CUEK

Flashback

Arash, bocah kecil kelas 1SD itu mendatangai Deluna yang baru tiba dikelas. Dengan senyum lebar khas anak anak dia menyodorkan sebuah pensil berwarna pink dengan hiasan unicorn diatasnya.

"Buat Deluna."

"Cantik banget, terimakasih." Ujar Deluna sambil meraih pensil tersebut dari tangan Arash.

"Kamu suka?"

"Hem, suka."

"Kalau sama yang ngasih, suka gak?"

"Suka, Arash kan baik, selalu ngasih Deluna milo." Hampir setiap hari Arash memang memberi satu kotak susu milo pada Deluna.

"Ye...... Deluna suka sama Arash." Bocah itu jingkrak jingkrak saking senangnya.

"Temen Temen, Deluna bilang dia suka sama Arash." Teriak Arash hingga menarik perhatian teman sekelasnya.

"ARASH, kamu ngomong apa sih? malu maluin."

Wajah Deluna memerah, dia sangat malu saat semua teman sekelasnya menatapnya dan Arash.

"Mulai sekarang, Deluna pacarnya Arash." Ujar Arash dengan rasa bangga.

"ENGGAK, GAK MAU." Pekik Deluna yang hampir saja menangis karena kesal.

"Ye Ye Arash pacaranya Deluna." Ejek teman temannya..

"Arash pacarnya Deluna."

"*Arash pacaranya Deluna."

Kata kata itu diucapkan berulang oleh teman temannya bahkan dikasih nada yang membuatnya terdengar seperti lagu.

Lagu merdu bagi Arash, tapi tidak bagi Deluna. Terdengar bak suara kaleng biskuit yang dipukul pukul pakai kayu, sungguh menyiksa telinga*.

"Bukan, Deluna gak mau jadi pacarnya Arash. Arash jelek, gendut." Maki Deluna sambil menghentak hentakkan kakinya dilantai sambil memeloti Arash.

"Tadi kamu bilang suka sama Arash?" Tanya Arash dengan mata yang mulai berkaca kaca berkaca kaca.

"Suka karena kamu baik. Tapi kamu jelek, gendut, aku gak mau jadi pacar kamu."

"HWAAAA.... " tangis Arash seketika pecah.

...*****...

Deluna memasuki kelas XII IPA 1. Kelas tempatnya menuntut ilmu serta berghibah dengan genk teletabisnya. Deluna mengedarkan tatapannya untuk mencari cowok yang bernama Arash.

XII IPA 1 adalah kelas unggulan. Sudah bisa dipastikan isinya anak pintar semua. Jadi walaupun kelas lain diacak saat kenaikan kelas. Khusus kelas ini muridnya tetap. Hanya satu dua saja yang diganti jika nilainya tak memenuhi standar.

Deluna menghampiri Monica dan duduk disebelahnya.

"Mana yang namanya Arash?"

"Ngapain lo nanyain Arash? Gue pikir lo udah gak tertarik sama cowok lain selain Om Manu lo itu?" Monica balik bertanya.

"Gue penasaran aja sama dia. Perasaan gue perhatiin gak ada wajah wajah baru." Deluna masih saja sibuk mengedarkan pandangannya. Tapi hasilnya tetep sama, tak ada wajah baru yang dia lihat.

"Belum dateng dia."

"Oo..."

"Nih lihat." Monica menyodorkan ponselnya pada Deluna. Memperlihatkan akun IG @Arash_Alessio.Abraham. "Cakep bangetkan calon suami masa depan gue?"

"Dih, terlalu ngarep lo." Sahut Deluna sambil menyebikkan bibirnya. Monica salah satu teman Deluna yang paling perfeksionis. Makanya sampai sekarang cewek itu masih saja jomblo.

"Morning Arash."

Bukan, bukan Monica atau Deluna yang mengucapkan itu, tapi Dara, teman sekelas mereka. Ternyata cewek itu sejak tadi menunggu Arash didekat pintu.

