Seminggu sudah Bulan terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri.
Aku membuka mata, namun cahaya yang sangat terang menyilaukan di depannya membuat mataku kembali terpejam. Beberapa saat kemudian ku memberanikan diri untuk membuka mataku lagi. Pemandangan yang luar biasa indah terpampang di wajahku.
"Apa ini surga?"
Gumamku dalam hati.
"Ini sangat indah, tapi jika ini adalah surga, apa aku pantas berada disini? Aku manusia yang penuh noda!!"
Aku bersedih, ketika mengingat apa yang terjadi antara aku dan Kenzo.
Lalu, ku dengar suara yang entah siapa dan dimana asalnya.
"Bulan.."
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri, ku cari-cari sumber suara itu di tempat yang aku sendiri tak yakin apakah ini Surga.
"Si..siapa disana??"
"Tempat ini indah bukan? Tapi sayangnya kau masih bisa tetap berada disini."
Suara itu kembali terdengar.
"Kenapa? aku senang berada disini?"
"Belum saatnya, banyak tugas yang harus Kau lakukan di dunia."
"Tugas? Di dunia? Tugas apa..? Aku mohon, Aku tidak mau kembali ke dunia itu lagi, Dunia itu kejam ! Bulan menangis dengan deraian air mata.
"Aku benar-benar tidak ingin kembali ke dunia."
"Bukan seperti ini caramu meninggalkan dunia, Kau masih punya tugas untuk mengubah suamimu menjadi orang baik."
"Suami? Aku tidak punya suami?"
"Kau telah menikah, Kenzo adalah suamimu!"
Saat itu aku benar-benar tidak bisa menerimanya.
"Tidak! Kenzo bukan suamiku! Dia penjahat, Dia yang telah membuatku nekat bunuh diri, karena aku tak sanggup hidup dengannya!"
Kataku sambil menangis.
"Bulan, Kau dan Kenzo sudah di takdirkan untuk bersama, kau tidak bisa memilih atau mengelak. Kau wanita hebat, bawalah Kenzo kembali ke jalan yang benar walaupun sulit,
Ingat! Kenzo adalah suamimu, dan Kau adalah istrinya..
Jika waktunya telah tiba, kembalilah ke tempat yang indah ini bersamanya."
Seketika aku berasa jatuh kedalam terowongan yang begitu dalam.
Ku buka mataku perlahan, sayup-sayup suara mulai bisa ku dengar.
Ku coba menggerakkan tanganku, tapi aku tak mampu.
Mataku terbuka lebar ketika sosok seorang pria yang sangat kubenci menoleh ke arahku sambil berteriak,
"Dok..Bulan sudah sadar dok!!"
Dokter dan para petugas lainnya menyerbu padaku, memeriksa kondisi dan berbagai alat medis yang tak ku mengerti.
"Aku..kembali lagi ke dunia yang kejam ini"
Gumamku dalam hati sambil meneteskan air mata.
Setelah dokter memastikan bahwa kondisiku baik-baik saja, diapun keluar dari ruangan tempat diman aku di rawat.
Dua orang pria masing-masing berdiri di sampingku, yaitu Kenzo dan Nic.
"Bu..Bulan..syukurlah kau sudah selamat"
Ucap Kenzo dengan mata yang berbinar. Tapi aku memalingkan wajahku darinya, Aku tidak sudi melihat wajahnya.
Aku mencoba menggerakkan tanganku untuk menggapai tangan Nic.
Nic pun menyambutnya dengan menggenggam balik tanganku.
"Siapa yang membawaku kembali ke dunia ini?"
Kataku lemah.
Nic dan Kenzo saling bertatapan karena bingung dengan apa yang ku katakan.
"Maksudmu?"
Tanya Nic padaku.
Aku menangis walau tanpa suara.
"Aku..tidak ingin hidup lagi, seharusnya kalian jangan membawaku ke rumah sakit! Lebih baik kalian membiarkan aku mati."
