Terakhir kali, mungkin sekitar satu minggu yang lalu Anastasia menemukan wajah Ferdinand yang muncul di depan pintu kamarnya. Dan kali ini, wajah itu muncul kembali plus dengan tanpa senyuman dan dengan raut wajah yang terlihat sedang cemas.
"An, aku butuh bantuanmu" Anastasia menatap Ferdinand dengan lekat, entah apa yang di inginkan pria itu. Bahkan gesturnya terus bergerak-gerak gelisah. "Bantu aku keluar An"
Dahi Anastasia mengeryit
"Memangnya kaki anda kenapa?"
Kedua mata Anastasia melirik ke arah kaki Ferdinand yang terus bergerak-gerak. Jelas tidak ada masalah pada kaki itu jika ingin melangkah untuk keluar, yang jadi masalah pasti... Well.. Anastasia tahu, tapi lebih memilih untuk terlihat bodoh.
"Bukan itu" Ferdinand melirik sekitar lalu melangkah mendekat pada Anastasia sambil berbisik. "Aku harus keluar tanpa Tomy. Kenna sedang sakit"
Entah karna ucapan Ferdinand atau karna posisi bibir Ferdinand yang sangat dekat dengan telinganya, membuat kaki Anastasia langsung sadar mundur mejauh. Ferdinand yang menyadari perubahan raut wajah dan gestur tidak bersahabat Anastasia mencoba sabar. Dia cukup tahu diri dan sadar diri jika dia sedang dalam posisi membutuhkan pertolongan
"Tolonglah... Tolong aku. Aku tidak bisa keluar istana dengan bebas ketika Tomy akan mengikutiku, terlebih untuk bertemu Kenna"
"Apa lama?"
Pertanyaan singkat Anastasia membuat Ferdinand tersenyum. Well.. Ternyata pilihannya untuk melunak dan berdamai memang lebih baik.
"Tidak, aku hanya sebentar. Setelah melihatnya kita akan langsung kem-" Ferdinand menjedah dan menatap Anastasia dengan lekat. "Akan langsung berjalan-jalan"
Entahlah kenapa Ferdinand jadi mengubah arah rancana ucapannya tapi, berjalan-jalan bersama temanmu bisa mempererat hubungan pertemanan kan? Anastasia akan menjadi pion terpentingnya untuk sekarang dan nanti, jadi Ferdinand berpikir harus menjaga hubungan mereka dengan sangat hati-hati
Setelah ucapan Ferdinand meluncur, Anastasia terlihat berpikir sejenak. Satu minggu ini dia juga sudah cukup bosan karna selalu di dalam kamar. Para Putri tidak lagi mengajaknya keluar atau hanya sekedar untuk bertemu. Entah kesibukan apa yang sedang mereka kerjakan tapi, Anastasia memang butuh hiburan.
"Bagaimana dengan Ruth? Aku tidak mungkin keluar tanpa pendamping. Terlebih hanya kita berdua"
Ferdinand menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bagaimana dia bisa melupakan itu, jelas saja Anastasia tidak bisa keluar bersamanya. Mereka belum terikat pernikahan tapi,
"Aku akan mengajak Solar dan mengatur semuanya"
***
Aroma samar bergamont becampur aroma kuat bunga lily membuat konsentrasi Ferdinand saat menunggangi kuda sangat terpecah. Pasalnya setelah tahu jika Putri Mahkota malang itu tidak bisa menunggangi kuda, Ferdinand langsung menawarkan agar Anastasia mengikutinya, maksutnya, ikut di atas kuda bersamanya. Lagi pula, tidak mungkin kan jika Anastasia berkuda bersama Solar dan Ferdinand hanya menonton mereka berkuda berdua?
Sesekali angin yang menerpa wajah mereka membuat rambut indah Anastasia mengenai wajah Ferdinand, sesekali saat kuda bergerak cukup kuat membuat dadanya bertemu dengan punggung Anastasia dan itu rasanya... Mengganggu tapi juga... Mendebarkan. Sama halnya seperti yang di rasakan Anastasia. Dia juga cukup berdebar selama satu kuda bersama Ferdinand. Entah ini keputusan yang tepat atau tidak tapi, situasinya sekarang cukup membuatnya terjepit. Terjepit di antara lengan Ferdinand yang harus menarik tali kekang kuda.
Mereka semakin memasuki daerah sebuah hutan, Anastasia terus mengedarkan arah padangnya untuk mencerna jejalanan sekitar. Awalnya Anastasia pikir mereka akan ke pusat ramai ibu kota, atau ke tempat makan di mana saat terakhir kali dirinya dan para Putri mendapati lamaran Ferdinand. Tapi ternyata tidak, perjalanan mereka masuk ke dalam hutan.
Saat ada sebuah gubuk yang mulai terlihat, Anastasia kembali memusatkan konsentrasinya. Gubuk di tengah hutan lebat? Ini pasti sebuah tempat pertemuan rahasia. Sudah pasti.
Ferdinand menarik tali kekarangnya, dan lagi-lagi saat kudanya bergerak kuat, dan lagi-lagi pergerakan kuda membuat punggung Anastasia bertemu dengan dadanya. Ferdinand menahan nafasnya saat aroma bunga lily dan bergamont semakin kuat menghantam nafasnya.
Ferdinand masih setia di tempatnya saat kuda sudah berhenti bergerak dan itu membuat tanda tanya untuk Anastasia
"Apa kita belum sampai?"
Ferdinand mengejapkan matanya. Suara halus Anastasia membuat dia kembali ke duniannya setelah sempat hanyut dalam aroma segar bergamont dan aroma kenyamanan bunga lily.