Mendengar nama Arash, membuat atensi Deluna dan Monica langsung tertuju pada Arash yang baru datang.

"Cowok itu?" Gumam Deluna. Dia teringat dengan cowok yang kemarin. Ya, gak salah lagi, dia adalah cowok yang kemarin marah marah karena Pak Sidik nabrak kucing.

"Arash, udah sarapan belum? nih buat kamu." Dara menyodorkan sebuah kotak makan pada Arash. Bibirnya terus saja menyunggingkan senyum yang aduhai, dibuat semanis mungkin.

"Cih norak banget si Dara." Cibir Monica pelan.Matanya menatap tak suka kearah Dara.

"Makasih, tapi gue udah sarapan. Mending lo kasih ke yang lain aja." Tolak Arash dengan ekspresi datar. Pembawaan cowok itu memang sangat cool, membuat para kaum hawa melting.

Deluna terus memperhatikan Arash. Dan tanpa sengaja, tatapan mereka bertemu. Keduanya saling membuang muka, entah karena malu, atau karena yang lain. Hanya mereka dan Tuhan yang tahu, bahkan Author juga tidak tahu.

Ternyata cowok kemarin itu yang namanya Arash. Cakep juga dia. Ini sih Fix, bukan si gendut. Benar kata Sari, nama Arash bukan hanya satu. Lagian nama Si gendut dulu Arash siapa sih? gue gak ingat sama sekali.

Dengan kedua tangan berada disaku celana, Arash berjalan kearah Deluna. Membuat Deluna mesam mesem. Sepertinya tak akan sulit jadian dengan Arash. Lihat saja, cowok itu udah berjalan kearahnya. Pasti ingin kenalan. Pikir Deluna dengan sangat yakin.

Loh loh, kok lewat begitu aja? gak negur gue? gak ngajak gue kenalan?"

Ya, Arash melewati Deluna begitu saja. Cowok itu berhenti tepat dibangku belakang Deluna.

Astaga..... ternyata dia duduk dibelakang gue. Kirain mau nyamperin gue.

"Pagi Arash, nih buat lo." Monica berbalik sambil menyodorkan kotak makan kepada Arash. "Isinya sandwich tuna. Monic sendiri yang buat, dijamin bikin nagih." Ujar Monic dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.

"Tadi ngatain Dara norak. Taunya lo sama aja." Bisik Deluna.

"Diem lo." Desis Monica.

"Makasih ya. Hari ini gue terima, tapi besok gak usah dibuatin lagi. Gue alergi seafood."

Glodak

Deluna menutup mulutnya menahan tawa. Sedangkan Monic, cewek itu ingin guling guling karena malu. Merutuki kebodohannnya karena tak mencari tahu dulu tentang makanan kesukaan Arash. Niatnya mau ngasih sarapan sambil caper. Modus dikit, siapa tahu Arash kecantol. Eh malah mau nyelakain dengan ngasih makanan yang Arash alergi.

"Hehehehe.....Gitu ya." Jawab Monic dengan muka merah karena malu. "Sory gak tahu kalo lo alergi seafood. Kalau gitu kembaliin aja." Monic ingin mengambil kembali kotak makannya tapi keburu ada tangan yang menyautnya.

"Wuss.... gak bisa gitu dong. Udah dikasih gak boleh diminta lagi. Jadi mending makanan ini buat Aa' Galang aja." Ujar Galang yang baru datang. Monica terpaksa mengangguk, untuk jaga imej didepan Arash.

"Anak itik makan molen. Hallo Deluna cantik, Aa galang kangen." Goda Galang dengan pantun recehnya.

"Sejak kapan itik makan molen?" Ledek Monica.

"Sejak bapak lo lahir. Suka suka gue dong. Ayang Deluna aja gak protes, ngapa lo protes?" Galang duduk dikursi sebelah Arash lalu melahap sandwich buatan Monica.

