Deluna segera menghampiri Manu setelah pria itu selesai dengan pekerjaannya. Dengan wajah yang sudah dimake up dan rambut yang sudah ditata sedemikian rupa, membuat Deluna kian tampak cantik.
"Udah selesai kan Om?" Tanya Deluna sambil melingkarkan tangannya di lengan Manu.
"Udah. Bosen ya nungguin lama?" Tanya Manu sambil menarik hidung mancung Deluna.
"Kamu Make up an sayang?" Tanya Manu sambil memperhatikan wajah Deluna dengan seksama. Tadi dia terlalu fokus memotret hingga tak melihat sama sekali apa yang dilakukan Deluna.
"Kenapa? makin cantik ya?" Goda Deluna sambil mengedipkan sebelah matanya. Sepertinya cewek itu gak ada bosen bosennya godain Manu.
"Pakai Make up ataupun enggak, kamu tetep cantik."
"Benaran?" Hati Deluna berbunga bunga mendengarnya.
"Hem... " Jawab Manu sambil merapikan rambut Deluna ke belakang telinga.
"Kalau gitu, kita prewed sekarang."
"Prewed?" Manu mengernyit bingung.
"Iya, kita prewed dulu, nikahnya tunggu Deluna lulus sekolah."
Manu tercengang mendengarnya. Apa apaan ini, nikah? nunggu lulus?
"No baby." Manu melepaskan tangan Deluna yang melingkar dilengannya. "Gak ada prewed prewedan. Yuk pulang, om capek."
"Enggak mau. Pokoknya baby mau prewed."
Deluna mengambil kamera dari tangan Manu lalu menyerahkannya pada Jef.
"Fotoin kita. Ya... biarpun gue tahu om gak pinter moto." Ejek Deluna sambil memutar kedua bola matanya malas. "Tapi gak papalah. Yuk Om kita mulai foto prewednya." Deluna mulai menarik narik lengan Manu.
"What prewed?" Pekik Jef kaget hingga kamera yang berada ditangannya hampir saja terjatuh. Untung gak sampai jatuh, kalau jatuh dijamin dia gak bakalan gajian.
Deluna menarik lengan Manu tapi kaki pria itu seolah menempel ditanah, tak mau bergerak sedikitpun.
"Ayo Om." Deluna berdecak kesal sambil menghentak hentakkan kakinya ditanah.
"No baby, kali ini Om gak bisa nurutin kemauan kamu. Yuk pulang, Om traktir kamu makan enak." Bujuk Manu.
"Enggak, pokoknya Baby gak mau. Maunya foto preweding. Baby tungguin di sampan, buruan." Deluna berjalan cepat menuju sampan yang ada dipinggiran danau dan segera menaikinya.
Manu menghela nafas frustrasi. Dia memijit mikir pelipisnya, tak tahu harus berbuat apa. Bingung sekali menghadapi kelakuan Deluna yang....entahlah, bikin Manu selalu stress.
"Bos, kasian noh cewek cantik nungguin. Iya in aja kenapa sih?" Bujuk Jef. Jujur saja, dia kadang merasa kasihan pada Deluna yang terus terusan ditolak.
"Iyain pala lo peyang. Kalau sekarang gue iyain, bisa bisa entar beneran nagih minta gue nikahin." Sahut Manu sambil mengeplak pelan kepala Jef.
"Ya tinggal nikahin aja. Cantik, kaya, kurang apa sih?"
"Gak semudah itu begok. Lo pikir nikah cuma butuh modal kaya dan cantik. Perasaan, butuh perasaan. Gue dan dia beda perasaan. Kita sama sama sayang, tapi dalam konteks yang berbeda." Manu menjelaskan.
"Selain beda perasaan, kita juga beda usia yang sangat jauh. Beda keyakinan juga. Dan lo pikir orang tuanya bakal ngerestuin hubungan kami. Gak mungkin."
"Kok malah curhat?" ledek Jef. "Tapi salut sih buat lo bos. Bisa kuat gitu digodain Deluna bertahun tahun. Kalau gue sih, gak kuat.... "
"Udah ah, banyak bacot lo."
Manu berjalan kearah danau, membuat Deluna seketika tersenyum lebar.
"Turun, ayo pulang. Tadi udah janji gak bikin ulah. Katanya baby bukan bocah. Buruan turun, atau Om tinggalin."
Senyum Deluna seketika redup. Dikiranya Manu datang karena setuju foto prewed dengannya. Eh, tahu tahunya malah ngancem.
Deluna tetaplah Deluna, cewek dengan seribu satu akal. Tak pernah menyerah sebelum kemauannya dituruti.
Deluna mulai mendayung perahu itu ketengan danau, membuat Manu dan Jef melotot. Bocah itu memang gak ada takut takutnya.
"Baby kembali." Teriak Manu "Bahaya sayang."
"Baby gak akan kembali sebelum Om bilang iya." Teriak Deluna.
"Bos iyain aja bos. Gimana kalau perahunya tenggelam? Atau kalau enggak, gimana kalau ada buaya didanau itu." Jef malah membuat Manu panik.
"Gak ada buaya didanau, karena buayanya ada disamping gue."
"Anjim.... gue dikatain buaya." Desis Jef.
"Tunggu tunggu, gimana kalau danau ini ada penunggu makhluk halusnya, terus nyari korban anak perawan." Jef masih saja terus over thinking.
"DIEM." Bentak Manu sambil memeloti Jef. Bukannya nyari solusi, Jef malah bikin panik aja.
"Diem atau lo gue dorong kedalam danau sana."
"Ampun bos, belum mau mati, belum kawin."
"Kawin mulu diotak lo."
"Baby, kembali sayang." Manu kembali berteriak.
"Enggak mau. Sebelum om bilang mau foto prewed, baby gak mau kembali."
Tiba tiba Deluan merasakan ada yang tidak beres. Perahunya sedikit oleng. Dia melihat air mulai masuk kedalam perahu yang dia naiki. Oh tidak, sepertinya perahunya bocor.
"Baby kenapa?" Teriak Manu yang melihat Deluna mulai panik.
"Baby takut om, perahunya bocor."
"APA!" Teriak Manu dan Jef bersamaan. Wajah kedua bujang lapuk itu seketika cemas. Nini yang sedang membereskan peralatan Make up nya, segera berlari ketempat Manu dan Jef.
"Baby Deluna kenapa? Aduh bos eike takut terjadi sesuatu sama baby." Nini malah membuat situasi makin panik.
"Baby, tenang sayang. Segera dayung ketepi." Titah Manu.
"Om..baby takut. Airnya makin banyak." Deluna panik bukan main. Sebenatar lagi perahu itu akan segera tenggelam dan menenggelamkan dirinya sekalian.
"Tolong Om, tolongin baby. Baby takut." Teriak Deluna dari tengah danau.
Benar saja, beberapa saat kemudian, perahu itu terbalik.
BYURRR....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Neli Allen
makanya deluna klou dibilangin org itu di dengar akhirnya gak cukup dengan keras kepala sendirikan org lain jg yg susah
2024-07-30
2
Siti rayhan
hahaaa,duh manu gk dapet mommy nya dapet anak nya yg malah trgila" 🤭
2023-10-13
0
•§͜¢• ᖇiᖇiꫀׁׅ 🦢🍒
hihh asli gedeg bgt sm deluna, keturunannya ocean bner2 nyebelinnya
2023-09-02
0