Bab 4 Melarikan Diri

Cleantha membelalakkan matanya. Ia tidak percaya jika pria yang baru saja mengalami kecelakaan itu malah memintanya melakukan suatu hal yang gila.

"Maaf, Tuan, apa Anda salah bicara?"

"Aku tidak pernah main-main dengan kata-kataku. Kamu pikir aku orang yang suka bercanda," balas pria itu menaikkan satu oktaf suaranya.

"Mungkin kepala pria ini terbentur dan mengalami cedera, sehingga pikirannya jadi terganggu. Lebih baik aku berpura-pura menuruti permintaannya. Setelah itu aku akan membawa dia ke rumah sakit, lalu pergi diam-diam. Aku tidak perlu berdebat dengan orang yang sedang sakit,"

gumam Cleantha membuat rencana.

"Bagaimana apa kamu setuju dengan penawaranku? Gadis sepertimu seharusnya merasa beruntung karena mendapatkan kesempatan langka ini," ucap pria itu dengan gayanya yang sok kuasa.

"Nanti akan saya pikirkan, Tuan. Sekarang kita ke rumah sakit dulu."

"Dengar, aku tidak menerima penolakan. Berikan kartu identitasmu padaku. Aku harus mengetahui siapa kamu supaya kamu tidak lepas dari tanggungjawab."

"Aku tidak boleh memberikan data diriku pada pria aneh ini. Dia bisa memakainya untuk memaksaku memenuhi keinginannya,"

pikir Cleantha was-was.

"Maaf, Tuan, saya tidak membawa kartu identitas karena saya buru-buru berangkat dari rumah."

"Apa kamu sengaja berbohong padaku?"

"Tidak, Tuan bisa memeriksa tas saya," ucap Cleantha menyodorkan tasnya.

Pria itu menggerakkan bola matanya. Dari ekspresi wajahnya, pria itu nampak jijik menyentuh tas berwarna hitam milik Cleantha.

"Tidak perlu. Lalu siapa namamu?" tanya pria itu dengan pandangan penuh selidik.

"Nama saya...Liana," jawab Cleantha asal mengucapkan nama yang terlintas di benaknya.

"Sekarang ambilkan ponselku di dalam dashboard mobil! Aku perlu bicara dengan asisten pribadiku."

"Baik, Tuan."

Tanpa membuang waktu, Cleantha menuju ke mobil milik pria itu yang bagian depannya telah penyok. Ia mengambil ponsel dari dashboard lalu menyerahkannya dengan hati-hati.

"Ini, Tuan."

"Diam disini. Aku akan menelpon sebentar."

Pria itu menekan beberapa tombol angka lalu memalingkan wajahnya.

Meski tidak terlalu jelas, Cleantha bisa mendengar pria itu berbicara dengan seseorang.

"Dion, aku mengalami kecelakaan di jalan depan kantor. Tolong kamu segera datang dan urus mobilku."

Pria itu menutup ponselnya lalu memandang Cleantha dengan tatapan tajam.

"Antarkan aku sekarang ke rumah sakit. Aku tidak ingin ada yang melihatku mengalami kecelakaan lalu menyebarkan berita di media massa. Cepat pesan taksi," tukas pria itu.

"Ba..ik, Tuan, saya pesan taksinya sekarang."

Sambil membuka aplikasi taksi online, Cleantha memikirkan ucapan pria itu.

Kini ia bertambah yakin bahwa pria yang sedang mengancamnya ini bukanlah orang sembarangan. Pastilah ia seorang yang berpengaruh, terkenal, atau memiliki kekuasaan tertentu. Buktinya ia sangat khawatir jika berita kecelakaannya akan diliput oleh wartawan di media massa.

"Tuan, saya sudah dapat taksi. Sebentar lagi datang."

Pria itu tidak memberikan tanggapan. Ia hanya bersandar pada bagian samping mobilnya, sambil melemparkan pandangan ke arah jalan raya.

