Raja Adhiyaksa, seorang pria tampan dengan segala kharismanya. Bergelimang harta sebagai pewaris pertama keluarga Adhiyaksa, pemilik perusahaan pendanaan dan leasing yang memiliki banyak cabang di kota-kota besar.
Usia tiga puluh tiga tahun yang matang, wajah yang sempurna dengan tatapan mata yang menghipnotis. Ditambah postur tubuhnya yang tegap, tinggi dan berotot, membuatnya layak menjadi dambaan kaum hawa. Sayang sekali, para wanita itu harus patah hati karena Raja telah memiliki seorang istri cantik bernama Zevira Narendra.
Zevira adalah puteri pengusaha Bayu Narendra, yang merupakan sahabat dekat almarhum ayah Raja, yaitu Wijaya Adhiyaksa. Sejak remaja, mereka berdua memang sudah dijodohkan oleh kedua orangtuanya. Raja dan Zevira tidak keberatan dengan perjodohan ini karena mereka memang saling menyukai satu sama lain. Siapa saja yang melihat pasangan serasi itu pasti akan merasa kagum sekaligus iri.
Kurang lebih setahun setelah pernikahannya, mereka dikaruniai puteri cantik bernama Ivyna. Sungguh suatu kebahagiaan yang sangat sempurna. Namun siapa sangka keindahan tersebut hanyalah kulit luar semata. Kebenaran pahit harus ditelan oleh Raja menjelang ulang tahun pernikahannya yang keenam.
Ketika itu Raja harus melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri. Seharusnya ia baru pulang dua hari lagi. Tapi karena meeting dengan investor sudah selesai, Raja sengaja pulang lebih awal ke Jakarta. Ia tidak memberitahukan kepulangannya, karena ingin memberikan kejutan kepada sang istri tercinta.
Di dalam benaknya sudah terbayang berbagai momen romantis bersama Zevira, saat mereka nanti merayakan ulang tahun pernikahan. Namun apa yang ditemuinya sungguh di luar dugaan. Zevira, wanita yang dicintainya itu tengah bermesraan dengan seorang pria di ruang kerjanya. Dan yang lebih parahnya lagi, pria itu adalah saudara sepupunya sendiri, Fendi Adhiyaksa.
Mereka berdua saling menautkan bibir, merapatkan tubuh layaknya sepasang kekasih yang dimabuk cinta.
"Jadi ini yang kalian lakukan saat aku tidak ada?" tanya Raja dengan tatapan mematikan. Otot-otot rahangnya menegang. Seluruh aliran darahnya serasa berdesir naik ke atas kepala, menahan amarah yang luar biasa.
Di sisi lain, hatinya bagai ditusuk sebilah pedang tajam. Ia tidak menyangka bila wanita yang selama ini hanya menjadi miliknya, ternyata telah berbagi cinta dengan pria lain.
"Sayang, aku bisa menjelaskan semua ini," pinta Zevira dengan suara memohon.
Ia memegang tangan Raja erat-erat untuk meredakan kemarahan suaminya.
"Benar, Raja kamu sudah salah paham," sambung Fendi ketakutan.
Fendi paham benar jika Raja yang menguasai ilmu bela diri itu bisa dengan mudah menghajarnya sampai babak belur. Kemampuan Raja dalam hal bela diri memang tak diragukan lagi. Bahkan ia pernah menjadi salah satu juara taekwondo tingkat nasional semasa duduk di bangku SMU.
"Kalian pikir aku ini anak kemarin sore yang bisa kalian tipu dengan mudah?" tanya Raja gusar.
Raja mengibaskan tangan Zevira. Secepat kilat ia melayangkan tinjunya ke wajah Fendi. Hantaman keras itu membuat bibir Fendi langsung mengucurkan darah segar. Detik berikutnya Raja mengayunkan tendangannya tepat mengenai perut Fendi. Membuat lelaki yang dua tahun lebih muda darinya itu roboh tak berdaya seraya menahan rasa sakit.
"Stop Raja, tolong hentikan!" pekik Zevira merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi tindakan Raja.
