Satu pekerjaan sudah selesai. Tidak ada Resta di ruangan, lelaki itu keluar ruangan sejak setengah jam lalu. Aya mengambil kesempatan membuka kacamatanya sejenak. Sebenarnya, Aya sedikit tidak nyaman menggunakan kaca mata. Semua ini hanyalah keterpaksaan belaka demi penampilannya.
Aya menegakkan tubuhnya, merenggangkan otot-ototnya, pegal sudah berjam-jam duduk di hadapan komputer. Mengambil segelas air putih, Aya ingin membasahi tenggorokannya.
“Udah selesai belum?” Resta membuka pintu sambil bertanya. Aya yang saat itu sedang meneguk air putih, terkesiap, hampir tersedak.
“Udah Pak.” buru-buru Aya meletakkan gelas, dia segera kembali ke mejanya, mengambil kaca mata. Bahkan, dia hanya menunduk tanpa berani menatap Resta. Akan sangat berbahaya jika penampilannya diketahui.
“Duduk di sini.” pinta Resta. Menunjuk kursi kosong di hadapan meja kerja lelaki itu.
Serius banget, ada apa sih? gumam Aya di hati.
Tidak bertanya apapun lagi, Aya menurut dan langsung duduk di hadapan Resta. Terlihat lelaki itu sedang fokus menatap macbooknya.
“Saya lihat basic kamu di daftar riwayat hidup, kamu sarjana akuntasi, itu benar?” tanya Resta tanpa mengalihan pandangannya ke lawan bicaranya.
Aya mengangguk.
“Kalau begitu, kamu mengerti tentang pembukuan dan laporan keuangan?”
“Mengerti, Pak,” sahut Aya yakin.
“Kalau begitu, bantu saya!” titah Resta. ”Dua tahun yang lalu, perusahaan percetakan ini, hampir hancur,” lanjut lelaki itu.
Aya kini hanya mencoba menjadi pendengar yang baik. “Serius, Pak?”
“Ya, saya bingung letak kesahalan saya di mana. Mungkin waktu itu saya gelap mata, karena saya baru mewarisi perusahaan ini dari almarhum papa saya,” jelas lelaki itu lagi. “Banyak pelanggan dan pengerjaan selama setahun itu. Tapi keuangannya hancur, saya sadar itu salah saya.” Resta terus saja bercerita.
Aya mengangguk mengerti. “Sekarang, udah normal lagi, kan Pak? biasanya orang akan lebih baik setelah belajar dari kesalahan,” tutur Aya.
“Ya begitulah, tapi untuk membangkitkan kembali perusahaan ini, sampai sekarang saya masih berhutang.”
“Sama bank?” sahut Aya cepat.
“Bukan, mungkin kalau melalui pinjaman bank, akan lebih mudah, karena bayarnya pakai uang dan dicicil setiap bulan, tapi ini… udah lah, ngapain juga saya curhat sama kamu.”
Aya berkerut kening, “Saya kan nggak minta bapak curhat dengan saya.” reflek Aya menjawab dengan nada sewot.
“Pintar juga kamu menjawab ya?”
“Maaf Pak reflek.”
“Hm.”
Hening beberapa saat. Aya menanti apa yang akan Resta perintahkan padanya, sambil mengetuk-ngetuk jemarinya di atas meja. Mengusir rasa gugupnya kala itu.
“Sayang, kita makan siang di mana?” seseorang muncul dari balik pintu, memecahkan hening di antara mereka.
Tanpa menoleh, Aya sudah tahu pemilik suara itu. Begitupun dengan Resta yang bahkan tidak melirik sedikitpun pada kekasihnya. Otaknya sedang penat, pikirannya juga kacau, saat ini Resta benar-benar sedang berjuang untuk membuat perusahaannya kembali berkembang pesat seperti saat dalam kepemimpinan sang papa.
“Lagi serius banget nih, sampai aku datang nggak dipedulikan?” protes Nadine.
“Sebentar, aku lagi ngobrol serius sama Aya. Ini masalah pekerjaan, penting.” tegas Resta, terdengar dari nada bicaranya, dia benar-benar terganggu dengan kehadiran wanita itu.
