08

Queenze sedikit bingung, semenjak ditinggal berdua 2 hari yang lalu, sikap dan sifat Damian berubah. Dia jadi lebih pendiam dan jarang minta *****.

Terkadang saat Queenze mengajaknya untuk bermanja, Damian menolaknya dengan terpaksa.

Awalnya dia tersenyum lebar diserta tatapan berbinar, namun tak lama bibirnya akan melengkung ke bawah dan berkata.

"M-maaf Queen, Dami lagi berusaha untuk mandiri" Dengan kepala yang ditundukan dalam, dan suara yang bergetar.

Lalu dia akan berlari naik ke lantai 2 dan mengurung diri di kamar.

Saat di kantor Damian akan menyibukan dirinya sendiri.

Berusaha tak melibatkan Queenze, saat ada rapat keluar kantor dia akan membawa Jerome bersamanya.

Queenze bahkan berfikir agak gila. "Apa Jerome memakai pelet? Kok Damian sama dia mulu sih" Gerutu Queenze.

Saat ini dia tengah berjalan menaiki anak tangga darurat, ada di lantai 48 menuju 49. Dua hari tak mendengar rengekan dan tangisa manja Damian membuat Queenze rindu.

"Aaaa, kangen Dami" Desah Queenze dengan sedikit rengekan, dia mau peluk badan Daminya, mau ndusel di dada bidangnya, mau cium bibir ranumnya.

Pokoknya Queenze mau Damian!!. Queenze mendesah berat dan sampai di tikungam menuju anak tangga lantai 49.

Matanya melihat ada seorang gadis tengah duduk di anak tangga teratas.

Dengan kedua lutut yang ditekuk, kepala yang disembunyikan di lipatan kakinya, membuat rambut hitam panjang terurai sampai ke lantai.

Seketika bulu kuduk Queenze naik, dia mengelus tengkuknya yang terasa dingin.

Dengan cepat Queenze melangkah dan berusaha mengabaikan gadis itu.

Saat 2 anak tangga terakhir hendak dia pijak.

Tawa melengking terdengar dan gadis tadi langsung berdiri menghadang Queenze.

"Hih!! Setan" Queenze panik, dia langsung berlari turun ke bawah. Melepas asal high heels dan berlari sekencang yang dia bisa.

"HIHIHI AHAHAHAHAHAHA, KAU AKAN MATI QUEEN AHAHAHAHAH"

"ENGGAK! AKU BELUM NIKAH SAMA DAMI! SIALAN! PENYAKIT AKU UDA MAU SEMBUH, TAPI KENAPA DEMIT MALAH MUNCUL!!" jeritannya

menggema bersahutan.

Napas Queenze sudah mulai tersenggal, kenapa dia tak kunjung sampai di lantai 1 sih.

Sesak sudah napas Queenze saat ini, setannya malah terbang ngejer dia dibelakang lagi.

"HIHIHI, INI SEMUA SALAH PACARMU! DIA SUDAH MEMBUNUH KU! SEBAGAI BALASANNYA AKU AKAN MEMBUNUHMU! AHHAHAHAHA"

"SAKAREPMU!!" Teriak Queenze lagi.

Roh itu terbang mendahului Queenze dan menghadangnya. Sial bagi Queenze karena kakinya kepelekok dan tubuhnya condong ke depan.

"DEMIT SIALAN!!" Raung Queenze sebelum akhirnya jatuh terguling dari tangga.

Raungan itu menggema di tangga darurat, tapi yang anehnya.

"Dimana Queenze?"

Damian tiba-tiba menanyakan hal itu pada Jerome. "Ha? Mana saya tau." Ketus Jerome.

Jerome sedikit kesal karena tak punya kesempatan untuk mendekati Queenze.

Alasannya ya karena Damian memberikannya tugas segunung. Dan menahannya di ruangan Damian selama 2 hari belakangan ini.

"Betewe Pak," Damian mendongak dan menatap Jerome dengan pandangam bertanya.

"Apaan?" Jerome berdehem sebentar, dia punya firasat buruk saat ini.

Apalagi roh gadis berdendam itu tak terlihat di belakang Damian. "Gadis itu gak kelihatan di belakang Bapak, saya khawatir jika dia saat ini mengikuti-"

BRAK!

Keduanya sontak menoleh begitu pintu digebrak dengan kuatnya. Seorang pria dari Divisi 5 nampak ngos-ngosan dan berkeringat banyak.

"Dasar tidak so-"

"BUK QUEENZE JATUH DARI TANGGA PAK!!"

BRAK!

"APA!?"

Sepertinya kali ini, Damian tak bisa menjauhi Queenze.

Karena demit bgst itu tetap aja ngejer Queenze walaupun Damian uda hidup-hidupan buat ngejauhi pujaan hati dan sumber nutrisinya.

"KURANG AJAR!! KAU BAKALAN MATI 2 KALI SETAN!!"

Jerome tak mau berlama-lama lagi, Damian masih shock. Dia segera berlari keluar dari ruangan menuju tempat yang dituju.

Nampaknya Jerome harus bekerja sama dengan bos manja itu, demi melindungi Buk Queenze tercintanya.

..........

Damian berlari dengan cepat menuju unit kesehatan yang ada di kantornya. Panik melanda saat mendengar kabar bahwa kekasih cantiknya itu jatuh dari tangga.

"Kok bisa jatuh sih" keluhnya heran, dia dengan segera membuka pintu ruang kesehatan dan berjalan cepat menuju ranjang yang Queenze tempati.