"Menyingkirlah, Zevira! Aku harus memberi pelajaran pada laki-laki brengsek ini!" tukas Raja.
Sorot mata Raja yang biasanya penuh pesona kini berubah mengerikan, bak serigala yang akan menerkam mangsanya.
"Jangan, Sayang, lihatlah Fendi sudah terluka separah ini. Kalau kamu terus memukulnya, kamu akan mendapat masalah hukum."
"Dengar, Vira, jangan berani menyebutku 'Sayang' lagi dengan mulutmu. Aku sudah muak mendengarnya. Kamu hanya seorang wanita murahan dan pengkhianat. Aku menyesal sudah mencintaimu selama bertahun-tahun. Sekarang jangan menghalangiku atau aku juga akan berbuat kasar padamu!
Mata Zevira berkaca-kaca saat menerima hinaan dari suaminya.
"Raja, kalau memang kamu membenciku, ayo tampar aku sekarang! Kamu juga mengetahui bahwa aku sangat mencintaimu. Sayangnya setelah kita menikah, kamu lebih sering menghabiskan waktumu untuk mengurusi pekerjaan. Kamu jarang memperhatikan diriku, bagaimana perasaanku. Kamu juga memperlakukan aku seperti burung dalam sangkar emas. Mengekang aktivitasku dan mewajibkan aku menuruti semua perkataanmu. Sikapmu itu membuatku tidak tahan," ucap Zevira terisak.
"Pintar sekali kamu mencari alasan, Vira! Jadi kamu menyalahkan aku sebagai penyebab perselingkuhanmu dengan pria ini," tunjuk Raja ke arah Fendi.
"Fendi selalu menunjukkan perhatian yang tulus padaku. Tapi sampai sekarang aku hanya mencintaimu."
"Bohong! Kamu wanita yang tidak tahu malu, Vira! Mulai sekarang aku tidak akan mempercayai setiap kata-kata yang keluar dari bibirmu!" bentak Raja dengan suara keras.
"Baiklah, jika kamu tidak suka lagi menjadi istriku, aku akan membebaskanmu dari pernikahan ini. Tapi sebelumnya kamu harus merasakan penderitaan yang sama sepertiku. Aku bersumpah akan menikahi wanita lain dan bermesraan dengannya di depan matamu!"
Setelah mengucapkan sumpahnya, Raja bergegas pergi dari ruangan itu. Nafasnya terasa sesak karena gejolak emosi yang sudah tidak tertahankan. Zevira yang melihat kepergian Raja, berusaha mengejar suaminya itu.
Sambil berderai air mata, ia berlari mengikuti Raja yang sudah sampai di halaman depan rumah mereka. Tanpa mempedulikan tatapan penuh tanda tanya dari para pelayan, Zevira meraih tangan Raja dan menahannya agar tidak pergi.
"Maafkan aku, Raja. Aku tidak akan mengulangi kesalahanku. Berikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki segalanya. Kumohon jangan ceraikan aku."
"Lepaskan aku!" ucap Raja membuka pintu mobilnya.
Karena sudah kehilangan cara, Zevira akhirnya bersimpuh di depan kaki Raja. Merendahkan harga dirinya demi mendapatkan pengampunan dari sang suami.
"Aku minta maaf. Aku bersedia melakukan apa saja supaya kamu mau memaafkan aku."
"Vira, jangan mempermalukan dirimu sendiri. Aku masih menahan diri karena mengingat putri kita, Ivyna. Jangan coba menguji batas kesabaranku!"
Tanpa mengindahkan isak tangis Zevira, Raja masuk ke dalam mobilnya lalu melaju dengan kecepatan tinggi.
“Aku harus menyusul Raja sekarang juga! Aku tidak mau kehilangan Raja dan semua harta kekayaannya.”
Tanpa pikir panjang, Zevira mengikuti Raja dari belakang dengan mobilnya.
“Kenapa mobil Raja cepat sekali? Aku harus menaikkan kecepatanku,”
gumam Zevira menginjak pedal gas mobilnya.
Karena belum terbiasa menyetir dengan kecepatan maksimum, Zevira mulai kehilangan kendali atas mobilnya. Ia membanting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan dengan mobil di depannya. Namun mobilnya justru bergerak tak terkendali, hingga menabrak pohon besar yang ada di pinggir jalan.
