Meeting dengan bendahara berakhir sampai malam. Banyak yang Aya harus pelajari lagi tentang alur kas perusahaan ini. Usai dari ruangan meeting, Aya kembali ke ruangannya. Membereskan barang-barangnya.
“Saya duluan ya Aya. Ada urusan,” ucap Resta sambil berlalu, lelaki itu terlihat tergesa-gesa keluar dari ruangan. Bahkan Aya belum sempat menjawab, dia menghilang begitu saja.
Ursan Aya sudah beres, dia turun ke lantai utama. Saking sibuknya di dalam ruangan, dan seluruh gedung itu kedap suara, dia tidak menyadari bahwa hujan di luar mengguyur sangat deras mengakibatkan Aya harus berdiam diri di teras gedung kantor. Hujan lebat membuatnya dan bisa bergerak ke manapun. Aya melirik arloji di tangan kirinya, sudah melewati jam delapan.
“Dari hujannya sih kelihatan nggak bakalan reda dalam waktu dekat.” Dia bergumam, sambil mengusap wajah lelahnya. Ada tugas baru dari Resta membuat bebannya bertambah. Kata-kata santai dan nyaman yang sempat Resta suguhkan ternyata hanya idaman belaka. Nyatanya, dia tidak bisa santai di perusahaan ini karena memiliki tanggung jawab baru dari atasannya itu.
Tin Tin
Suara klakson mobil menyadarkan Aya, membuatnya menoleh ke kiri, sebuah mobil berwarna hitam berhenti di sebelah kanannya. Tak lama kemudian, kaca jendela terbuka sedikit, menapilkan wajah seseorang yang sangat dikenalinya. “Mau bareng saya?” tawar Resta.
“Nggak usah Pak. Saya tunggu hujan reda aja,” sahut Aya setengah berteriak agar suaranya menembus sampai ke Resta, karena hujannya yang cukup deras.
Tanpa basa-basi lagi, lelaki itu melajukan mobilnya, meninggalkan Aya. Membuatnya sedikit kecewa, entah apa alasannya.
***
Resta melajukan mobilnya menuju sebuah hotel, tempat di mana Nadine sedang menunggunya. Wanita itu merajuk, marah, membuat Resta sulit untuk menghindarinya. Bukan karena ingin benar-benar membujuknya, Resta hanya masih ingin menjaga hubungan baik dengan keluarga Nadine yang sudah banyak membantunya. Ini benar-benar menjadi beban tersendiri untuknya, membuatnya sulit bergerak dan seperti terpenjara. Saat ini dia sedang berusaha untuk mengumpulkan kembali keuntungan perusahaan sebanyak-banyaknya agar suatu saat dia bisa membayar uang yang sempat dia pakai untuk perusahaan, kepada orang tua Nadine.
Membujuk Nadine tidaklah sulit, Resta hanya perlu mengajaknya check in di hotel berbintang dengan fasilitas mewah. Selanjutnya, wanita itu akan luluh dengan sendirinya.
“Hai.” ucap seorang wanita setelah beberapa detik dia memencet bel, pintu terbuka lebar. Tampak Nadine yang sudah sangat cantik dengan balutan lingerieee seksi, sengaja untuk menyambut kekasihnya.
“Kamu udah makan?” tanya Resta basa-basi. Ya, hanya sekadar basa-basi belaka. Resta tidak bisa lagi menggambarkan perasaannya saat ini pada wanita itu. Dulu, Nadine adalah segala-galanya baginya.
“Nunggu kamu, kamu mandi dulu, nanti aku pesan makanan.” Nadine melingkarkan kedua lengannya di leher Resta. Lalu berbisik mesra, memancing gairaah lelaki itu.
“Oke, sayang…” sahut Resta lalu mengecup bibir kekasihnya itu.
Tidak butuh waktu lama, hanya sekitar lima belas menit. Resta sudah menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Lelaki itu keluar hanya dengan menggunakan bathrobe berwarna putih.
Nadine menyambutnya sambil tersenyum manis. Di sebuah meja yang terletak di tengah-tengah antara dua sofa, sudah tersaji beberapa menu makan malam yang akan mereka santap, sebotol anggur serta dua gelas berkaki.
Nadine duduk di tepian ranjang, menyilangkan kaki jenjangnya, memperlihatkan sebagian bentuk tubuhnya karena gaun tidur yang dia kenakan sedikit terangkat ke atas.