"Iya. Sudah An"
Dengan sekali pergerakan, Ferdinand segera melompat dari punggung kuda dan langsung membantu Anastasia untuk turun dari pelana. Pergerakan itu, mau tidak mau harus membuat Ferdinand memegangi pinggang Anastasia, dan keadaan itu membuatnya lagi-lagi sempat bepikiran luas dan liar. Isi otaknya sempat berpikir, bagaimana bentuk pinggang ramping itu jika tanpa pelindungan?
"Pangeran?"
"Iya.. Ayo An. Aku akan mengenalkanmu pada Kenna"
Kepala Anastasia mengangguk pasrah dan terpaksa. Bukankah gambaran ini sangat lucu? Seorang tunangan akan di perkenalkan secara resmi pada calon simpanan tunangannya, ralat. Calon istrinya akan di perkenalnya calon suami pada simpananannya? Lalu Anastasia bisa apa saat dirinya yang bodoh dengan suka sudah bersedia membantu? Anastasia menggigit pipi dalamnya dengan kuat saat benar-benar sudah bisa menyadari hasil kebodohannya.
Tok tok tok
Anatasia terus mengamati Ferdinand yang sudah mengetuk pintu. Dia berdiri di luar halaman dan masih berada di dekat kuda tanpa berniat mendekat. Anastasia ingin menonton segalanya, dia ingin menyiksa keras hatinya, dia ingin mencambuk dan menghukum sendiri hasil dari kebodohannya. Dan ini lah awalnya. Saat pintu terbuka dan seorang gadis langsung memeluk Ferdinand dengan terjangan banteng. Ferdinand langsung membalas pelukan gadis itu dengan erat hingga membawa tubuh indah sang gadis terangkat ke atas. Mereka terkekeh girang, wajah mereka berseri bahagia bagai sudah ribuan tahun tidak bertemu.
"Your Highness?"
Ekor mata Anastasia melirik Solar
"Iya Solar"
"Mari kita duduk"
Solar memberikan gesturnya untuk menuntun Anastasia agar duduk di depan halaman. Ada sebuah kursi di sana.
Saat sudah duduk, pintu di sana langsung tertutup. Anastasia membuang nafas panjang dan itu sangat membuat perasaan Solar menjadi semakin tidak enak. Solar terus menatap Anastasia yang terus memandang ke arah depan. Wajah itu tampak sendu dengan sorot mata yang terluka. Solar sebagai sesama manusia jelas bisa mengerti perasaan itu. Tidak perlu menjadi seorang tunangan untuk bisa mengerti perasaan Anastasia. Terluka, adalah hal dasar yang pasti akan di rasakannya. Entah apa yang di lakukan Ferdinand hingga Her Highness yang tampak sangat polos itu dengan sangat mudah di kelabuinya.
"Apa biasanya mereka akan lama Solar?"
Solar meneguk ludahnya dengan kasar. Wajah Solar yang tadinya terus menatap Anastasia sudah membuang wajahnya ke arah lain
"Tidak juga Your Highness"
Anastasia tersenyum tipis. Tersenyum saat mendengar Solar yang menjawabnya dengan penuh dusta. Anastasia sudah melewati usia tujuh belas tahun yang menjadi tanda jika dia sudah mendapatkan pelajaran kedewasaannya. Dia juga sudah hidup di dalam rumah yang penuh aroma pengkhianatan, dan dia juga tahu, sangat tahu bagaimana alur pengkhianatan akan di mulai dan akan terus berlangsung.
"Solar"
"I-ya Your Highness"
"Jika mereka terlalu lama, tolong bawa aku kembali ke istana"
Solar lagi-lagi meneguk ludahnya dengan sudah payah. Kali ini, matanya memberanikan diri untuk melirik Anastasia
"Tapi Your Highness"
"Kau tidak mungkin akan membuatku menunggui mereka selama mereka melepas rindu kan?"
Untuk yang sekekian kalinya, Solar meneguk ludahnya dengan susah payah. Sialan! bagaimana dia akan menjawab jika begini?
Anastasia kembali tersenyum tipis saat Solar terdiam dan tampak bingung untuk menjawabnya. Tentu saja Solar akan bingung untuk menjawab, Anastasia mengerti itu. Dan karna itu Anastasia kembali membuang nafas panjang sambil menatap kuda-kuda mereka. Dia teringat masa lalu, saat terakhir kali dirinya menunggangi kuda. Kenangan menyakitkan yang membuatnya hingga sekarang tidak berani lagi untuk menaiki kuda jika tidak terpaksa, seperti sekarang. Terpaksa karna calon suaminya sangat khawatir setengah mati ketika mendapat kabar jika simpanannya sakit. Ahh... ini menyakitkan, dadanya mulai kembali terasa nyeri.
Bermenit-menit terus terlewati tapi, mereka yang ada di dalam gubuk belum juga keluar. Anastasia memejamkan kedua matanya sejenak hingga akhirnya berdiri. Pergerakan Anastasia membuat Solar ikut berdiri dengan panik.
"Your Highness... Anda ingin kemana?"
Anastasia hanya diam dan semakin diam saat mendengar suara di dalam. Solar yang juga mampu menangkap suara di dalam mengepakan kedua tangannya sambil mengumpat.
"Ya Tuhanku..."
\=\=\=💜💜💜💜
Silahkan jejaknya readers...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
penasaran... kira2 langkah apa yg akan ditempuh ana
2022-03-01
0
Puji Harti
Anastasia harusnya kamu banyak belajar bagaimana menaklukkan Ferdinand dgn taktik spt dulu Victoria knp malah ngikut aja kan malah kamu kelihatan di bodohi
2022-03-01
0
Rendi
gk tegas kayak vic thor. gk suka gelay
2021-11-27
0