Bab 5 Kompetisi Gadis Muda

Cleantha berlari ke kamarnya sambil berlinang air mata. Entah mengapa kabut hitam belum berlalu juga dari hidupnya, bahkan kini terasa lebih pekat daripada sebelumnya.

Cleantha duduk bersimpuh sembari menyandarkan kepalanya di pintu.

Rasanya Cleantha ingin menangis sejadi-jadinya, meratapi nasibnya yang begitu malang. Namun betapapun banyaknya air mata yang tertumpah akan menjadi sia-sia.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukannya adalah tetap tegar untuk menghadapi kesulitan ini. Ia harus mencari jalan keluar agar bisa mendapatkan uang secepat mungkin. Atau Puspa akan menawarkannya kepada pria hidung belang.

"Sisa *waktuku tidak banyak. Dimana aku bisa mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang se*cepat itu?"

Cleantha berusaha memutar otak untuk menemukan jawabannya. Tapi pikirannya justru bertambah kusut. Dengan putus asa, Cleantha meremas rambutnya sendiri untuk meringankan sedikit rasa frustasi yang sedang menderanya.

"Drrrtt, drrrrt," terdengar suara getaran ponsel beberapa kali.

Sambil menghapus sisa air matanya, Cleantha berdiri dan mengambil ponselnya dari atas nakas.

"Clea, kenapa belum datang juga ke rumah sakit? Sudah giliranmu menjaga Ayah. Aku lelah dan butuh istirahat," sembur Keyla dari balik telpon.

"Maaf, aku lupa, Kak."

"Lupa? Hal sepenting ini kamu sampai lupa? Apa kamu sengaja menghindar dari tanggungjawab?" tanya Keyla terdengar marah.

"Aku akan berangkat sekarang ke rumah sakit, Kak."

"Okey, aku tunggu. Jangan coba mengulur-ulur waktu."

Takut Keyla bertambah marah, Cleantha buru-buru memesan ojek online dari aplikasi ponselnya.

Ia menyambar salah satu baju terdekat di dalam lemari untuk mengganti baju yang dikenakannya. Baju yang menempel di tubuhnya saat ini nampak lusuh dan kotor, akibat insiden kecelakaan yang menimpanya tadim

Cleantha menyambar tasnya lalu bergegas keluar dari kamar.

"Mau kemana lagi kamu, Clea?" tanya Ana mengejar derap langkah Cleantha yang tergesa-gesa.

"Maaf Tante, aku sedang buru-buru. Kak Keyla menungguku," jawab Cleantha tanpa menoleh.

"Dasar gadis tidak tahu sopan santun! Ditanya orangtua malah menjawab seenaknya,"

gerutu Ana.

...****************...

"Terima kasih, Bang," ujar Cleantha turun dari atas motor. Sambil berlari kecil, Cleantha menuju ke lobi rumah sakit. Suasana rumah sakit yang tidak terlalu ramai menjelang senja hari, membuat Cleantha tidak perlu mengantri untuk masuk ke dalam lift.

Dengan jari telunjuknya, Cleantha menekan tombol angka empat, lantai khusus rawat inap dimana ayahnya berada.

Lift pun bergerak naik ke atas. Saat pintu lift terbuka, Cleantha langsung menghambur keluar. Ia berjalan melewati para perawat yang sedang sibuk bertugas di meja mereka.

Cleantha berbelok ke lorong sebelah kanan. Tujuan utamanya adalah segera tiba di kamar nomor 410, kamar tempat ayahnya dirawat.

"Tok, tok, tok" ketuk Cleantha tiga kali sebelum membuka pintu. Ia sengaja berbuat demikian agar Keyla tidak kaget dengan kedatangannya.

"Kak," panggil Cleantha ragu-ragu.

Keyla yang tengah fokus menatap layar ponsel, mengangkat kepalanya saat mendengar suara Cleantha.

"Akhirnya kamu datang juga."

"Kak, bagaimana kondisi Ayah?" tanya Cleantha prihatin memandangi peralatan medis yang terpasang di tubuh ayahnya.

