03

Damian tak mau dirawat, dia memilih untuk tetap pergi bekerja. Queenze sudah memaksanya untuk tetap di Rumah, tapi Damian ini tipe Pria gila kerja.

Sakit tak akan menghentikannya untuk tetap pergi ke kantor. Keduanya berjalan dengan tenang di lorong lantai 60.

Seharusnya Queenze berhenti di lantai 59, tapi Damian mengukungnya dan memaksanya ikut ke lantai 60.

"Dami, kerjaan aku masih banyak sayang" bujuk Queenze hati-hati.

Dia bisa menghabiskan sehariannya yang berharga hanya untuk duduk dipangkuan Damian.

Pekerjaannya terbengkalai, memang sih Damian melarangnya untuk bekerja disini.

Damian meminta Queenze di rumah saja, belajar jadi istri yang baik.

Tapi sedari SMA Queenze terbiasa bekerja, jadi dia tak akan betah jika hanya berdiam diri di rumah. Damian berhenti berjalan dan menatap Queenze.

"Kamu jagain aku, aku kan lagi sakit" rengek Damian seraya mendusel di bahu Queenze, kemudian berdiri lagi dengan tegak.

Queenze menghela napas panjang, Damian imut sih. Tapi wajahnya terlalu macho.

Rahang yang tegas, alis rapi yang tebal, hidung mancung bagai perosotan, bibi tebal yang merah merekah.

Mata bermanik hitam pekat yang akan berbentuk bulat sabit disaat Damian tersenyum.

Dan rambut hitam lebatnya yang sangat nikmat untuk dijambak.

"Kamu kan uda aku suruh istirahat, kamunya aja yang maksa" gumam Queenze.

Damian merengut sebal, dia tak suka saat Queenze sensi seperti ini. Pasti lagi datang bulan.

"Kamu mah, bukannya aku disayang-sayang, malah dimarahin. Sedih aku tuh" rajuk Damian dramatis, Queenze mendengus geli dan memberikan 1 ciuman manis di pipi Damian.

Damian terpaku, pipinya merona dan dengan indahnya senyum manisnya terbentuk.

Matanya membentuk eye smile yang menawan. "Makasih sayang" bisiknya lembut seraya memberikan ciuman balasan di dahi Queenze.

Queenze mengangguk, mereka kembali berjalan bersama menuju ruangan Damian.

"Dami, kamu ada meeting 10 menit lagi" Ucap Queenze setelah memeriksa jadwal Damian.

Damian mengangguk, rangkulannya di pinggang Queenze mengerat. Dilihat dari sisi manapun, keduanya sangat serasi sekali, benar-benar pasangan yang menakjubkan.

Siapapun yang melihat mereka, akan merasakan rasa iri yang mendalam. Betapa goals sekali hubungan keduanya, padahal kenyataannya tak se goals yang mereka bayangkan.

...........

Ruang meeting terasa menyesakan, meeting bersama Laby's Corp tak berjalan lancar. Pasalnya Karyawan Damian yang bertugas untuk menyiapkan meeting, berganti.

Sehingga File yang sudah disusun dari jauh-jauh hari harus hilang.

Dan kerja sama yang hendak dijalin bersama Laby's Corp gagal.

"Nampaknya, Tuan Damian yang terhormat terlalu santai. Sampai tidak tau, jika file sepenting itu hilang"

Ucapan sinis dari Ceo Laby's Corp membuat harga diri Damian jatuh, apalagi Ceonya adalah wanita.

"Maafkan atas keteledoran kami, tapi hendaknya anda tak berbicara seperti itu Nona Arini" ungkap Damian berusaha tenang.

Padahal di dalam hatinya ingin sekali mencekik wanita itu. Queenze menenangkan Damian yang hampir emosi, sedangkan sekretaris Arini juga turut menenangkannya.

"K-kak Arini, jangan marah-marah Kak. Ingat kakak lagi hamil" bisik pemuda tampan yang imut di sebelah wanita tadi.

Wanita itu mendongak dan menunjukan wajah cemberutnya pada sang Sekretaris.

Dia berdiri, dan langsung memeluk Sekretarisnya. Tak perduli dengan karyawan D'S Corp yang masih ada di ruangan itu.

"Sean~aku mau pulang. gendong" rengeknya manja.

Pemuda yang dipanggil Sean itu tersenyum lembut, dan menggendong koala Istri cantiknya itu. Kemudian pamit.

"Maafkan perkataan bos saya, kami undur diri. Semoga dilain kesempatan kita bisa saling bekerja sama Pak Damian" pamitnya sopan.

Kemudian berjalan menuju pintu, para karyawan masih bisa mendengar gerutuan yang wanita di gendongan itu keluarkan.

"Aku mau makan puding, buatin ya" Mintanya lagi pada pemuda tadi.

Pemuda itu mencium pipi gembul wanita di gendongannya dengan lembut.

"Iya Kak, Sean buatin apapun yang kakak mau" Balasnya lembut sekali.

"Hihi, makasih suamiku~"

"Sama-sama...istriku.."

Pemandangan indah, disaat pemuda tadi merona saat mengatakan kalimat Istri. Nampak masih malu-malu dia tuh.

