Mawkish Damian
Queenze Agata, itulah namaku, sudah beranjak 23 tahun dan saat ini bekerja di Perusahaan milik kekasihku sendiri.
Saat ini tugasku adalah meminta berkas dari divisi lain.
"Ini buk, bilang sama Pak Damian agar menandatanginya" ujar Daren. Aku mengangguk, tangan kami tak sengaja bersentuhan tapi ya tak masalah sih.
Kan Damian tidak lihat-
"Nona Queenze Agata"
Astaga....kapan tuh bayi ada disini!? Aku menoleh perlahan ke arah Damian, senyum kikuk kuberikan saat melihat ekspresi dingin dan kakunya.
"Saya, Pak Damian" sahutku sopan dan berjalan ke hadapannya. Damian bersidekap dada, heleh Dami.
Sok merajuk, gak kusayang juga kamu guling-guling di lantai
"Kembali ke ruangan anda, sekarang"
Uuu dingin sekali, Damian kalau lagi cemburu makin ganteng loh. Ehe, serius aku tuh "Tapi Pak-"
"Tidak ada tapi, kembali sekarang" Perintahnya mutlak dan aku tak bisa menjelaskan apapun.
Serius, dia benar-benar gamau denger penjelasanku. Yaudalah, mending aku pulang duluan saja, aku segera berjalan melewatinya dengan cepat.
Wajahku ku ekspresikan sedatar mungkin. Lihat saja, aku ngambek dan bakalan blokir nomer kamu Damian.
Lagian, aku tak sengaja nyentuh tangan Daren kamu uda ngambul, dasar bayi gede. Ingin rasanya ku sentil ginjalnya.
Aku segera mengambil ponselku dan memblokir nomer Damian, padahal tadi kulihat nomernya sedang aktif. Pasti dia hendak mengirimkanku pesan.
"Huh, siapa suruh ngambul gajelas" Gerutuku sebal.
Dan yah, aku pulang duluan hari ini dan tak mau menemui Damian. Biar saja dia ngamuk, toh sekarang jika dia ngamuk tak akan ada lagi yang dia bunuh.
...........
Suara langkah kaki yang ringan terdengar, pemilik langkah kaki tersebut adalah Queen sendiri.
Dia memiliki tubuh yang tinggi semampai, berkulit putih bersih, hidung bangirnya, bibir semerah cherry yang indah.
Mata bulat indah bermanik coklat madu, rambut coklat gelap sepunggung yang bergelombang.
Kaki jenjang yang berbalut dengan celana jeans hitam, disertai kaus putih yang dimasukan ke celana. Dan cardigan berwarna cream elegan.
Polesan make up yang tipis, hanya menggunakan blush on di kedua pipi mulus sedikit chubbynya, maskara ringan, eyeliner segari, dan lipstick berwarna merah.
Make up yang sesuai dengan usianya, Queenze berjalan menuju meja makan. Menyapa ramah para peayan yang berlalu-lalang di sekitarnya.
"Selama pagi semua" sapanya hangat, menarik kursi yang bersebelahan dengan sang adik tampannya. Mom dan Dad nya membalas sapaannya dengan penuh kasih.
"Selamat pagi Agata"
"Pagi Princess"
"Pagi bagong"
Queenze melirik sinis Gerald yang tak lain adalah adik kandungnya, usia mereka hanya terpaut 1 tahun saja. "Kamu nih, kakak sendiri dipanggil bagong" tegur Andre selaku Kepala keluarga.
Gerald hanya memberikan senyum mengejeknya pada Queenze. Untung saja Queenze ini penyabar, jadi garpu ditangannya tidak melayang ke wajah tampan Gerald.
"Apa kegiatan kamu hari ini Gerald?" tanya Andini, Sang Ibu rumah tangga.
Gerald mengerutkan dahinya samar, kemudian menjawab "Mau nemui pasien baru. Pindahan dari Jakarta RSJ Center, kasihan sekali sih. Masih muda, ganteng tapi uda gila"
Queenze nampak tertarik mendengar ucapan Gerald "Memangnya dia kenapa?" kepo Queenze.
Gerald memotong daging steak di hotplannya, dan menusuknya dengan garpu. Lalu memasukannya ke dalam mulutnya.
"Pacarnya mati karena terkena tembakannya sendiri" cetus Gerald.
Queenze merasa prihatin, sudah jelas rasa cinta pemuda itu sangat besar pada kekasih mereka. Sampai mental dan batinnya terguncang "Kasihan sekali.." gumam Queenze seraya memasukan potongan wortel ke mulutnya.