Ingin sekali Monica menarik sandwich itu dari mulut Galang. Sumpah demi doraemon dan teman temannya, Monica tak rela sandwich yang dibuatnya susah payah itu dimakan Galang.

Deluna sama sekali tak menanggapi Galang. Otaknya sibuk memikirkan Arash yang terkesan cuek.

Hari ini jam pertama dan kedua kosong karena Pak Ben guru matematika sedang berhalangan hadir. Mereka hanya diberi tugas dan langsung dikumpulkan hari ini juga.

"Arash, gue udah follow IG lo, difolbek ya." Pinta Monica.

"Iya." Jawab Arash singkat padat dan jelas. Membuat Monica kehabisan kata kata untuk melanjutkan obrolan.

Sejak tadi otak Deluna berfikir keras. Bukan memikirkan soal matematika dari Pak Ben, tapi bingung memikirkan cara berkenalan dengan Arash. Dia tak ingin terkesan murahan dengan ngajak cowok kenalan dulu. Deluna memang sangat berbeda jika disekolah dan didepan Manu. Jika disekolah, cewek itu terkenal sombong dan jual mahal. Termasuk salah satu cewek yang paling susah ditaklukin disekolah.

Otak Deluna rasanya buntu, baru kali ini ada cowok yang tampak tak tertarik padanya di sekolah.

Deluna berbalik kebelakang. "Pinjam tipe x." Ujarnya spontan saat melihat tipe x diatas meja Arash.

"Eh Lun, Ngapain pinjam? noh dimeja lo juga ada. Lo kan juga punya."

Monica sialan.... bikin gue malu aja Tuh anak.

"Habis." Untung Deluna bisa mikir cepat. Kalau enggak, makin malu kan?

"Bolehkan minjem?" Tanya Deluna lagi.

"Hm."

Busyet....gitu doang jawabannya. Gak lihat apa dia ada cewek cakep didepannya? ramah dikit gak bisa apa ya? Fix, nih cowok katarak.

"Tipe x lo perasaan masih baru? cepet bangey udah habis aja?" Tanya Monica sambil memeriksa tipe x Deluna yang ternyata isinya masih full.

"Berisik lo." Desis Deluna sambil merebut kembali tipe x nya.

"Jangan bilang lo juga lagi modus ke Arash? Lo juga suka dia Lun?" Bisik Monica.

"Enggak, tapi ada masalah lain."

"Apa?"

"Entar gue ceritain."

"Ngantin yuk, belum sarapan gue." Ajak Hani yang datang ke bangku Deluna dan Monic.

"Bentar gue belum selesai." Sahut Deluna.

"Tumben lo lama ngerjainnya? biasanya paling cepet?"

Gimana mau cepet, sejak tadi Deluna hanya memikirkan cara mendekati Arash.

"Pergi aja dulu. Entar gue susul."

"Beneran ya? ya udah gue ama Sari ngantin dulu. Lo gimana Mon?"

"Kantin yuk?" Suara Arash yang mengajak Galang ke kantin membuat Monica seketika mengemas bukunya. Apalagi kalau bukan ingin ke kantin juga.

"Gue haus banget nih." Tutur Arash sambil menelan ludah.

"Mau milo?"

"WHAT!" Pekik Hani dan Monic bersamaan.

Betapa kagetnya mereka melihat Deluna yang tiba tiba menyodorkan sekotak milo saat Arash bilang haus.

Gak lagi demam kan tuh cewek. Sejak kapan Deluna mau memberikan sesuatu pada cowok?

Terpopuler

Comments

sowlekahh

sowlekahh

pak Joe nya kemana..?!? jd kawin ma cwe yg minta nope nya bang Del gak😆😆😆

2023-04-26

0

nadya_hime

nadya_hime

Beibeb author pun tak tau... 🤔
Duuh... gimane kite yg cuma reader, bisanya baca doang nyonyeeeh....😁 wkwkwkwk...😅🤭

2023-01-09

0

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🤣🤣🤣ngakak lun lun

2023-01-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!