Bab. 4

Melihat bagian pertama itu, Jin Lien memilih untuk mempelajari lebih dulu sebelum mempelajari teknik berikutnya.

Melihat hari sudah sore, dia memilih untuk tetap berada di halaman tanpa keluar. Dia dengan tenang melompat ke atap kediamannya dan menghirup udara segar.

Dia ingat, udara di dunia sebelumnya tidak bersih seperti udara saat ini, entah ini kemalangan atau keberuntungan, tapi dia memilih untuk menikmati hidupnya saat ini.

Ingin memperkuat dirinya secepat mungkin untuk mencari kedua orangtuanya yang entah di mana saat ini. Dia hanya berharap keduanya dalam keadaan baik-baik saja.

Memikirkannya, Jin Lien tanpa sadar tertidur di atap. Saat dia tertidur, dia bermimpi melihat seorang pemuda yang wajahnya sangat tidak jelas.

Namun, begitu dia membuka mata, dia tidak mengingat mimpi itu. Melihat sekitar lagi, itu sudah malam.

Jin Lien menghela napas, dan kembali ke kamarnya.

***

Di suatu tempat yang tidak diketahui. Ruangan itu megah dan mewah, ubin lantai terbuat dari giok putih spiritual, ranjang yang terlihat empuk merupakan batu spiritual hangat.

Seorang pria dengan topeng menutupi wajahnya menatap dingin pada bawahan yang tengah berlutut di depannya.

"Ada apa?"

Suara maskulin itu penuh dengan suhu dingin dan jauh, acuh tak acuh dan sombong.

"Lord, Nona Ling meminta pertemuan."

Suhu di sekitar pria itu turun beberapa derajat, dan membuat pengawal yang sedang berlutut berkeringat dingin.

"Raja ini memiliki tugas untukmu. Sebarkan pada dunia, jika raja ini telah memiliki seorang istri, dan siapapun yang datang ke pintu, akan langsung dibunuh."

Bawahan itu tampak tercengang, bertanya dalam hatinya, kapan yang mulia memiliki seorang istri, sedangkan mereka tidak pernah melihat yang mulia menikah dan membawa seorang wanita bersamanya.

Mengetahui apa yang dipikirkan oleh bawahan itu, pria itu semakin dingin.

"Ratuku secara alami unik, sebelum dia memberiku bayi, di manapun dia bersembunyi, Raja ini akan menemukannya. Sekarang kau bisa pergi!"

"Ya, Lord."

Melihat bawahan itu pergi, ada jejak rasa sakit di mata pria itu. Sudah 5 tahun dia menyebarang ke dunia ini, tapi dia tidak mendapatkan kabar apa pun tentang istri kecilnya.

Perang itu mengambil nyawa keduanya dan mereka berhasil membunuh pemimpin dari Kuil Dua Sisi. Saat itu, istri yang menghembuskan napas terakhir di pelukannya tengah hamil bayi kecil mereka.

"Lien kecil, tunggu aku, aku akan menemukanmu."

***

Keesokan harinya, sebelum fajar terbit, Jin Lien telah berada di lapangan latihan di halamannya dan memulai latihan fisik seperti biasa.

Menyelesaikan latihan fisiknya, Jin Lien mulai melatih gerakan pertama dari teknik pedang ilusi 9 bunga.

Setiap gerakan seperti tarian yang begitu memukau dan mempesona, tapi gerakan itu sangat rumit dengan langkah kaki yang tampak tak teratur. Pedang di tangan Jin Lien terus diayunkan membawa penindasan yang kuat.

Semakin tenggelam Jin Lien dalam setiap gerakan, rambat berduri dengan bunga mawar merah perlahan muncul dari bawah kakinya dan menari-nari di sekitar Jin Lien. Begitu Jin Lien membuat gerakan menusuk ke depan, rambat berduri itu langsung menembak ke depan dan ledakan kecil menghancurkan papan target di kejauhan.

Jin Lien berkeringat deras dan terengah-engah, dia mengira gerakan pertama sangat mudah, tapi ternyata itu sangat sulit dan menguras staminanya.

Dia akhirnya tahu, staminanya tidak mencukupi, jadi dia harus melatih kekuatan fisik terlebih dahulu.

Dengan ledakan yang dia hasilkan dari latihan, dia tidak menyangka itu akan menarik perhatian para paman dan kakeknya.

