" SAH " ucap semua orang yang menyaksikan ijab qobul kami, sekarang aku sudah resmi menjadi istri dari Haikal Wijaya Kusuma seorang pria berwajah oriental yang selalu terlihat datar tanpa ekspresi dalam beberapa hari ini.
Tidak seperti awal pertemuan kami yang terlihat antusias ingin menikahiku, mas Haikal sekarang sedikit berubah akupun tidak tau apa yang terjadi sama mas Haikal.
Saat menyalami para tamu undangan hanya aku yang lebih banyak mengembangkan senyuman dari pada mas Haikal, ingin rasanya aku bertanya apa yang terjadi tapi saat ini bukanlah waktu yang tepat untukku bertanya.
Akhirnya acara telah selesai dan aku langsung dibawa pulang kerumah mas Haikal.
" Bu saya ingin membawa Ira pulang kerumah saya bu malam ini juga karena lusa saya sudah harus pergi ke jakarta bersama Ira " ijin mas Haikal yang membuat semua orang terkejut.
" Kenapa tiba-tiba nak Haikal? Kenapa tidak seminggu lagi saja dirumah toh kalian masih pengantin baru " nasehat ibuku.
" Iya mas buat apa sich cepet-cepet balik ke jakarta, disini aja dulu anggap saja seperti bulan madu, yah... meskipun bulan madunya dirumah aja " semua orang tertawa dengan gaya bicara Rina tak luput aku pun ikut tertawa kecil karena mas Haikal tak merespon ucapan Rina.
" Saya harap ibu mengijinkan Ira untuk langsung ikut dengan saya malam ini juga bu " dengan wajah yang sangat serius seperti tidak ingin ada bantahan ataupun candaan receh dari adiknya.
" Yasudah kalau itu sudah jadi keputusan nak Haikal ibu dan bapak tidak akan melarang kok " timpal bapak kepada mas Haikal
Aku melihat mas Haikal ada yang aneh kenapa dia bersikap seperti itu tidak selembut saat kami masih jarak jauh dan pertama bertemu dia begitu santun dan pribadi yang menyenangkan, meskipun mas Haikal tau aku sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya dan menginginkan jawaban tapi mas Haikal cuek seolah-olah tak perduli dengan apa yang aku pikirkan.
Setelah beberapa menit kami bercengkrama akhirnya keluarga mas Haikal pamit pulang.
" Nak kamu sekarang sudah menjadi seorang istri jadilah istri yang sholehah dan menurut kepada suami, layani suamimu dengan baik jangan membuat suamimu marah " nasehat ibu dan bapak yang diiringi oleh isak tangis tak kuasa aku pun ikut hanyut dalam tangisan kedua orang tuaku dan mengangguk tanda mengerti.
Dengan berat hati orang tuaku melepas kepergianku dengan banyak rasa yaitu rasa bahagia, sedih, dan lega karena akhirnya aku sudah menikah.
Selama perjalanan aku dan mas Haikal lebih banyak diam cuma Rina yang selalu bercerita kisah tentang dirinya dan sesekali aku tanggapi dengan senyuman.
Akhirnya sampai juga dirumah mas Haikal, aku digandeng mas Haikal langsung menuju ke kamarnya. Sesampainya di kamar mas Haikal masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. 15 menit kemudian dia sudah keluar dengan rambut basah dan handuk yang dililitkan ke pinggang. Dia mendekatiku yang masih mematung duduk diatas ranjang.
" Berdirilah aku bantu untuk melepaskan bajumu !" tawar mas Haikal yang langsung aku anggukin tanda setuju. Setelah mas Haikal membuka resleting bajuku sampai ke pinggang terlihat punggungku yang bersih karena kulit ku yang berwarna kuning langsat, aku malu dan langsung memutar badanku hingga menghadap ke mas Haikal.
" Sudah mas terima kasih bantuannya " dan aku pun langsung kabur masuk ke kamar mandi, sempat melirik kearah mas Haikal yang masih memandangiku dengan senyuman nakalnya melihat tingkahku bahkan warna pipi yang sudah merona menahan malu.
## hai hai kaka- kaka yang baik hati tolong jangan bosan-bosan membaca novelku ya dan tidak lupa author meminta dukungan dari kaka kaka semua untuk meninggalkan jejak disni dengan cara like komwnt dan vote, terima kasih kaka kaka "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dia Triana
lanjut baca kk
2020-09-20
0
ayyona
mampir lg kk 😍😎
2020-09-01
0
Kadek
Doble like ya kk
2020-07-13
0