BBMW BAB 10 - Mencintai Dengan Cara Yang Paling Egois

“Ganti bajumu, setelah ini kita tidur,” ucap Azam.

Memilih tidak menjawab pertanyaan Bella dan meminta istrinya itu untuk mengganti baju.

Azam bisa mendengar dengan jelas Bella yang menghela nafasnya berat, mengisyaratkan kekecewaan.

“Sebenarnya kamu sadar tidak, jika kamu itu sangat egois?” tanya Bella, kini ia menerima uluran baju yang diberikan oleh Azam. Namun wajahnya dingin, tanpa ekspresi.

Kekesalan Bella sampai membuatnya tak bisa marah lagi. Hanya merasa hatinya yang teremat.

“Aku tahu, aku sadar aku egois. Karena itulah malam ini tidurlah bersamaku,” balas Azam.

Dan Bella hanya diam, mengedipkan matanya dan menjatuhkan air mata.

Sementara Azam membeku, air mata itu membuatnya tergugu. Namun hanya dengan cara seperti inilah ia bisa membuat Bella tinggal. Mencintai dengan cara yang paling egois.

“Aku tidak mau tidur di kamar, aku akan tidur disini saja,” ucap Bella, suaranya masih saja dingin dan berucap dengan lirih.

“Baiklah, kita akan tidur disini.”

Lagi, Bella menghembuskan nafasnya pelan. Semua jawaban Azam terasa menyakitkan baginya.

“Kenapa masih disini? kamu ingin melihatku ganti baju?”

“Kenapa tidak, aku akan tetap disini.

“Aku tidak memakai Bra.”

“Bukan masalah.”

“Tapi bagiku masalah!”

Mendengar suara tinggi Bella, membuat Azam tersenyum kecil. Ia lebih tenang melihat Bella yang marah-marah daripada bersikap dingin padanya.

“Baiklah, aku akan memunggungi mu,” jawab Azam seraya memutar tubuhnya dan benar-benar membelakangi Bella.

Dan Bella menatap punggung itu, ingin sekali dia menendangnya.

“Sudah?” tanya Azam setelah beberapa menit ia menunggu.

Tapi Bella hanya diam, sungguh enggan untuk menjawab. Hingga akhirnya Azam berbalik dan melihat sang istri yang sudah

mengganti bajunya.

Baju milik Azam yang terlihat kebesaran di tubuh kecil Bella., kaos itu bahkan panjangnya hingga sampai ke paha. Namun lebih nyaman digunakan ketimbang dress malam tadi.

“Kamu tidak ingin mencuci muka?”

Hening.

Bella sungguh kesal tiap kali mendengar Azam bicara dan seolah memerintahnya. Namun ia tak bisa menolak perintah itu, karena ia pun membutuhkannya. Ganti baju dan kini cuci muka.

Tentu saja aku mau cuci muka, bodoh! BODOH! Kesal Bella di dalam hati.

Dengan kesal Bella bangkit dari duduknya, bukan mencari kamar mandi tapi menuju dapur. Unit apartemen disini semuanya sama, dan karena itulah Bella hafal betul dimana tempat-tempatnya.

Bella mencuci wajahnya di wastafel sana, membuat Azam yang mengikutinya mengulum senyum.

“Sebegitunya kamu tidak ingin masuk kamar kita,” ucap Azam, terdengar meledek di telinga Bella.

Tapi wanita cantik ini tetap diam, menahan kekesalan dan amarahnya dalam-dalam.

Ia akan ikuti semua kemauan Azam, dan setelah lepas dari pria brengsek ini ia akan segera berlari jauh.

Dari dapur bella benar-benar kembali ke ruang tamu, lalu memilih sofa panjang dan merebahkan dirinya di sana.

Dan tanpa diduga oleh Bella tiba-tiba Azam ikut berbaring di sebelahnya, membuat tubuhnya terhimpit diantara Azam dan Sofa.

