KARI SPESIAL

BRAKK

Arash memukul setir mobilnya. Setelah sepuluh tahun, akhirnya dia bertemu lagi dengan Deluna. Dengan cewek yang dia kejar kejar saat kecil tapi selalu berakhir dengan bullying. Dia selalu stalking IG nya Deluna. Makanya dia langsung mengenali saat bertemu cewek itu.

Ya, cowok yang bertemu Deluna tadi bernama Arash. Teman masa kecil Deluna yang masih menyimpan dendam pada cewek itu. Tapi sepertinya Deluna tak mengenalnya karena secara fisik, sudah sangat berbeda jauh.

Arash yang dulu gendut, sekarang memiliki tubuh yang sangat perfect. Wajahnya juga sangat tampan, mampu memikat hati para kaum hawa.

Flashback

"Deluna, ini aku bawain spageti. Enak banget loh, mama aku yang masak." Ujar Arash yang baru duduk dibangku kelas 1 SD.

Deluna memutar bola matanya malas. Bosan dengan Arash yang selalu memberinya ini dan itu. Dan ujung ujungnya, dia akan diejek tema temannya. Dikatain kalau Deluna pacaranya Arash.

Deluna mengambil kotak makan dari tangan Arash lalu membuangnya kelantai hingga isinya jatuh berceceran.

"Kok dibuang?"

"Hei gendut, aku gak suka ya kamu ngasih aku sesuatu. Aku gak suka kamu deket deket sama aku. Aku malu, kamu itu jelek, gendut, cengeng. Tuh sana, main sama Adel. Kaliankan sama sa gendut."

Dengan tanpa perasaan, Deluna menginjak spageti buatan mama Arash lalu pergi begitu saja.

...******...

Beberapa saat kemudian, tampak Manu yang sudah berjalan menuruni tangga.

"Masak apa Beb?" Tanyanya. Pria itu terlihat sudah rapi, memakai celana jeans, kaos dan dilapisi kemeja yang tidak dikancingkan.

"Masak kari." Jawab Deluna tanpa menoleh kearah Manu. Cewek itu tampak masih sibuk menyelesaikan masakannya.

"Oh ya?" Manu mengerutkan keningnya. Apakah benar Deluna bisa masak, apalagi kari? Tiba tiba perasaan Manu tidak enak.

"Pinter juga kamu bisa masak kari." Puji Manu sambil menarik kursi dan duduk manis menunggu Deluna menghidangkan masakannya.

"Deluna gitu." Ujarnya sambil berbalik dan membawa masakan hasil karyanya.

Dari bau baunya, Manu seperti sudah familiar dengan aroma itu.

"Kari spesial, untuk Om Manu yang paling spesial dihatinya Baby." Ujar Deluna sambil meletakkan masakannya diatas meja, tepat dihadapan Manu.

Manu menatap cengo masakan Deluna. Speechless, tak bisa berkata apa apa.

"Kari spesial?" Gumam Manu pelan.

"Iya, mie instan rasa kari spesial."

Manu menelan ludahnya susah payah. Kari spesial yang Deluna maksud adalah mie instan rasa kari spesial, bukan kari yang ada dalam bayangan Manu.

"Aromanya enak banget kan Om. Ini baby masak pakai cinta, dijamin rasanya satu juta kali lebih nikmat daripada mie instan yang biasa Om makan."

Manu hanya manggut manggut, bingung harus berkomentar apa. Dia bukan seperti netijen yang pandai berkomentar.

Sepertinya, mau tidak mau Manu harus sarapan mie instan pagi ini. Demi apa? demi menjaga perasaan Deluna yang sudah susah payah memasak untuknya.

Manu sangat tahu Deluna. Bukan mudah untuk cewek itu memasak walau hanya sekadar mie instan. Terbukti dapurnya sudah mirip kapal pecah sekarang.

Deluna mengambil mie miliknya lalu duduk dihadapan Manu.

"Met makan Om Manu. Karena ini spesial, harus habis, gak boleh nyisa."

"Gitu ya." Sahut Manu sambil menghela nafas pasrah. Tapi kalau dipikir pikir, ini jauh lebih baik daripada harus makan masakan Deluna yang Manu tahu pasti rasanya....kalian bisa tebak sendirilah.

"Om kok udah ganteng, mau Kemana?"

"Om ada pemotretan preweding didanau dekat sini."

"Baby ikut ya Om." Ujar Deluna bersemangat.

"Boleh, asal jangan bikin ulah."

"Ih apaan sih. Emangnya baby bocah apa mau bikin ulah." Sewot Deluna.

"Tapi anterin baby beli baju dulu ya. Masak baby pakai seragam. Gak lucu kan? Bisa bisa om dikira pedofil yang nyulik anak sekolahan."

"Om gak ada waktu sayang. Ini udah mepet. Jef sama Nini udah di lokasi sekarang. Mereka udah nyiapin semuanya, tinggal nunggu Om aja."