Sang ayah yang dahulu gagah dan tegas, kini tergolek lemah tak berdaya di atas ranjang pasien.

"Lihat saja sendiri. Ayah masih tidur. Tadi dia sempat bangun dan bicara sebentar. Tapi kata-katanya masih belum terlalu jelas."

"Lalu apa kata dokter, Kak?"

"Dokter bilang kita masih harus menunggu perkembangan ayah dua hari kedepan. Semoga besok ayah mulai bisa menggerakkan tangan kirinya."

Keyla berhenti berbicara seraya menyipitkan matanya.

"Clea, apa kamu habis menangis? Kelopak matamu kelihatan bengkak."

Cleantha hanya menggelengkan kepalanya.

"Ah, mana mungkin kamu bisa membohongi aku, Clea. Kamu pasti baru saja menangis. Memangnya ada apa lagi? Apa Tante Ana memarahimu?"

"Bukan Kak. Aku hanya...sedang menghadapi masalah besar."

"Ccckkk, aku heran kenapa masalah tidak habis-habisnya mendatangimu," seru Keyla menepuk dahinya sendiri.

"Sebenarnya ini soal bunga pinjaman, Kak. Ternyata aku harus membayarnya setiap tanggal satu. Dan aku hanya punya sisa waktu tiga hari lagi sebelum jatuh tempo."

Bukannya turut prihatin atas persoalan adiknya, Keyla justru mendengus kesal.

"Aku sudah memperingatkanmu, Clea. Kamu sendiri yang gegabah meminjam uang dari rentenir. Kalau kamu tidak sanggup bayar, bungamu akan berlipat ganda. Kemungkinan terburuknya, Tante Puspa akan mengirimkan debt collectornya untuk memukulmu dan mengacak-acak isi rumah kita."

"Kak, maafkan aku. Seharusnya aku mendengarkan nasehat Kak Keyla. Tapi sekarang aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku juga gagal melewati proses seleksi karyawan," tutur Cleantha dengan mata memerah.

"Ini sifatmu yang paling aku benci. Cengeng dan mudah menyerah. Pantas saja Tante Ana selalu merendahkanmu."

Keyla bangkit berdiri sambil menekan beberapa tombol huruf di ponselnya.

"Buka ponselmu sekarang. Baca forward message yang aku kirimkan," perintah Keyla kepada adiknya.

"Iya, Kak."

Tanpa berani bertanya, Cleantha membuka ponselnya lalu membaca pesan masuk yang dikirimkan Keyla.

"Kak, apa ini?"

"Yang aku kirimkan itu adalah solusi dari masalahmu. Baca baik-baik."

"Kompetisi khusus para gadis. Dicari segera pengasuh untuk anak berusia enam tahun. Syarat wanita berusia dua puluh hingga dua puluh lima tahun, single. Bagi yang lolos seleksi akan menjadi pengasuh tetap sekaligus memenangkan uang....seratus juta. Penyelenggara : Adhiyaksa Group," baca Cleantha membelalakkan matanya

"Kak, Adhiyaksa Group, bukankah itu perusahaan tempat Kak Keyla bekerja?"

"Betul. Aku menerima broadcast messagenya tadi siang dari grup karyawan. Kamu harus segera mengikuti kompetisi ini, Clea. Kapan lagi ada kontes yang hadiahnya seratus juta. Pekerjaannya juga gampang, hanya menjadi seorang pengasuh anak. Jika kamu menang, maka seluruh hutangmu pada rentenir itu akan lunas."

Cleantha mengernyitkan dahinya.

"Tapi menurutku ini agak aneh, Kak. Kenapa untuk mencari seorang pengasuh harus mengadakan kontes segala. Apalagi ditambah dengan hadiah uang yang besar. Aku...tidak yakin apakah aku akan ikut."

Keyla bergerak mendekati adiknya itu.

"Kamu benar-benar bodoh, Clea. Ada kesempatan langka seperti ini malah kamu sia-siakan. Kamu tahu siapa sesungguhnya yang menyelenggarakan kontes ini?"

"Tidak, Kak."

