Bab 12 Isteri Seratus Juta

Raja menekan satu tombol merah yang terletak di mejanya. Tak berselang lama, terdengar ketukan di pintu.

"Masuk," seru Raja.

Cleantha hanya duduk mematung saat melihat Dion memasuki ruangan.

Sang asisten yang sama dinginnya dengan bosnya itu, menenteng sebuah map berwarna merah dengan tangan kanan.

"Tuan, ini perjanjian yang Anda minta," kata Dion menyerahkan map itu ke tangan Raja.

"Terima kasih, Dion."

Raja membuka isi map itu dan mengeluarkan beberapa lembar kertas bermaterai.

Ia menyodorkan kertas itu kepada Cleantha sambil menghujamkan tatapan sinis.

"Baca baik-baik perjanjian pranikah ini lalu berikan tandatanganmu."

Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, Cleantha hanya bisa menurut.

Ia membuka lembar pertama surat perjanjian pranikah, dimana tercantum nama Raja dan nama dirinya sebagai pihak yang terikat pernikahan.

Berikutnya tertera banyak sekali pasal dalam perjanjian itu.

Cleantha tidak terlalu memperhatikan detail isinya satu per satu.

Ia hanya membaca isi pasal pertama yang menyatakan bahwa pernikahannya dengan Raja Adhiyaksa hanya berlangsung selama satu tahun.

Kalimat dalam pasal itu membuatnya benar-benar lega. Paling tidak ia masih punya kesempatan untuk terbebas dari pria arogan itu satu tahun lagi.

Cleantha membubuhkan tanda tangannya di setiap lembar perjanjian. Namun ketika sampai di lembar terakhir, Raja tiba-tiba menghentikannya.

"Tunggu dulu, apa kamu paham semua isi perjanjian ini?"

"Sedikit, Tuan," jawab Cleantha lemah.

"Aku heran ada juga penipu yang sebodoh kamu di dunia ini. Kamu menyetujui perjanjian yang tidak kamu pahami isinya," ucap Raja menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku akan berbaik hati padamu untuk sekali ini. Akan kujelaskan point penting dari perjanjian pranikah kita, supaya kamu tidak berpikir macam-macam."

Dengan gaya seorang dosen killer, Raja menerangkan rangkuman isi perjanjian itu kepada Cleantha.

"Pertama kamu dan aku hanya menikah selama satu tahun, sesudah itu aku akan menceraikanmu. Kedua, kita bukanlah suami isteri dalam arti sesungguhnya. Kita tidak akan saling bersentuhan maupun mencampuri urusan masing-masing. Kamu hanya perlu menuruti perintahku jika kita sedang ada di hadapan Zevira, isteri pertamaku."

"Ketiga kamu tidak memiliki hak apapun atas harta kekayaanku. Keempat, selama terikat pernikahan kamu harus tinggal satu atap denganku. Kamu tidak boleh pergi kemanapun, kecuali atas izinku," jelas Raja.

Raja kembali meraih dagu Cleantha agar bisa menatap langsung ke mata gadis itu.

"Dan point terakhir sekaligus yang terpenting adalah...kamu dilarang membocorkan perjanjian ini kepada siapapun. Terutama kepada isteri pertamaku, anggota keluargaku dan juga keluargamu. Jika sampai ada orang lain yang mengetahuinya, maka aku akan menjatuhkan hukuman yang lebih berat untukmu. Mengerti?" tegas Raja.

"I..iya, Tuan, saya mengerti."

"Cepat tandatangani sekarang!"

Dengan jemari yang gemetar, Cleantha membubuhkan tandatangan di lembar terakhir.

"Bagus, akad nikah kita akan segera dilaksanakan," ucap Raja tersenyum puas.

"Maaf, Tuan, boleh saya meminta dua hal sebelum akad nikah diselenggarakan?"

Raja memicingkan matanya.

"Kamu masih berani meminta sesuatu dariku?"

Cleantha menggenggam tangannya erat-erat untuk mengumpulkan keberaniannya yang masih tersisa.