"Kayaknya, si Dami kalau nanti kakak putusin, bakalan sama kayak si Alby itu deh. Jadi gila" Celetuk Gerald lagi. Queenze tak menjawab ataupun perduli, lagipula dia tak ada rencana untuk pisah dari Bayi gedenya.
Tidak untuk sekarang sebenarnya, tidak tau ke depannya bagaimana.
"Hubungan kamu dan Dami baik kan?" Tanya Andini, Queenze mengangguk. Tentu saja baik, tak pernah bertengkar terlalu lama, karena pastinya Dami akan merengek dan menangis seharian di rumahnya.
Dan membuat Tante Amira pusing tak terkira.
"Aku uda selesai, berangkat dulu ya Mom, Dad, Rald" Queenze berdiri setelah menyeka bibirnya menggunakan tisu, serta meminum susu hangatnya.
Menyalim kedua orang tuanya, kemudian mengecup singkat pipi kiri Gerald. Kemudian berjalan menuju pintu yang terhubung ke garasi, sebenarnya hubungannya sedang tidak baik.
Damian bertengkar dengannya kemarin, hanya karena masalah selepe. Queenze tak sengaja menyentuh tangan dari Ketua Divisi Lapangan, dan Damian melihat itu.
Dia mengamuk di dalam ruangannya, tak mau mendengarkan penjelasan dari Queenze.
Dia seolah tutup telinga dengan kebenaran yang ada, sampai akhirnya Queenze memilih untuk pulang lebih awal.
Mematikan ponselnya dari semalam, dan belum ada dihidupkannya hingga kini. Queenze masuk ke salah satu mobil sport yang terparkir disana.
"Apa aku lihat dulu ya..takutnya dia kumat" gumam Queenze.
Dia merogoh tas selempangnya dan mengambil ponsel Iphone 12 X Pro ber casing putih bening. Menekan tombol on/off nya dan menunggu beberapa menit.
Sampai ponsel itu hidup kembali, foto dirinya dan Damian yang sedang bermain di Tokyo Disney Land.
Dengan bando telinga kucing di kepala mereka, Damian mencium mesra pelipis Queenze, sedangkan Queenze tersenyum lebar yang manis.
"Aku tuh, gak bisa marah-marah terlalu lama sama kamu.." bisik Queenze seraya mengusap wallpapernya itu.
Sesaat setelah dia menghidupkan data, ribuan pesan masuk ke whatssapnya.
...My Dami💞....
Queen😭
Maaf😭😭
Dami salah Queen, hueeee maaf😭
Queen balas!!
QUEEN!
DAMI NANGIS NIH!
HUAAAAAA QUEEN GAK SAYANG DAMI LAGI!!
Queen...Queen..
Queen..maaf..
Queen Dami mohon...
QUEEN!
Dami janji, Dami gak nakal lagi😂😎
Alamaj salah emot:(
Queen maaf😭
Queen jangan gini dong..
Iya Dami salah..IYA-IYA DAMI SALAH!
Queen maaf ih!
Queenze tersenyum simpul, lucu sekali sih.
Ada ratusan panggilan masuk dari Damian, puluhan dari Mama Damian, belasan dari teman-tan Queenze. Queenze menscroll pesan dari Damian sampai dasarnya.
Dan matanya sedikit membola saat melihat foto yany Dami kirim. Tangan yang berdarah karena bekas sayatan.
...My Dami💞...
Queen lihat.
Darahnya banyak, hihi.
Pesan ity dikirim 20 menit yang lalu, Queenze menggeram kesal dan mengendarai mobilnya keluar garasi.
Dia harus segera ke Rumah Damian karena sepertinya, Bipolar dan Self harmnya sedikit kambuh.
"Aku lupa, kalau Damian itu mantan RSJ. Dia bisa bertindak lebih gila dari ini" Gumam Queenze.
Pegangannya pada stir mengerat, dia..hanya khawatir, jika Damian terus seperti ini.
Queenze tak akan pernah bisa lepas dari kehidupan Damian. Karena itu seolah sudah menjadi takdirnya harus terus berada disebelah Damian.
Tak tau sampai kapan, yang jelas itu lah takdir yang harus Queenze alami, demi kejiwaan Damian.
®^^®
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
lil'sky
Astagaa ditembak😭🙏
2023-04-28
0
Echaniy
sheevaaa 😭😭🥺
2022-03-04
0
Styaningsih Danik
abis baca PREMAN MANJA otwe kesini......
2021-12-26
1