Setelah 2 sejoli itu keluar dari ruang meeting, hawa membunuh semakin pekat terasa. Mereka memandang takut ke arah Damian yang terlihat gelap dan suram.

Para karyawan tak ada yang beranjak dan bersuara satupun. "Maaf Pak" ujar salah satu karyawan yang memberanikan dirinya.

Damian menggeram emosi, dia menggebrak meja di hadapannya.

Brak!

"APANYA YANG MAAF!! BERESKAN SEGALA KEKACAUAN INI ATAU KALIAN SEMUA KU PECAT!!" teriak marah lalu beranjak pergi dari ruang Meeting dengan aura yang menyeramkan.

"Maafkan Pak Damian ya, dia sedang dalam mood yang buruk, dan juga dia kurang sehat hari ini" ucap Queenze lembut.

Karyawan menatapnya haru sekaligus segan.

"Ini juga salah kami Buk" tak enak hati yang lainnya.

Queenze tersenyum lembut lalu berujar.

"Bukan salah kalian kok, setiap manusia pasti punya kesalahan. Wajar saja ada masalah, kalau begitu saya permisi ya" Queenze kemudian menyusul langkah Damian.

"Betapa malaikatnya Buk Queenze, beruntung yang jadi sekretaris Pak Damian itu Buk Queenze. yakan semua" ucap salah satu karyawan Divisi keuangan.

"Ya kau benar, Buk Queenze bagaikan malaikat yang berada di sebelah Iblis" Mereka terlalu asik menggibahi Ceo sendiri

...........

Suara langkah kaki yang terasa membunuh, terdengar selama perjalanan mereka berdua menuju ruang CEO.

Damian membuka kasar pintu, dan masuk.

Dengan helaan napas kesal yang keluar, Damian menghempaskan tubuh tegapnya di kursi, lalu menatap Queenze yang berdiri di sebrang mejanya.

"Queenze..." cicitnya takut.

"Ada apa Damian?" sahut Queenze dengan lembut disertai senyuman manisnya.

"Kemari...Aku..pingin peluk" ucap Damian pelan, takut Queenze menolaknya karena dia ingat.

Jika Queenze selaku kekasih yang sangat dicintainya itu tidak suka pria pemarah dan bersumbu pendek.

Namun sialnya Damian adalah pria dengan tempramen yang buruk dan juga.

"Hiks..Queen gamau peluk Dami lagi"

Dia pria manja yang cengeng, dibalik wajah dingin dan angkuhnya, Damian tak ayal adalah pria yang manja.

Apalagi jika berhubungan dengan kekasih malaikatnya itu, melihat Damian mulai menitihkan air matanya, membuat Queenze hanya bisa menghela napas, lalu berjalan ke arahnya.

Memeluk erat seraya mengelus rambut hitam lebatnya.

"Apa yang aku katakan tentang pria pemarah" Ucap Queenze pelan namun Damian tau kalau gadisnya ini sedang menahan emosi untuk tidak memarahinya balik.

Ditambah datang bulan yang memperkeruh suasana.

"Kamu..hiks..kamu tidak suka pria pemarah.." Isak Damian terbata seraya mengusak wajahnya di daerah perut rata Queenze.

"Dan siapa tadi yang marah-marah" Ucap Queenze lagi membuat volume suara tangisan Damian bertambah.

"Aku sedang bertanya Dami"Ucap Queenze lagi.

"Hiks...Dami...hiks..tadi...Dami..hiks yang marah..marah.." isak Damian terbata.

Queenze menghela napas lalu mengangkat wajah kekasih tampannya dari perutnya, dan melihat jika wajah tampan itu sudah memerah dan dipenuhi air mata.

Queenze mengusap lembut air mata yang turun dari manik hitam Damian.

"Berarti Queenze gak suka sama Dami, karena Dami tadi marah-marah" Ucap Queenze yang bermaksud untuk bercanda.

Namun dianggap serius oleh Damian, dan kini Damian kembali menangis dengan kuatnya, untung pintu sudah dikunci dan ruangan ini kedap suara.

Queenze tertawa pelan melihat wajah yang tadinya dingin datar dan angkuh kini menangis seperti anak kecil yang ditinggal ibunya pergi ke pasar

"Haha, aku bercanda sayang, sudah jangan menangis dan ingat jangan diulangi lagi. Tidak semua orang sempurna dan tidak membuat kesalahan, jadi wajar jika tadi ada masalah. Lain kali jangan seperti itu ya" jelas Queenze memberi pengertian kepada kekasih manjanya ini.

Dan dijawab dengan anggukan. "Baik Queenze, Dami ngaku salah." lirihnya melas.

Damian mendongak, menatap Queenze dari posisinya, Bibirnya melengkung ke bawah disertai tatapan sedih bagai anak anjing dijalan.

Queenze gemas, dengan segera melayangkan ciuman di seluruh wajah Damian. Betapa dia sayang pada pria ini, tapi hatinya masih ragu jika dia mencintai Damian.

Semoga dia bisa mencintai Damian, sebelum semuanya selesai.

®^^©

Bersambung

Terpopuler

Comments

Iky Rizky

Iky Rizky

Ada visualnya Damian gk tor??? Penasaran dech...

2021-12-24

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!