"Tunggulah disini, aku akan mencari bengkel," ucap Azam, setelah itu ia menutup pintu, menguncinya dari dalam dan hanya bisa dibuka oleh Bella.
Karena Azam meninggalkan kunci mobil itu di sana.
Saat ini mereka sudah berada si pinggiran kota Kyoto. Jika mengikuti navigasi harusnya sebentar lagi mereka sampai di Villa milik Ryu.
Namun tak disangka-sangka mobil itu malah macet di tengah jalan.
Berlari di tengah hujan, Azam mencoba mencari bengkel terdekat. Dan untunglah usahanya membuahkan hasil.
Di ujung jalan ada bengkel yang masih buka di tengah malam dan hujan begini.
"Dimana mobil Anda?" tanya si pemilik bengkel, dan Azam menjelaskan letak mobilnya.
Lantas mereka sama-sama kembali ke sana dengan membawa satu mobil untuk manarik mobil Azam.
Tok tok tok!
Azam mengetuk pintu mobil dan dengan segera Bella membukanya.
Azam masuk ke sana dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup, bahkan bibirnya nampak membiru kedinginan.
Mobil mereka lantas mulai melaju, saat mobil pemilik bengkel mulai menariknya.
Sementara Bella hanya diam, hati dan pikirannya sedang berperang.
Antara ingin berbicara dengan Azam atau terus mengabaikannya.
Selama 1 bulan Azam di Singapura, Bella selalu tahu jika suaminya itu mengikutinya. Bahkan di Bazar internasional saat itupun Bella melihat keberadaan Azam ditengah-tengah penonton yang lain.
Saat Azam menjadi pengantar makanan dan datang ke lokasi pemotretannya.
Saat Azam menjadi pekerja kebersihan saat menghadiri perjamuan makan malam. Bella selalu melihat meski yang nampak hanyalah dia yang acuh.
Bella benci mengakui, jika ia tidak tega melihat Azam seperti itu.
Rasanya ia lebih suka Azam yang selalu memaksanya, selalu bersikap kasar padanya. Agar ia bisa dengan mudah membenci. Dan bukannya iba seperti ini.
Bella sudah memberinya kesempatan untuk mengakhiri hubungan ini agar Azam bebas menemui Raya.
Tapi bukannya pergi, Azam malah terus tetap tinggal.
Mengatakan hal tak masuk akal tentang cinta.
Bella benci mengakui ini, bahwa disudut hatinya ia mempercayai Azam. Mengakui bahwa Azam memang kali ini tulus.
Sibuk dengan pikirannya sendiri, sampai tidak sadar jika mereka sudah sampai di bengkel.
"Kamu tidak usah turun, disini lebih hangat," ucap Azam.
Tanpa menunggu Bella menjawab, Azam kembali turun dari dalam mobil.
Membantu pemilik bengkel untuk mengotak atik mobil ini sampai 1 jam kemudian akhirnya mobil menyala.
Azam tersenyum, diantara tubuhnya yang menggigil.
"Ada ingin mengunjungi Villa milik keluarga Mamoto?" tanya pemilik bengkel pada Azam.
Mamoto adalah marga keluarga Ryu.
"Iya Tuan," jawab Azam, menjawab dengan suara yang bergetar.
"Lebih baik besok pagi saja anda ke sana, malam ini hujan tidak akan berhenti.
Azam pun menganggukkan kepalanya.
"Tidak jauh dari sini ada penginapan, menginaplah di sana, jangan memaksakan diri," timpal pemilik bengkel itu lagi.
Dan lagi-lagi Azam menganggukkan kepalanya.
Setelah membayar, Azam segera masuk ke dalam mobil dan menghidupkan mesinnya.
Alhamdulilah. Batin Azam.
Lalu menyetel AC lebih tinggi agar embun bisa segera hilang dari dalam mobil ini.
Sementara Bella membatu, dalam hatinya terus membodohi sikap Azam itu.
Azam yang tersenyum, namun merasakan tubuhnya yang tersiksa.
Bella benci, sungguh benci keadaan seperti ini.
Mobil mulai melaju dan Azam pun mulai menggigil kedinginan.
"Dimana tas bajumu!" bentak Bella, bertanya.
"Koperku dibawa Ben," jawab Azam apa adanya. Ia memang hanya membawa tas kerja, sementara koper berisi baju-bajunya dibawa oleh Ben.
Bodoh, umpat Bella di dalam hati.
"Satu jam lagi kita sampai, tapi karena hujan seperti ini mungkin 2 jam baru sampai."
