Bruk...." Auu....aki meringis kesakitan karena tak sengaja tersandung.
"Bulan cepat."
gais iblis ini tidak bisa apa membuatku tenang sedikit. Aku kerjain tau rasa. Biar sekalian jijik dia sama aku.
"Tuuuutt....preet....pret..." Aku menirukan bunyi kentut di dekat pintu biar Kenzo dengar. " Perutku mules Kenzo aku masih buang air besar...." teriakku dari dalam
"Dasar jorok...!!" Seketika hening tidak ada suara teriakannya lagi.
Ketika aku keluar, Kenzo sudah tak lagi di kamarnya.
Aku menghembuskan nafas lega.
"Fiuuuhh! Syukurlah.."
Aku lalu mengenakan pakaian yang memang sudah disediakan untukku.
"Duhh baju yang mana yang harus aku pakai?? Semua tingginya di atas lutut! Aku benar-benar seperti wanita murahan!"
Karena tak ada pilihan lain terpaksa aku mengenakan baju-baju yang ada dilemari Kenzo.
Ketika aku sedang menyisir rambut, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar.
"Nona..Nona Bulan, Tuan Kenzo memanggil anda, dia sedang menunggu anda di meja makan"
Ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah Acy.
Aku lalu menyambanginya dengan membukakan pintu.
"Untuk apa Kenzo menunggu di meja makan? Bukannya makanan untukku selalu kau antarkan ke kamar ini?"
"Entahlah Nona, sebaiknya anda segera menemuinya sebelum dia marah, Tuan Kenzo sangat berbahaya jika sedang emosi"
Sebenarnya aku sangat malas menemui penjahat itu, tapi aku takut Bu Acy yang akan jadi korban amukan Kenzo.
"Baiklah Bu, Ayo.."
Aku berjalan membuntuti Bu Acy, banyak anak buah Kenzo yang berotot dan berwajah sangar menyapaku di pagi itu.
"Selamat pagi Nona.."
Aku tidak menjawab, hanya tersenyum ngeri melihat mereka berseliweran.
Aku pun sampai di ruang makan, dan aku melihat Kenzo tengah duduk sambil mengotak-atik Laptopnya dengan wajah serius.
Pertanyaanku memecah konsentrasinya.
"Ada apa kau memanggilku kesini?"
Sambil memperhatikan meja makan yang sama sekali tidak ada makanan sedikitpun tersaji di atasnya.
"Kenapa lama sekali?! Dasar perempuan lamban! Kau tidak lihat ini jam berapa? Aku harus mengurus banyak bisnisku, Kau membuatku menunggu lama!"
"Lalu?"
Tanyaku singkat.
"Kau lupa?! Ternyata selain lamban Kau pun pikun wanita penggoda.
Bukannya Aku tengah menghukum mu, mulai hari ini selain menjadi pemuasku, kaupun menjadi pelayanku!"
"Pelayan?"
"Iya, Kau tidak buta juga kan? Apa Kau melihat makanan di meja ini?"
Tanya Kenzo yang membuatku bingung dan jengkel.
"Tidak"
Jawabku lantang.
"Kalau begitu cepat siapkan makanan untukku, dan Acy kau tidak perlu membantunya, mulai hari ini Bulan yang akan memasak untukku!"
Bu Acy hanya mengangguk mendengar titah Kenzo
"Tunggu apa lagi? Cepat masak!"
"Tapi, Aku harus masak apa? Aku kan tidak bisa memasak masakan mewah ala Restoran??"
Ucapku sambil menunduk.
Kenzo semakin terlihat kesal terhadapku.
"Yasudah, masaklah apa yang kau bisa, yang penting makanan itu tidak dapat membunuhku!!"
Anjelo geleng-geleng kepala dan kembali fokus dengan apa yang dia kerjakan di Laptopnya.
"Yang dapat membunuh itu amarahmu Kenzo, bukan masakan Bulan."
Kata Nic dengan memberiku senyuman. Dia lalu duduk berhadapan dengan Kenzo.
"Ayolah Bula, kau jangan berdiri saja, aku pun sudah kelaparan"
Ucap Nic dengan lembut, sungguh membuat hati ini menjadi sejuk.
Tidak seperti Kenzo, bawaannya bikin orang naik darah terus.
Aku berinisiatif membuat nasi goreng saja, terserah mereka mau suka atau tidak yang penting aku sudah melaksanakan perintah dari orang kejam itu.
Aroma khas dari nasi goreng sudah tercium.
"Hhmm, aromanya sangat lezat, Aku sudah tidak sabar ingin mencicipinya"
Ucap Nic yang membuatku sedikit malu, aku hanya membalas pujian Nic dengan senyum canggung.
Nic lalu menghampiriku.
"Apa nasi goreng ini belum matang?"