Ucapku setengah berbisik.
"Orang baik sepertimu tidak harus mati secepat itu Bulan."
Sambung Nic memberi semangat untukku. Kenzo masih terdiam tidak mengucapkan sepatah katapun, kuperhatikan dia hanya mengeraskan rahangnya, mungkin dia kesal karena aku tidak jadi mati, pikiranku pada saat itu.
"Untuk apa aku hidup dan untuk siapa? Tidak ada seorang pun yang menyayangiku dan menganggap diriku berharga di dunia ini, Ibuku pun tidak peduli dengan hidupku, apa lagi pria jahat disebelah ku ini, dia manusia paling jahat yang pernah ku temui.!"
Kenzo kesal mendengar kata-kataku, dia lalu melempar dengan kuat Vas bunga di atas meja ke dinding,
'Prraangg'
Vas itu hancur seketika, dan bunga yang jatuh di atas lantai Kenzo injak-injak hingga tak berbentuk bunga lagi.
lalu pergi sambil membanting pintu.
"Shitt ...dasar perempuan silalan.
Perempuan itu! Perempuan itu selalu membuatku naik pitam. Seharusnya dia mengucapkan terimakasih padaku! Bukan malah menatap dan menggenggam tangan Nic, aarrgh...!"
Kenzo lalu pergi diiringi anak buahnya ke luar rumah sakit.
"Emm... Bulan Kau salah menilai Kenzo, Kau selama seminggu tak sadarkan diri, Kenzo lah yang selalu menjagamu siang dan malam, dia bahkan tidak mempedulikan bisnisnya demi berada di sampingmu..
Dan, diapun yg mendonorkan darahnya untukmu.."
"Aku tidak percaya Kenzo melakukan semua itu untukku, bahkan jika Aku mati, apa pedulinya padaku?! Dia tampan, dia memiliki segalanya, dia sempurna, mudah baginya untuk mendapatkan wanita yang dikehendakinya.
*T*api untuk apa dia menyelamatkan nyawaku?
Apa suara yang kudengar dalam mimpiku itu benar?
Aku, dan Pria brengsek itu ditakdirkan untuk bersama.
Kenapa???
Kenapa takdir begitu kejam pada diriku! Aku terlahir dari seorang ibu Germo, masa kecil yang sulit ku lewati karena begitu banyaknya cacian dan hinaan yang harus aku terima, dan di saat aku dewasa, aku berjodoh dengan Pria hidung belang, bejat, brengsek, tempramental seperti Kenzo.
Aku sempat berfikir, mengapa Tuhan begitu kejam kepadaku??
Suara yang ku dengar dalam mimpi itu mengatakan, aku ini benar-benar istrinya, begitupun sebaliknya Kenzo adalah suamiku.
Tugasku mengubahnya lebih baik? Tapi untuk apa dan siapa?
Yang ada dia selalu mencaci, berkata kasar lalu..memintaku untuk melayani nafsunya, apa orang seperti itu pantas menjadi suami?!
Aku berharap Tuhan mengubah jalan takdirku untuk tidak bersamanya.
Tapi mendengar penjelasan Nic, Aku tentu merasa tidak enak pada Kenzo, entahlah..padahal diriku sendiri belum yakin tujuan dia menyelamatkanku apa karena dia menggunakan nuraninya sebagai manusia, atau dengan maksud lain.
***
Setelah 1 minggu aku tersadar, Aku sama sekali belum melihat batang hidung Kenzo. Kondisiku sudah lebih dari baik saat ini, Aku merasa sudah bertenaga.
Setelah ku tersadar yang selalu datang hanya Nic, sebenarnya aku ingin menanyakan hal itu, tapi aku terlalu gengsi.
Ketika kami tengah berbicara mengenai masa kecilku dan Nic yang sangat getir, Dokter pun datang membawa kabar baik perihal jadwal kepulangan ku.