"Aku tahu!" potong Bella cepat. ia melipat kedua tangannya didepan dada dan mencoba kembali acuh.
Namun bodohnya ia tak kuasa melakukan itu.
"Di depan itu sepertinya penginapan, kita berhenti dulu. Aku tidak mau kamu mati kedinginan saat sedang bersamaku!" ucap Bella dengan suaranya yang tinggi.
"Tidak perlu, kita akan tetap melakukan perjalanan."
"Jangan bodoh! aku bilang berhenti!" putus Bella, hingga mau tidak mau Azam pun menepikan mobilnya di penginapan kecil itu. Banyak pula mobil di parkiran ini, mengisyaratkan jika banyak pula yang menginap.
"Tunggulah disini, aku akan bertanya ada kamar yang kosong atau tidak."
"Jangan memerintah ku!" jawab Bella ketus.
Bella langsung turun, bahkan langsung mengambil kopernya di bagasi dan menuju meja pemesanan kamar.
Berbicara menggunakan bahasa jepang yang begitu fasih.
"Apa masih ada kamar yang kosong?" tanya Bella.
"Ada 1 yang kosong Nona, tapi di kamar itu tidak ada penghangat nya dan ..."
"Dan apa?" tanya Bella cepat, saat penjaga penginapan ini menahan ucapannya dan malah melirik Azam yang berada di belakang Bella.
"Dan tempat tidurnya hanya 1."
"Tidak masalah, dia adalah suamiku!" putus Bella dan penjaga itu pun akhirnya menganggukkan kepala seraya menyerahkan kunci kamar nomor 25 kepada Bella.
Di akui sebagai suami, membuat hati Azam merasa menghangat. Meskipun tubuhnya sudah terasa membeku.
Bella dan Azam langsung menuju kamar 25 dan masuk ke dalam sana.
Kamar kecil yang tidak dilengkapi dengan penghangat ruangan, hanya ada 1 ranjang dan meja kecil disampingnya.
"Aku akan tidur di mobil," ucap Azam, tahu Bella tidak mungkin mau bermalam dengannya, Azam memutuskan untuk kembali ke mobil setelah mengantar Bella sampai di kamar.
"Jangan bodoh! tetaplah disini," balas Bella pula, ia terus bicara dengan nada tinggi.
Lalu tanpa memperdulikan Azam, Bella membuka kopernya, mengacak-acak isi kopernya sendiri hingga tak beraturan.
Mencari-cari sesuatu yang kira-kira bisa digunakan oleh Azam.
Namun lama mencari ia tetap tidak menemukan satupun baju yang bisa Azam pakai, semuanya hanya gaun dan baju-baju tipis.
Sementara seluruh baju Azam basah dan harus segera di ganti.
"Lepas bajumu!" titah Bella, membuat Azam menganga.
"Tidak perlu, lama-lama bajuku juga akan kering," balas Azam pula.
Dan Bella yang mendengar jawaban itu benar-benar geram dibuatnya.
"Kamu ingin mati kedinginan?"
Azam terdiam.
Karena sesungguhnya dingin inipun sangat menyiksa.
"Kata siapa kamu jenius? kamu adalah orang paling bodoh yang pernah aku temui!" hardik Bella.
Wanita cantik ini lantas mendekati Azam dan berdiri persis dihadapan sang suami.
Tangannya bergerak naik dan mulai melepaskan satu per satu kancing baju kemeja milik Azam.
Sementara Azam hanya membatu, tidak menyangka Bella akan melakukan itu.
Melepas semua baju yang ia kenakan hingga tak ada satupun pakaian basah yang melekat ditubuhnya.
"Gunakan selimut itu dan aku akan mencarikan minuman hangat untukmu," ucap Bella dengan suaranya yang mulai lirih.
Sementara Azam yang sudah polos masih berdiri persis dihadapannya.
Saat Bella hendak keluar, Azam dengan segera menahan lengan sang istri.
Membuat Bella merasakan betapa dinginnya tubuh suaminya itu.
"Tidak perlu, ini sudah terlalu larut malam. Lebih baik istirahatlah juga," cegah Azam.
"Tapi badanmu dingin," lirih Bella pula, ia memalingkan wajah, tak kuasa untuk menatap wajah pucat suaminya itu.
"Kalau begitu peluk aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
May Keisya
ya ampuuun🙈🧐😂
2024-11-16
0
andi hastutty
Kesempatan azam buat di peluk
2024-09-16
0
Anonim
Azam berkesempatan utk minta peluk Bella wkwkwk. mau tidak tuh Bella..pasti dpt pelototan tuh si asem ha haaaa
2024-03-30
0