Sekuat tenaga Bella mendorong tubuh Azam namun ternyata ia malah ikut jatuh.

Brug!

Bella jatuh tepat diatas tubuh  Azam, lalu setelahnya seperti pencuri Azam sedikit mengangkat kepalanya dan mencuri sebuah ciuman di bibir ranum sang istri.

Melumaatnya cepat hingga meninggalkan rasa kebas meski hanya sejenak. Kedua netra Bella membola, bahkan langsung bangkit dan duduk diatas tubuh Azam.

“Kamu menggodaku?” tanya Azam.

Sebuah pertanyaan yang tidak masuk akal bagi Bella.

Gila. Batin Bella. Ia hendak bangkit namun Azam malah menahan pinggangnya kuat, sementara Azam bangkit membuatnya duduk dan memangku sang istri diatas karpet tebal ruang tamu ini.

“Jangan menyentuhku, jangan menciumku, jangan membuatku lebih membencimu,” hardik Bella dengan tatapannya yang tajam. Kini keduanya berada di jarak yang sangat dekat. Bahkan nyaris tak berjarak. Apalagi Azam menahan tubuh Bella agar tak berkutik di atas pangkuannya.

“Bencilah aku sepuasmu Bell,  sampai kamu bosan membenciku,” balas Azam dengan tatapannya yang dalam.

Sepersekian detik kemudian ia menahan tengkuk Bella dan melabuhkan ciumannya diatas bibir sang istri.

Satu tangannya yang lain tak tinggal diam, mendekap erat tubuh Bella agar wanita ini tidak bisa bergerak.

Berulang kali meronta namun tetap tak bisa melepaskan pagutan itu, suara mengeluhnya malah terdengar seperti lenguh.

Sampai akhirnya Bella lelah dan memilih diam, tangannya hanya mampu meremat baju Azam kuat. Sentuhan ini sungguh ia benci.

Bella hanya diam, membiarkan Azam menikmati bibirnya yang ranum. Menyesaapnya dalam bahkan memainkan lidahnya di dalam sana.

Namun saat Azam hendak melepas baju milik sang istri, Bella langsung menahan, ia menggeleng diantara bibirnya yang masih diciumi oleh Azam.

Membuat Azam dengan perlahan melepaskan pagutannya.

“Aku mohon jangan,” lirih Bella. Ia menunduk dan lagi-lagi menjatuhkan air mata.

Entahlah, di mata Azam seolah ia tak ada harga dirinya sama sekali.

Dan melihat air mata itu kembali jatuh membuat hati Azam kembali terenyuh. Buru-buru ia menarik Bella dan membawanya masuk ke dalam

dekapanya.  Lalu bangkit dan menggendong Bella untuk masuk ke dalam kamar mereka, menggendong Bella seperti bayi Koala.

“Aku tidak akan melakukannya tanpa izinmu Bell,” ucap Azam, ia merebahkan tubuh Bella lalu mencium keningnya.

Merebahkan pula tubuhnya sendiri di samping sang istri, lalu kembali mendekap Bella erat.

Tak peduli meski Bella memunggunginya.

Sesaat hanya ada keheningan, tangis Bella pun kembali mereda dengan sendirinya.

“Arra, dengarkan aku bicara,” ucap Azam akhirya.

Bella yang matanya masih terbuka pun hanya mendengarkan, tidak berniat untuk menjawab. Cukuplah tubuhnya yang dipeluk erat oleh Azam. Ia tak mau mulutnya bicara juga.

“Aku mencintaimu Bella, sangat.”

“Kamu adalah Arraku, gadis cerewet, cengeng, banyak maunya, genit dan suka berpoya-poya. Kamu adalah wanitaku,” jelas Azam lirih.

Azam terus bicara sementara bella hanya mendengarkan.

Perihal Raya, Azam yakin jika ia tidak mencintai wanita itu. Rasa yang ia punya tentang Raya hanyalah bentuk simpati semata, melihat Raya seolah ia melihat ibunya dulu. Yang bekerja menjadi pembantu untuk menghidupi keluarganya.