"Yang mengadakannya adalah CEO perusahaan Adhiyaksa Group, Raja Adhiyaksa. Menurut desas desus yang aku dengar, istrinya sekarang mengalami kelumpuhan. Karena itu dia butuh pengasuh untuk merawat putrinya yang masih kecil."

Keyla mengambil tasnya dari kursi lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Orang kaya bisa berbuat apa saja yang mereka mau. Termasuk melakukan hal-hal diluar nalar kita. Tuan Raja pasti menginginkan pengasuh yang terbaik untuk putri tunggalnya. Makanya dia sampai mengadakan kompetisi berhadiah ini."

"Sekarang keputusan ada di tanganmu. Kalau kamu berminat segera kirimkan data dirimu ke alamat email yang tertera di bawah. Pengumuman ini hanya disebarkan di kalangan terbatas," lanjut Keyla.

"Tapi aku..."

"Sudahlah, aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan rengekanmu. Aku sudah memberikan jalan termudah untuk melunasi hutangmu. Selanjutnya terserah padamu. Aku pulang dulu," ucap Keyla berjalan meninggalkan adiknya.

Setelah Keyla pergi, Cleantha masih tertegun. Ia membaca sekali lagi syarat-syarat mengikuti kompetisi yang tidak lazim itu.

"Aku harus berani mengambil resiko. Lebih baik menjadi pengasuh anak daripada aku harus dijual oleh Tante Puspa."

Sambil menarik nafas panjang, Cleantha mengambil kartu identitasnya dari dalam dompet.

Ia memulai syarat utama untuk menjadi peserta kompetisi, yaitu mengambil foto identitasnya secara jelas. Langkah kedua adalah mengambil foto dirinya sendiri dengan membawa kartu identitas tersebut.

Sebelum mengarahkan kamera ponsel ke wajahnya, Cleantha merapikan rambutnya ke belakang telinga. Ia menarik sudut bibirnya ke atas. Mencoba membentuk senyuman manis meskipun itu bertentangan dengan suasana hatinya yang kelam.

Karena senyumnya nampak dipaksakan, Cleantha harus mengulang foto dirinya hingga beberapa kali. Barulah pada foto ke delapan, ia merasa cukup percaya diri untuk mengirimkannya.

"Sekarang langkah berikutnya aku harus mengisi data pada formulir ini,"

gumam Cleantha menggerakkan jemarinya untuk mengetikkan huruf demi huruf.

Semua bagian formulir itu telah terisi dengan lengkap. Begitu pula pada bagian attachment yang berisi foto dirinya.

Cleantha memejamkan mata sejenak. Memanjatkan doa agar harapannya menjadi kenyataan.

"Akhirnya selesai juga. Semoga aku diterima sebagai salah satu peserta."

Perlahan-lahan, Cleantha mendekatkan jari telunjuknya dan menekan tombol send pada email. Ia berharap kali ini keberuntungan akan berpihak padanya, sehingga ia punya kesempatan untuk memenangkan hadiah uang seratus juta.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