Secantik itu dicuekin? kasihan banget. Aya menertawakan Nadine dalam hati, sampai tanpa sadar dia tersenyum tipis.
“Kamu senyum kenapa? apa yang lucu?” sentak Nadine.
“Kamu, bisa nggak diam dulu, datang tiba-tiba selalu buat keributan.” protes Resta, menggeram kesal. Masalahnya, saat itu dia benar-benar sedang konsentrasi ingin menyampaikan dan menjelaskan sesuatu pada sekretarisnya. Jika Nadine terus begini, ingin sekali Resta mengunci pintu dari dalam agar wanita itu tidak mengganggunya di jam kerja seperti ini.
“Sorry.” Nadine akhirnya duduk di sofa, diam. Namun, dia menahan emosi. Merasa Resta terlalu membela Aya. Saat Aya mengulas senyum tanpa sengaja tertangkap oleh penglihatannya dan berhasil membuatnya merasa tersindir.
“Begini Aya, saya mau percayakan pembukuan dan laporan keuangan ini, sama kamu. Nanti kamu juga yang pegang rekening perusahaan, gimana? bisa?”
“APA?! Sayang, dia orang baru-“
“Diam kamu Nadine, ini urusanku-“
“Tapi kamu jangan lupa, perusahaanmu bisa seperti sekarang, karena bantuan siapa?” Nadine tak bisa lagi menahan emosinya hingga secara tidak langsung dia mempermalukan Resta di hadapan Aya. Semuanya terdiam, hanya terdengar ketukan tapak heels yang beradu dengan lantai, milik Nadine yang tengah melangkah keluar.
Aya menunduk, dia tidak berani menatap Resta yang sepertinya sedang menahan emosi.
“Maafkan keributan barusan,” ucap Resta.
“Nggak apa-apa, Pak.”
“Gimana Aya, kamu bersedia?”
“Tapi, bukannya di kantor ini ada bendahara, Pak?” tanya Aya, sebenarnya ini adalah bentuk penolakan. Dia sangat menghindari pekerjaan yang berurusan dengan angka-angka, apalagi itu adalah uang.
“Ada, tapi dia memiliki tugas-tugas lain. Nanti bendaraha juga akan berurusan sama kamu untuk urusan pengeluaran dan pemasukan perusahaan. Tapi saya percayakan rekening ini kamu yang pegang. Karena kamu yang berurusan langsung dengan saya setiap hari.” tegas Resta.
“Jujur sebenarnya itu berat sih buat saya…” Aya masih menolak secara halus.
“Nggak apa-apa, nanti pelan-pelan kamu pasti terbiasa.”
“Bukannya Bapak kemarin bilang, kalau saya cuma bertugas jadi sekretaris, saya keluar dari perusahaan lama karena pusing berurusan dengan uang,” ucap Aya dengan nada pelan, setengah memelas.
“Kamu nolak saya?”
“Pak, ini juga nggak masuk dalam job desc saya kemarin.” Aya memelas lagi.
“Nanti saya revisi, oh mungkin kamu merasa nggak setimpal dengan gaji kamu? nanti saya tambah.”
Aya menghela napas berat. Butuh pekerjaan? tentu saja iya. Menurutnya, ini sudah di luar jalur. Ingin menolak, tapi Aya masih butuh pekerjaan. “Baiklah Pak.”
“Nah begitu. Mulai besok ya?”
Aya mengangguk pelan.
“Sore ini kita meeting dengan bendahara.”
“Iya Pak.”
***
Tinggalkan likenya ya 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
gak enak, kan Nad digituin ?
mangkanya jangan suka begitu juga ke orang lain ... 🤪
2023-05-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
giliran Nadine yg dibikin jatoh harga dirinya di depan Aya nih .... 🤣🤣🤣
2023-05-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
keknya utang sama bapak nya Nadine nih ...
pinjaman gak dibayar pake duit ... tp di suruh jadi menantu ... 🤪
2023-05-23
0