BBMW BAB 9 - Permohonan

Azam tersenyum menatap Bella yang menatapnya tajam. Mata seperti elang itu, deru napasnya yang memburu dan kedua tangan Bella yang melenggang di pinggang, Azam sungguh merindukan pemandangan ini.

"Apa yang kamu lakukan! buka pintunya!" pekik Bella, ia yakin kini wajahnya sudah memerah penuh amarah.

Sedangkan Azam memilih tidak peduli, ia melangkahkan kakinya begitu saja melewati Bella. Sementara pintu sudah aman terkunci dengan password yang ia ketahui sendiri.

"AZAM!" panggil Bella, kini ia berteriak dan menghentakkan kakinya kuat. Melihat Azam yang masuk lebih dalam ke unit apartemen ini.

Sementara Bella sungguh enggan untuk melangkahkan kakinya masuk, ia tak sudi masuk ke dalam sana.

"Azam!" panggil Bella lagi tapi Azam benar-benar tidak peduli. Azam pergi ke dapur dan mengambil sebotol air mineral untuk diteguknya.

Suara teriakan Bella masih terdengar dari ruang tamu. Azam menyeringai, melihat sampai batas mana Bella akan bertahan di sana.

"Azam! buka pintunya! aku tidak sudi ikut masuk bersamamu! AZAAAM!!" teriak panjang Bella hingga nafasnya memburu.

"Berhentilah berteriak, nanti tenggorokan mu sakit. Kamu mau minum?" tawar Azam, ia kembali datang kemari dan mengulurkan botol mineralnya tadi pada sang istri.

Isinya masih ada setengah.

"Aku tidak sedang bercanda Zam, buka pintunya sekarang!" jawab Bella dengan nada mengancam, bahkan tatapan tajam masih ia berikan pada Azam.

"Malam ini tidurlah disini, ini juga rumahmu," balas Azam, masih belum hilang pula senyum di bibirnya.

Malam ini ia akan berpuas-puas menghabiskan waktu bersama sang istri. Meskipun Bella terus memaki Azam akan menerimanya dengan senang hati.

"Aku bilang aku sedang tidak ingin bercanda Zam, BUKA PINTUNYA!" bentak Bella lagi.

"Aku tidak akan membuka pintunya, bahkan jika sampai besok pagi kamu belum mau mendengarkan aku bicara aku tetap tidak akan membuka pintunya. Selamanya kita akan terkurung disini," balas Azam, lagi-lagi senyum itu ia tunjukkan pada sang istri.

Senyum yang membuat Bella benar-benar muak.

"Aku benci padamu! aku tidak perlu mendengarkan penjelasan apapun, kamu tau apa yang paling aku inginkan? kita bercerai!" jawab Bella, masih dengan kepalanya yang mendidih.

Dan Azam pun menggelengkan kepalanya pelan.

"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan mu. Aku mau ganti baju, ayo kalau mau ikut," ajak Azam. Ia bahkan segera berlalu dari sana dan menuju kamarnya.

Sedangkan Bella hanya terpaku seraya mengepalkan kedua tangannya erat.

Bella berulang kali menekan-nekan tombol pintu Azam, berusaha menebak apa password apartemen ini. Namun berulang kali mencoba ia selalu gagal, sampai akhirnya tombol itu tidak bisa digunakan sampai 30 menit kedepan.

"Argh!!" Bella berteriak frustasi, berulang kali memukul pintu itu dengan kesal.

"Aku benci padamu! aku bencii!!"

"Dasar pria brengsek! badjingan! menjijikkaaan!!"

"Aku benci padamu!!

Pintu kamar Azam sengaja ia buka, hingga terdengar jelas olehnya semua umpatan Bella itu. Tapi lagi-lagi Azam hanya tersenyum, bahkan makian Bella pun kini selalu membuatnya rindu.

Selesai mengganti bajunya, Azam kembali menghampiri Bella di ruang tamu. Membawa baju kaosnya yang berwarna hitam untuk Bella.

Kini Bella masih menggunakan dress malam.

"Gantilah bajumu, kamu mau ganti baju disini atau di kamar kita," ucap Azam, ia tak peduli semua makian Bella dan malah mengulurkan kaos hitam itu kearah Bella.

Dengan kekesalannya yang sudah di ubun-ubun, Bella merampas kaos itu dan melemparnya asal ke atas lantai.

"Aku tidak sudi memakai bajumu, buka pintunya sekarang!" pekik Bella lagi dan lagi.

