Episode 14

Dua minggu sudah aku menjalani rumah tangga bersama mas Haikal tapi dia begitu hemat bicara denganku, bicara seperlunya tanpa ada basa basi atau seperti sepasang suami istri yang lainnya yang terlihat akrab. Lama-lama aku bosan setiap hari dirumah sendiri, mas Haikal sering pulang malam hingga aku merasa hidup sendirian tanpa suami tanpa siapapun. Malam ini kuutarakan keinginanku pada mas Haikal. Aku beringsut masuk dalam selimut mas Arga

" mas...."

" hemmm " tanggapannya tetap melihat hp nya

" bolehkah aku bekerja mas, aku bosen dirumah terus mas " ijinku yang membuat mas Haikal langsung menatapku

" kenapa apa kurang uang yang aku kasih ke kamu " sarkasnya

" bukan begitu mas, aku hanya bosan siang malam sendirian dirumah " jelasku yang membuat mas Haikal memikirkan perkataanku.

Tanpa ku duga mas Haikal mulai menyentuhku lagi

setelah malam itu hingga saat ini, boro-boro bermesraan ngobrol bareng aja bisa dihitung setiap dia dirumah selalu ada saja perkerjaan rumah yang harus aku selesaikan sudah seperti bukan istrinya melainkan sisten rumah tangganya saja

Antara senang dan sedih dia bersikap manis padaku hanya saat dia menginginkan tubuhku selebihnya hanya sikap dingin dan sedikit bicara padaku itupun dengan tidak baik dalam berucap

Malam ini menjadi malam kedua kami, sebagai istri harus melayani suami walau rasanya malas untuk melayaninya mengingat sikapnya padaku akhir-akhir ini tapi sebagai istri itu sudah menjadi kewajiban melayani suami. Paginya seperti hari- hari sebelumnya mas Haikal pergi tanpa pamit tapi aku menahan tangannya dan bertanya

" mas "

"..........." menoleh mengerutkan keningnya seolah bertanya kenapa menahanku, aku langsung melepaskan tanganku dari tangannya

" Gimana mas soal tadi malam, apakah aku boleh mencari pekerjaan mas " tanyaku lagi yang membuat dia kembali ke ekspresi muka yang entah membuatku bingung, aku takut dia marah padaku

" Terserah " hanya itu yang diucapkan langsung berbalik badan untuk keluar sebelum keluar aku langsung menarik tangannya dan mencium punggung tangannya. Setelah itu mas Haikal pun pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun

Akupun sedikit lega akhirnya aku bisa punya kegiatan dan tidak perlu bosan lagi di rumah dan bersedih seperti hari-hari sebelumnya. Aku sudah bersiap untuk mencari pekerjaan, aku pergi kealamat yang aku baca dari koran. Sudah ada beberapa hotel dan resto yang aku kunjungi akhirnya sebuah restauran jepang menerimaku menjadi waitrees disana akupun sangat senang sekali dan aku siap bekerja mulai senin depan.

Sesampai dirumah aku melihat motor mas Haikal sudah terpakir didepan rumah. Aku segera masuk sesaat sampai dipintu aku mendengar mas Haikal sedang bercengkrama dengan seseorang dalam telefon karena pembicaraan yang menurutku tidak wajar akupun mencoba mendengarkan apa yang mereka bicarakan

" Kenapa dia mengajakmu kembali setelah kamu menjadi PNS, aku sudah menyiapkan semua nya untuk menerimamu kembali beserta anakmu tapi lagi lagi kamu mengecewakan ku " ucapnya aku masih bingung dan bertanya-tanya ada apa ini

"....." diseberang telfon

" sekarang aku tidak bisa karena aku sudah menikah, tidak ada lagi yang bisa aku harapkan darimu kamu sudah sangat mengecewakanku hingga aku harus menepati ucapanku kepada teman-temanku untuk menikah ditahun ini, andai saja kamu jadi bercerai aku pasti akan menikah denganmu dan bukannya dengan dia " deg tiba-tiba kurasakan nyeri di hatiku, jantungku berdetak dengan cepat bukan karena aku jatuh cinta tapi bergetar nyeri mendengar ucapan mas Haikal seperti itu