4 sosok saling memandang melihat Jin Lien dalam balutan pakaian latihan dengan keringat deras membanjiri seluruh tubuhnya. Mereka berempat sepakat untuk tidak mengganggu Jin Lien.

Jin Lien yang telah selesai berlatih, kembali ke kamar dan memasuki dimensi lotus. Memanjakan dirinya di kolam air panas, mencuci rambut panjangnya menggunakan shampo aroma melati, bahkan sabun cairnya juga beraroma melati.

Berendam di kolam air panas, kelahan di tubuhnya perlahan rileks dan Jin Lien segera membersihkan diri dan bangkit memakai pakaian.

Kali ini dia memakai hanfu merah dengan warna hitam selutut, celana kain yang dia gunakan adalah celana berwarna merah dan dipadukan dengan sepatu boot hitam di bawah lutut. Rambut panjangnya diikat tinggi menyisakan sedikit poni, dia tidak lupa mengenakan jepit rambut teratai untuk menutupi tingkat kultivasinya.

Untuk menjadi kuat, dia tidak berencana tinggal di kediaman jenderal Qin untuk saat ini, karena dia berencana untuk berlatih di gunung.

Berdiri di depan cermin, dia sangat puas dengan penampilannya saat ini. Wajah itu memang sudah cantik, tanpa makeup pun tetap terlihat segar dan putih tanpa pori-pori.

Mengambil pedangnya, dia berjalan menuju halaman di mana sang kakek berada.

Berdiri di depan kakeknya, Jin Lien tidak gentar dan menatap pria tua itu dengan tenang.

"Kakek, aku akan berlatih di hutan."

Sang kakek tidak berbicara, dia hanya menatap Jin Lien yang berbicara langsung pada poin utama. Tidak ada ucapan membujuk atau bertingkah bayi seperti beberapa hari lalu ketika setiap kali cucu perempuan ini ingin keluar dari kediaman.

Setelah beberapa saat, Qin Yuan menghela napas dan mengangguk.

"Pergilah! Ingat untuk kembali 2 hari sebelum pertandingan dimulai."

"Aku akan berhati-hati dan kembali hidup-hidup untuk mengikuti pertandingan."

Setelah berbicara, Jin Lien berbalik. Dia juga tahu, saat pertandingan nanti, generasi muda dari setiap keluarga yang belajar di akademi semua akan kembali untuk mengikuti pertandingan. Jadi kultivasinya yang hanya di aura merah saat ini tidak cukup.

Meski begitu, dia juga mengerti, tidak ada jalan pintas untuk menjadi kuat. Semua didasarkan pada kerja keras.

Kali ini dia tidak pergi ke hutan obat, tapi dia pergi ke hutan Warcraft. Hutan yang dikenal sebagai tempat tinggal warcraft tingkat rendah sampai tingkat tinggi.

Tentu saja hutan Warcraft ini cukup jauh dari kota kekaisaran, jadi untuk sampai di sana, Jin Lien menunggang kuda miliknya di kediaman jenderal Qin untuk menemani perjalanannya.

Butuh perjalanan 2 hari semalam untuk sampai di hutan Warcraft, jadi Jin Lien menunggang kuda terus menerus, dia hanya akan berhenti ketika dia lelah dan lapar.

Sebenarnya tidak hanya harus menunggang kuda, ada juga pejabat dan bangsawan menggunakan Warcraft sebagai tunggangan, tapi itu tidak mudah didapatkan. Kediaman Jenderal Qin juga memilikinya, tapi nona muda Qin tidak memiliki hak untuk mempunyai Warcraft sebagai tunggangan, jadi dia hanya memiliki seekor kuda hitam yang gagah berani.

Melihat hari sudah hampir gelap, Jin Lien berbisik di telinga kuda itu.

"Da Hei, berhenti di hutan kecil di depan, kita akan beristirahat untuk malam ini."

Da Hei meringkik dan mempercepat untuk memasuki hutan yang dimaksud oleh Jin Lien.

.............

Note:

Pakaian Jin Lien

Terpopuler

Comments

Nf@. Conan 😎

Nf@. Conan 😎

Ehh...
suaminya nggak k hlangan ingatan nya thor

2024-03-26

1

月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙

月亮星星 ( yueliang xingxing )🌟🌙

kyk kuburan baru kmu xiou Lien..serba melati

2024-03-15

0

azka aldric Pratama

azka aldric Pratama

untungnya suaminya ingat ,cb klo sm2 lupa 😌😌😌tambah drama ikan terbang mulai 😜😜😜

2023-12-06

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!