... Ntar aku belikan tabel perkalian saja. Aku akan terus mengajarimu sampai bisa. Dan jangan minta siapapun mengajarimu!" Niko menutup buku Dyra dan mewanti-wantinya. Niko tidak rela orang lain melihat wajah polos gadis itu yang begitu menggemaskan.
"Jadi kalau misalnya kita beli eskrim harga 5400, 2 bungkus jadi berapa?"
"10.800.." Jawab Dyra santai sambil memasukkan buku pelajarannya. Niko pun mengangguk pelan.
"Kalau satu harganya 8.000 kita beli 8 jadi berapa?" Tanya Niko lagi mengetes Dyra.
"64.000." Dengan cepat dan tanpa berpikir Dyra menjawab.
"Kalau satu eskrim harga 9.000 kita beli 4 jadi berapa?"
"36.000." Jawab Dyra membuat Niko menarik nafas.
'Apa kalau hitung-hitung uang baru jalan otaknya ?'
"Kenapa? Mau beli eskrim?" Tanya Dyra dengan wajah melas.
Niko mengangguk dan tidak melanjutkan tanya jawabnya itu, yang bisa membuatnya jadi kesal sendiri.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Angin berhembus sedang di sore yang cerah itu. Tampak 2 sejoli duduk di tepi danau buatan yang ada di sebuah taman.
"Mau lagi?" Tanya Niko melihat Dyra menghabiskan es krim coklatnya.
Dyra menggeleng. "Nggak... kamu kok nggak beli?"
"Aku nggak terlalu suka eskrim." Ucap Niko. "Tapi... kalau kamu aku suka."
'Kenapa aku jadi gombal?!' Niko mengalihkan pandangannya, meruntuki ucapannya yang tiba-tiba saja keluar.
Sementara Dyra menahan senyumnya. Gombalan receh Niko cukup membuatnya baper. Mungkin karena efek orang yang disuka yang mengatakannya.
"Dasar tukang gombal! Pasti banyak tuh cewek yang kamu gombali." Ucap Dyra dengan wajah sedikit kesal.
"Aku nggak gombal lho! Kan aku memang benar-benar suka sama kamu." Ungkap Niko sejujurnya. "Kamu?"
"A-aku kenapa?" Ucap Dyra kaget ditanya balik.
"Perasaan kamu gimana sama aku?" Niko ingin tahu.
Dyra tidak tahu mau jawab apa. Apalagi saat kedua mata Niko menatapnya. Ia salah tingkah, bingung, gugup, malu, semuanya jadi satulah.
"Hmm..." Niko masih menatapnya, menunggu gadis itu bicara.
Dyra memberanikan diri menatap Niko. Mata mereka pun saling beradu.
"Aku... a-aku... Aku juga suka kamu."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Novi Yantisuherman
/Facepalm//Facepalm/
emang begitu bang,kalo duit cepet/Joyful/
2024-06-12
0
Mina Rasi
pala lu peyang💩😂
2023-05-16
2
Momo R
knpa jdi gue yg deg2an🤣
2022-08-31
0