Nasi Uduk

Datang terlalu cepat, Aya melewatkan sarapannya hingga saat ini pekerjaannya sedikit terganggu karena lambungnya meronta minta diisi. Dua jam sudah berlalu sejak kejadian memalukan melihat keadaan bos yang setengah telanjang. Aya pikir, dia sudah kenyang karena itu. Ternyata tidak.

Aya menatap layar komputer, sedang menginput data-data penting yang belum diselesaikan oleh sekretaris lama Resta. Selama dua jam itu juga, Resta tidak keluar dari ruangan rahasia miliknya. Apa lelaki itu terlalu malu dengan Aya? atau dia tidur kembali. Sungguh Aya merasa tidak enak.

Ceklak.

Suara pintu lemari rahasia yang terbuka, membuat Aya kembali menundukkan pandangan. Saking malunya, saat Resta keluar, rasanya dia bernapas saja tidak berani. Aroma khas laki-laki disertai parfum yang Aya yakini harganya mahal, mengusik penciuman Aya.

Resta tidak langsung duduk di kursinya, lelaki itu keluar. Aya merasa aman. Namun, rasa aman itu hanya berlangsung tak lebih dari satu menit karena bosnya kembali masuk dengan membawa sebuah kantong plastik berisi makanan.

“Kamu udah sarapan?” tanya Resta, sambil meletakkan kantong plastik berwarna putih itu di atas meja ruang tamu.

“U-udah Pak.” Aya tidak niat berbohong, hanya saja saking gugup dan canggungnya dia salah menjawab.

“Padahal saya order nasi uduknya dua bungkus. Ya udah kalau begitu.” Resta berjalan ke sudut ruangan, di sana terletak sebuah kulkas kecil, dispenser dan sebuah lemari penyimpanan. Lelaki itu mengambil piring dan sendok. “Di sini ada beberapa peralatan makan, piring, sendok dan gelas, siapa tau kamu butuh,” ucap Resta lagi. Lelaki itu tidak terlihat canggung sama sekali, seperti tidak ada kejadian apapun pagi tadi.

“Iya, Pak,” jawab Aya singkat. Pikirannya tertuju pada nasi uduk yang sudah dibelikan Resta untuknya. Bisa-bisanya dia menjawab sudah makan. Padahal, laparnya setengah mati.

“Beneran nggak mau?” tawar lelaki itu sekali lagi.

“Mau Pak, tadi cuma makan roti.” Aya akhirnya punya alasan yang logis.

“Ini ambil!” titah Resta yang sudah duduk di sofa, di hadapannya sudah terhidang makanan yang sudah siap untuk dia santap.

Aya bangun dari tempatnya. Yang dia pikirkan saat ini hanyalah makan, mengisi perutnya. Jujur saja, dia kesulitan fokus bekerja jika perutnya perih. “Makasih, Pak.”

“Mau makan di mana?” melihat Aya langsung pergi setelah mengambil makanan, Resta pun bertanya.

“Makan Pak di meja,” sahut Aya santai.

“Makan di sini, saya nggak suka makan sendiri!” titah lelaki itu dan berhasil membuatnya terperangah.

Bukan Aya tidak mau atau tidak berminat, dia sangat mau. Tapi, bukankah itu akan menbahayakan dirinya? bagaimana jika Nadine tiba-tiba muncul dan melihat kedekatan mereka? oh Aya belum siap dipecat karena hal konyol itu. Apalagi, ingat kata-kata Endri, bahwa Resta memilik pacar yang posesif dan pencemburu.

“Nggak apa-apa, saya di meja kerja aja Pak.” tolak Aya secara halus, dengan nada yang sopan.

“Tau nggak, kamu itu secara nggak langsung udah menolak perintah saya?” Resta bertanya dengan nada tegas.

“Maaf Pak, saya cuma mau nyari aman.” jawab Aya tak kalah tegas.

“Maksud kamu?” balas Resta dengan nada tak suka karena merasa Aya mulai berani melawannya.

“Saya takut tiba-tiba Bu Nadine datang dan-“

“Dia nggak bakalan cemburu sama kamu tenang aja.” Resta tertawa kemudian. Tawanya benar-benar terdengar merendahkan.