Saat bekerja di rumah kedua orang tuanya dulu Raya juga masih bersekolah.

“Pagi dia sekolah dan siangnya bekerja di rumah. Lalu disisi lain aku melihatmu, pagi sekolah dan pulangnya bersenang-senang, terus seperti itu sampai akhirnya  aku membandingkan kalian.”

Lagi, air mata Bella jatuh lagi saat mendengar ucapan Azam itu. Azam tidak tahu, jika ia seperti itu karena ingin menghilangkan kesedihannya tentang status Bella. Statusnya yang ternyata hanya anak angkat.

Pihak keluarga memang tidak pernah mempermasalahkan itu, tapi teman-teman di sekolahnya selalu menjadikannya bahan tertawaan. Tidak ingin bersedih Bella memilih bersenang-senang.

Bahkan tak jarang ia berlibur ke luar negeri meski hanya akhir pekan.

“Maafkan aku tentang itu, aku tahu saat kita remaja juga bukan waktu yang mudah bagimu, tentang ayah Agra dan mama Sarah. Maaf, karena aku baru menyadarinya sekarang,” ucap Azam lagi, kini pun ia ikut menangis, sumpah Azam sangat merasa bersalah.

“Aku memang membencimu Bella, sampai aku tidak bisa membedakan, aku benci atau cinta. Karena mulutku selalu berkata benci tapi tiap kamu tak ada aku selalu mencari.”

"Karena cintaku itulah, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu."

Setelah mengatakan itu Azam memutar tubuh Bella, membuat keduanya saling berhadapan dan kembali Azam menjatuhkan sebuah ciuman.

Lama memagut bibir sang istri namun Bella tetap saja tak membalas. Sampai akhirnya Azam melepaskan ciumannya itu dan mendekap Bella erat.

"Tidurlah, selamat malam."

Kecupan di kening sebagai penutup malam ini.

Terpopuler

Comments

Eti Alifa

Eti Alifa

cinta yg aneh🤭

2024-05-25

0

Anonim

Anonim

Bella mau tidur seranjang dg Azam semoga awal yg baik. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya Zam...