Tidak kurang dari lima menit, taksi berwarna hitam datang untuk menjemput Cleantha.

"Itu taksinya, Tuan. Mari masuk."

Cleantha membukakan pintu taksi dan membiarkan pria itu masuk terlebih dahulu. Ia sendiri memilih duduk di depan, di samping driver. Sedangkan pria itu duduk seorang diri di kursi tengah.

"Pak, tolong antarkan kami ke rumah sakit terdekat dari sini."

"Baik, Mbak," ucap driver taksi segera melajukan mobilnya.

Sepanjang perjalanan, Cleantha dan pria itu tidak saling bicara. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing hingga tiba di Rumah Sakit Permata.

"Terima kasih, Pak," ucap Cleantha sebelum turun dari taksi.

Pria itu sudah keluar mendahului Cleantha. Namun tampaknya kaki pria itu terluka sehingga ia berjalan lebih lambat.

"Tuan, biar saya bantu," kata Cleantha merasa tidak enak hati.

"Jangan menyentuhku!" bentak pria itu memperingatkan Cleantha.

Karena sikap kasar pria itu, Cleantha mengurungkan niatnya. Ia benar-benar dibuat keheranan oleh tingkah pria ajaib yang satu ini. Baru saja dia memaksa Cleantha menjadi isteri keduanya, namun sekarang ia bahkan tidak mau disentuh oleh gadis itu.

Aku harus bersabar menghadapi pria ini. Bagaimanapun aku bersalah padanya,

pikir Cleantha menenangkan diri.

Cleantha dan pria itu berjalan beriringan memasuki lobi rumah sakit.

Keadaan rumah sakit yang sedang ramai membuat para pasien harus sabar mengantri.

Cleantha menyuruh pria itu duduk di kursi tunggu sambil bertanya kepadanya.

"Tuan, Anda mau langsung ke IGD atau mau periksa ke klinik rawat jalan?"

"Duduk saja disini. Aku tidak mau diurus oleh gadis ceroboh sepertimu."

Pria itu kembali memegang ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Aku sudah mengantarkan pria ini ke rumah sakit. Apa sebaiknya aku melarikan diri sekarang? Ini kesempatan yang bagus selagi dia masih menelpon."

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Cleantha beranjak dari duduknya. Sejurus kemudian, ia berjalan cepat meninggalkan pria itu yang masih berbicara melalui ponselnya.

"Hey, tunggu!!! Mau kemana kamu," seru pria itu terperanjat melihat kepergian Cleantha.

Cleantha tidak menghiraukan panggilan dari pria itu. Setengah berlari, ia buru-buru keluar dari lobi rumah sakit. Walaupun diliputi perasaan bersalah, ia terpaksa harus melakukan semua ini karena tidak mempunyai pilihan lain.

"Maafkan aku, Tuan. Aku tidak punya uang untuk membayar ganti rugi dan biaya rumah sakit. Aku juga tidak mau menjadi isteri kedua. Karena itu aku terpaksa melarikan diri. Suatu hari nanti aku pasti akan menebus kesalahanku pada Tuan,"

sesal Cleantha di dalam hati.

****************

Setelah taksi yang ditumpanginya sampai di pekarangan rumah, Cleantha bergegas masuk ke dalam rumah.

Di depan pintu, Ana, ibu tirinya telah berdiri menanti Cleantha. Dengan wajah dinginnya, Ana langsung memegang tangan Cleantha dan mencegahnya masuk.

"Clea, kenapa baru pulang? Keluyuran kemana saja kamu?" tanya Ana mencecar Cleantha dengan pertanyaan.

"Aku melihat pengumuman penerimaan karyawan, Tante."

"Hmmm, wajahmu kelihatan kusut begitu, pasti kamu tidak diterima, kan?"

"I...iya, Tante. Aku sudah gagal dalam proses seleksi," ucap Cleantha muram.

