Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)

"Aku belum terbiasa mencerna makanan sebanyak ini. Aku tidak tahan lagi."

Cleantha merasakan perutnya bergejolak tidak nyaman.

Ia meminum segelas air lalu beranjak dari kursinya.

"Kamu tidak apa-apa, Clea?" tanya Zevira melihat ekspresi Cleantha yang seperti orang kepayahan.

"Kak, dimana toilet yang dekat dengan ruang makan ini?"

"Ada di ujung kanan. Narti tolong antarkan Nyonya Cleantha ke toilet," perintah Zevira kepada salah seorang pelayan.

"Baik, Nyonya."

"Maaf, Kak, aku duluan," ucap Cleantha buru-buru pergi.

"Nyonya, tampaknya gadis itu sakit perut karena ulahnya sendiri," ujar Bi Dewi setengah berbisik kepada Zevira.

"Biarkan saja, Bi. Ini baru awal permainan, selanjutnya akan lebih menarik. Antarkan aku ke kamar sekarang. Aku ingin tidur nyenyak malam ini."

"Baik, Nyonya."

...****************...

Cleantha menutup pintu toilet dan mengelus perutnya yang terasa lega.

Ia terkejut melihat pelayan yang mengantarnya ke toilet masih menunggu di dekat pintu.

"Mbak masih disini?"

"Iya, Nyonya. Tadi Anda sepertinya kesakitan, jadi saya menunggu disini untuk memastikan Anda baik-baik saja."

"Aku hanya sakit perut biasa, Mbak. Tidak perlu sampai ditunggu," kata Cleantha merasa malu.

"Saya tidak boleh lalai dengan tugas saya untuk menjaga Anda, karena Anda adalah isteri Tuan. Kalau terjadi sesuatu pada Anda, Tuan akan marah."

"Semua pelayan ini sangat takut pada Tuan Raja sampai mereka bersedia membuntuti aku ke toilet,"

batin Cleantha keheranan.

"Nyonya, apa Anda mau saya ambilkan obat?" tanya pelayan itu cemas.

"Tidak usah, Mbak. Sekarang perutku sudah normal. Aku justru ingin makan sesuatu."

"Nyonya...mau makan lagi? Bukankah ini sudah waktunya Nyonya istirahat?" tanya pelayan itu bingung.

"Siapa nama Mbak?"

"Narti, Nyonya."

"Mbak Narti, apakah di dapur ada camilan semacam keripik atau popcorn?"

"Ada Nyonya, potato chips. Biasanya Nona Ivyna yang minta."

"Boleh aku minta satu pack, Bi?"

"Boleh, Nyonya. Mari ikut saya ke dapur," ucap pelayan itu mendahului Cleantha.

Sesampainya di dapur, pelayan itu menyodorkan sebungkus besar keripik kentang ke tangan Cleantha.

"Terima kasih, Mbak Narti," ucap Cleantha memandangi kemasan keripik di tangannya dengan mata berbinar.

"Potato chips ini bisa jadi senjata andalanku untuk melindungi diri. Aku akan membuat malam pengantin ini semakin menyebalkan bagi Tuan Raja. Semoga saja perutku bisa diajak kerjasama,"

gumam Cleantha senang.

"Mbak, saya juga minta air mineral."

Setelah berkata demikian, Cleantha melangkah dengan mantap meninggalkan dapur.

Untung saja, ia sudah berhasil menghafal jalan menuju ke kamar Raja.

Cleantha mengetuk pintu dua kali sebelum memasuki kamar suaminya itu.

"Masuk," seru Raja dari dalam.

"Permisi, Tuan," ucap Cleantha santai.

Tangan kirinya membawa botol air mineral, sedangkan tangan kanannya menggenggam kemasan potato chips.

Raja tidak melihat wajah Cleantha sama sekali. Ia tampak sibuk mengerjakan sesuatu di laptopnya.

"Tidur di sofa itu. Aku sudah meletakkan bantal dan selimut untukmu," tukas Raja masih berkonsentrasi pada layar laptopnya.

Sebelum duduk di sofa, Cleantha mengambil ponsel sekaligus headsetnya.

Ia duduk bersandar pada bantal untuk menjalankan rencana selanjutnya.