Tapi Azam tetap tak peduli, ia memungut baju yang dibuang Bella. Kembali ke kamar dan mengambil baju baru, lalu kembali memberikannya pada Bella.

"Kamu tidak suka warna hitam ya, coba pakai yang putih," ucap Azam.

Bella sampai kehabisan kata-katanya. Akhirnya Bella pilih menangis, ia berjongkok dan menyembunyikan wajahnya di dengan kedua tangan.

Tangis Bella pecah, bahkan terdengar meraung.

"Aku benci padamu Zam! aku benci! aku mau keluar dari sini! aku tidak sudi bersamamu!" ucap Bella diantara isak tangisnya.

"Buka pintunya!" tuntut Bella.

Dan Azam pun ikut berjongkok dihadapan Bella.

"Ganti bajumu, ayo," ajak Azam, namun tangan kanannya yang menyentuh lengan Bella langsung ditepis.

"Jangan menyentuhku!"

"Kalau begitu bangunlah, ganti baju dulu."

"Kamu ini bodoh tuli atau bagaimana? aku mau keluar dari sini bukan ganti baju!"

"Kita sama saja, tuli dan bodoh. Bukannya aku sudah bilang, ganti baju dulu tapi kamu tidak mau dengar."

"AZAM!!" pekik Bella, ia benar-benar benci Azam yang tidak bisa diajak bicara seperti ini.

"Kamu tidak ingin aku melihatmu ganti baju? kenapa? bahkan aku sudah melihat semuanya."

Brug!

Azam terjatuh karena Bella langsung mendorong tubuhnya kuat setelah mengucapkan kata-kata vulgard itu.

Bella sungguh benci tiap kali mengingat kenangannya dengan Azam, ia benci, sangat benci.

Tapi Azam malah terkekeh, ia mencoba bangkit dan kembali ke posisi semula, duduk berjongkok si hadapan Bella.

"Pakai baju ini, setelah itu cuci mukamu," setelah itu Azam bangkit, menuju ruang tengah dan menghidupkan televisi di sana.

Saat ini sudah jam 11 malam.

Mendengar suara televisi menyala, kemarahan Bella semakin meradang. Namun sia-sia saja jika ia bicara dengan Azam.

Bella akhirnya memilih kembali membuang baju pemberian Azam itu. Melemparnya asal di atas lantai dan memilih duduk di ruang tamu.

Ia diam di sana, menunggu malam berlalu.

5 menit menunggu dan Azam tak mendapati pergerakan istrinya itu. Azam lantas bangkit dan kembali menghampiri Bella.

Dilihatnya sang istri yang duduk di atas sofa, sementara baju putihnya kembali tergeletak asal di atas lantai.

Lagi, Azam memungut baju itu, kembali ke kamar dan menggantinya dengan yang baru. Kini kaos berwarna navi yang Azam bawa.

"Ganti bajumu," ucap Azam.

Tapi kali ini Bella hanya diam, ia sudah lelah memaki Azam namun tidak dipedulikan. Bella bahkan melipat kedua tangannya didepan dada dan memalingkan wajahnya.

Melihat itu, lagi-lagi Azam tersenyum. Ia yakin kini apapun yang akan ia lakukan Bella akan tetap diam.

Azam lalu memilih duduk persis disebelah sang istri dan benar saja, Bella tetap bergeming. Diam dan memalingkan wajahnya.

"Arra," panggil Azam, menggoda.

Tapi yang di goda makin membuang wajahnya jauh-jauh. Bukannya senang, Bella malah makin meradang.

Merasa Azam terus saja mempermainkan hidupnya.

"Maafkan aku," ucap Azam lagi setelah cukup lama diam ada diantara mereka.

"Aku sudah memaafkan mu," balas Bella cepat, namun belum sudi menatap Azam.

"Tapi maaf tidak bisa membuat rumah tangga kita kembali utuh Zam. Rumah tangga kita sudah ternoda dan aku ingin mengakhirinya. Bisakah kali ini saja kamu mendengarkan aku? memikirkan apa mau ku?" tanya Bella bertubi.

Membuat Azam seketika terdiam,l dengan tenggorokannya yang tercekak, Selama ini ia memang tidak pernah mendengarkan Bella, apa mau Bella atau bagaimana pendapat Bella.

Azam selalu bertindak semaunya, berpikir jika ia selalu benar.

"Aku ingin kita berpisah Zam, harus berapa kali aku bicara agar kamu mengerti," timpal Bella lagi dengan suaranya yang lirih.

Suara yang begitu menyayat hati Azam, permohonan wanita yang dicintainya untuk berpisah.