Ana menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya ampun, kamu ini sama sekali tidak bisa diharapkan. Lalu bagaimana kamu akan membayar bunga pinjaman? Tiga hari lagi Puspa pasti akan menagih pembayarannya."

"Tiga hari lagi? Kenapa secepat itu, Tante? Baru seminggu yang lalu aku meminjam uang pada Tante Puspa."

"Clea, kamu ini bodoh atau pura-pura bodoh? Di perjanjian itu jelas-jelas tertulis bahwa kamu harus membayar bunga setiap tanggal satu di awal bulan. Tidak peduli sudah mencapai sebulan atau belum, kamu tetap harus membayarnya pada tanggal satu. Dan sisa waktumu tinggal tiga hari."

"Tante, kenapa tidak mengatakannya padaku? Bukankah Tante yang membaca perjanjian itu?" tanya Cleantha cemas.

"Ah, kenapa malah menyalahkan Tante? Kamu sendiri yang setuju menandatangani perjanjian itu. Tante hanya mengingatkan saja. Kalau kamu tidak membayar bunga, kamu sendiri yang menanggung resikonya. Bukan Tante," ucap Ana mencibir.

"Tante, aku sedang menunggu panggilan wawancara kerja dari perusahaan tekstil. Aku akan minta keringanan dari Tante Puspa untuk menunda pembayaran khusus bulan ini saja."

Mendengar kepolosan Cleantha, Ana langsung tertawa mengejek.

"Kamu pikir Puspa itu pemilik organisasi amal? Dia tidak akan mengabulkan permintaanmu walaupun kamu berlutut sambil menangis di hadapannya."

Ana memiringkan sedikit sudut bibirnya ke kiri, sebelum melanjutkan kata-katanya untuk menyudutkan Cleantha.

"Puspa itu tidak mengenal belas kasihan. Apa yang tercantum di perjanjian harus kamu penuhi. Perlu kamu ingat, jaminannya adalah dirimu sendiri, Cleantha. Jika kamu ingkar, maka Puspa mungkin akan menjualmu supaya kamu bisa melunasi hutang-hutangmu padanya."

"A...apa maksud Tante?" tanya Cleantha tergagap.

"Maksudnya kamu akan dijadikan wanita penghibur. Dijual kepada laki-laki hidung belang yang mampu membayar tubuhmu dengan harga mahal," tegas Ana sinis.

Perkataan Ana bak guntur yang menyambar telinga Cleantha di siang hari. Kaki dan tangan Cleantha mendadak lemas, seolah kehilangan seluruh tenaga yang tersimpan di tubuhnya.

"Apa nasibku memang seburuk ini? Mungkinkah aku harus berakhir menjadi seorang wanita penghibur?"

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

lo aja jadi tan gir, dasar mm tiri. 😡

2024-08-28

0

pena_sf:)

pena_sf:)