Dokter mengizinkan aku pulang besok, bukannya senang tapi aku malah menjadi sedih. Aku harus kembali ke rumah yang seperti neraka itu!!"
"Nic, bisakah kau membawaku pergi dari rumah sakit ini?! Aku tidak mau pulang ke rumah Kenzo, Bulan dengan tangis terisak."
Tanpa ku duga Kenzo datang dan dia mendengar keluhku pada Nic.
"Kau ingin bebas dariku?
Akan ku lakukan, tapi setelah kau membayar hutang-hutangmu karena kau di rawat dengan fasilitas terbaik disini, dan itu menguras uangku, belum lagi 2 kantong darah yang saat ini mengalir di tubuh seximu itu...
Itu tidak gratis!"
Aku melemparkan bantal ke arah Kenzo sambil berteriak.
"Kau memang bajingan Kenzo, kenapa kau tidak membiarkan aku mati...!!!"
Air mataku terus mengalir mengiringi luka dihatiku.
"Sudahku duga! Kau tidak mungkin mempunyai hati nurani sebagai manusia, kau menyelamatkanku untuk tetap menyiksaku."
Tanpa sadar aku memeluk Nic yang berdiri disampingku.
Nic lalu mengelus bahuku mencoba menenangkan ku yang tengah bersedih.
"Sudahlah Bulan, jangan menangis lagi, aku paling tidak sanggup melihat wanita menangis."
Aku berfikir, inilah manusia, inilah seorang pria, mereka mempunyai hati tidak seperti Kenzo yang dihatinya penuh dengan nafsu setan.
Belum ku ketahui apa sebabnya, Kenzo benar-benar terlihat marah. Dia menghampiri ku yang tengah memeluk Nic.
Dia lalu menodongkan pistolnya yang sudah menjadi teman setia kemanapun dia pergi.
"Perempuan brengsek! Sudah bagus Aku menyelamatkanmu!
Kau berhutang banyak padaku, kau ingin bebaskan?? Aku akan membayarmu 20 juta setiap kali kau melayaniku sampai puas, dan 5 juta untuk satu hari bayaranmu sebagai pelayanku!
Jika dari hasil itu semua kau bisa membayar semua hutangmu sebesar 2 Milyar dan 150 juta untuk biayamu di rawat disini, kau aku bebaskan !!!
Tapi dengan syarat, Kau harus membuat skandal bahwa kau selingkuh, tidur dengan pria lain hingga aku bisa menggugat cerai kamu, dan kakek tidak menyalahkanku, bagaimana??"
Kenzo masih menempelkan pistolnya di pelipisku.
Aku gemetar karena takut.
"Kau begitu licik Kenzo! Kau tidak pantas menyandang nama Sminth di belakang namamu."
Ucap Nic yang geram dengan kata-kata Kenzo.
"Tutup mulutmu Nic jika Bulan bebas dariku, silahkan kau memiliki dia, jika kau mau..
Bagaimana cantik dengan penawaranku??
Kau lebih baik menjadi pemuas nafsu untukku, jika kau melayani pria lain tidak mungkin mereka...."
"Aku setuju ! 20 juta untuk setiap berhubungan, Aku yakin karena kau hyper *** tidak butuh waktu satu tahun untukku terbebas darimu!"
Raut wajah Kenzo seketika berubah, dia menurunkan pistolnya dan kembali menyimpannya di balik baju.
"Bagus kalau begitu! Cepatlah pulih agar aku bisa menikmati tubuhmu yang hampir satu bulan ini tak ku sentuh!
Dan segera melunasi hutang-hutangmu padaku.."
Kenzo lalu berbalik arah menuju pintu, dia keluar dari ruang rawatku. Aku sudah menutup telingaku karena biasanya Kenzo selalu membanting pintu dengan kuat, tapi kali ini... Dia menutup pintu dengan perlahan.
"Ada apa dengan Kenzo?? benar-benar aneh
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Kesya Kesya
bukalah hatimu kenzo
2022-05-12
0