Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)

Sinar matahari pagi yang menembus celah-celah tirai jendela, membangunkan Cleantha dari tidurnya. Gadis itu menggeliatkan tubuhnya dengan malas. Mengerjapkan mata tiga kali untuk menyesuaikan penglihatannya dengan terang yang menyilaukan.

Cleantha menegakkan tubuhnya di sandaran tempat tidur. Menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya dan menggerakkan kaki perlahan. Rasa kaku di pergelangan kakinya, mengingatkan Cleantha akan peristiwa menakutkan yang dialaminya di tengah hutan.

Yang lebih mencengangkan lagi adalah semalam ia tidur seranjang dengan Raja.

Anehnya, ia justru merasa lebih tenang karena keberadaan Raja. Ia tidur sangat nyenyak tanpa terbangun sedikitpun.

Namun pagi ini, ia mendapati Raja sudah tidak ada di sampingnya.

"Kemana Tuan Raja? Apa dia bangun lebih pagi dari aku?"

Cleantha melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul delapan pagi.

"Nyonya, apa Anda sudah bangun?" terdengar suara seorang wanita dari balik pintu.

"Siapa?" tanya Cleantha.

"Saya Imas, istrinya Mang Jaya," jawab wanita itu.

"Masuk saja, Bi."

"Permisi, Nyonya," ucap Bi Imas masuk ke dalam kamar Cleantha.

Wanita berusia akhir empat puluh tahunan itu membawakan sarapan pagi untuk Cleantha.

"Nyonya, saya dipanggil Tuan Raja kesini untuk melayani Anda. Saya akan menemani Anda sampai jam empat sore nanti."

"Bi, dimana Tuan...maksudnya suami saya?" tanya Cleantha meralat ucapannya.

"Tuan Raja pergi kira-kira satu jam yang lalu, Nyonya. Tuan mengatakan akan berolahraga pagi di sekitar sini."

Bi Imas memasangkan meja lipat di depan Cleantha.

Ia meletakkan nasi goreng, roti panggang serta susu hangat untuk sarapan.

"Silakan dimakan Nyonya. Bibi akan memeriksa kaki Nyonya."

Bi Imas memegang pergelangan kaki Cleantha yang tampak membiru. Dengan cekatan, ia mengompres bagian yang memar dengan air dingin.

"Nyonya, apa Anda terkilir saat menjelajahi hutan?"

"Iya, Bi."

"Kalau kaki Anda sakit begini, bulan madu Anda jadi terganggu. Seharusnya Anda bisa jalan-jalan berdua bersama Tuan. Pengantin baru biasanya ingin selalu berduaan. Apalagi Nyonya masih sangat muda dan cantik. Tuan Raja pasti ingin cepat-cepat memiliki momongan dari Nyonya," ucap Bi Imas sembari tersenyum.

"Tidak, Bi. Suami saya sudah memiliki seorang putri dari istri pertamanya," jawab Cleantha menghindar.

"Nyonya, orang kaya seperti Tuan Raja biasanya menginginkan anak laki-laki sebagai penerus garis keturunannya. Karena Nyonya masih muda, Bibi yakin kandungan Nyonya subur. Bisa melahirkan banyak putra untuk Tuan."

"Bibi dulu waktu menikah dengan Mang Jaya terpaut usia enam tahun. Kalau usia suami lebih matang, dia akan mengayomi dan sayang sama istrinya. Bibi yang sudah membuktikan sendiri. Rumah tangga Bibi dan Mang Jaya langgeng sampai sekarang. Kami punya tiga orang anak," lanjut Bi Imas sambil mengoleskan minyak ke kaki Cleantha.

"Saya baru tahu kalau jarak usia suami istri bisa mempengaruhi sebuah pernikahan."

"Percaya saja pada Bibi, Nyonya. Tuan pasti akan memanjakan Nyonya. Apalagi kalau Nyonya sudah memberinya anak."

Cleantha hanya tersenyum kecut menanggapi perkataan Bi Imas.

"Bibi ke dapur dulu, Nyonya. Nanti Bibi kesini lagi untuk membantu Nyonya mandi."

Setelah Bi Imas keluar dari kamar, Cleantha menyantap sarapan paginya sendiri.

Entah mengapa ucapan Bi Imas barusan terngiang-ngiang di telinganya.

Bayangan saat perutnya membesar karena mengandung anak Raja, terlintas begitu saja di benak Cleantha.

Kemudian muncul seorang anak laki-laki yang memegang tangannya dan memanggilnya dengan sebutan "Bunda".

"Tidak, ini tidak mungkin!" teriak Cleantha menepis khayalan konyolnya.

"Kenapa kamu histeris? Apanya yang tidak mungkin?" tanya Raja yang baru saja sampai di depan pintu kamar.

Cleantha langsung menutup mulutnya menggunakan kedua telapak tangan. Ia merasa sangat malu karena Raja memergokinya berteriak sendiri tanpa alasan yang jelas.