Ema tiri gila

2022-10-09

0

Aqiyu

Aqiyu

kahad bed si mama tiri

2022-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula Takdir
2 Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3 Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4 Bab 4 Melarikan Diri
5 Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6 Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7 Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8 Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9 Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10 Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11 Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12 Bab 12 Isteri Seratus Juta
13 Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14 Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15 Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16 Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17 Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18 Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19 Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20 Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21 Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22 Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23 Bab 23 Tawaran Bekerja
24 Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25 Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26 Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27 Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28 Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29 Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30 Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31 Bab 31 Bos Baru
32 Bab 32 Kakak Beradik
33 Bab 33 Bersembunyi
34 Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35 Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36 Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37 Bab 37 Kabar Buruk
38 Bab 38 Hilang Akal
39 Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40 Bab 40 Bumerang
41 Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42 Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43 Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44 Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45 Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46 Bab 46 Dilema
47 Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48 Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49 Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50 Bab 50 Salah Sangka
51 Bab 51 Rayuan Mematikan
52 Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53 Bab 53 Rencana Jahat
54 Bab 54 Kembali Ke Rumah
55 Bab 55 Gosip di Kantor
56 Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57 Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58 Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59 Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60 Bab 60 Pilihan yang Sulit
61 Bab 61 Perasaan yang Keliru
62 Bab 62 Melawan Hati
63 Bab 63 Aku Kembali
64 Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65 Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66 Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67 Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68 Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69 Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70 Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71 Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72 Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73 Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74 Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75 Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76 Bab 76 Buah Hatiku
77 Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78 Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79 Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80 Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81 Bab 81 Pergunjingan
82 Bab 82 Tantangan Cinta
83 Bab 83 Salah Paham
84 Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85 Bab 85 Cinta yang Lain
86 Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87 Bab 87 Merasa Bersalah
88 Bab 88 Memaksakan Kehendak
89 Bab 89 Putus Hubungan
90 Bab 90 Aku Mencintaimu
91 Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92 Pengumuman Konfirmasi
93 Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94 Bab 93 Patah Hati
95 Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96 Bab 95 Tuduhan Beruntun
97 Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98 Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99 Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100 Bab 99 Pernikahan Kedua
101 Bab 100 New Life (Season 2)
102 Bab 101 Ikatan Abadi
103 Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104 Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105 Bab 104 Akulah Sang Direktur