Meskipun ia sudah terjebak dalam perangkap nestapa, ia harus memenuhi tujuan utamanya mengikuti kompetisi ini, yaitu uang seratus juta.

"Maaf, Tuan, saya mengikuti kompetisi untuk memenangkan hadiah seratus juta. Kalau Tuan memilih saya, artinya saya keluar sebagai pemenang. Maka permintaan pertama saya adalah...Tuan bersedia memberikan uang seratus juta itu kepada saya," ucap Cleantha membuang rasa malunya.

Ia tidak peduli jika Raja menganggapnya sebagai wanita paling tidak tahu diri di muka bumi.

"Kamu ini benar-benar gadis mata duitan dan tidak tahu malu," gumam Raja geram.

Raja melangkah mendekati Dion lalu membisikkan sesuatu di telinga asistennya.

Dion mengangguk dan bergegas keluar dari ruangan itu.

"Aku sudah memenuhi permintaan pertamamu. Sebentar lagi aku akan memberimu cek senilai seratus juta. Lalu apa permintaan keduamu?"

"Yang kedua...saya mohon Tuan izinkan saya menemui keluarga saya malam ini. Saya ingin mengucapkan salam perpisahan kepada mereka."

"Salam perpisahan? Bukankah kamu akan mengundang keluargamu untuk menghadiri akad nikah kita?" tanya Raja terkejut.

"Jangan, Tuan. Ayah saya masih dirawat di rumah sakit karena menderita stroke. Kondisinya tidak memungkinkan untuk hadir. Dan untuk kakak perempuan dan ibu tiri saya, mereka pasti tidak setuju jika saya menjadi isteri kedua. Jadi saya harus merahasiakan hal ini dari mereka," ucap Cleantha tertunduk.

"Apa kamu menggunakan alasan ini untuk melarikan diri lagi?" tanya Raja mencengkeram kuat lengan Cleantha.

"Tidak, Tuan. Saya berkata jujur. Saya tidak akan kabur. Tuan boleh mengutus orang kepercayaan Tuan untuk mengawasi saya. Saya berjanji akan kembali ke vila untuk melaksanakan akad nikah besok," jawab Cleantha meringis menahan nyeri di lengannya.

Raja melepaskan lengan gadis itu. Ia berpikir sejenak sebelum mengambil keputusan.

Entah mengapa hatinya mulai melunak setelah mendengar penjelasan dramatis dari Cleantha.

"Baiklah, aku akan mengabulkan permintaan keduamu. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu menginap di rumah keluargamu. Malam ini juga kamu harus kembali ke vila. Awas kalau kamu berani membohongiku lagi!" ancam Raja.

Tak lama berselang, Dion kembali dengan membawa buku cek di tangannya. Dion menyerahkan buku cek itu kepada Raja.

"Silakan, Tuan."

Raja mengambil pena berwarna perak dari laci meja.

Dengan cepat, pria itu menuliskan sejumlah angka di atas lembaran ceknya.

Raja menyobek lembaran cek itu dengan sekali sentak, lalu melemparkannya di depan muka Cleantha.

"Ambil ini!"

Meskipun diliputi rasa takut dan malu, Cleantha meraih cek itu.

Cleantha sungguh tidak mempedulikan lagi harga dirinya sebagai manusia. Toh, ia sudah kehilangan semua itu sekarang. Yang terpenting baginya adalah berhasil mendapatkan uang untuk melunasi hutangnya pada sang rentenir.

"Terima kasih, Tuan," ujar Cleantha terbata-bata.

Raja tidak menjawab ucapan terima kasih dari Cleantha.

Ia mengalihkan pandangannya kepada Dion.

"Dion, bawa gadis ini pulang ke rumahnya sekarang. Ajak dua orang pengawal kita untuk ikut bersamamu. Pastikan gadis ini tidak punya kesempatan untuk kabur."

"Baik, Tuan," ucap Dion menganggukkan kepalanya.

