DIHUKUM

"Arash." Gumam Deluna pelan saat melihat siapa yang menahan tubuhnya. Beberapa detik, Deluna terpaku, tanpa sadar menatap wajah Arash tanpa berkedip.

"Jadi pelakor lo?" Cibir Arash sambil tersenyum miring sambil mendorong tubuh Deluna agar berdiri tegak kembali.

"Dewi! lo udah keterlaluan." Bentak Mikail sambil memegang lengan ceweknya itu. Mikail tahu Dewi sedang cemburu, tapi tak harus pakai kekerasan fisik jugakan? Apalagi ini masih di area sekolah.

"Terus aja belain pelakor itu." Sungut Dewi sambil menunjuk Deluna.

"Ngapain lo nunjuk nunjuk gue? Gue bukan pelakor ya?" Deluna yang geram dikatain pelakor mendorong Dewi balik. Membuat cewek itu hendak jatuh namun berhasil ditahan oleh Mikail..

Situasi makin panas. Siswa siswi lain mulai menjadi kompor dengan berteriak menyerukan nama Deluna dan Dewi. Melihat situasi yang makin tidak kondusif, Mikail segera menarik lengan Dewi.

"Ayo pulang."

"Enggak, gue mau nyelesaiin masalah gue sama dia." Dewi menarik tangannya dari cekalan Mikail lalu maju menyerang Deluna. Dia menjambak rambut Deluna, membuat Deluna tak bisa tinggal diam dan balas menjambaknya.

DELUNA

DEWI

Para penonton menyerukan nama jagoan mereka masing masing sambil terptepuk tangan. Bahkan ada yang sampai taruhan. Sungguh tak patut dicontoh. Sedangkan Mikail dan Arash sibuk memisahkan mereka.

Beruntung tempat itu jauh dari ruang guru. Kalau tidak, Deluna dan Dewi pasti dalam masalah besar.

"Lepasin, gue mau hajar cewek sialan itu." Deluna berontak saat tubuhnya dipegangi Arash.

"Lo yang sialan, dasar pelakor." Maki Dewi yang tubuhnya juga sedang dipegangi Mikail.

"Ayo pergi." Seru Arash pada Deluna.

"Enggak, gue masih mau ngasih pelajaran buat adik kelas durhaka itu. Gue mau cakar cakar mukanya yang jelek biar tambah jelek." Teriak Deluna lantang, tak ada takut takutnya.

"Mantang mentang senior, lo pikir bisa seenaknya sama gue? Sok kecakepan, padahal cowok aja lo gak punya. Bisanya cuma ngerebut pacar orang. Dasar pelakor."

"Anj___"

Arash membekap mulut Deluna sebelum cewek itu mengekuarkan kata mutiaranya. Dia menganggat tubuh Deluna seperti karung dan membawa cewek itu pergi dari sana.

Semua mata melongo melihat adegan itu. Ini masih dilokasi sekolah loh. Gimana kalau ada guru yang lihat? Arash terlalu mengambil resiko.

"Turunin gue sialan." Teriak Deluna sambil memukul mukul punggung Arash..

"DIEM. Lo mau ada guru yang lihat? Dijamin masuk BK lo besok pagi."

Akhirnya Deluna memilih diam. Dia pasrah saja Kemana Arash akan membawanya. Ternyata Arash membawanya ke tempat parkir. Cowok itu menurunkan Deluna lalu mengambil kunci mobilnya.

"Masuk." Titah Arash sambil mendorong Deluna masuk kedalam mobilnya.

Setelah Deluna masuk, cowok itu membanting pintu dengan kasar lalu memutari mobil dan masuk ke melalui pintu sebelahnya.

"Ngapain lo nyuruh gue masuk ke mobil lo? Gue udah dijemput supir, gak usah nganterin gue."

"Nganterin?" Arash terkekeh mendengar Deluna yang terlalu percaya diri. " Gak usah kepedean. Lo punya kaca? Ngaca dulu. Muka lo udah kayak singa."

Deluna melotot lalu mengambil cermin kecil yang selalu dia simpan di tas sekolah.

"What!" Mata Deluna membulat sempurna melihat menampilannya yang jauh dari kata sempurna itu. Rambutnya udah gak karuan, benar kata Arash, mirip singa.

"Pipi gue!" Deluna makin murka melihat pipinya yang terdapat bekas cakaran. Cakaran siapa lagi kalau bukan Dewi. Pantas saja rasanya perih.

"Sumpah, gue bakal bikin perhitungan sama Tuh anak. Dia harus tanggung jawab. Kalau sampai bekas luka ini gak bisa hilang, gue bakal tuntut dia. Gue bakal minta dia bawa gue ke Korea buat oplas."

"Jadi muka cantik lo itu hasil oplas?"

"Enak aja lo. Ini muka asli. Gue udah cantik dari lahir." Deluna ngegas. "Eh tunggu tunggu, lo tadi ngomong apa?" Deluna mengingat ingat ucapan Arash barusan. Cowok itu tadi bilang cantikkan? dia bilang Deluna cantik? gak salah denger?

Arash diam saja, dia tak paham maksud Deluna.

"Ternyata lo gak katarak."

"Maksud lo?"

"Lo tadi secara gak langsung ngakuin kalau gue cantikkan?" Goda Deluna sambil menaikkan sebelah alisnya.