"Tidak ada, Tuan."

Raja bersedekap sambil melancarkan tatapan penuh curiga.

"Kamu pasti bohong. Tidak mungkin kamu berteriak sekeras itu kalau tidak ada hal yang kamu takutkan," tutur Raja tidak percaya.

"Saya hanya...teringat suasana hutan yang gelap," jelas Cleantha berusaha mengelak.

Raja menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Apa kamu punya trauma masa lalu atau fobia terhadap hutan? Kalau benar begitu sekembalinya kita ke Jakarta, aku akan memanggil psikolog agar memberikan terapi padamu."

"Tidak, Tuan. Saya tidak punya masalah kejiwaan. Saya normal dan baik-baik saja."

"Tapi jangan berteriak atau bertingkah aneh lagi. Orang lain akan menganggap mentalmu sedang terganggu," ucap Raja melepaskan jaket sportnya.

"Oh ya, setelah mandi aku akan mendaki gunung bersama Mang Jaya. Kamu tinggal di vila saja dengan Pak Darma dan Bi Imas."

"Berapa lama Tuan akan pergi?" tanya Cleantha.

"Kemungkinan aku akan berkemah disana. Besok pagi-pagi sekali aku akan pulang ke vila."

Cleantha menggigit bibir bawahnya.

"Tuan, lalu apa yang harus saya lakukan seharian di vila?"

Raja terdiam sebentar seolah mengingat sesuatu.

"Jaringan internet di daerah ini tidak begitu bagus karena lokasinya dikelilingi pegunungan. Kamu tidak akan bisa bermain sosial media atau menikmati film kesukaanmu. Lebih baik kamu menonton TV atau membaca buku."

"Buku apa yang bisa saya baca, Tuan?"

"Tunggu sebentar," ucap Raja berjalan keluar dari kamar.

Beberapa menit kemudian, ia kembali dengan membawa setumpuk buku di tangannya.

"Baca saja buku-buku ini. Sebagian merupakan koleksi lamaku yang aku pindahkan dari rumah. Ada buku penjelajahan alam dan buku tentang leasing."

"Untuk dua buku paling atas ini adalah bekas kepunyaan Zevira. Isinya mengenai perawatan bayi. Dulu dia membelinya sebelum melahirkan Ivyna. Sekarang tidak terpakai lagi. Siapa tahu akan berguna untukmu di kemudian hari," jelas Raja meletakkan buku-buku itu di hadapan Cleantha.

"Jika kamu butuh sesuatu, minta saja pada Bi Imas. Aku menyuruhnya datang kemari untuk menjagamu. Aku akan bersiap-siap sekarang," ucap Raja berlalu meninggalkan Cleantha.

Cleantha menatap buku bersampul gambar bayi itu dengan perasaan gelisah. Ia teringat kembali perkataan Bi Imas mengenai bayi laki-laki.

"Pasti semua ini hanyalah kebetulan. Aku terlalu berlebihan menyikapinya."

...****************...

Sepanjang siang, Cleantha bergantian membaca buku-buku yang dipinjamkan Raja. Buku yang paling menarik perhatiannya adalah mengenai perbankan dan leasing. Seusai lulus dari perguruan tinggi, ia selalu berharap bisa bekerja di perusahaan leasing yang besar seperti Keyla.

Saat mengingat Keyla, Cleantha tiba-tiba merindukan ayah dan kakak perempuannya itu. Entah bagaimana kabar mereka saat ini.

Cleantha mengambil ponselnya. Mencoba menghubungi Keyla beberapa kali. Namun sinyal yang buruk membuat panggilannya sulit tersambung.

"Yang dikatakan Tuan Raja memang benar. Di tempat ini aku tidak bisa menghubungi siapapun."

Akhirnya Cleantha menyerah dan menyimpan ponselnya di dalam laci.

Menjelang sore hari, Cleantha merasa sangat bosan berdiam di dalam kamar. Ia berjalan sendiri perlahan-lahan menuju ke ruang tengah.

"Nyonya, kenapa Anda tidak memanggil saya?"

"Saya tidak mau merepotkan Bibi. Saya cuma ingin menonton TV sebentar," jawab Cleantha duduk di sofa.

"Nyonya, makan malamnya sudah siap. Apa ada yang Nyonya butuhkan lagi? Kalau tidak Bibi mau izin pulang. Langit mulai mendung, takut kehujanan di jalan."

"Iya, Bibi boleh pulang. Masih ada Pak Darma yang menemani saya."

"Terima kasih, Nyonya. Saya pamit pulang sekarang."

"Hati-hati, Bi," ucap Cleantha penuh ketulusan.