Serial komedi di saluran TV online. Itulah yang dicari Cleantha agar bisa memancingnya untuk tertawa terbahak-bahak. Meski dalam keseharian ia jarang sekali tertawa, namun detik ini ia harus menjadi pribadi yang berbeda.

Cleantha meletakkan sejenak ponselnya. Ia merobek lebar bagian atas kemasan snack yang dibawanya.

Tanpa ragu, Cleantha memasukkan sejumput keripik kentang itu ke mulutnya, lalu mulai mengunyah dengan keras.

"Kriuk...kriuk...hahaha....kriuk...."

Suara gemeretak gigi yang beradu camilan, silih berganti dengan suara tawa Cleantha.

Awalnya, Raja tidak terlalu menghiraukan kelakuan Cleantha. Namun lambat laun batas kesabarannya mulai habis.

Suara berisik yang ditimbulkan Cleantha memenuhi kamar itu, hingga serasa menusuk gendang telinga Raja.

Ia memandang sengit kepada Cleantha yang asyik melakukan kegiatannya.

Gadis itu tertawa lepas sambil menguyah camilannya dengan leluasa. Seolah-olah kamar ini hanyalah miliknya sendiri tanpa ada penghuni yang lain.

"Dari planet mana gadis ini berasal? Seharusnya aku tidak sembarangan memilih gadis barbar menjadi isteriku. Atau jangan-jangan pikirannya sedang tidak waras sehingga dia bertingkah aneh,"

desis Raja.

Raja menutup laptopnya dengan kesal.

Ia berjalan menghampiri Cleantha lalu menarik headset dari telinga gadis itu. Raja juga merebut potato chips yang dipegangnya.

"Hentikan! Kamu sengaja berbuat begini untuk membuatku marah?" bentak Raja.

Cleantha mendongakkan kepalanya.

"Tuan, Anda adalah pria yang pemarah. Untuk apa lagi saya memancing kemarahan Anda. Saya belum ngantuk, makanya saya nonton film komedi sambil ngemil. Apa ini juga tidak boleh?" tanya Cleantha pura-pura bodoh.

"Aku heran dengan selera makanmu yang berlebihan. Tadi kamu hampir saja melahap semua makanan di meja. Sekarang kamu masih juga memakan camilan. Porsi makanmu tidak sesuai dengan badanmu yg kurus."

"Justru karena saya kurus makanya saya harus makan lebih banyak," bantah Cleantha.

"Dengar, aku tidak peduli kamu makan sebanyak apa. Yang jelas saat ini kamu menumpang di kamarku. Sudah semestinya kamu mengikuti peraturan yang aku buat. Aku tidak mau ada suara berisik apapun. Dan jangan berani mengotori kamarku dengan makanan!" tegas Raja sambil meremas bungkus potato chips itu.

"Peraturan Anda terlalu banyak, Tuan. Saya tidak bisa memahaminya. Saya terbiasa santai di kamar saya sendiri. Saya tidak tahan jika harus diatur-atur begini."

Cleantha membulatkan matanya bak anak kecil yang tidak berdosa.

"Tuan, saya punya jalan keluar. Bagaimana jika saya pindah ke kamar lain? Dengan begitu Tuan bisa tidur nyenyak tanpa gangguan saya. Saya juga bisa lebih bebas seperti di rumah saya sendiri."

Raja maju ke depan dan menaikkan dagu Cleantha.

"Sebenarnya aku sangat ingin melemparmu keluar dari sini. Sayangnya aku belum bisa melakukannya. Kamu harus tidur sekamar denganku di malam pengantin kita. Sekarang ganti bajumu dan tidur!"

"Tuan, tapi saya belum..."

"Cepat lakukan, atau kamu ingin aku yang memaksamu berganti baju sekarang juga?" ancam Raja terlihat geram.

"Iya, Tuan, sabar. Kalau Anda marah terus, Anda bisa terkena hipertensi," jawab Cleantha melangkah ke lemari bajunya.

Ia mengambil salah satu piyama tidur lalu berjalan menuju kamar mandi.

Saat Cleantha kembali ke kamar, ia melihat Raja sedang menelan dua butir obat.

"Itu pasti obat yang diberikan dokter pada saat Tuan Raja kecelakaan. Ternyata dia belum sembuh total. Aku harus berhenti mengganggunya malam ini supaya dia bisa istirahat,"

pikir Cleantha merasa bersalah.

