Kejelasan tentang hubungan

Wanita berpenampilan seksi itu menggeram kesal saat merasa sang kekasih mengabaikannya.

“RESTA!!!” Nadine berteriak kencang, tak lama kemudian Resta kembali masuk dan mendekat pada wanita itu. Menutup mulut Nadine dengan telapak tangannya.

“Nggak usah teriak-teriak di sini! Malu-maluin.” Resta memberi peringatan, di sertai tatapan tajamnya. Lalu menjauhkan tangannya dari wajah Nadine.

Baru kali ini, Resta bersikap sekasar itu. Biasanya dia selalu baik dan lembut pada Nadine. Tapi, kali ini sepertinya wanita itu sudah terlalu berlebihan, benar-benar menyulut emosi Resta.

“Kamu kasar, kamu jahat, RESTA!” hentak Nadine.

Wanita yang sudah dia pacari selama tiga tahun itu pun menangis sejadi-jadinya, terduduk lemah di atas sofa. Resta, paling tak bisa melihat wanita menangis, apalagi itu kekasihnya sendiri. “Udah…” Resta sudah duduk tepat di samping Nadine, meraih tubuh kekasihnya itu ke dalam pelukannya. “Maafin aku, sayang. Aku akan turuti kemauan kamu, aku akan cari sekretaris yang nggak bepenampilan menarik sama sekali.” Resta mengecup kepala Nadine singkat.

“Beneran, kamu janji sama aku?” Nadine memasang tampang memelas, tangisnya mulai mereda.

“Aku janji,” sahut Resta. “Tapi, aku juga minta tolong, sama kamu. Please…” Resta menjeda kalimatnya. “Percaya aku, secantik apapun wanita di luaran sana, kamu tetap yang paling cantik di mataku, kamu yang terbaik.” Resta meraih dagu Nadine dan mengecupnya dengan lembut, hingga Nadine terbuai.

Entah itu hanya buaian semata agar Nadine tenang, atau Resta memang bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Yang jelas, Nadine tidak bisa mempercayai ucapannya begitu saja. Nadine selalu merasa takut kehilangan Resta, lelaki tampan yang berhasil membuatnya terpikat dari awal hingga sekarang. Pesona Resta tak di ragukan lagi. Bukan Nadine tidak tahu, bahwa banyak karyawannya yang sering mencuri perhatian pada Resta. Maka Nadine sesering mungkin mengunjungi kekasihnya itu ke tempat kerjanya.

“Sekarang, kamu percaya, sama aku, kan?”

Nadine mengangguk, lalu mendongakkan kepalanya, untuk saling bertatapan dengan Resta yang kini masih memeluknya. Resta mendekatkan wajahnya pada Nadine, lalu mengecup bibir wanita itu, dan langsung di sambut oleh Nadine dengan lebih bergairah. Wanita itu mengalungkan kedua lengannya di leher Resta. Nadine selalu tidak bisa menahan, jika Resta sudah memulai. Nadine terbuai hingga pertahanannya melemah, dengan satu gerakan tangan Resta, dia sudah terbaring di atas sofa. Tempat yang sudah biasa menjadi saksi percintaan mereka. Resta berhenti saat dorongan kuat dia rasakan pada dadanya. “Ada apa?” tanya lelaki itu setelah melepaskan tautan bibir.

“Pintunya belum di kunci,” ucap Nadine, mengalihkan pandangannya ke arah pintu ruangan.

Resta tersenyum, dia menegakkan tubuh yang sempat menindih Nadine, jemarinya pun bergerak untuk melepaskan kancing kemejanya satu persatu. Pria mesum dan berengsek, adalah julukan yang cocok untuk Resta, karena selama berpacaran dengan Nadine, dia selalu mengambil keuntungan untuk menikmati tubuh wanita itu sesering mungkin jika ada kesempatan.

\~

“Aku cuma nggak mau kehilangan kamu, itu aja kok. Bukannya aku lebay.” Nadine memulai lagi pembicaraan tentang Resta yang menuduhnya sebagai perempuan paling posesif yang dia kenal.

Kini, mereka sedang makan di sebuah cafe, sudah menjadi kebiasan bagi Resta, selain membuai wanita itu dengan keahliannya di atas ranjang, Resta selalu mengajak Nadine untuk makan makanan kesukaannya jika dia sedang merajuk.

“Tapi, tetap aja kamu berlebihan, kamu meragukan perasaanku, Nadine?”

Wanita itu menggeleng, “Aku yakin kok sama kamu, meski sampai sekarang hubungan kita masih belum jelas!”

Resta membuang pandangannya ke arah lain, ketika Nadine mulai membahas soal kelanjutan hubungan mereka. Ya, meski sudah terjalin selama bertahun-tahun, Resta masih belum yakin untuk menjadikan Nadine istrinya. Banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Sebab sikap Nadine yang selalu berlebihan dan sering menuduhnya selingkuh, atau semacamnya. Benar-benar membuatnya tidak nyaman dan seakan kesulitan bergerak.

Laki-laki mana yang betah jika ruang geraknya selalu diawasi. Bahkan, Resta sering diejek oleh teman-temannya, karena ketika mereka sedang berkumpul untuk sekadar minum bersama, Nadine selalu mengawasi melalui telepon atau video call. Benar-benar membuatnya malu.

***

Jangan lupa like dan komen, supaya lapak aku nggak sepi ya 🤭

Terpopuler

Comments

Ari_nurin

Ari_nurin

males baca novel yg cowok model Resta gini. celap celup kayak teh celup. laki laki ga bs nahan nafsu ..

2024-12-06

0

Dipika Dinda

Dipika Dinda

pantes nadine posesif /Smile/
qu baru gabung lagi kak stelah skian lma Aplikasi NT qu hapus /Facepalm/

2024-08-23

0

~¥^D^~

~¥^D^~

Nadine hubugan blm jelas dieya eya udh iya aja🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-10-30

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!