106 Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107 Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108 Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109 Bab 108 Rencana Liburan
110 Bab 109 Terkenang Kembali
111 Bab 110 Pernyataan Cinta
112 Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113 Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114 Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115 Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116 Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117 Bab 116 Bersatu Kembali
118 Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119 PENGUMUMAN (Novel Baru)
120 Bonus Chapter 1
121 Bonus Chapter 2
122 Bonus Chapter 3
123 Pengumuman
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula Takdir
2
Bab 2 Pengkhianatan Dalam Pernikahan
3
Bab 3 Penawaran Tak Terduga
4
Bab 4 Melarikan Diri
5
Bab 5 Kompetisi Gadis Muda
6
Bab 6 Seleksi Awal (Part 1)
7
Bab 7 Seleksi Awal (Part 2)
8
Bab 8 Seleksi Kedua (Part 1)
9
Bab 9 Seleksi Kedua (Part 2)
10
Bab 10 Terpilihnya Aku (Part 1)
11
Bab 11 Terpilihnya Aku (Part 2)
12
Bab 12 Isteri Seratus Juta
13
Bab 13 Pernikahan Tanpa Cinta
14
Bab 14 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 1)
15
Bab 15 Malam Pertama yang Menyebalkan (Part 2)
16
Bab 16 Malam Pengantin yang Menyebalkan (Part 3)
17
Bab 17 Bulan Madu Tak Terduga (Part 1)
18
Bab 18 Bulan Madu Tak Terduga (Part 2)
19
Bab 19 Bulan Madu Tak Terduga (Part 3)
20
Bab 20 Bulan Madu Tak Terduga (Part 4)
21
Bab 21 Apakah Aku Jatuh Cinta
22
Bab 22 Pembantu Istri Pertama
23
Bab 23 Tawaran Bekerja
24
Bab 24 Jebakan Zevira (Part 1)
25
Bab 25 Jebakan Zevira (Part 2)
26
Bab 26 Hilang Kendali (Part 1)
27
Bab 27 Hilang Kendali (Part 2)
28
Bab 28 Seandainya Mereka Milikku
29
Bab 29 Pekerjaan Pertama (Part 1)
30
Bab 30 Pekerjaan Pertama (Part 2)
31
Bab 31 Bos Baru
32
Bab 32 Kakak Beradik
33
Bab 33 Bersembunyi
34
Bab 34 Menyulut Api Cemburu
35
Bab 35 Undangan Lelang (Part 1)
36
Bab 36 Undangan Lelang (Part 2)
37
Bab 37 Kabar Buruk
38
Bab 38 Hilang Akal
39
Bab 39 Hasrat Atau Cinta
40
Bab 40 Bumerang
41
Bab 41 Perlawanan (Part 1)
42
Bab 42 Perlawanan (Part 2)
43
Bab 43 Kencan Pertama (Part 1)
44
Bab 44 Kencan Pertama (Part 2)
45
Bab 45 Pertanyaan Mematikan
46
Bab 46 Dilema
47
Bab 47 Ada Apa Dengan Suamiku
48
Bab 48 Perpisahan Sementara (Part 1)
49
Bab 49 Perpisahan Sementara (Part 2)
50
Bab 50 Salah Sangka
51
Bab 51 Rayuan Mematikan
52
Bab 52 Kenangan Sebelum Perpisahan
53
Bab 53 Rencana Jahat
54
Bab 54 Kembali Ke Rumah
55
Bab 55 Gosip di Kantor
56
Bab 56 Perangkap Berbahaya (Part 1)
57
Bab 57 Perangkap Berbahaya (Part 2)
58
Bab 58 Perangkap Berbahaya (Part 3)
59
Bab 59 Pengakuan Mengejutkan
60
Bab 60 Pilihan yang Sulit
61
Bab 61 Perasaan yang Keliru
62
Bab 62 Melawan Hati
63
Bab 63 Aku Kembali
64
Bab 64 Pertaruhan Hati (Part 1)
65
Bab 65 Pertaruhan Hati (Part 2)
66
Bab 66 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 1)
67
Bab 67 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 2)
68
Bab 68 Hidup Baru Tanpa Dia (Part 3)
69
Bab 69 Pertemuan di Pesta (Part 1)
70
Bab 70 Pertemuan di Pesta (Part 2)
71
Bab 71 Cemburu Buta (Part 1)
72
Bab 72 Cemburu Buta (Part 2)
73
Bab 73 Bisakah Aku Memilihnya
74
Bab 74 Dia juga Mencintaiku
75
Bab 75 Menunggu Keputusanmu
76
Bab 76 Buah Hatiku
77
Bab 77 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 1)
78
Bab 78 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 2)
79
Bab 79 Cinta Tanpa Rasa Percaya (Part 3)
80
Bab 80 Meninggalkan Masa Lalu
81
Bab 81 Pergunjingan
82
Bab 82 Tantangan Cinta
83
Bab 83 Salah Paham
84
Bab 84 Tiba Tiba Merindukannya
85
Bab 85 Cinta yang Lain
86
Bab 86 Keinginan Ibu Hamil
87
Bab 87 Merasa Bersalah
88
Bab 88 Memaksakan Kehendak
89
Bab 89 Putus Hubungan
90
Bab 90 Aku Mencintaimu
91
Bab 91 Mungkinkah Aku Bersamanya?
92
Pengumuman Konfirmasi
93
Bab 92 Terungkapnya Kebenaran
94
Bab 93 Patah Hati
95
Bab 94 Patah Hati (Part 2)
96
Bab 95 Tuduhan Beruntun
97
Bab 96 Kehilangan Cinta (Part 1)
98
Bab 97 Kehilangan Cinta (Part 2)
99
Bab 98 Lamaran Tak Terduga
100
Bab 99 Pernikahan Kedua
101
Bab 100 New Life (Season 2)
102
Bab 101 Ikatan Abadi
103
Bab 102 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 1)
104
Bab 103 Tidak Sanggup Tanpamu (Part 2)
105
Bab 104 Akulah Sang Direktur
106
Bab 105 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 1)
107
Bab 106 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 2)
108
Bab 107 Cinta Lama Bersemi Kembali (Part 3)
109
Bab 108 Rencana Liburan
110
Bab 109 Terkenang Kembali
111
Bab 110 Pernyataan Cinta
112
Bab 111 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 1)
113
Bab 112 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 2)
114
Bab 113 Membuatmu Jatuh Cinta Lagi (Part 3)
115
Bab 114 Mulai Timbul Rasa (Part 1)
116
Bab 115 Mulai Timbul Rasa (Part 2)
117
Bab 116 Bersatu Kembali
118
Bab 117 Menunggu Cintamu Kembali (Final)
119
PENGUMUMAN (Novel Baru)
120
Bonus Chapter 1
121
Bonus Chapter 2
122
Bonus Chapter 3
123
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!