Tanyanya sambil menyiapkan piring untuk nasi goreng buatan ku, aku jadi gugup karena perlakuan baiknya padaku.
"Eee..emhh.. Belum, sebentar lagi"
Jawabku dengan senyum.
"Kenapa orang Indonesia sangat menyukai Nasi Goreng??"
Tanya Nic sambil menatapku.
Aku pun sedikit berfikir untuk menjawab pertanyaan Nic.
"Emmmh, mungkin untuk mengirit uang belanja selain itu lebih praktis."
Nic tertawa mendengar jawabanku, padahal aku menjawabnya dengan serius.
"Sudah..sudah! Kalian jangan banyak mengobrol! Menggangguku saja!
Dan kau Bulan, mengapa makanan yang Kau buat lama sekali hhah?!"
Aku selalu merasa jengkel ketika mendengar kata-kata Kenzo.
"Sabar sedikit, memasak itu bukan Magic Kenzo, Kau mau saat ini langsung datang dihadapanmu"
Kata-kata pria manis yang satu ini selalu membuat hatiku lebih sejuk.
Aku pun lalu menyiapkan 3 piring nasi goreng.
Aku ikut duduk di sebelah Nic, dan hendak makan bersama.
"Mau apa kau duduk bersama kami?! Kau makan dilantai saja!"
Bentak Kenzo yang membuat hatiku sedih. Aku benar-benar sudah tidak punya harga diri di matanya.
Aku pun bangkit dan bergegas kembali ke Kamar, dengan air mata yang terus mengalir.
"Kau keterlaluan sekali Kenzo! Bulan itu Istrimu! Kau jangan memperlakukanya seperti itu!"
Nic menasehati Kenzo, dan seperti biasa, Kenzo tidak pernah mengindahkan perkataan orang lain bila hatinya tidak menerima.
"Aku tidak peduli! Lagi pula aku menikahinya cuma untuk mendapatkan hak warisku, dia cuma seorang pemuas nafsu, tidak lebih!"
Ucapan Kenzo masih terdengar di telingaku, hatiku bertambah sakit, ketika aku harus hidup tanpa harga diri sedikitpun.
"Kau benar-benar keterlaluan Kenzo!"
Nic lalu beranjak dari meja makan, meninggalkan Kenzo seorang diri, dia lalu mengejarku.
"Bulan...tolong jangan masukan kedalam hati perkataan orang gila itu, bertahanlah menghadapi sifat buruknya itu"
Kata-lata Nic menghentikan langkahku.
"Bertahan? Bertahan untuk apa? Untuk selalu di hina ? Untuk perlakuan yang tidak manusiawi? Aku cuma wanita biasa Nic, Aku bukan malaikat"
Jawabku sambil menangis sesenggukkan.
Nic menyentuh bahuku, tapi aku yang sudah dilecehkan oleh Kenzo merasa trauma, walau ku tau Nic tidak bermaksud melecehkanku.
Aku lalu menampar wajahnya.
'Plaakkk'
"Kau..beraninya kau menyentuhku!!? Aku kira kau pria yang baik! Ternyata kau sama saja seperti bajingan itu!!"
Sangat terlihat jelas di wajah Nic, dia benar-benar shock karena aku menamparnya.
Aku lalu kembali ke dapur, dimana bajingan itu masih duduk santai dengan Laptopnya.
Aku berdiri di depannya dengan air mata yang terus mengalir. Kenzo menghentikan jemarinya yang sedang mengetik, menutup Laptopnya dan menatapku dengan tatapan dingin.
"Aku sudah bilang, kau dilarang makan di meja ini! Apa Kau tuli?!"
"Kau begitu baik Kenzo, apapun yang ku inginkan kau larang, di rumah ini kau renggut kebahagiaan ku, Kau selalu mudah mengancamku seolah-olah kau Malaikat maut terhebat di dunia ini, Aku muak ! Aku sudah tidak sanggup hidup di rumah ini bersama Iblis sepertimu!"
Kenzo menggebrak meja denga sorot mata Iblisnya yang menakutkan.
Aku bergegas mengambil pisau di atas meja makan, lalu menyayat urat nadiku tanpa rasa bimbang atau menyesal.
'Sreeeettttt'
"Bulan....??!!!!!"
Teriak Kenzo dan Nic. Darah membasahi lenganku, tatapanku mulai gelap, dan tubuhku langsung terjatuh.
Aku lalu tak sadarkan diri, dunia menjadi gelap, Aku berharap saatku membuka mataku, Aku sudah tak ada di dunia ini lagi.
"Bulan.... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Kesya Kesya
wah bulan nekat kasian
2022-05-12
0
Si Bungsu
nyambung like dulu Thor 🥳
mampir kembali ke (nona buta wasiat papa)
# udah up
2022-02-01
0
Obie Agoes Arra
bagus Bulan itu tindakan yg baek, agar Kenzo sadar
2021-12-06
2