Terpopuler

Comments

Anonim

Anonim

semangat berjuang Azam...

2024-03-30

0

himmy pratama

himmy pratama

Ben padu Dewe wong loro wi..

2024-03-21

1

King FawWaz

King FawWaz

aduh azam perkosa aja tu si bella nnti klo hamil kan ngak bisa d cerai hhhh😂😂

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 BBMW BAB 1 - Tunggu Aku Bell, Aku Mohon
2 BBMW BAB 2 - Seperti Seorang Penguntit
3 BBMW BAB 3 - Mengalihkan Sementara
4 BBMW BAB 4 - Ingin Kembali Seperti Dulu
5 BBMW BAB 5 - Tidak Memiliki Kuasa
6 BBMW BAB 6 - Sebuah Tawaran
7 BBMW BAB 7 - Sidang Pertama
8 BBMW BAB 8 - Hasil Sidang Hari Ini
9 BBMW BAB 9 - Permohonan
10 BBMW BAB 10 - Mencintai Dengan Cara Yang Paling Egois
11 BBMW BAB 11 - Berbohong
12 BBMW BAB 12 - Sulit Bernafas
13 BBMW BAB 13 - Bazar Internasional
14 BBMW BAB 14 - Terbelah Jadi Dua
15 BBMW BAB 15 - Sidang Perceraian Kedua
16 BBMW BAB 16 - Bersarang Di Pikiran
17 BBMW BAB 17 - Memilih Acuh
18 BBMW BAB 18 - Peluk Aku
19 BBMW BAB 19 - Aku Mencintaimu
20 BBMW BAB 20- Bising Sekali!
21 BBMW BAB 21 - Membuatnya Jadi Nyata
22 BBMW BAB 22 - Peraturan
23 BBMW BAB 23 - Bianglala
24 BBMW BAB 24 - Aoi Sora
25 BBMW BAB 25 - Manajer Produksi
26 BBMW BAB 26 - Terlanjur Hanyut
27 BBMW BAB 27 - Menebus Waktu Yang Sudah Hilang
28 BBMW BAB 28 - Doa Yang Seperti Kutukan
29 BBMW BAB 29 - Istri Penurut
30 BBMW BAB 30 - Privasi Dan Percaya
31 BBMW BAB 31 - Cinta Dan Memaafkan
32 BBMW BAB 32 - Kerinduan Yang Terpendam
33 BBMW BAB 33 - Sebuah Undangan
34 BBMW BAB 34 - Nasi Uduk
35 BBMW BAB 35 - Ajakan Menikah
36 BBMW BAB 36 - Sebuah Doa
37 BBMW BAB 37 - Tempat Tinggal Baru
38 BBMW BAB 38 - Menuju Pernikahan
39 BBMW BAB 39 - Pernikahan Azura dan Julian Bagian Satu
40 BBMW BAB 40 - Pernikahan Azura Dan Julian Bagian Dua
41 BBMW BAB 41 - Malam Pemersatu Bangsa
42 BBMW BAB 42 - Kebersamaan
43 BBMW BAB 43 - Papa Agra dan Mama Sarah
44 BBMW BAB 44 - Tamu Tidak Diundang
45 BBMW BAB 45 - Setelah 25 Tahun
46 BBMW BAB 46 - Bahagia Dan Takut
47 BBMW BAB 47 - Dua Keluarga
48 BBMW BAB 48 - Bermain Dengan Perasaan
49 BBMW BAB 49 - Cinta Yang Semakin Dalam
50 BBMW BAB 50 - Leci Float
51 BBMW BAB 51 - Petuah Orang Tua
52 BBMW BAB 52 - Bagaikan Fatamorgana
53 BBMW BAB 53 - Mempersulit
54 BBMW BAB 54 - Penolakan
55 BBMW BAB 55 - Mulai Paham
56 BBMW BAB 56 - Poor Arnold
57 BBMW BAB 57 - Repot Sekali
58 BBMW BAB 58 - Balas Dendam
59 BBMW BAB 59 - Tentang Karma
60 BBMW BAB 60 - Pembuat Onar
61 BBMW BAB 61 - Sama-Sama Menghindar
62 BBMW BAB 62 - Ketakutan Azam
63 BBMW BAB 63 - Bisa Sampai Menikah
64 BBMW BAB 64 - Foto-Foto Lucu
65 BBMW BAB 65 - Pemain Wanita
66 BBMW BAB 66 - Sebenarnya ...
67 BBMW BAB 67 - Sumpah Arnold