Mereka berdua tidak saling bicara lagi.

Cleantha berbaring di sofa, sedangkan Raja merebahkan diri di atas ranjangnya.

Cleantha menarik selimutnya setinggi dagu dan berusaha memejamkan mata. Namun anehnya ia sama sekali tidak mengantuk.

Paling tidak ada tiga hal yang menyebabkan Cleantha kesulitan tidur. Pertama karena dia dipaksa tinggal di kamar yang asing baginya. Kedua ia belum terbiasa tidur di sofa. Dan yang ketiga karena keberadaan Raja di kamar itu.

Walaupun mereka terpisah cukup jauh, namun tetap saja atmosfer kecanggungan begitu terasa.

"*Bagaimana caranya supaya aku bisa tidu*r?"

Cleantha coba berbalik ke kanan ke kiri, namun posisinya tetap tidak nyaman.

Akhirnya ia duduk sebentar untuk meregangkan otot-otot tubuhnya.

Tak lama berselang, Cleantha kembali merebahkan kepalanya di bantal. Ia bingung menentukan apakah ia akan berbaring telentang, meringkuk ke kiri atau ke kanan.

"Bisa tidak kamu tenang sedikit? Kamu membuatku tidak bisa tidur!" bentak Raja dari seberang tempat tidurnya.

"Maaf, Tuan. Saya cuma mencari posisi tidur yang pas."

"Kalau besok tingkahmu masih seperti orang linglung, aku akan membawamu berobat ke psikiater," tukas Raja menarik selimutnya.

"Bahkan sebelum tidur dia masih sempat mengancamku. Daripada repot membawaku ke psikiater, lebih baik usir saja aku dari rumahmu, Tuan,"

batin Cleantha penuh harap.

...****************...

Keesokan paginya, Cleantha bangun lebih awal. Sesungguhnya, ia hanya tidur sekitar tiga jam semalam.

Untuk menghilangkan lesu dan rasa pegal di tubuhnya, Cleantha memutuskan segera mandi dengan air hangat.

Ia berjalan mengendap-endap melewati Raja yang masih tertidur pulas.

Cleantha membuka pintu perlahan-lahan. Ia membuka shower dan membiarkan air hangat mengalir di sekujur tubuhnya.

Rasanya sangat menenangkan. Hingga entah berapa lama ia menikmati aktivitas mandi paginya itu.

Setelah berpakaian lengkap, Cleantha membuka pintu sambil mengelap rambutnya yang setengah basah. Namun ia terlonjak kaget ketika melihat Raja sudah berdiri di depan pintu.

"Tuan?" seru Cleantha.

"Aku hampir saja mendobrak pintu ini! Apa saja yang kamu lakukan di dalam sana? Kamu pikir ini kamar mandi pribadimu?" tanya Raja melotot.

"Maaf, Tuan. Tadi Anda masih tidur jadi saya mandi duluan."

"Kamu memang paling pintar mencari alasan. Sekarang siapkan bajumu, setelah ini kita akan pergi."

"Mau kemana, Tuan?" tanya Cleantha penasaran.

"Kita akan pergi berbulan madu," tutur Raja sambil menutup pintu.

Terpopuler

Comments

Mak Aul

Mak Aul

malam pengantin yg manis🤣🤣🤣

2022-01-28

0

Mayya_zha

Mayya_zha

kalau baca malam pengantin pikiran ku melanglang buana.
salam dari satu cinta dua keyakinan

