06

Suasana ramai nan berisik terdengar di sekitaram Mall, seharusnya hanya Queen saja yang pergi, tapi Dami merengek tanpa henti untuk ikut dengannya.

Jadinya dengan sweater biru couple yang mereka pakai, keduanya pergi ke Mall.

Menjadi pemandangan romantis, apalagi visual keduanya tak bisa dianggap remeh.

"Kita mau ngapain sih?" keluh Dami, tangannya senantiasa menggenggam erat tangan Queenze.

Queenze tak menjawab dan malah membawanya masuk ke dalam toko perlengkapan bayi.

"Mbak, saya mau cari dot bayi yang ukurannya besar. Karetnya yang kuat ya kalau digigit" Queen berkata seperti itu begitu pegawai toko mendatanginya.

Dami yang sadar jika Dot yang Queenze maksud itu untuknya, lantas mencebikan bibirnya.

"Aku gamau" gerutunya sebal. Queenze kembali mengabaikannya dan berjalan menuju koleksi sepatu bayi.

Dia terlihat tertarik, "Kamu mau beli itu?" Tanya Dami.

Queenze mengangguk seraya mengambil sepasang sepatu berwarna pink dan melihatnya lebih dekat.

"Ambil aja, untuk anak kita nanti" ucap Dami lembut.

Queenze melebarkan senyumnya, tapi senyum itu langsung hilang. Dia kembali meletakan sepatu itu ke tempatnya.

"Gausah deh, nanti aja" Ujar Queenze. Damian curiga, tapi dia tak mau menyulut emosi kekasihnya itu. Jadi lebih baik dia diaaaam.

Damian mengecup singkat pucuk kepala Queenze, dan merangkul bahunya.

"Nanti kita beli sepatu dan baju yang lucu-lucu. Terus kita cetak anak sebanyak keluarga Harvy temen aku punya. Anaknya ada 22 asal kamu tau hoho" Oceh Damian.

Queenze hanya tertawa pelan, dia tak mau menghancurkan harapan Damian.

Jadi sebisa mungkin dia berakting seakan dia akan mewujudkan keinginan Damian.

"Nona, ini dotnya" Queenze berbalik dan menerima dot itu, membalikan dan menelisik bentuk dan kekuatan dot itu.

Dot ini harus tahan banting, tahan gigit dan tahan emosi.

Karena yang make adalah bayi besar yang pemarah dan pemboros air mata.

"Bungkus mbak, saya ambil" titah Queenze tenang. Pegawai itu mengangguk senang, dot yang dia berikan adalah yang termahal dan terbagus.

Dia berhasil menjualnya, berarti nanti dia bisa dapat tips dari boznya ahay.

"Aku gamau" ketus Damian.

"Yaudah, aku gamau sayang kamu lagi" Balas Queenze tak acuh. Damian merengut sebal dan menghentakan kakinya ke lantai putih di bawahnya.

Gak di sayang lagi!? Damian kehilangan akal sehatnya dong kalau gitu.

"Jahat kamu, gak laik aku" rajuk Damian.

Queenze mengedikan bahunya dan membayar ke kasir, setelahnya mengambil papar bag berisikan dot.

"Bagus, aku bisa cari bayi lain yang nurut sama aku" cetus Queenze santai dan berjalan keluar.

Damian pucat, dia segera menyusul dan memeluk Queenze dari belakang.

Langsung menyerukan kepalanya di leher Queenze, bahunya gemetar.

"J-jangan...m-maaf aku n-nakal.." lirih Damian gemetar, dia takut mendengar jika Queenze akan mencari bayi lain.

Queenze mengelus kepala Damian.

"Makannya nurut, ayo ke Mcd, aku lapar" Damian melepas pelukannya dan mengusap ujung matanya yang berair, dia merangkul bahu Queenze dan mereka berjalan kembali.

Ucapan Queenze tentang mencari bayi lain terus mengusik Damian, Queenze gak benar-benar mau cari yang lainkan!?.

Queenze gak bakal ninggalin Dami kan?.

"Queen.."

"Ya?"

"Kamu..gabakal ninggalin aku kan?"

"Enggak,"

Enggak di dunia, gatau kalau tiba-tiba aku mati-Batin Queenze.

Damian mencium pucuk kepala Queenze lama, jawaban Queenze tak menenangkan hatinya yang kacau saat ini.

...........

Setelah puas berkeliling dan makan, dan belanja.

Mereka pulang dengan keadaan yang sama-sama capek, mereka tidak pulang ke rumah utama. Melainkan ke Penthouse milik Damian.