Gila, nih cewek kenapa malah godain gue. Bikin gue deg degan aja. Arash tahan, jangan sampai lo baper.

"Gue emang gak katarak, tapi kuping lo aja yang budeg." Arash berusaha bersikap cool seperti biasanya.

"Dih, ngeles, dah kayak bajaj aja lo."

"Buruan rapiin rambut lo. Eneg gue liatnya, dah kayak singa habis kawin."

Deluna mendengus lalu mengambil sisir keramat dari dalam tasnya. Cewek itu segera merapikan rambut dan menyimpan kembali sisir sekaligus cerminnya.

"Udah?" Tanya Arash.

"Udah."

"Terus Ngapain masih disini?"

"Maksud lo?"

"Gue mau pulang, buruan turun."

"Tadi yang nyuruh gue masuk itu lo. Kalo aja lo lupa. Jadi gak usah kegeeran. Gue juga sebenarnya ogah masuk mobil lo." Deluna segera keluar lalu membanting pintu dengan sangat keras.

...******...

Pagi ini, Deluna terpaksa menyambangi ruang BK. Ternyata peristiwa kemarin ketahuan guru. Entah ada yang melapor atau gimana. Yang pasti Dewi dan Deluna kena sanksi.

Kedua cewek itu dipaksa bekerja sama membersihkan halaman belakang sekolah.

Deluna menghela nafas melihat betapa luasnya halaman belakang. Dia dan Dewi harus menyapu seluruh daun daun yang berguguran dibawah pohon yang mengelilingi lapangan bola.

Sejak tadi mereka berdua sama sekali tak mengeluarkan suara. Dengan sapu dan serok sampah ditangan, mereka berjalan mencari tempat masing masing.

Deluna menyapu sambil terus mengomel. Seumur hidup dia bahkan dia tak pernah menyapu saat dirumah. Makanya dia tampak sangat kaku saat memegang sapu.

"Maaf."

Deluna menoleh saat mendengar suara yang, aduhai, lembut sekali.

"Maafin gue."

"Gak salah denger gue?" Tanya Deluna sinis.

"Gue cuma mau bilang itu aja." Dewi lalu pergi menjauh dari Deluna. Jangan dikira cewek itu tulus. Dia cuma terpaksa karena didesak Mikail.

"Kerasukan setan apa dia tiba tiba minta maaf?" Deluna tiba tiba merasa merinding. Gimana kalau Dewi beneran kerasukan setan.

Deluna kembali menyapu agar hukumannya segera selesai. Dia ingin segera masuk kantin, beli es boba sambil ngadem disana.

Ngebayangin Es boba coklat seketika membuat Deluna menelan ludah.

"Nih."

Deluna mengucek matanya ketika melihat es boba yang dia bayangkan tiba tiba ada didepan mata.

"Gue tahu lo pasti haus."

"Makasih Bril." Ujar Deluna sambil meraih es boba dari tangan Jibril dan langsung menyedotnya. Dia memang sangat kehausan sekarang.

Jibril memang tahu apa saja kesukaan Deluna. Tapi tentu saja, Mikail yang paling tahu Deluna luar dalam. Sahabatnya sejak orok.

"Kenapa selalu nyari Mikail setiap ada masalah. Mikail itu punya cewek. Kenapa gak nyari gue aja. Emang sih, gue gak sedekat dan semengerti Mikail. Tapi Seenggaknya, gue bisa berusaha untuk menjadi pendengar yang baik dan bantu menyelesaikan masalah lo."

"Gue gak enak sama lo. Lo masih saja baik sama gue? Padahal gue udah jahat dengan mempermainkan elo. Gue mau jadian sama lo hanya karena mau manas manasin Selena aja, gak beneran tulus sayang."

"Gak papa, Seenggaknya, nama gue udah pernah masuk dalam deretan mantan lo." Jawab Jibril sambil terkekeh. Tentu saja hanya kekehan dibibirnya, tapi hatinya tidak. Karena yang dia mau bukan jadi mantan, tapi jadi pacar.

"Dih, bisa aja lo." Sahut Deluna dengan senyum manis sambil kembali menyedot es boba ditangannya.

"Manis gak?"

"Manis."

"Sini coba." Jibril menarik boba kearahnya lalu menyedotnya.

"Iya manis banget, apalagi bekasan bibir lo."

Deluna langsung memelototi Jibril.

"Ya udah, gue kembali ke kelas. Tadi gue cuma ijin ke toilet. Kalau kelamaan, dikira pingsan ditoilet gue." Jibril buru buru berlari kecil meninggalkan Deluna.

"Jibril, makasih buat bobanya." Teriak Deluna.

Jibril berhenti berlari lalu menoleh. "Sama sama. Makasih juga buat senyum kamu."

Dari tempat lain, seorang cowok melemparkan sekotak milo ketempat sampah. Sejak tadi dia memperhatikan interaksi antara Deluna dan Jibril.

Terpopuler

Comments

😍wike😍

😍wike😍

panas tapi bukan kopi🤣🤣

2023-09-09

0

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺

panas panas 😂😂

2023-01-09

0

endang rahayu

endang rahayu

sdah jelek, biar tmbah jelek ya udeluna, mantapp... tapp... tapp

2023-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!