Aya mengangguk, ya mana mungkin Nadine akan cemburu. Harusnya dia sadar itu. Bagaimana penampilannya kini? tidak cantik, tidak seksi dan sejenisnya. Aya juga ingat ucapan Endri bahwa bosnya saat ini menyukai karyawan yang penurut. Jadi, bagi Aya tak ada lagi alasan Aya untuk menolak.

“Iya Pak, sebentar saya ambil piring dan sendok.” Aya melangkah menuju lemari penyimpanan.

“Sekalian ambil air putih hangat.”

“Baik Pak.”

Dua gelas air putih sudah terhidang di atas meja, dengan perasaan canggung dia duduk di hadapan Resta.

“Santai aja Ya, sama saya. Kata orang-orang, saya ini humble, baik, nggak sombong, juga nggak pelit,” ucap Resta membuka pembicaraan setelah Aya duduk di hadapannya.

“Oh, begitu ya Pak? saya hanya segan,” Aku Aya. “Soalnya kan kalau pimpinan itu, kesannya ya begitu.”

“Begitu? gimana, memangnya?” sambung Resta cepat.

“Angkuh, sombong, suka marah-marah dan…”

“Dan apa?” Resta menaikkan alisnya menanti jawaban Aya.

“Genit.”

Tawa Resta pecah untuk kata terakhir yang Aya ucapkan membuat gadis itu keheranan.

“Kamu tenang aja, di kantor ini nggak ada yang begitu. Santai Aya, kalau kita menciptakan suasana yang santai, nyaman, pasti kerjanya bisa bagus, ikhlas dan maksimal. Tapi kalau keadaan sebaliknya, itu justru membuat kita jenuh dan berefek pada pekerjaan, benar nggak?” Resta memang ramah, kepada siapa saja termasuk pada karyawan-karyawannya. Mungkin, inilah salah satu faktor yang membuat Nadine takut Resta berpaling.

Aya mengangguk menyetujui ucapan Resta, mereka berdua mengobrol sambil makan perlahan-lahan.

“Benar Pak.”

Ini adalah hari kedua Aya bekerja. Dia merasa Resta benar-benar jauh berbeda dari atasan dan para pimpinan di tempat kerjanya yang lama. Aya banyak mengalami tekanan-tekanan yang membuatnya stres sampai berefek pada hormonnya, mengakibatkan menstruasinya tidak lancar. Apa nantinya selama di sini, dia bisa santai? Bagi Aya, tidak masalah banyak pekerjaan, dikejar deadline dan sebagainya. Asalkan suasananya nyaman. Entah Resta yang mampu mencairkan suasana, canggung diantara mereka pun sirna. Aya tak lagi merasa takut dan sungkan karena kejadian beberapa jam lalu.

“Itu, freckles di wajah kamu, asli?” sedari tadi, Resta memperhatikan wajah lawan bicaranya, membuatnya penasaran karena Aya banyak memiliki bintik hitam di bagian hidung dan pipinya.

“Asli Pak,” jawab Aya jujur.

“Keturunan orang luar ya, kamu?”

“Almarhumah nenek saya, orang Jerman Pak.”

Resta mengangguk, “Pantesan.”

“Kenapa, Pak?”

“Nggak apa-apa. Oh ya, kamu lagi ngerjain apa?”

“Nyusun ulang jadwal Pak Resta, terus merapikan file-file yang berantakan di komputer.”

“Kalau udah selesai, kamu bilang ya? saya ada pekerjaan lain untuk kamu.”

“Baik Pak, sedikit lagi selesai.”

***

mau lihat visual mereka bisa follow ig ku

@rizki.taaaa

@rizki.taaaa

aku nggak berani up visual di sini, maaf🙏

Terpopuler

Comments

Colette Wong

Colette Wong

teringin tengo visualnya

2023-07-23

1

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

hahaha ... segitu perhatiannya, Res ....

2023-05-23

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

dih ... ternyata Resta juga merendahkan spt itu ....
awas aja kalo kamu ntar ngeces liat Aya yg "asli" ... 🤪

2023-05-23

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 62 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!