"Setelah selesai menemui keluarganya, antar dia kembali kemari. Besok aku akan melakukan akad nikah pukul sepuluh pagi. Jangan lupa siapkan semuanya."

Dion mengangguk sekali lagi.

Ia menghampiri Cleantha yang masih terpaku di kursinya.

"Mari Nona. Kita akan pulang ke rumah Nona sekarang."

Cleantha berdiri lalu mengikuti Dion tanpa banyak bertanya.

Dari balik punggungnya, Cleantha merasa Raja tak lepas memantau gerak geriknya hingga ia meninggalkan ruangan itu.

Kali ini, Cleantha telah menyerah pada keadaannya. Ia tidak mungkin melawan Raja yang memiliki kekuasaan dan kekayaan luar biasa. Harusnya ia bersyukur karena pria itu tidak menuntutnya, tapi malah memberinya uang seratus juta.

Diam-diam Cleantha penasaran apa sesungguhnya motif Raja memaksanya menjadi isteri kedua. Padahal pria itu sudah memiliki isteri yang kecantikannya setara dengan seorang dewi. Bila dibandingkan dirinya, Cleantha merasa bak butiran debu di telapak kaki Zevira Adhiyaksa.

Di sisi lain, jelas-jelas Raja tidak tertarik padanya bahkan begitu membencinya. Terbukti pria itu telah membuat perjanjian aneh sebelum pernikahan mereka dilangsungkan.

"Apa Tuan Raja ini pria hidung belang? Tapi bila benar begitu, dia tidak akan memilih gadis sepertiku. Atau dia hanya ingin mempermainkan aku untuk membalaskan dendam**nya?"

pikir Cleantha bertanya-tanya.

...****************...

Sepanjang perjalanan ke Jakarta, Cleantha terus menggenggam tasnya. Di dalam tas itulah tersimpan hartanya yang paling berharga, yaitu cek senilai seratus juta.

Berkat cek itu satu masalahnya akan selesai, meski masalah lain telah siap menantinya.

Ketika tiba di depan rumah, Cleantha melihat kondisi rumahnya sunyi. Lampu di depan juga tidak menyala. Tempat tinggalnya itu nampak gelap gulita dari luar.

"Kak," panggil Cleantha mengetuk pintu.

Dion dan dua orang bodyguard menjaga Cleantha dari belakang.

"Nona, sepertinya tidak ada orang di rumah Anda. Lebih baik Anda menelpon kakak Anda supaya kita tidak membuang waktu disini," kata Dion memberikan saran.

"Iya, Tuan Dion."

Cleantha mengambil ponselnya dan menekan nomor Keyla.

"Clea, ada apa menelponku? Apa kamu sudah selesai mengikuti kompetisi itu?"

"Sudah, Kak. Kakak dimana sekarang? Aku ingin bertemu Kakak?"

"Aku ada di rumah sakit. Tante Ana mengeluh sejak kemarin karena kecapekan. Karena itu aku menggantikannya sebentar. Dia sedang tidur."

"Kalau begitu aku akan ke rumah sakit menyusul Kakak," ucap Cleantha menutup panggilannya.

"Tuan Dion, tolong antarkan saya ke rumah sakit Citra Husada. Keluarga saya ada disana."

"Baik, Nona."

Situasi jalanan yang tidak terlalu macet, membuat mereka sampai di rumah sakit lebih cepat.

Dion dan kedua anak buahnya terus mengawal Cleantha hingga tiba di depan kamar rawat inap.

Karena pengawalan ketat itu, Cleantha merasa sebagai tahanan yang tertangkap basah dan akan dijebloskan ke balik jeruji besi.

"Nona, silakan masuk ke dalam. Kami akan menunggu disini. Ingat waktu kita terbatas," ucap Dion mengingatkan Cleantha.

"Iya, Tuan Dion. Saya mengerti."

Cleantha bergegas masuk ke kamar rawat ayahnya.

Ia melihat Tante Ana sedang tidur pulas di atas sofa. Sementara Keyla duduk di tepi tempat tidur sambil menyuapi ayahnya.