ya nasip, mau gimana lg ya org kecil., kalau udh di tindas ngk bisa apa2

2024-08-28

0

ande

ande

menuju jalan masuk ke dalam Sangkar Emas

2022-01-29

1

Aqiyu

Aqiyu

bakal ketemu lagi😁😁😁😀

2022-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula Takdir
2 Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3 Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4 Bab 4 Melarikan Diri
5 Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6 Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7 Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8 Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9 Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10 Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11 Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12 Bab 12 Isteri Seratus Juta
13 Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14 Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15 Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16 Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17 Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18 Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19 Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20 Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21 Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22 Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23 Bab 23 Tawaran Bekerja
24 Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25 Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26 Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27 Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28 Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29 Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30 Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31 Bab 31 Bos Baru
32 Bab 32 Kakak Beradik
33 Bab 33 Bersembunyi
34 Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35 Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36 Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37 Bab 37 Kabar Buruk
38 Bab 38 Hilang Akal
39 Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40 Bab 40 Bumerang
41 Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42 Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43 Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44 Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45 Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46 Bab 46 Dilema
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48 Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49 Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50 Bab 50 Salah Sangka
51 Bab 51 Rayuan Mematikan
52 Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53 Bab 53 Rencana Jahat
54 Bab 54 Kembali Ke Rumah
55 Bab 55 Gosip di Kantor
56 Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57 Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58 Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59 Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60 Bab 60 Pilihan yang Sulit
61 Bab 61 Perasaan yang Keliru
62 Bab 62 Melawan Hati
63 Bab 63 Aku Kembali
64 Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65 Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66 Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67 Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68 Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69 Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70 Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71 Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72 Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73 Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74 Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75 Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76 Bab 76 Buah Hatiku
77 Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78 Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79 Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80 Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81 Bab 81 Pergunjingan
82 Bab 82 Tantangan Cinta
83 Bab 83 Salah Paham
84 Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85 Bab 85 Cinta yang Lain
86 Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87 Bab 87 Merasa Bersalah
88 Bab 88 Memaksakan Kehendak
89 Bab 89 Putus Hubungan
90 Bab 90 Aku Mencintaimu
91 Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92 Pengumuman Konfirmasi
93 Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94 Bab 93 Patah Hati
95 Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96 Bab 95 Tuduhan Beruntun
97 Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98 Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99 Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100 Bab 99 Pernikahan Kedua
101 Bab 100 New Life (Season 2)
102 Bab 101 Ikatan Abadi
103 Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104 Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105 Bab 104 Akulah Sang Direktur
106 Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107 Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108 Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109 Bab 108 Rencana Liburan
110 Bab 109 Terkenang Kembali
111 Bab 110 Pernyataan Cinta
112 Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113 Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114 Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115 Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116 Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117 Bab 116 Bersatu Kembali
118 Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119 PENGUMUMAN (Novel Baru)
120 Bonus Chapter 1
121 Bonus Chapter 2
122 Bonus Chapter 3
123 Pengumuman
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula Takdir
2
Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3
Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4
Bab 4 Melarikan Diri
5
Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6
Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7
Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8
Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9
Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10
Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11
Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12
Bab 12 Isteri Seratus Juta
13
Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14
Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15
Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16
Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17
Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18
Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19
Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20
Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21
Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22
Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23
Bab 23 Tawaran Bekerja
24
Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25
Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26
Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27
Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28
Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29
Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30
Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31
Bab 31 Bos Baru
32
Bab 32 Kakak Beradik
33
Bab 33 Bersembunyi
34
Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35
Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36
Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37
Bab 37 Kabar Buruk
38
Bab 38 Hilang Akal
39
Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40
Bab 40 Bumerang
41
Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42
Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43
Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44
Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45
Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46
Bab 46 Dilema
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48
Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49
Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50
Bab 50 Salah Sangka
51
Bab 51 Rayuan Mematikan
52
Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53
Bab 53 Rencana Jahat
54
Bab 54 Kembali Ke Rumah
55
Bab 55 Gosip di Kantor
56
Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57
Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58
Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59
Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60
Bab 60 Pilihan yang Sulit
61
Bab 61 Perasaan yang Keliru
62
Bab 62 Melawan Hati
63
Bab 63 Aku Kembali
64
Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65
Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66
Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67
Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68
Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69
Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70
Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71
Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72
Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73
Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74
Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75
Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76
Bab 76 Buah Hatiku
77
Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78
Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79
Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80
Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81
Bab 81 Pergunjingan
82
Bab 82 Tantangan Cinta
83
Bab 83 Salah Paham
84
Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85
Bab 85 Cinta yang Lain
86
Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87
Bab 87 Merasa Bersalah
88
Bab 88 Memaksakan Kehendak
89
Bab 89 Putus Hubungan
90
Bab 90 Aku Mencintaimu
91
Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92
Pengumuman Konfirmasi
93
Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94
Bab 93 Patah Hati
95
Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96
Bab 95 Tuduhan Beruntun
97
Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98
Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99
Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100
Bab 99 Pernikahan Kedua
101
Bab 100 New Life (Season 2)
102
Bab 101 Ikatan Abadi
103
Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104
Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105
Bab 104 Akulah Sang Direktur
106
Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107
Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108
Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109
Bab 108 Rencana Liburan
110
Bab 109 Terkenang Kembali
111
Bab 110 Pernyataan Cinta
112
Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113
Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114
Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115
Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116
Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117
Bab 116 Bersatu Kembali
118
Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119
PENGUMUMAN (Novel Baru)
120
Bonus Chapter 1
121
Bonus Chapter 2
122
Bonus Chapter 3
123
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!