Ferdinand terus berjalan mengendap-ngendep sambil menempelkan satu jarinya ke depan bibir. Setiap pengawal dan penjaga yang melihatnya hanya menunduk. Mereka tahu, jika pangeran itu sedang diam-diam pulang agar tidak di temukan. Menjadi pencuri di rumah sendiri? Yeah... Ferdinand sudah sering melakukan ini. Karna itu, para penjaga dan pengawal juga sudah terbiasa.
Dengan hati-hati, Ferdinand mencoba menaiki satu pohon di belakang taman tapi, seseorang yang menatapnya, membuatnya membatalkan kaki monyetnya dan mendekati obyek itu.
Anastasia yang melihat Ferdinand mendekatinya menjadi salah tingkah. Dia tidak meyangka jika rencana jalan-jalan malamnya akan mempertemukan mereka.
"Apa yang anda lakukan di sini Putri Anastasia?"
Anastasia langsung menunduk mendengar nada sinis yang tidak biasanya, Ferdinand ucapkan padanya. Apa salahnya? Apa dia tidak boleh mengunjak rumput taman? Atau istana memiliki larangan untuk keluar istana saat malam hari?
Dahi Ferdinad mengeryit saat Anastasia hanya diam tidak menjawabnya dengan kepala terus tertunduk. Sungguh, harusnya dia membunuh gadis itu jika tahu dirinya akan menjadi masalah untuknya.
"Anda bisa mendengar saya kan Putri?"
Akhirnya, Anastasia mengangkat kepalanya, dan memberanikan diri menatap Ferdinand
"Sa-saya hanya ingin mencari udara, Pangeran"
Dengusan kasar keluar dari hidung Ferdinand. Dengusan kesal dan tidak suka.
Setelah mendengar jawaban Anastasia, Ferdinad mengabaikannya dan membatalakan niatnya untuk menaiki pohon. Rasa kesalnya menuntun langkahnya yang tanpa sadar menuju pintu utama.
Raut wajah tidak bersahabatnya sangat terlihat jelas tergurat, dan langsung berubah saat kakinya baru akan menaiki tanggan. Di atas tangga yang menuju kamar-kamar utama, seseorang sudah berdiri sambil melipat tangan di depan dadanya. Crab! Ferdinand mencium aroma bencana! Dan raut wajah Ferdiand sudah berubah pias
"Berapa ronde kau habiskan untuk melepas hasratmu?"
"Aku melepas rindu pa"
"Apa bedanya son?"
Ferdinand menarik nafas dalam dan tetap berdiri di tempatnya, akan bebahaya jika dia mendekat para ayahnya. Ayahnya yang sudah menatapnya penuh ketajaman
"Pa, ak-"
"Dari mana?"
Dengan susah payah Ferdiand meneguk ludahnya. Bola matanya berputar kesegala arah karna menghindari tatapan penuh selidik ayahnya
"Hanya bertemu Kenna sebentar. Lalu ke Yorksire bertemu gapa"
Tatapan Fredrick masih belum berubah, hanya sudut separuh bibirnya yang terangkat
"Edward baru saja kembali ke Yorksire dan dia menanyakanmu"
Damn! Kali ini Ferdinand tahu jika aroma bencana akan menunjukkan wujudnya. Sekali lagi Ferdinand meneguk ludahnya dengan kasar dan kencoba berkilah
"Aahh.. Senarnya aku bersama Mike, pa. Kami berburu dan lupa waktu, jadi kami tidak jadi ke Yorksire"
Kekehan tanpa rasa humor meluncur dari bibir Fredrick, dan itu berhasil membuat Ferdinand bergindik.
"Jangan sampai aku meratakan gubuk itu saat kau sedang ada di dalam sana. Jangan sampai Ferdinand"
Ferdinand mulai kesal. Kenapa ayahnya jadi seperti ini? Selama ini ayahnya tidak terlalu mencampuri apapun kelakuannya asal dia bertangung jawab dengan tugasnya. Bukankah ini sangat tidak adil dan mengganggu?