Keyla terkejut karena Cleantha tiba-tiba memeluknya dengan erat, lalu beralih memeluk ayahnya.

"Semoga Ayah cepat sembuh. Clea sayang Ayah," ucap Cleantha dengan mata berkaca-kaca.

Tuan Sigit balas memandang Cleantha dengan tatapan nanar. Cairan bening nampak memenuhi kedua bola matanya.

"Ada apa ini, Clea?" tanya Keyla merasa ada yang berbeda pada sikap adiknya.

Cleantha melepaskan pelukannya, lalu mengambil selembar cek dari dalam tas.

"Kak, aku datang kesini karena ingin menyerahkan cek ini kepada Kakak."

"Cek apa ini?"

Mata Keyla membulat sempurna ketika membaca nominal yang tertera pada cek itu.

"Seratus juta. Kamu berhasil memenangkan kompetisi, Clea?"

"Iya, Kak. Aku menitipkan cek ini pada Kakak. Tolong dicairkan ke bank lalu bayarkan kepada Tante Puspa. Sisanya bisa dipakai untuk membayar tambahan biaya rumah sakit. Tapi jangan lupa berikan sebagian pada Tante Ana, karena aku sudah janji padanya."

"Pantas saja dia mau menjaga Ayah. Ternyata dia mengharapkan uang darimu," gerutu Keyla.

"Tunggu dulu, Clea. Kenapa kamu tidak melakukannya sendiri, tapi malah menyuruhku?"

"Karena mulai besok aku tinggal di rumah keluarga Adhiyaksa. Aku harus menjalankan kewajiban sebagai pengasuh anaknya Tuan Raja selama satu tahun ke depan," jawab Cleantha berbohong.

"Hmmmm, jadi begitu. Tapi apa kamu tidak boleh keluar dari rumah mereka sebentar saja?"

"Tidak boleh, Kak. Di rumah Tuan Raja peraturannya sangat ketat."

"Oke, aku akan membantumu. Hutangmu pada rentenir itu akan kulunasi begitu ceknya cair," kata Keyla mengalah.

"Terima kasih, Kak. Sekarang aku harus pergi. Tolong sampaikan salamku pada Tante Ana."

Cleantha memeluk ayah dan kakaknya secara bergantian sebelum berpisah dari mereka.

"Aku pamit, Ayah, Kak Keyla."

Keyla ingin menahan kepergian adiknya, namun Cleantha sudah keburu menghilang dari hadapannya.

"Kenapa Clea tergesa-gesa sekali? Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku?"

batin Keyla curiga.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Clea jual diri utk Bpk yg sempat sumpahin anak kandung nya. sadis ortu ngk. jelas🤫