2024-03-30

0

himmy pratama

himmy pratama

perlahan Bella akan kembali padamu Azam. yg tenang berusahalah sll

2024-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 BBMW BAB 1 - Tunggu Aku Bell, Aku Mohon
2 BBMW BAB 2 - Seperti Seorang Penguntit
3 BBMW BAB 3 - Mengalihkan Sementara
4 BBMW BAB 4 - Ingin Kembali Seperti Dulu
5 BBMW BAB 5 - Tidak Memiliki Kuasa
6 BBMW BAB 6 - Sebuah Tawaran
7 BBMW BAB 7 - Sidang Pertama
8 BBMW BAB 8 - Hasil Sidang Hari Ini
9 BBMW BAB 9 - Permohonan
10 BBMW BAB 10 - Mencintai Dengan Cara Yang Paling Egois
11 BBMW BAB 11 - Berbohong
12 BBMW BAB 12 - Sulit Bernafas
13 BBMW BAB 13 - Bazar Internasional
14 BBMW BAB 14 - Terbelah Jadi Dua
15 BBMW BAB 15 - Sidang Perceraian Kedua
16 BBMW BAB 16 - Bersarang Di Pikiran
17 BBMW BAB 17 - Memilih Acuh
18 BBMW BAB 18 - Peluk Aku
19 BBMW BAB 19 - Aku Mencintaimu
20 BBMW BAB 20- Bising Sekali!
21 BBMW BAB 21 - Membuatnya Jadi Nyata
22 BBMW BAB 22 - Peraturan
23 BBMW BAB 23 - Bianglala
24 BBMW BAB 24 - Aoi Sora
25 BBMW BAB 25 - Manajer Produksi
26 BBMW BAB 26 - Terlanjur Hanyut
27 BBMW BAB 27 - Menebus Waktu Yang Sudah Hilang
28 BBMW BAB 28 - Doa Yang Seperti Kutukan
29 BBMW BAB 29 - Istri Penurut
30 BBMW BAB 30 - Privasi Dan Percaya
31 BBMW BAB 31 - Cinta Dan Memaafkan
32 BBMW BAB 32 - Kerinduan Yang Terpendam
33 BBMW BAB 33 - Sebuah Undangan
34 BBMW BAB 34 - Nasi Uduk
35 BBMW BAB 35 - Ajakan Menikah
36 BBMW BAB 36 - Sebuah Doa
37 BBMW BAB 37 - Tempat Tinggal Baru
38 BBMW BAB 38 - Menuju Pernikahan
39 BBMW BAB 39 - Pernikahan Azura dan Julian Bagian Satu
40 BBMW BAB 40 - Pernikahan Azura Dan Julian Bagian Dua
41 BBMW BAB 41 - Malam Pemersatu Bangsa
42 BBMW BAB 42 - Kebersamaan
43 BBMW BAB 43 - Papa Agra dan Mama Sarah
44 BBMW BAB 44 - Tamu Tidak Diundang
45 BBMW BAB 45 - Setelah 25 Tahun
46 BBMW BAB 46 - Bahagia Dan Takut
47 BBMW BAB 47 - Dua Keluarga
48 BBMW BAB 48 - Bermain Dengan Perasaan
49 BBMW BAB 49 - Cinta Yang Semakin Dalam
50 BBMW BAB 50 - Leci Float
51 BBMW BAB 51 - Petuah Orang Tua
52 BBMW BAB 52 - Bagaikan Fatamorgana
53 BBMW BAB 53 - Mempersulit
54 BBMW BAB 54 - Penolakan
55 BBMW BAB 55 - Mulai Paham
56 BBMW BAB 56 - Poor Arnold
57 BBMW BAB 57 - Repot Sekali
58 BBMW BAB 58 - Balas Dendam
59 BBMW BAB 59 - Tentang Karma
60 BBMW BAB 60 - Pembuat Onar
61 BBMW BAB 61 - Sama-Sama Menghindar
62 BBMW BAB 62 - Ketakutan Azam
63 BBMW BAB 63 - Bisa Sampai Menikah
64 BBMW BAB 64 - Foto-Foto Lucu
65 BBMW BAB 65 - Pemain Wanita
66 BBMW BAB 66 - Sebenarnya ...
67 BBMW BAB 67 - Sumpah Arnold
68 BBMW BAB 68 - Buka Sedikit Mulutmu
69 BBMW BAB 69 - Ibu
70 BBMW BAB 70 - Permintaan Ayah David
