Resta baru saja mengakhiri panggilannya dengan Nadine. Wanita itu mengomel karena Resta meninggalkannya begitu saja. Setelah perdebatan kecil dengan kekasihnya itu, ingin sekali Resta menonaktifkan ponselnya. Namun dia ingat tidak mungkin bisa dia lakukan itu. Bagaimana jika nanti ada rekanan yang menghubungi.
Lelaki itu kembali ke ruangannya. Melihat seorang Widi Naraya sedang menunduk sambil memeggangi kepalanya sendiri. Seakan terlalu banyak beban yang dia hadapi.
“Ada apa?” tanya Resta. Ini bukan bentuk kepedulian. Hanya saja, Resta tidak suka dan merasa terganggu jika karyawannya seperti itu. Jika memang sedang tidak enak badan lebih baik pulang saja beristirahat, dari pada nanti pekerjaannya justru terganggu dan tidak maksimal.
“Oh, nggak ada Pak.” Aya berusaha membuka matanya selebar mungkin. Masalahnya adalah dia sangat mengantuk, sepertinya efek dari obat pereda gatal-gatal alergi yang diminumnya sekitar satu jam lalu.
“Kamu yakin sehat?” tanya lelaki itu sekali lagi.
“Ya-kin Pak, saya nggak apa-apa. Cuma sedikit mengantuk, kayaknya pengaruh obat alergi,” jelas Aya. “Tapi saya masih cukup sanggup untuk bekerja. Hari ini, apa ada tugas khusus Pak?”
Resta paham bagaiman rasanya mengantuk yang tak bisa tertahankan, apalagi jika itu adalah efek obat seperti yang Aya katakan. Resta sering mengalami hal itu menjelang siang hari, maka dari itu dia mendesain ruangannya kerjanya dengan sebuah ruangan pribadi di dalamnya dan bisa dia gunakan di saat-saat tertentu.
“Nggak ada, kamu mau tidur?”
Aya tertawa geli. “Oh enggak dong Pak. Masa iya di jam kerja saya tidur?” padahal, ingin sekali Aya meletakkan kepalanya di atas meja, dan memejamkan matanya sejenak di sana.
“Tapi saya tau, kantuk kamu semakin berat, apalagi kamu minum obat. Pergi ke ruangan saya, dan tidurlah sebentar, saya kasih kamu waktu satu jam dari sekarang.”
Aya terperangah, antara percaya dan tidak. Apa ada bos sebaik Resta? mengizinkan karyawannya tidur di jam kerja. Aya memang sangat mengantuk. Dia yakin tidak hanya karena pengaruh obat alergi saja, tapi pasti karena semalam dia kurang tidur karena tengah malam menjelang pagi, dia mulai merasa tubuhnya tidak nyaman karena alergi.
“Beneran boleh, Pak?” tanya gadis itu sekali lagi.
Resta hanya mengangguk tanpa kata-kata. Namun, Aya merasa tidak enak sekaligus tidak yakin. Apa lelaki ini punya niat terselubung padanya?
“Tapi saya tidur di sini aja Pak sebentar.” Aya menunjuk meja kerja.
“Kalau di meja itu kerja, bukan tidur. Kalau mau tidur di tempat tidur.” tegas Resta.
“Tapi itu ruangan pribadi Bapak, saya-“
“Pakai aja, sekarang itu jadi ruangan rahasia kita berdua, karena hanya kamu dan saya yang tau.”
Aya mengangguk, dia berdiri dengan sedikit sempoyongan. “Terima kasih Pak atas waktunya.”
Dia melangkah menuju pintu yang di samarkan seperti pintu lemari itu. Aya tidak langsung tidur, mengambil kesempatan untuk menatap sekilas ruangan itu. Ukurannya kecil. Namun, lengkap dengan perabotan seperti lemari, tempat tidur dan juga kamar mandi. Aya memberanikan diri duduk di tepian ranjang queen size, sebenarnya hanya cukup untuk satu orang. Atau jika ingin tidur berdua haruslah bersama pasangan yang halal. Aya menggelengkan kepalanya saat pikirannya mulai tidak bisa di kompromi.
Gadis itu berbaring miring, mengambil tempat paling pinggir dan benar-benar tepi. Sebenarnya dia sungkan dan merasa tak layak berada di sini. Tapi, apa salahnya memanfaatkan kebaikan bos yang memberinya kesempatan untuk beristirahat sejenak.
***
Sudah tiga puluh menit Resta membiarkan Aya beristirahat. Sedari tadi, dia fokus dengan macbooknya sedang mengerjakan sesuatu di sana. Mencari konsep design terbaru untuk dia kembangkan bersama tim designnya nanti, agar usaha percetakannya ini lebih maju dan mendapat pelanggan lebih banyak.
Resta mendengar deringan ponsel yang bukan miliknya. Dia yakin itu milik Aya, yang tergeletak di atas meja kerja gadis itu. Pada deringan pertama dan kedua, Resta tidak peduli. Namun, setelah ketiga kali, dia merasa konsentrasinya terusik karena suara itu, membuatnya mau tidak mendekat ke sana.
Mas Endri
Nama yang tertera di ponsel, membuatnya berkerut kening. Dia tahu ini privasi Aya, tapi dia tak bisa membuang rasa penasaran di benaknya, tentang hubungan apa yang mereka miliki? Resta berdecak sambil membawa ponsel gadis itu ke dalam ruangan pribadinya. Belum sempat dia membangunkan Aya, deringan itu sudah berakhir.
“Seakrab apa mereka? siapa dia?” Resta melirik punggung seorang perempuan yang dia ketahui sedang terlelap saat itu.
Aya masih punya waktu tiga puluh menit lagi, dari yang Resta berikan. Lelaki itu meletakkan ponsel Aya tepat di sebelah gadis itu tertidur. Tanpa sengaja, dia melihat sesuatu yang tertera di layar ponsel Aya. Sebuah foto yang gadis itu atur menjadi background ponselnya, membuat mata Resta membulat, mengukir senyum yang sulit di tebak.
“Udah aku duga, dia pasti cuma menyamar jadi culun. Demi pekerjaan.” Resta mengusap kasar rambutnya sendiri. Merasa gusar, kesal juga karena tertipu. Sekali lagi, dia menatap background di ponsel sekretarsinya. Tidak puas hanya melihat, lelaki itu mengambil ponselnya sendiri dari saku kemejanya untuk memotret layar ponsel gadis yang tengah terlelap itu.
***
Jangan lupa likenya 🥰
Penasaran sama foto yang di lihat Resta? aku post nanti di story ig ku ya.
@Rizki.taaaa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Rafinsa
yaaaaah ..ketahuan deh
2025-03-01
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
uhhuuyyy ... hanya antara kau dan aku ....
2023-05-23
0
Aisyah Rizky
ketahuan deh aslinya
2022-11-05
0