"Sebenarnya kau kenapa Pa? Aku sudah dewasa! Jangan ikut campur"
Kembali kekehan tampa rasa humor meluncur dari bibir ayahnya tapi, kali ini dengan kedua mata ayahnya yang berkilap tajam.
"Karna kau sudah dewasa, kau harus berhenti"
"Persetan pa! Aku mencintainya! Dan aku akan menikahinya!"
"Dia hanya rakyat biasa yang kau temukan di pengasingan. Darah yang mengalir di tubuhmu terlalu berharga untuk gadis seperti itu"
Ferdinand terperangah. Sungguh, ucapan ayahnya sangat jahat. Apa maksutnya berbicara seperti ini pada sesama manusia?
"Lisanmu jahat sekali pa! Dia jug-"
"Aku Raja Fredrick kerajaan Francia, Pangeran Ferdinand" Suara Fredrick sangat lantang dengan posisi bahunya yang berdiri tegap. Tanda jika Fredrick sedang menunjukkan siapa dirinya. "Dan apapun yang ku katakan tidak pantas kau dikte" Ferdinad kembali meneguk ludahnya dengan kasar, dia sudah salah berucap, sangat salah. Dan Fredrick belum selesai. "Ini adalah awal kau berani membantahku bahkan, berani mengajariku. Mengajari aku, seorang Raja Fredrick. Dan kita lihat, apa lagi yang akan kau lakukan setelah ini"
Setelah mengucapkan apa yang harus di ucapkannya, Fredrick langsung berbalik dengan suara dinginnya yang kembali terdengar
"Jika suatu hari kau membuat ibumu menangis. Apapun alasannya, aku tidak lagi butuh anak. Ingat itu Ferdinand, ingat dan tanamkan di setiap nafasmu"
Ferdinand mematung di tempatnya. Ini benar-benar menyakiti hatinya. Tanpa sadar tangannya terkepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih.
"Kau melupakan siapa kau Dinand, kau melupakan dari mana kau hidup"
Suara datar dan dingin seseorang ikut menumpahkan minyak ke dalam bara api di hati Ferdinand. Ferdinand menoleh ke arah suara dan menatap orang itu dengan tajam
"Jangan ikut campur Francesca!"
"Aku perlu, karna kau sudah melewati batasmu. Kau menentang dan melawan Raja karna seorang gadis tidak berharga"
Ferdinand yang sudah tidak tahan, segera naik ke tangga. Rasa kesalnya sudah menggergoti akal sehatnya hingga dia mendekati kembarannya dan... menarik kerah mantel Francesca dengan kuat dan kasar
"Kau hanya boneka kerajaan tanpa perasaan Frances. Kau hidup hanya untuk di jadikan boneka! Kau tidak tahu apapun tentang perasaan!!!"
PLAAAKKKK!!!!
"Kau gila Diand!!"
Tangan yang terayun kuat di pipinya dengan suara marah kesayangannya, langsung membuat kesadaran Ferdinand kembali. Tangannya gemetar saat menyadari di mana letak posisi tangannya. Ferdinand menatap Francesca dengan menyesal, sungguh dia tidak bermaksut dan terbawa emosi. Emosi karna perkataan ayahnya yang menghina kekasihnya, emosi karna perlakuan ayahnya, dan emosi karna Francesca ikut menyiram minyak ke dalam hati membaranya.
Dengan pelan dan gemetar, Ferdinand melepaskan tangannya dan menunduk. Dia tidak tahu harus bagaimana
"Maafkan aku. Aku... Aku... Aku terbawa emosi... Kak"
Francecs hanya diam dan menarik kerah mantelnya yang sudah mengkerut. Wajahnya sangat datar, benar-benar datar.