Wanita cantik itu sudah sadar, hanya ada luka di dahinya. Mendengar langkah kaki membuat Queenze segera menoleh "Queen, kamu baik-baik aja!?" seru Damian seketika.

Tapi, bukan jawaban lembut seperti biasa yang dia dengar, melainkan pekikan kuat yang menusuk relung hatinya. "Pergi kau!! Menjauh!! Jangan mendekatiku!" jerit Queenze takut.

Dia mundur dan merapat di dinding, memandang takut Damian yang sudah membatu di tempatnya berdiri. Queenze....takut...padanya?.

Kedua tungkainya melemas seketika, tangannya bergetar pelan. Tapi Damian segera mengepalkan kedua tangannya, untuk menguatkan diri bahwa ini bukan masalah.

"Queen istirahat, jangan banyak gerak" bujuk Damian lembut, dia kembali mendekat. Tapi pekikan yang Queenze keluarkan untuk kedua kalinya membuat Damian tak berkutik.

"Jangan dekati aku!! Kau pembunuh!"

Hatinya serasa diremat sampai hancur, kerongkongannya terasa berat begitu juga dengan dadanya. Oksigen seakan terhalang untuk masuk.

"Q-Queen jangan bercanda deh, ha..haha..Queen..kamu takut sama aku.."

Damian berusaha kuat, dia berusaha menahan air matanya. Queenze sendiri menatap nyalang Damian, dia dipenuhi ketakutan dan kemarahan yang besar.

"Menjauh! MENJAUH!! MENJAUH KAU MENJAUH!!" jeritan Queenze masih terdengar.

Dia benar-benar takut, kenyataan bahwa Damian pernah membunuh orang. Dan orang yang sudah koid itu malah balas dendam padanya.

Air matanya sudah tergenang, sekali Damian berbicara maka air mata itu akan jatuh. Bibirnya bergetar, Damian jatuh berlutut di lantai karena kedua kakinya lemas sekali.

Dengan ngenesnya dia mendongak, menatap pilu Queenze. "Q-queen..hiks...Queen takut sama Dami...hiks...maafin Dami..huhuuuu Queen jangan takut..hiks..Dami gak nakal lagi..hiks..enggak Queen enggak.." Isak Damian memohon.

Dia kembali mendekat menggunakan kedua dengkulnya. Memegang erat besi pinggiran kasur yang Queenze tempati, matanya benar-benar terlihat putus asa dan takut.

"Gak! Menjauh dariku!! kau menjauh!! Jangan temui aku atau bicara padaku!! KELUAR!!" Seru Queenze marah. Dia tak mempan dengan air mata dan permohonan Damian.

Damian menguatkan tangisannya, ini benar-benar mimpi buruk yang ditakutinya selama ini.

"Huaaaaaaa Queen jangan gitu..hiks..Huaaaaaaa Dami gamau dibuang..hiks..gamau-gamau! Huaaaaa Queen maafin Damiiii" tangisannya menguat.

Dia berulang kali mengusap air matanya, dia menangis seperti anak kecil.

"Huhuuu...Queen..hiks..Queen Dami gamau keluar..hiks..uhuk! Hiks..Dami mau disini sama Queen..hiks..uhuk! Hueeek!!"

Kan muntah dah.

Queenze yang mendengar suara huek dari Damian lantas menoleh, menatap tak percaya Damian yang memuntahkan cairan seperti kopi. Lantai sudah kotor, tapi Damian masih menangis.

"Huhuuuuu..hiks..Queen maafin Dami..hiks..uhuk!..huhuuuuu Queen maaf." Dia masih melanjutkan tangisnya dengan sisa muntahan yang menetes di sudut bibirnya.

Damian meremat ujung jas hitamnya "Kan! Kamu tuh gak suka kopi tapi sok-sok an minum kopi! Lihat jadinya muntahkan!!" Queenze berseru kesal kemudian turun dari kasur.

Mengambil kain lap di sudur ruangan, dan membersihkan muntahan Damian. Damian terisak sambil menatap melas Queenze.

"Hiks..Queen..Huhuuu maafin Dami..hiks..maaf" Isaknya lagi.

Queenze tak menjawab, dia menyeka sisa muntahan Damian dengan tangannya. Dan melapkannya di kain tadi, baru setelahnya dia menyeka air mata Damian.

"Udalah diam, jangan nangis lagi. Ntar kamu muntah" Ketus Queenze seraya mengelus kepala Damian.

"He..eum.." Gumam Damian sambil mengangguk, dia bergerak perlahan untuk memeluk Queenze. "Heh nak ayam, siapa suruh meluk-meluk!" Ketus Queenze.

Kedua tangan Damian tertahan di udara belakang punggung Queenze. Seketika bibirnya berkedut dan air mata kembali jatuh.

"Huaaaaaaaa Queen belum maafin Damiiiiii Huaaaaaaaaaaaa" Damian nangis lagi.

Queenze mendengus sebal, tatapannya jatuh pada Jerome yang menatapnya khawatir "Buk Queen-"

"Apa!?" Queenze nyolot, dia menatap emosi pada Jerome. Ini semua gara-gara pelet Jerome sialan itu.

Jerome tersentak, dia berbalik.

"Garangnye..macam kak ros.." bisik Jerome.

Dia tak mau berurusan dengan Queenze yang seperti ini. Bisa-bisa nyawanya terbang ke langit.

®^^®

Bersambung

Terpopuler

Comments

Onic,_,

Onic,_,

tercinta ga tuh

2022-03-18

0

Iky Rizky

Iky Rizky

Duch,,, jdi ketawa baca partJerome... 😂😂😂

2021-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!