Aku beranjak dari dudukku menuju kamar mandi didalam kamar mandi aku menangis tersedu sedu dengan menutup mulutku agar tidak mengeluarkan suara rasanya sakit mengetahui kenyataan bahwa aku hanya menjadi pelarian saja, sambil menangis aku memikirkan nasibku apa yang harus aku lakukan, puas menangis kusiram tubuhku dengan air dingin agar otakku menjadi dingin dan bisa memikirkan langkah apa yang harus aku lakukan untuk mas Haikal.
Setelah mandi tak kudapati mas Haikal di rumah dengan perasaan sedikit lega aku langsung menuju tempat tidur untuk istirahat tanpa makan terlebih dulu karena nafsu makanku sudah hilang oleh rasa sesak yang menyakitkan. Berkali kali aku memikirkan apa yang harus aku lakukan jika aku minta untuk pisah tidak hanya aku yang malu tapi kedua keluarga juga pasti malu dan sakit hati, akupun sudah berjanji pd ibu mas Haikal untuk selalu bersabar menghadapi mas Haikal.
Mungkin aku harus bersabar dan memenangkan hati mas Haikal itulah keputusanku, dan akhirnya aku tertidur. Tepat jam 2 malam mas Haikal pulang dalam keadaan mabuk lagi ku bukakan pintu dan berusaha memapahnya
" Mas kamu habis dari mana kenapa jam segini baru pulang dan ...." belum selesai aku melanjutkan
" Berisik, bisa tidak kamu jangan banyak omong ini bukan urusanmu " sambil mencengkram rahangku menit kemudian dia melepaskan cengkraman nya pergi ke kamar
" Sabar Ra sabar kamu harus bisa hadapi dia buatlah dia luluh dan jatuh cinta padamu " gumamku sambil berjalan menuju mas Haikal yang sudah tepar
Suara adzan membangunkan ku untuk segera bangun dan melaksanakan sholat subuh, kurapikan alat sembahyangku lalu bergegas ke dapur untuk memasak meskipun mas Haikal jarang makan sarapan dirumah tapi tetap saja aku memasak untuknya ku pikir toh bukan hanya untuk dia akupun juga butuh makan kan.
Lagi lagi sikap mas Haikal dingin padaku setelah kejadian kemarin sore mungkin mas Haikal akan bisa bersikap sedikit lembut padaku ternyata aku salah dia semakin dingin melebihi kutub utara tidak pernah dia berkata lebih dari 6 kata hanya seperlunya saja aku ikuti alurnya sajalah
Hari ini adalah hari pertama aku bekerja di restoran Jepang aku bangun lebih pagi dari biasanya agar bisa menyelesaikan semua tugas dirumah, jam menunjukkan sudah saatnya aku berangkat begitupun mas Haikal
" Mas aku berangkat kerja dulu " kugapai tangan mas Haikal yang tampaknya tidak ingin kusalami tapi aku memaksa untuk menyalami dengan menarik tangannya.
" Jadi kamu tetap bekerja " tanyanya
" iya mas " jawabku kemudian mas Haikal menyalakan motornya tanpa pamit ataupun menawariku bareng, akupun berjalan kedepan untuk mencari angkutan umum.
Selama 1 jam perjalanan akhirnya aku sampai juga ditempat kerja maklum lah jam kerja membuat jalanan macet al hasil jadi lebih lama sampai ditempat kerja. Disana aku berkenalan dengan karyawan senior yang satu departemen denganku di FB service. Kamipun berkenalan satu sama lain
" Hai kamu karyawan baru ya? " tanya salah satu wanita yang menggunakan seragam kerja
" Iya mb perkenalkan nama saya Humaira Azzahra panggil saja saya Ira mb?"
" ooo kenalin aku sinta dan ini Lala terus yang cowok di bar itu namany Riko yang satu lagi namanya Aldi " ucap sinta yang nemperkenalkan satu persatu
" Hai semua senang berkenalan dengan kalian semua" kupasang senyum terbaikku
" Hai Ira semoga kamu betah ya kerja disini ucap Riko yang sebagai bartender di resto
" Terimakasih "
" Ayo aku tunjukkan loker kerja kamu dan kamu harus absen dulu ya!" ajak Lily mengarahkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dia Triana
serasa jd ira ikut sesak dada ku
2020-09-20
0
Kadek
hai kk aku mmpir lgi
ijin baca y kk
2020-07-23
0
Nani Sunarni
ternyata bukan sll bos CEO yg dingin dan menyebalkan...nah ini karyawan biasa aja bisa lebih dingin jg dan lebih menyebalkan...
2020-06-19
3