“Kamu menyuruhku mandi, lalu akan kamu kotori lagi.” Resta tertawa kecil. Saat ini, meski sedang lapar, bukanlah makanan yang sudah tersaji di meja yang membuatnya tertarik. Tapi, santapan lain yang ada di atas ranjang.
Resta mendekat pada Nadine, wanita itu langsung menangkapnya. Memberi pelukan, wajahnya berhadapan dengan dada bidang Resta yang terpampang jelas, karena saat itu dia sudah menanggalkan bathrobenya membiarkannya jatuh ke lantai.
“Rindu,” bisik Nadine, mengembuskan napasnya hangatnya dengan sengaja hingga mengenai permukaan kulit dada kekasihnya itu.
Tidak menjawab dengan kata-kata, Resta melakukan apa yang Nadine inginkan. Dari awal, Resta pernah berusaha menjaga agar hubungan mereka tidak sejauh ini. Namun, dia hanyalah laki-laki biasa yang punya gairaah dan naffsu. Melihat wanita cantik yang sering menggodanya dengan sengaja, apalagi itu adalah kekasihnya sendiri, mana mungkin dia tidak tertarik.
“Kamu yang paling hebat dari pada mantanku dulu, kamu yang selalu bisa bikin aku nggak terkendali di ranjang.” Puji Nadine, setelah mereka selesai. Pujian itu berhasil meningkatkan percaya diri Resta. Berpacaran dengan Nadine benar-benar telah merusaknya, dia bukan lagi seorang laki-laki perjaka setelah menjalin hubungan dengan wanita itu.
“Oh ya? itu gombalan doang kan? mau nambah lagi, hm?” bisik Resta, tepat di telinga Nadine.
“Aku sih mau aja, tapi capek, beneran. Besok pagi lagi sebelum kamu ngantor, sekarang kita isi tenaga dulu.” Nadine turun dari ranjang, membiarkan tubuh polosnya terekspose dan dinikmati oleh penglihatan Resta.
“Beautiful.” Resta melemparkan pujian itu sambil tersenyum miring.
***
Hujan memang tak kunjung reda, sampai mendekati jam sepuluh malam. Aya memutuskan pulang menggunakan taksi online dan membiarkan motornya tersimpan di parkiran perusahaan. “Di sini aja, Pak.” ucap Aya pada sopir taksi setelah sampai di depan gerbang kos-kosan tempat tinggalnya.
Setelah membayar, Aya turun dan berjalan kaki, hujan sudah tidak terlalu deras saat itu. Belum sempat dia melewati gerbang, penglihatan Aya menangkap dua orang berbadan besar yang sedang menunggu tepat di depan pintu kamarnya.
Aya berusaha menghindar sebelum para penagih utang ayahnya itu melihatnya, dan dia berhasil lolos. Gadis itu melepas flat shoesnya, dia berlari menyusri jalanan aspal, berlari sejauh mungkin sampai tubuhnya basah kuyup karena hujan. Jika dia tidak menyelematkan diri, Aya pasti akan menjadi tawanan mereka. Aya tidak tahu dia harus ke mana, yang paling penting dia tidak boleh terlihat oleh mereka. Aya lupa kalau hari ini dia memiliki janji dengan mereka akan menyicil utang ayahnya sebanyak sepuluh juta. Sementara tabungannya saat ini bahkan tidak mendekati angka dua juta.
gadis itu berhenti tepat di depan sebuah swalayan, khawatir mereka akan menemukannya, Aya memilih masuk ke dalam swalayan untuk mengamankan diri. Di sana, dia memesan lagi taksi online untuk pergi ke suatu tempat yang menurutnya bisa menyelamatkannya malam ini.
🥲
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kasian Aya ... 😭
2023-05-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
percuma beautiful kalo murahan mah ...
beneran amit2 yah kehidupan Resta dan Nadine ... 🤮🤮🤮
tp apa mau dikata ... di dunia nyata emang ada yg begitu ... 😓
2023-05-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
weleeeehhhh .... barti pas pertamakali sama Resta ... si Nadine udah pernah sama mantan nya ?
duuuh ... beneran murahan banget yak ...
jadi sebenernya Nadine yg beruntung atuh yah, dapetin Resta yg perjaka ? 😁😁😁
2023-05-23
0