71 BBMW BAB 71 - Tentang Restu
72 BBMW BAB 72 - Kebelet Pipis
73 BBMW BAB 73 - Cinta Datang Lebih Cepat
74 BBMW BAB 74 - Pengantin Baru
75 BBMW BAB 75 - Seperti Mengasuh
76 BBMW BAB 76 - Ini Dan Itu
77 BBMW BAB 77 - First Kiss
78 BBMW BAB 78 - Gadis Beruntung
79 BBMW BAB 79 - Hadiah Dari Ayah Adam
80 BBMW BAB 80 - Mencoba Percaya
81 BBMW BAB 81 - Sentuhan Intiim
82 BBMW BAB 82 - Dewasa Datang Tiba-Tiba
83 BBMW BAB 83 - Bukan Hal Sulit Bagiku
84 BBMW BAB 84 - Jadi Pemuda Biasa
85 BBMW BAB 85 - Makan Malam Keluarga
86 BBMW BAB 86 - Bridesmaid dan Groomsmen
87 BBMW BAB 87 - Pernikahan Ben dan Fhia
88 BBMW BAB 88 - Tidak Ada Romantis-Romantisnya
89 BBMW BAB 89 - Terbiasa Dengan Sentuhan
90 BBMW BAB 90 - Malam Panjang
91 BBMW BAB 91 - Kecewa
92 BBMW BAB 92 - Sebuah Jawaban Konyol
93 BBMW BAB 93 - Tidak Menyangka
94 BBMW BAB 94 - Pertunangan Alesha dan Arnold
95 BBMW BAB 95 - Ketakutan Bella
96 BBMW BAB 96 - Mommy dan Daddy
97 BBMW BAB 97 - Abraham, Adena dan Adelia
98 BBMW BAB 98 - Kesepakatan Orang Tua
99 BBMW BAB 99 - Sebuah Surat
100 BBMW BAB 100 - Berdamai Dengan Masa Lalu
101 BBMW BAB 101 - 2 Tahun Kemudian
102 BBMW BAB 102 - Hari Bahagia
103 BBMW BAB 103 - Daren Paul
104 BBMW BAB 104 - Bringing Back, My Wife
105 Menggoda Wanita Dewasa
106 Wajib Baca
107 After Divorce
108 Bride Of Choice Karya Lunoxs
109 Crazy Love karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BBMW BAB 1 - Tunggu Aku Bell, Aku Mohon
2
BBMW BAB 2 - Seperti Seorang Penguntit
3
BBMW BAB 3 - Mengalihkan Sementara
4
BBMW BAB 4 - Ingin Kembali Seperti Dulu
5
BBMW BAB 5 - Tidak Memiliki Kuasa
6
BBMW BAB 6 - Sebuah Tawaran
7
BBMW BAB 7 - Sidang Pertama
8
BBMW BAB 8 - Hasil Sidang Hari Ini
9
BBMW BAB 9 - Permohonan
10
BBMW BAB 10 - Mencintai Dengan Cara Yang Paling Egois
11
BBMW BAB 11 - Berbohong
12
BBMW BAB 12 - Sulit Bernafas
13
BBMW BAB 13 - Bazar Internasional
14
BBMW BAB 14 - Terbelah Jadi Dua
15
BBMW BAB 15 - Sidang Perceraian Kedua
16
BBMW BAB 16 - Bersarang Di Pikiran
17
BBMW BAB 17 - Memilih Acuh
18
BBMW BAB 18 - Peluk Aku
19
BBMW BAB 19 - Aku Mencintaimu
20
BBMW BAB 20- Bising Sekali!
21
BBMW BAB 21 - Membuatnya Jadi Nyata
22
BBMW BAB 22 - Peraturan
23
BBMW BAB 23 - Bianglala
24
BBMW BAB 24 - Aoi Sora
25
BBMW BAB 25 - Manajer Produksi
26
BBMW BAB 26 - Terlanjur Hanyut
27
BBMW BAB 27 - Menebus Waktu Yang Sudah Hilang
28
BBMW BAB 28 - Doa Yang Seperti Kutukan
29
BBMW BAB 29 - Istri Penurut
30
BBMW BAB 30 - Privasi Dan Percaya
31
BBMW BAB 31 - Cinta Dan Memaafkan
32
BBMW BAB 32 - Kerinduan Yang Terpendam
33
BBMW BAB 33 - Sebuah Undangan
34
BBMW BAB 34 - Nasi Uduk
35
BBMW BAB 35 - Ajakan Menikah