"Janji gak lama. 15 menit doang, eh 10 menit deh, janji." Pinta Deluna dengan jurus puppy eyes yang membuat Manu susah menolak.

"Ok 10 menit."

Setelah selesai sarapan mereka segera menuju lokasi pemotretan. Tapi sebelumnya, mereka mampir dulu disebuah toko baju. Manu menunggu di mobil, membiarkan Deluna membeli pakaiannya sendiri. Kalau ditemanin pasti makin lama.

Manu membelalakkan matanya melihat penampilan Deluna yang baru keluar dari toko baju. Gadis itu memakai dress off shoulder yang sangat pendek.

"Yuk om berangkat." Ujar Deluna setelah masuk kedalam mobil.

"Baby, kamu yakin pakai baju ini? tak ada pilihan yang lain lagi?"

"Banyak pilihannya, tapi karena om hanya ngasih waktu 10 menit, baby jadi langsung comot aja."

"Tapi gak harus yang seseksi ini kan sayang."

"Kenapa emangnya?" Deluna mendekatkan wajahnya kewajah Manu. Membuat jantung Manu berdetak tak karuan. Bagaimanapun, dia laki laki dewasa yang normal.

"Jangan bilang kalau Om tergoda dengan penampilan baby?" Goda Deluna sambil mengusap kemeja Manu.

"Hentikan baby.....cepat duduk dikursimu dan kenakan safety belt." Desis Manu sambil mendorong bahu Deluna pelan lalu membuang muka ke arah lain. Bisa bisa dia benar benar tergoda kalau menatap Deluna terus.

"Hahaha... muka Om merah." Deluna cekikikan karena berhasil membuat Manu blushing.

"Sudahlah ayo berangkat." Manu buru buru mengalihkan pandangannya ke depan dan menghidupkan mesin mobilnya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai disebuah danau. Disana tampak Jef yang sedang sibuk mempersiapkan dekorasi dan keperluan lainnya. Sedangkan Nini, laki laki bertulang lunak itu tengah merias perempuan yang akan melakukan preweding.

"Pagi." Sapa Manu pada kedua anak buahnya itu.

"Pagi bos." Sahut Jef sambil melihat Deluna dari atas ke bawah.

"Tuh mata bisa gak dikondisikan?" Tegur Manu.

"Ada yang bening dan seksi, rugi gak dilihat, mubazir."

"Lo gak ngelihat, tapi melotot." Ujar Manu sambil menoyor kepala Jef lalu pergi untuk menemui kliennya yang sedang dimake up Nini.

"Hai Deluna cantik, tumben ikut? gak sekolah?"

Jef basa basi.

"Telat tadi. Btw, bagus banget tempatnya." Deluna memperhatikan danau yang sudah ditambahi beberapa hiasan untuk mempercantik. Tampak juga sebuah sampan yang dihiasi bunga bunga yang nantinya untuk foto.

"Iyalah, Om Jef Gitu."

"Em... jadi pengen prewed juga." Ujar Deluna sambil mesam mesem menatap Manu yang sedang berbincang dengan kliennya.

"Prewed sama Om Jef mau?"

"Iyuh.....ogah banget." Jawab Deluna sambil menatap Jef dari atas ke bawah dengan ekspresi jijik.

"Terus maunya sama siapa? bos Manu?"

"Iyalah."

Jef terkekeh mendengarnya. Dia tahu sekali kalau Manu selalu menolak Deluna. Pria itu tak punya perasaan apa apa pada Deluna.

"Ngapain ketawa?" Sinis Deluna sambil melotot.

"Deluna tahu gak?"

"Ya gak tahu lah, Om aja belum bilang." Jawab Deluna ngegas, membuat Jef seketika mengelus dada. Cantik sih cantik, tapi jutek dan sombongnya gak ketulungan.

"Bos Manu lagi deket sama cewek."

"WHAT! " pekik Deluna sambil melotot.

"Tahu Gemma? model yang tengah naik daun itu. Beberapa kali kita ada pemotretan sama dia. Dan sejak itu mereka dekat."

"Gak, gak boleh dibiarin. Om Manu cuma milik Deluna. Valid no debat." Rahang Deluna mulai mengeras, nafas cewek itu naik turun memahan emosi. Siapa yang tidak emosi, dia sudah 10 tahun mengejar Manu belum juga diterima, eh yang baru datang main serobot antrean aja.

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

bocah di kasih mkn apa sih ,,seneng sama yg tua

2024-06-04

0

Asngadah Baruharjo

Asngadah Baruharjo

wa ha ha 🤣🤣🤣

2023-10-26

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ADA BOCAH DOYAN LKI2 TUA, DASAR SAKIT, SAMPE KPN LO BSA LAYANI LKI2 DIRANJANG, SAMPE2 AKI2.. GK MUAL LO DICIUM2, DIJILAT2 LKI2 TUA...
YG ADA, SI MANU DIBILANG PEODOFIL..

2023-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!