Damian menenteng 4 paper bag berisi belanjaan Queenze, yang rata-rata isinya adalah makanan.

"Taruh di dapur" perintah Queenze.

Damian mengangguk patuh dan berjalan menuju dapur.

Lalu meletakan paper bag itu di meja bar, sedangkan Queenze duduk bersantai di sofa dengan chitato di tangannya.

Queenze menekan tombol remote dan berulang kali mengganti channel. Damian duduk di sebelahnya dan langsung rebahan di paha Queenze.

Menatap penuh binar wajah cantik kekasihnya.

"Sayang" Panggil Damian. Queenze berdehem sebagai jawaban, dan tentu saja Damian tak puas dengan itu.

Dia memasukan tangan kanannya ke dalam sweater Queenze, dan merambat ke bra di dalam sana. Queenze melirik Damian sekilas.

"Gak ada itu siang-siang." jawabnya singkat.

Damian mengerucut sebal, dan kembali menarik tangannya. Dia memilin ujung sweater Queenze, dan memasukannya ke dalam mulutnya.

Menggigitnya dan menariknya.

"Nyaaan..nyannn.." Begitulah suara yang terdengar dari gigitan Damian.

Queenze mengedikan bahunya, dia mengelus kepala Damian. Membuat si empunya menggeram pelan keenakan. Lucu sekali, seperti kucing saja.

Tak ada yang bersuara, mereka menikmati momen berdua tanpa ada kata-kata lain yang keluar.

Damian melepas gigitannya, giginya gatal dan ingin menggigit sesuatu saat ini.

"Queen, ada permen gak?" Tanya Damian. Queenze menunduk dan berfikir.

Kemudian merogoh saku celananya dan memberikan 2 bungkus permen Milkyta strowbery pada Damian.

Damian mengambil permen dan langsung membukanya, lalu memakannya.

Menghisapnya, menjilatnya, dan menggigitnya. Sampai sari susunya terasa di tenggorokan Damian.

Setelah habis, Damian kembali menggigit ujung sweater Queenze, seraya memeluk pinggang rampingnya.

"Hueen.." Panggilnya tak jelas.

"Heum?" Queenze menantikan apa yang ingin Damian katakan.

"Hai yove yu" ucap Damian tak jelas, karena dia masih menggigiti sweater Queenze.

Tapi hebatnya Queenze bisa tau apa maksud ucapan Damian.

Dia menunduk dan mencium sekilas pipi tembeb Damian, beruntung mereka sedang cuti sehari.

"I love you too Dami" bisik Queenze lembut. Damian tersenyum manis, matanya sampai membentuk bulat sabit yang indah.

Senyuman yang hanya Queenze saja yang tau, hanya Queenze dan memang hanya dia saja yang bisa melihatnya.

Reward spesial yang Damian berikan pada Queenze, senyum menawannya yang dapat memikat puluhan hati wanita manapun yang melihatnya.

Sesaat Queenze lupa diri. Dia kembali teringat dengan pesan yang Dokternya katakan 3 pekan yang lalu.

...Dokter Risia....

Jangan kecapekan.

Ingat, tubuh kamu itu lemah.

Queenze hanya berharap, jika waktu yang dia punya cukup sampai ulang tahun Damian 1 minggu lagi. Semoga saja, dia bisa memberikan hadia terakhir pada Damian.

Sebelum kepergiannya yang pasti akan menyakiti hati lembut Pria kesayangannya itu. "I love you so much Dami...i love you.." Bisik Queenze.

Dia akan memberikan kenangan terbaik pada Damian, kenangan indah yang akan selalu Damian ingat. Queense mengelus kepala Damian kembali.

Senyum teduh terbentuk, Queenze hanya tak tau. Jika saat ini Damian mati-matian menahan air matanya.

Menahan isakan yang bisa saja keluar dari sela bibirnya, dia hanya menahan sesak didadanya.

Sesak menyadari apa yang sudah Queenze sembunyikan darinya, kenapa Queenze tak mau mengatakannya langsung, kenapa harus Damian tau sendiri.

®^^©

Bersambung

Terpopuler

Comments

Iky Rizky

Iky Rizky

Sakit apakah Queen??

2021-12-24

0

IThinkThatILoveYou

IThinkThatILoveYou

entah kenapa aku malah berharap queen benar² akan mati, mau lihat gmana jadi damiannya. apakah akan gila? ato ngamuk? ato apalah, dan laginya sadend akan berbekas dihati jika happyend hanya bntar sjaa plss sadend amin😭

2021-12-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!