Terpopuler

Comments

ande

ande

👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍

2022-01-29

0

Aqiyu

Aqiyu

👣👣👣👣👣

2022-01-17

0

nonaAurora

nonaAurora

Aku dah kesini yaa kak, dah tinggalin favorit , boom like , jangan lupa mamp*r juga yaa Tentang Rindu 😁

2022-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula Takdir
2 Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3 Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4 Bab 4 Melarikan Diri
5 Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6 Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7 Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8 Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9 Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10 Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11 Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12 Bab 12 Isteri Seratus Juta
13 Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14 Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15 Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16 Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17 Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18 Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19 Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20 Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21 Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22 Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23 Bab 23 Tawaran Bekerja
24 Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25 Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26 Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27 Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28 Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29 Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30 Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31 Bab 31 Bos Baru
32 Bab 32 Kakak Beradik
33 Bab 33 Bersembunyi
34 Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35 Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36 Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37 Bab 37 Kabar Buruk
38 Bab 38 Hilang Akal
39 Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40 Bab 40 Bumerang
41 Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42 Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43 Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44 Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45 Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46 Bab 46 Dilema
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48 Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49 Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50 Bab 50 Salah Sangka
51 Bab 51 Rayuan Mematikan
52 Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53 Bab 53 Rencana Jahat
54 Bab 54 Kembali Ke Rumah
55 Bab 55 Gosip di Kantor
56 Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57 Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58 Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59 Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60 Bab 60 Pilihan yang Sulit
61 Bab 61 Perasaan yang Keliru
62 Bab 62 Melawan Hati
63 Bab 63 Aku Kembali
64 Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65 Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66 Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67 Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68 Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69 Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70 Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71 Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72 Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73 Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74 Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75 Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76 Bab 76 Buah Hatiku
77 Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78 Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79 Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80 Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81 Bab 81 Pergunjingan
82 Bab 82 Tantangan Cinta
83 Bab 83 Salah Paham
84 Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85 Bab 85 Cinta yang Lain
86 Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87 Bab 87 Merasa Bersalah
88 Bab 88 Memaksakan Kehendak
89 Bab 89 Putus Hubungan
90 Bab 90 Aku Mencintaimu
91 Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92 Pengumuman Konfirmasi
93 Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94 Bab 93 Patah Hati
95 Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96 Bab 95 Tuduhan Beruntun
97 Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98 Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99 Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100 Bab 99 Pernikahan Kedua
101 Bab 100 New Life (Season 2)
102 Bab 101 Ikatan Abadi
103 Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104 Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105 Bab 104 Akulah Sang Direktur
106 Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107 Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108 Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109 Bab 108 Rencana Liburan
110 Bab 109 Terkenang Kembali
111 Bab 110 Pernyataan Cinta
112 Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113 Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114 Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115 Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116 Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117 Bab 116 Bersatu Kembali
118 Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119 PENGUMUMAN (Novel Baru)
120 Bonus Chapter 1
121 Bonus Chapter 2
122 Bonus Chapter 3
123 Pengumuman
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula Takdir
2
Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3
Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4
Bab 4 Melarikan Diri
5
Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6
Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7
Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8
Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9
Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10
Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11
Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12
Bab 12 Isteri Seratus Juta
13
Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14
Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15
Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16
Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17
Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18
Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19
Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20
Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21
Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22
Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23
Bab 23 Tawaran Bekerja
24
Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25
Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26
Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27
Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28
Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29
Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30
Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31
Bab 31 Bos Baru
32
Bab 32 Kakak Beradik
33
Bab 33 Bersembunyi
34
Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35
Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36
Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37
Bab 37 Kabar Buruk
38
Bab 38 Hilang Akal
39
Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40
Bab 40 Bumerang
41
Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42
Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43
Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44
Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45
Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46
Bab 46 Dilema
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48
Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49
Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50
Bab 50 Salah Sangka
51
Bab 51 Rayuan Mematikan
52
Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53
Bab 53 Rencana Jahat
54
Bab 54 Kembali Ke Rumah
55
Bab 55 Gosip di Kantor
56
Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57
Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58
Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59
Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60
Bab 60 Pilihan yang Sulit
61
Bab 61 Perasaan yang Keliru
62
Bab 62 Melawan Hati
63
Bab 63 Aku Kembali
64
Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65
Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66
Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67
Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68
Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69
Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70
Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71
Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72
Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73
Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74
Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75
Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76
Bab 76 Buah Hatiku
77
Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78
Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79
Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80
Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81
Bab 81 Pergunjingan
82
Bab 82 Tantangan Cinta
83
Bab 83 Salah Paham
84
Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85
Bab 85 Cinta yang Lain
86
Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87
Bab 87 Merasa Bersalah
88
Bab 88 Memaksakan Kehendak
89
Bab 89 Putus Hubungan
90
Bab 90 Aku Mencintaimu
91
Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92
Pengumuman Konfirmasi
93
Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94
Bab 93 Patah Hati
95
Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96
Bab 95 Tuduhan Beruntun
97
Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98
Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99
Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100
Bab 99 Pernikahan Kedua
101
Bab 100 New Life (Season 2)
102
Bab 101 Ikatan Abadi
103
Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104
Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105
Bab 104 Akulah Sang Direktur
106
Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107
Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108
Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109
Bab 108 Rencana Liburan
110
Bab 109 Terkenang Kembali
111
Bab 110 Pernyataan Cinta
112
Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113
Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114
Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115
Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116
Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117
Bab 116 Bersatu Kembali
118
Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119
PENGUMUMAN (Novel Baru)
120
Bonus Chapter 1
121
Bonus Chapter 2
122
Bonus Chapter 3
123
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!