2024-08-28

0

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

sedih thoor 😭😭😭😭😭semoga cleo mendpt kebahagiaan yg sesungguhnya... 🙏😢

2022-03-01

0

ande

ande

💪💪💪💪💪💪💪💪💪

2022-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula Takdir
2 Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3 Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4 Bab 4 Melarikan Diri
5 Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6 Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7 Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8 Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9 Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10 Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11 Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12 Bab 12 Isteri Seratus Juta
13 Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14 Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15 Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16 Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17 Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18 Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19 Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20 Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21 Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22 Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23 Bab 23 Tawaran Bekerja
24 Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25 Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26 Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27 Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28 Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29 Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30 Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31 Bab 31 Bos Baru
32 Bab 32 Kakak Beradik
33 Bab 33 Bersembunyi
34 Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35 Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36 Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37 Bab 37 Kabar Buruk
38 Bab 38 Hilang Akal
39 Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40 Bab 40 Bumerang
41 Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42 Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43 Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44 Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45 Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46 Bab 46 Dilema
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48 Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49 Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50 Bab 50 Salah Sangka
51 Bab 51 Rayuan Mematikan
52 Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53 Bab 53 Rencana Jahat
54 Bab 54 Kembali Ke Rumah
55 Bab 55 Gosip di Kantor
56 Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57 Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58 Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59 Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60 Bab 60 Pilihan yang Sulit
61 Bab 61 Perasaan yang Keliru
62 Bab 62 Melawan Hati
63 Bab 63 Aku Kembali
64 Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65 Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66 Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67 Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68 Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69 Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70 Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71 Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72 Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73 Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74 Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75 Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76 Bab 76 Buah Hatiku
77 Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78 Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79 Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80 Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81 Bab 81 Pergunjingan
82 Bab 82 Tantangan Cinta
83 Bab 83 Salah Paham
84 Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85 Bab 85 Cinta yang Lain
86 Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87 Bab 87 Merasa Bersalah
88 Bab 88 Memaksakan Kehendak
89 Bab 89 Putus Hubungan
90 Bab 90 Aku Mencintaimu
91 Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92 Pengumuman Konfirmasi
93 Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94 Bab 93 Patah Hati
95 Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96 Bab 95 Tuduhan Beruntun
97 Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98 Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99 Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100 Bab 99 Pernikahan Kedua
101 Bab 100 New Life (Season 2)
102 Bab 101 Ikatan Abadi
103 Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104 Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105 Bab 104 Akulah Sang Direktur
106 Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107 Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108 Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109 Bab 108 Rencana Liburan
110 Bab 109 Terkenang Kembali
111 Bab 110 Pernyataan Cinta
112 Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113 Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114 Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115 Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116 Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117 Bab 116 Bersatu Kembali
118 Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119 PENGUMUMAN (Novel Baru)
120 Bonus Chapter 1
121 Bonus Chapter 2
122 Bonus Chapter 3
123 Pengumuman
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula Takdir
2
Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3
Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4
Bab 4 Melarikan Diri
5
Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6
Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7
Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8
Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9
Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10
Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11
Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12
Bab 12 Isteri Seratus Juta
13
Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14
Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15
Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16
Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17
Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18
Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19
Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20
Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21
Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22
Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23
Bab 23 Tawaran Bekerja
24
Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25
Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26
Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27
Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28
Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29
Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30
Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31
Bab 31 Bos Baru
32
Bab 32 Kakak Beradik
33
Bab 33 Bersembunyi
34
Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35
Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36
Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37
Bab 37 Kabar Buruk
38
Bab 38 Hilang Akal
39
Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40
Bab 40 Bumerang
41
Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42
Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43
Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44
Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45
Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46
Bab 46 Dilema
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48
Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49
Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50
Bab 50 Salah Sangka
51
Bab 51 Rayuan Mematikan
52
Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53
Bab 53 Rencana Jahat
54
Bab 54 Kembali Ke Rumah
55
Bab 55 Gosip di Kantor
56
Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57
Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58
Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59
Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60
Bab 60 Pilihan yang Sulit
61
Bab 61 Perasaan yang Keliru
62
Bab 62 Melawan Hati
63
Bab 63 Aku Kembali
64
Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65
Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66
Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67
Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68
Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69
Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70
Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71
Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72
Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73
Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74
Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75
Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76
Bab 76 Buah Hatiku
77
Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78
Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79
Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80
Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81
Bab 81 Pergunjingan
82
Bab 82 Tantangan Cinta
83
Bab 83 Salah Paham
84
Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85
Bab 85 Cinta yang Lain
86
Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87
Bab 87 Merasa Bersalah
88
Bab 88 Memaksakan Kehendak
89
Bab 89 Putus Hubungan
90
Bab 90 Aku Mencintaimu
91
Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92
Pengumuman Konfirmasi
93
Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94
Bab 93 Patah Hati
95
Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96
Bab 95 Tuduhan Beruntun
97
Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98
Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99
Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100
Bab 99 Pernikahan Kedua
101
Bab 100 New Life (Season 2)
102
Bab 101 Ikatan Abadi
103
Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104
Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105
Bab 104 Akulah Sang Direktur
106
Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107
Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108
Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109
Bab 108 Rencana Liburan
110
Bab 109 Terkenang Kembali
111
Bab 110 Pernyataan Cinta
112
Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113
Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114
Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115
Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116
Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117
Bab 116 Bersatu Kembali
118
Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119
PENGUMUMAN (Novel Baru)
120
Bonus Chapter 1
121
Bonus Chapter 2
122
Bonus Chapter 3
123
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!