"Benar apa yang di katakan papa. Aku juga menunggu apa lagi yang akan kau lakukan selanjutnya" Francesca membelai rambut Summer yang terus menatapnya dengan wajah sedih. Entah kapan adiknya datang menyusulnya dan ada di sini, terlebih karna Summer yang sudah berani untuk melayangkan tangannya pada Ferdinand. "Tapi, jika karna wanita itu tahtaku terancam" Francesca memberikan senyum separuh yang sangat jarang di tunjukkannya. "Mari kita saling membunuh Dinand. Karna setelah kau berani meletakkan tanganmu padaku dengan kasar. Semuanya semakin jelas, jika akal sehatmu semakin menipis, dan aku tidak akan segan"
Setelah berucap, Francesca menggandeng tangan Summer untuk pergi dari sana. Meninggalkan Ferdinand yang membeku di tempatnya sambil tertunduk. Matanya hanya terus memandangi kedua tangannya. Tangannya yang sudah berani bersikap kasar pada saudarinya.
Setelah melihat para anak-anaknya dari tempat persembunyiannya, Victoria mendengus kasar sambil menggelengkan kepalanya
"Jer"
"Iya Your Majesty"
"Apa Fredrick sudah mengertahui siapa gadis itu?"
"His Majesty sudah tahu sejak lama, Your Majesty"
Kelapa Victoria mengangguk sambil melangkah
"Besok berikan juga padaku tanpa di ketahui siapapun"
Jeremmy langsung membungkuk dalam saat melihat tangan Victoria sudah meraih gagang pintu
"Baik Your Majesty"
Setelah Victoria masuk ke dalam kamarnya, Victoria segera menuju pintu penghubung untuk melihat suaminya. Suaminya yang sedang menatap ke luar jendela yang terbuka. Dengan pelan, Victoria memeluk pinggang Fredrick dari belakang sambil meletakkan kepalanya di punggung kekar suaminya. Punggung yang tidak pernah berubah dan tidak pernah lekang oleh waktu
"Kau terlalu keras padanya Bash"
Tangan Fredrick mengusapi tangan Victoria yang ada di pinggangnya
"Aku harus Vic. Ferdiand itu sedikit bodoh dan cerboh. Dia juga tempramen"
"Tapi Bash-"
Fredrick segera membalik tubuhnya dan menangkup wajah Victoria. Mereka saling memandang dalam kekahawatiran. Dan Fredrick harus mencairkan suasana.
"Makanya dari dulu aku selalu mengatakan jika dia tidak boleh terlalu dan sering dekat dengan Edward. Mereka jadi berbagi kedunguan dan tempramen kan"
Fredrick terkekeh geli yang membuat Victoria tersenyum
"Ayo tidur sayang"
Victoria mengangguk dan mengukuti gandengan tangan Fredrick
---000---
Sudah empat jam terlewati setelah kejadian di dekat tangga. Tapi, Ferdinand tidak juga bisa tidur. Bahkan dia hanya terus terduduk di samping ranjangnya dengan pikiran kosong dan isi dada yang terasa nyeri. Rasa sakit di dadanya ini bukan lagi karna teringat semua ucapan ayahnya tapi, karna perasaan seseorang. Francesca kembarannya pasti sedang berbagi rasa sakit padanya, meski Francesca tidak mungkin melakukannya dengan sengaja. Benar, Ferdinad sadar jika dia memang gila seperti perkataan Summer. Bagaimana dia bisa menyakiti dan bersikap kasar pada saudarinya? saudarinya yang sedari mereka masih di dalam rahim sudah berbagi segalanya. Saudarinya yang bahkan lahir bersama dengannya, mereka selalu bersama. Ferdinad mengusapi wajahnya dengan kasar, berulang kali hingga menbuat wajahnya memerah.
"Maaf.... Jangan terluka. Aku benar-benar menyesal"
\=\=\=💛💛💛💛
Silahkan jejaknya di tinggalin...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Cut SNY@"GranyCUT"
Ferdinand pandai berbohong ternyata. Sisi yang membedakannya dengan sifat sang papa dari sekian banyak kesamaannya.
2023-09-15
0
Cut SNY@"GranyCUT"
Fredrick sedang teringat kenangan masa lalu. Buah jatuh tak kan jauh dari pohonnya.😏
2023-09-15
0
Emmy Taylor
astagaah...kasihan kau ed kena buli
2022-09-27
0