36
BBMW BAB 36 - Sebuah Doa
37
BBMW BAB 37 - Tempat Tinggal Baru
38
BBMW BAB 38 - Menuju Pernikahan
39
BBMW BAB 39 - Pernikahan Azura dan Julian Bagian Satu
40
BBMW BAB 40 - Pernikahan Azura Dan Julian Bagian Dua
41
BBMW BAB 41 - Malam Pemersatu Bangsa
42
BBMW BAB 42 - Kebersamaan
43
BBMW BAB 43 - Papa Agra dan Mama Sarah
44
BBMW BAB 44 - Tamu Tidak Diundang
45
BBMW BAB 45 - Setelah 25 Tahun
46
BBMW BAB 46 - Bahagia Dan Takut
47
BBMW BAB 47 - Dua Keluarga
48
BBMW BAB 48 - Bermain Dengan Perasaan
49
BBMW BAB 49 - Cinta Yang Semakin Dalam
50
BBMW BAB 50 - Leci Float
51
BBMW BAB 51 - Petuah Orang Tua
52
BBMW BAB 52 - Bagaikan Fatamorgana
53
BBMW BAB 53 - Mempersulit
54
BBMW BAB 54 - Penolakan
55
BBMW BAB 55 - Mulai Paham
56
BBMW BAB 56 - Poor Arnold
57
BBMW BAB 57 - Repot Sekali
58
BBMW BAB 58 - Balas Dendam
59
BBMW BAB 59 - Tentang Karma
60
BBMW BAB 60 - Pembuat Onar
61
BBMW BAB 61 - Sama-Sama Menghindar
62
BBMW BAB 62 - Ketakutan Azam
63
BBMW BAB 63 - Bisa Sampai Menikah
64
BBMW BAB 64 - Foto-Foto Lucu
65
BBMW BAB 65 - Pemain Wanita
66
BBMW BAB 66 - Sebenarnya ...
67
BBMW BAB 67 - Sumpah Arnold
68
BBMW BAB 68 - Buka Sedikit Mulutmu
69
BBMW BAB 69 - Ibu
70
BBMW BAB 70 - Permintaan Ayah David
71
BBMW BAB 71 - Tentang Restu
72
BBMW BAB 72 - Kebelet Pipis
73
BBMW BAB 73 - Cinta Datang Lebih Cepat
74
BBMW BAB 74 - Pengantin Baru
75
BBMW BAB 75 - Seperti Mengasuh
76
BBMW BAB 76 - Ini Dan Itu
77
BBMW BAB 77 - First Kiss
78
BBMW BAB 78 - Gadis Beruntung
79
BBMW BAB 79 - Hadiah Dari Ayah Adam
80
BBMW BAB 80 - Mencoba Percaya
81
BBMW BAB 81 - Sentuhan Intiim
82
BBMW BAB 82 - Dewasa Datang Tiba-Tiba
83
BBMW BAB 83 - Bukan Hal Sulit Bagiku
84
BBMW BAB 84 - Jadi Pemuda Biasa
85
BBMW BAB 85 - Makan Malam Keluarga
86
BBMW BAB 86 - Bridesmaid dan Groomsmen
87
BBMW BAB 87 - Pernikahan Ben dan Fhia
88
BBMW BAB 88 - Tidak Ada Romantis-Romantisnya
89
BBMW BAB 89 - Terbiasa Dengan Sentuhan
90
BBMW BAB 90 - Malam Panjang
91
BBMW BAB 91 - Kecewa
92
BBMW BAB 92 - Sebuah Jawaban Konyol
93
BBMW BAB 93 - Tidak Menyangka
94
BBMW BAB 94 - Pertunangan Alesha dan Arnold
95
BBMW BAB 95 - Ketakutan Bella
96
BBMW BAB 96 - Mommy dan Daddy
97
BBMW BAB 97 - Abraham, Adena dan Adelia
98
BBMW BAB 98 - Kesepakatan Orang Tua
99
BBMW BAB 99 - Sebuah Surat
100
BBMW BAB 100 - Berdamai Dengan Masa Lalu
101
BBMW BAB 101 - 2 Tahun Kemudian
102
BBMW BAB 102 - Hari Bahagia
103
BBMW BAB 103 - Daren Paul
104
BBMW BAB 104 - Bringing Back, My Wife
105
Menggoda Wanita Dewasa
106
Wajib Baca
107
After Divorce
108
Bride Of Choice Karya Lunoxs
109
Crazy Love karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!