68 BBMW BAB 68 - Buka Sedikit Mulutmu
69 BBMW BAB 69 - Ibu
70 BBMW BAB 70 - Permintaan Ayah David
71 BBMW BAB 71 - Tentang Restu
72 BBMW BAB 72 - Kebelet Pipis
73 BBMW BAB 73 - Cinta Datang Lebih Cepat
74 BBMW BAB 74 - Pengantin Baru
75 BBMW BAB 75 - Seperti Mengasuh
76 BBMW BAB 76 - Ini Dan Itu
77 BBMW BAB 77 - First Kiss
78 BBMW BAB 78 - Gadis Beruntung
79 BBMW BAB 79 - Hadiah Dari Ayah Adam
80 BBMW BAB 80 - Mencoba Percaya
81 BBMW BAB 81 - Sentuhan Intiim
82 BBMW BAB 82 - Dewasa Datang Tiba-Tiba
83 BBMW BAB 83 - Bukan Hal Sulit Bagiku
84 BBMW BAB 84 - Jadi Pemuda Biasa
85 BBMW BAB 85 - Makan Malam Keluarga
86 BBMW BAB 86 - Bridesmaid dan Groomsmen
87 BBMW BAB 87 - Pernikahan Ben dan Fhia
88 BBMW BAB 88 - Tidak Ada Romantis-Romantisnya
89 BBMW BAB 89 - Terbiasa Dengan Sentuhan
90 BBMW BAB 90 - Malam Panjang
91 BBMW BAB 91 - Kecewa
92 BBMW BAB 92 - Sebuah Jawaban Konyol
93 BBMW BAB 93 - Tidak Menyangka
94 BBMW BAB 94 - Pertunangan Alesha dan Arnold
95 BBMW BAB 95 - Ketakutan Bella
96 BBMW BAB 96 - Mommy dan Daddy
97 BBMW BAB 97 - Abraham, Adena dan Adelia
98 BBMW BAB 98 - Kesepakatan Orang Tua
99 BBMW BAB 99 - Sebuah Surat
100 BBMW BAB 100 - Berdamai Dengan Masa Lalu
101 BBMW BAB 101 - 2 Tahun Kemudian
102 BBMW BAB 102 - Hari Bahagia
103 BBMW BAB 103 - Daren Paul
104 BBMW BAB 104 - Bringing Back, My Wife
105 Menggoda Wanita Dewasa
106 Wajib Baca
107 After Divorce
108 Bride Of Choice Karya Lunoxs
109 Crazy Love karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BBMW BAB 1 - Tunggu Aku Bell, Aku Mohon
2
BBMW BAB 2 - Seperti Seorang Penguntit
3
BBMW BAB 3 - Mengalihkan Sementara
4
BBMW BAB 4 - Ingin Kembali Seperti Dulu
5
BBMW BAB 5 - Tidak Memiliki Kuasa
6
BBMW BAB 6 - Sebuah Tawaran
7
BBMW BAB 7 - Sidang Pertama
8
BBMW BAB 8 - Hasil Sidang Hari Ini
9
BBMW BAB 9 - Permohonan
10
BBMW BAB 10 - Mencintai Dengan Cara Yang Paling Egois
11
BBMW BAB 11 - Berbohong
12
BBMW BAB 12 - Sulit Bernafas
13
BBMW BAB 13 - Bazar Internasional
14
BBMW BAB 14 - Terbelah Jadi Dua
15
BBMW BAB 15 - Sidang Perceraian Kedua
16
BBMW BAB 16 - Bersarang Di Pikiran
17
BBMW BAB 17 - Memilih Acuh
18
BBMW BAB 18 - Peluk Aku
19
BBMW BAB 19 - Aku Mencintaimu
20
BBMW BAB 20- Bising Sekali!
21
BBMW BAB 21 - Membuatnya Jadi Nyata
22
BBMW BAB 22 - Peraturan
23
BBMW BAB 23 - Bianglala
24
BBMW BAB 24 - Aoi Sora
25
BBMW BAB 25 - Manajer Produksi
26
BBMW BAB 26 - Terlanjur Hanyut
27
BBMW BAB 27 - Menebus Waktu Yang Sudah Hilang
28
BBMW BAB 28 - Doa Yang Seperti Kutukan
29
BBMW BAB 29 - Istri Penurut
30
BBMW BAB 30 - Privasi Dan Percaya
31
BBMW BAB 31 - Cinta Dan Memaafkan
32
BBMW BAB 32 - Kerinduan Yang Terpendam
33
BBMW BAB 33 - Sebuah Undangan
34
