Tinggalin Nadine!” pinta Endri dengan nada tegas. Sorot matanya memancarkan keseriusan dalam ucapannya kala itu.
“Walaupun gue punya niat, tapi gue belum segila itu,” sahut Resta, disertai tawa karena lelaki itu menganggap sahabatnya pasti hanya bercanda.
“Tapi lo bisa gila kalau terus berada dalam pengawasannya. Hei bro, hidup harus dinikmati. kalian belum menikah, masih berpacaran. Nggak seharusnya dia ngebatasin lo sejauh itu.”
Kalimat terakhir Endri, membuat Resta benar-benar berpikir keras. Ada benarnya. Selagi belum terikat hubungan yang sah, Nadine tak berhak melarangnya sejauh itu, dan selalu mengatur dengan siapa saja Resta boleh berkomunikasi.
“Lo benar.” Resta membenarkan, “Harusnya, gue merasa rindu mati-matian kan, ditinggal berhari-hari begini, tapi hidup gue justru am—“
“Sayang, Baby!! I’m coming!!” pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang wanita berpenampilan seksi nan glamour dengan menenteng sebuah paper bag dari brand ternama sedunia. Wanita itu melenggang santai, menuju kekasihnya.
Resta merasa beruntung saat ini, karena dia belum sempat meneruskan kalimatnya. Nadine tiba, entah sejak kapan dia kembali ke kota ini. Pantas saja tak berkabar seharian, karena mungkin sedang dalam perjalanan kembali ke kota ini.
Tak hanya Resta yang kaget begitu juga dengan Endri, dia bukan hanya kaget. Tapi juga sangat muak melihat kemesraan mereka.
“Gue pamit,” ucap Endri, raut wajahnya terlihat kesal.
“Ya, thanks bro. Gue tunggu kabar baiknya!” sahut Resta dengan semangat, menanti hari esok saat sekretaris yang dia butuhkan hadir. Meski belum tentu keberuntungan berpihak kepadanya.
“Mas Endri, kok pulang, sih? gue baru nyampe!” ucap Nadine setengah berteiak sebelum Endri memegang handle pintu.
“Lo mau nyuruh gue tetap di sini, melihat kalian bermesraan, berciuman?” Endri mencibir, disambut tawa girang oleh Nadine. Tapi, tidak dengan Resta, dia justru terlihat malas meladeni Nadine, entah kemana rasa yang dulu selalu penuh untuk wanita ini, kini perlahan berhamburan hilang begitu saja.
“Iri, bilang bos!” tawa nyaring Nadine kembali menggema, dan itu benar-benar membuat Resta risi.
Endri tidak peduli, dia tetap pergi. Selepas kepergian Endri dari ruangan itu, tanpa rasa sungkan dan malu, Nadine langsung duduk di atas pangkuan Resta sambil mengalungkan kedua lengannya di leher lelaki rupawan itu. “Kangen nggak sama aku?” menatap Resta dengan perasaan bergairah, dan rindu yang membuncah.
“Kamu kembali terlalu cepat, harusnya rinduku terkumpul lebih banyak lagi, saat ketemu akan ku curahkan sebaik-baiknya,” sahut Resta, kata-kata seperti itu saja berhasil membuat Nadine tersipu saking dalamnya perasaan terhadap Resta.
“Aku bisa gila jauh dari kamu,” rengek Nadine. Mendaratkan kecupan lembut di bibir Resta.
Aku malah gila kalau kamu selalu ada di dekatku.
Resta menggerutu dalam hati. Tanpa membalas buaian sang kekasih. Namun, tetap membiarkan Nadine duduk di atas pangkuannya. Bahkan, wanita itu juga menyandarkan kepalanya dengan manja di pundak Resta.
“Marry me, Resta…” lirih Nadine, “Aku udah memeprtaruhkan harga diriku, untuk duluan melamar kamu, apa kamu nggak merasa terkesan sama sekali?” Nadine mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menatap wajah Resta yang sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
“Aku belum siap, kamu tau kan aku sedang memperbaiki kondisi keuangan perusahaanku,” jelas Resta.
“Bukan masalah, papa dan mama juga nggak mungkin keberatan untuk membiayai semuanya,” ucap Nadine.
Resta sedang memikirkan alasan lain, “Di mana harga diriku sebagai laki-laki? kalau semua biaya pernikahan dari keluarga kamu?” Lelaki itu melakukan pembelaan, untuk menghindari desakan Nadine yang terus memintanya untuk menikahi.
Wajah Nadine cemberut, “Alasan lagi!” hentaknya dan langsung berpindah dari pangkuan Resta.
“Bukan alasan, aku bicara fakta.” tegas Resta.
“Kita nggak usah bahas itu deh, kalau akhirnya kamu marah-marah nggak jelas. Aku bawa sesuatu buat kamu.” Nadine menyodorkan paper bag itu ke hadapan Resta.
“Apa ini?”
“Bukalah,” pinta Nadine dengan wajah yang berseri-seri. Meski baru saja ditolak secara tak langsung, wanita itu tetap bersikap biasa saja. Jika dia terlalu keras memaksa Resta, lelaki itu pasti akan menjauhinya sampai berhari-hari dan Nadine tidak sanggup bila itu terjadi.
***
Jangan lupa like dan komennya 😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dipika Dinda
/Joyful//Joyful/
2024-08-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
barti emang dasar Nadine nya juga kulit badak ... agresif ... gampangan ... murahan ....
apalagi yak ? 🤣🤣🤣
2023-05-23
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
sama skali gak terkesan tuuuuh .... 🤣🤣🤣
salah kamu sendiri Nad ... harga diri kamu emang udah terus tambah ngilang setiap kamu mau aja digarap Resta ... 🤪🤪
2023-05-23
0