"Aaargggh!" pekik Zevira sebelum akhirnya tidak sadarkan diri dalam keadaan bersimbah darah.
****************
Dua bulan kemudian....
Zevira berbaring di atas tempat tidurnya dengan tatapan nanar. Rasanya ia tidak punya semangat sedikitpun untuk menjalani kehidupan.
Semenjak kecelakaan itu, ia terpaksa harus duduk di atas kursi roda. Dokter mengatakan bahwa masih ada harapan baginya untuk bisa berjalan lagi, selama ia rajin mengikuti terapi. Namun semakin hari, ia justru makin enggan berjuang untuk kesembuhannya. Terlebih lagi melihat sikap Raja yang begitu dingin terhadapnya.
Meski lelaki itu tidak jadi menceraikannya, namun ia tidak menganggap Zevira lagi sebagai istrinya. Raja jarang sekali mengajaknya berbicara. Mereka bahkan tidak tinggal dalam satu kamar seperti dulu. Entah mengapa Zevira justru ingin tetap berada dalam kondisi lumpuh agar Raja berbelas kasihan padanya. Jika nanti kakinya normal kembali, tidak tertutup kemungkinan Raja justru akan menceraikannya.
"Mom..." seru Ivyna menghambur ke pelukan Zevira.
"Ivy, Sayang, kamu sudah pulang sekolah?"
"Iya, Mom. Daddy mengatakan hari ini Mommy akan terapi lagi. Aku mau menemani Mommy."
Zevira membelai lembut rambut puteri kecilnya.
"Mommy tidak pergi terapi hari ini, Sayang. Mommy ingin di rumah saja."
"Kenapa kamu tidak mau menjalani terapimu, Vira?" tanya Raja tiba-tiba masuk ke kamar Zevira.
"Aku hanya sedang enggan," jawab Zevira menundukkan kepalanya.
Raja menggendong Ivyna dan membawanya keluar dari kamar itu.
"Ivy, kamu main sebentar bersama Suster Lia. Daddy ingin bicara sebentar dengan Mommy."
"Okey, Daddy," jawab Zevira mematuhi perintah Daddynya.
Raja masuk kembali ke kamar istrinya dan menutup pintu dari dalam. Dengan suara bariton khasnya, Raja mulai angkat bicara.
"Vira, apa maumu sebenarnya? Dokter menyarankan agar kamu melakukan terapi secara teratur, tapi kamu malah menolaknya. Apa kamu tidak ingin bisa berjalan lagi?"
"Untuk apa aku sembuh? Toh kamu sudah tidak peduli padaku," ucap Vira dengan mata berkaca-kaca.
"Ini bukan waktunya bermain drama di hadapanku, Vira. Aku tahu kamu sengaja melakukan ini untuk menarik simpatiku."
Raja merendahkan suaranya.
"Aku memang membatalkan niatku untuk menceraikanmu mengingat kondisimu saat ini. Tapi aku tidak akan pernah melupakan sumpah yang pernah aku ucapkan. Tidak lama lagi aku akan menikah."
Ucapan Raja bak petir di siang bolong bagi Zevira. Ia tidak percaya bila Raja bermaksud mencari istri kedua di saat kondisi kesehatannya belum pulih.
"Ka..mu akan menikah lagi?"
"Iya, dan aku akan memintamu memilihkan calon istri kedua untukku."
"A...aku???"
Bibir Zevira memucat. Tidak pernah disangkanya, Raja akan membalasnya dengan cara menyakitkan seperti ini.
"Iya kamu. Aku akan mengadakan kompetisi pemilihan wanita muda. Dan kamu yang akan menjadi jurinya," tandas Raja dengan ekspresi yang tidak dapat ditebak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
itu sebab akibat Vira, suami kerja dia enak2 sm laki2, racun mmg😡
2024-08-28
0
Ibelmizzel
baru baca udah menarik hati utk bacany💪❤️❤️❤️
2023-07-07
0
Salma
kok skahkn Raja yg mulaikn istrix
2022-03-29
0