BBMW BAB 34 - Nasi Uduk
35
BBMW BAB 35 - Ajakan Menikah
36
BBMW BAB 36 - Sebuah Doa
37
BBMW BAB 37 - Tempat Tinggal Baru
38
BBMW BAB 38 - Menuju Pernikahan
39
BBMW BAB 39 - Pernikahan Azura dan Julian Bagian Satu
40
BBMW BAB 40 - Pernikahan Azura Dan Julian Bagian Dua
41
BBMW BAB 41 - Malam Pemersatu Bangsa
42
BBMW BAB 42 - Kebersamaan
43
BBMW BAB 43 - Papa Agra dan Mama Sarah
44
BBMW BAB 44 - Tamu Tidak Diundang
45
BBMW BAB 45 - Setelah 25 Tahun
46
BBMW BAB 46 - Bahagia Dan Takut
47
BBMW BAB 47 - Dua Keluarga
48
BBMW BAB 48 - Bermain Dengan Perasaan
49
BBMW BAB 49 - Cinta Yang Semakin Dalam
50
BBMW BAB 50 - Leci Float
51
BBMW BAB 51 - Petuah Orang Tua
52
BBMW BAB 52 - Bagaikan Fatamorgana
53
BBMW BAB 53 - Mempersulit
54
BBMW BAB 54 - Penolakan
55
BBMW BAB 55 - Mulai Paham
56
BBMW BAB 56 - Poor Arnold
57
BBMW BAB 57 - Repot Sekali
58
BBMW BAB 58 - Balas Dendam
59
BBMW BAB 59 - Tentang Karma
60
BBMW BAB 60 - Pembuat Onar
61
BBMW BAB 61 - Sama-Sama Menghindar
62
BBMW BAB 62 - Ketakutan Azam
63
BBMW BAB 63 - Bisa Sampai Menikah
64
BBMW BAB 64 - Foto-Foto Lucu
65
BBMW BAB 65 - Pemain Wanita
66
BBMW BAB 66 - Sebenarnya ...
67
BBMW BAB 67 - Sumpah Arnold
68
BBMW BAB 68 - Buka Sedikit Mulutmu
69
BBMW BAB 69 - Ibu
70
BBMW BAB 70 - Permintaan Ayah David
71
BBMW BAB 71 - Tentang Restu
72
BBMW BAB 72 - Kebelet Pipis
73
BBMW BAB 73 - Cinta Datang Lebih Cepat
74
BBMW BAB 74 - Pengantin Baru
75
BBMW BAB 75 - Seperti Mengasuh
76
BBMW BAB 76 - Ini Dan Itu
77
BBMW BAB 77 - First Kiss
78
BBMW BAB 78 - Gadis Beruntung
79
BBMW BAB 79 - Hadiah Dari Ayah Adam
80
BBMW BAB 80 - Mencoba Percaya
81
BBMW BAB 81 - Sentuhan Intiim
82
BBMW BAB 82 - Dewasa Datang Tiba-Tiba
83
BBMW BAB 83 - Bukan Hal Sulit Bagiku
84
BBMW BAB 84 - Jadi Pemuda Biasa
85
BBMW BAB 85 - Makan Malam Keluarga
86
BBMW BAB 86 - Bridesmaid dan Groomsmen
87
BBMW BAB 87 - Pernikahan Ben dan Fhia
88
BBMW BAB 88 - Tidak Ada Romantis-Romantisnya
89
BBMW BAB 89 - Terbiasa Dengan Sentuhan
90
BBMW BAB 90 - Malam Panjang
91
BBMW BAB 91 - Kecewa
92
BBMW BAB 92 - Sebuah Jawaban Konyol
93
BBMW BAB 93 - Tidak Menyangka
94
BBMW BAB 94 - Pertunangan Alesha dan Arnold
95
BBMW BAB 95 - Ketakutan Bella
96
BBMW BAB 96 - Mommy dan Daddy
97
BBMW BAB 97 - Abraham, Adena dan Adelia
98
BBMW BAB 98 - Kesepakatan Orang Tua
99
BBMW BAB 99 - Sebuah Surat
100
BBMW BAB 100 - Berdamai Dengan Masa Lalu
101
BBMW BAB 101 - 2 Tahun Kemudian
102
BBMW BAB 102 - Hari Bahagia
103
BBMW BAB 103 - Daren Paul
104
BBMW BAB 104 - Bringing Back, My Wife
105
Menggoda Wanita Dewasa
106
Wajib Baca
107
After Divorce
108
Bride Of Choice Karya Lunoxs
109
Crazy Love karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!