2022-01-04

0

Suwita Wita

Suwita Wita

tambah up thor

2021-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula Takdir
2 Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3 Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4 Bab 4 Melarikan Diri
5 Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6 Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7 Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8 Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9 Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10 Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11 Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12 Bab 12 Isteri Seratus Juta
13 Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14 Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15 Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16 Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17 Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18 Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19 Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20 Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21 Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22 Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23 Bab 23 Tawaran Bekerja
24 Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25 Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26 Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27 Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28 Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29 Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30 Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31 Bab 31 Bos Baru
32 Bab 32 Kakak Beradik
33 Bab 33 Bersembunyi
34 Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35 Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36 Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37 Bab 37 Kabar Buruk
38 Bab 38 Hilang Akal
39 Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40 Bab 40 Bumerang
41 Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42 Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43 Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44 Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45 Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46 Bab 46 Dilema
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48 Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49 Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50 Bab 50 Salah Sangka
51 Bab 51 Rayuan Mematikan
52 Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53 Bab 53 Rencana Jahat
54 Bab 54 Kembali Ke Rumah
55 Bab 55 Gosip di Kantor
56 Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57 Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58 Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59 Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60 Bab 60 Pilihan yang Sulit
61 Bab 61 Perasaan yang Keliru
62 Bab 62 Melawan Hati
63 Bab 63 Aku Kembali
64 Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65 Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66 Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67 Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68 Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69 Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70 Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71 Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72 Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73 Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74 Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75 Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76 Bab 76 Buah Hatiku
77 Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78 Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79 Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80 Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81 Bab 81 Pergunjingan
82 Bab 82 Tantangan Cinta
83 Bab 83 Salah Paham
84 Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85 Bab 85 Cinta yang Lain
86 Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87 Bab 87 Merasa Bersalah
88 Bab 88 Memaksakan Kehendak
89 Bab 89 Putus Hubungan
90 Bab 90 Aku Mencintaimu
91 Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92 Pengumuman Konfirmasi
93 Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94 Bab 93 Patah Hati
95 Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96 Bab 95 Tuduhan Beruntun
97 Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98 Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99 Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100 Bab 99 Pernikahan Kedua
101 Bab 100 New Life (Season 2)
102 Bab 101 Ikatan Abadi
103 Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104 Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105 Bab 104 Akulah Sang Direktur
106 Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107 Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108 Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109 Bab 108 Rencana Liburan
110 Bab 109 Terkenang Kembali
111 Bab 110 Pernyataan Cinta
112 Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113 Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114 Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115 Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116 Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117 Bab 116 Bersatu Kembali
118 Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119 PENGUMUMAN (Novel Baru)
120 Bonus Chapter 1
121 Bonus Chapter 2
122 Bonus Chapter 3
123 Pengumuman
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula Takdir
2
Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3
Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4
Bab 4 Melarikan Diri
5
Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6
Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7
Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8
Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9
Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10
Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11
Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12
Bab 12 Isteri Seratus Juta
13
Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14
Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15
Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16
Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17
Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18
Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19
Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20
Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21
Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22
Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23
Bab 23 Tawaran Bekerja
24
Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25
Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26
Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27
Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28
Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29
Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30
Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31
Bab 31 Bos Baru
32
Bab 32 Kakak Beradik
33
Bab 33 Bersembunyi
34
Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35
Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36
Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37
Bab 37 Kabar Buruk
38
Bab 38 Hilang Akal
39
Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40
Bab 40 Bumerang
41
Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42
Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43
Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44
Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45
Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46
Bab 46 Dilema
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48
Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49
Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50
Bab 50 Salah Sangka
51
Bab 51 Rayuan Mematikan
52
Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53
Bab 53 Rencana Jahat
54
Bab 54 Kembali Ke Rumah
55
Bab 55 Gosip di Kantor
56
Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57
Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58
Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59
Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60
Bab 60 Pilihan yang Sulit
61
Bab 61 Perasaan yang Keliru
62
Bab 62 Melawan Hati
63
Bab 63 Aku Kembali
64
Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65
Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66
Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67
Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68
Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69
Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70
Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71
Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72
Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73
Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74
Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75
Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76
Bab 76 Buah Hatiku
77
Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78
Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79
Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80
Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81
Bab 81 Pergunjingan
82
Bab 82 Tantangan Cinta
83
Bab 83 Salah Paham
84
Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85
Bab 85 Cinta yang Lain
86
Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87
Bab 87 Merasa Bersalah
88
Bab 88 Memaksakan Kehendak
89
Bab 89 Putus Hubungan
90
Bab 90 Aku Mencintaimu
91
Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92
Pengumuman Konfirmasi
93
Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94
Bab 93 Patah Hati
95
Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96
Bab 95 Tuduhan Beruntun
97
Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98
Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99
Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100
Bab 99 Pernikahan Kedua
101
Bab 100 New Life (Season 2)
102
Bab 101 Ikatan Abadi
103
Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104
Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105
Bab 104 Akulah Sang Direktur
106
Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107
Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108
Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109
Bab 108 Rencana Liburan
110
Bab 109 Terkenang Kembali
111
Bab 110 Pernyataan Cinta
112
Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113
Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114
Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115
Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116
Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117
Bab 116 Bersatu Kembali
118
Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119
PENGUMUMAN (Novel Baru)
120
Bonus Chapter 1
121
Bonus Chapter 2
122
Bonus Chapter 3
123
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!