MABA (Mahasiswa Baru)

Setelah aku dinyatakan lulus dari bangku SMA, aku memiliki waktu libur selama kurang lebih 3 bulan. Aku akan masuk kuliah sebagai mahasiswa baru (MABA) pada pertengahan bulan September. Selama liburan aku mengisi waktu luang dengan mencari pekerjaan part time untuk membantu perekonomian keluarga. Uang yang aku hasilkan selama kurang lebih 3 bulan untuk aku tabung buat keperluan yang mendesak ketika kuliah nanti.

Tak berasa waktu liburan 3 bulan aku sudah habis. Hari ini aku harus ke Universitas Cahaya Abadi untuk mendapatkan pengarahan tentang PKKMB. Aku terbangun ketika alarm ponsel berbunyi yang menunjukan waktu pukul 06.00. Setelah mandi, berganti pakaian dan sarapan aku langsung berangkat ke Universitas Cahaya Abadi. Aku berangkat dari rumah pukul 07.30 karena acara hari ini akan dimulai pukul 09.00 dan semua mahasiswa baru diwajibkan datang 30 menit lebih awal.

Ada spanduk besar yang menyambut kedatangan para mahasiswa/mahasiswi baru di depan lobby Universitas Cahaya Abadi. Berulang kali aku meyakinkan diri bahwa apa yang dialami sekarang adalah tidak mimpi.

“Selamat Datang Mahasiswa Baru di Universitas Cahaya Abadi”

Setelah melewati proses yang sangat panjang dan melelahkan pada akhirnya aku dinyatakan lulus dan berhak menerima beasiswa di Universitas Cahaya Abadi. Aku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu mahasiswi di kampus ini, walau dengan bantuan beasiswa. Karena tidak semua orang bisa kuliah di sini. Hanya dengan orang yang memiliki ekonomi menengah ke atas dan pintar saja yang bisa masuk ke kampus sini.

Sedangkan aku? Sudah aku, jelaskan pada perjuangan masuk kuliah bahwa aku berasal dari keluarga yang sederhana. Aku tidaklah berasal dari kalangan atas ataupun bawah. Hidup aku berasal dari tengah-tengah saja.

Gadis berkulit sawo matang itu, mahasiswa baru yang ekonominya pas-pasan memakai baju kemeja putih polos lengan panjang dengan bawahan rok berwarna hitam di bawah lutut serta pantofel berwarna hitam. Aku melangkahkan kaki dengan sedikit menunduk. Aku bukan takut atau malu. Tetapi objek di bawah lebih menarik daripada saat aku melihat ke arah depan atau samping kanan kiri.

Hari pertama aku masuk kuliah sangat takut, bingung sekali karena aku tidak ada teman untuk diajak ngobrol dan teman yang lain sibuk dengan temannya. Aku tidak mengenal satu orang pun di dalam area kampus. Aku hanya tersenyum ketika melihat ke arah satpam yang memang berjaga di pos gerbang. Lingkungan asing mulai menyapa dirinya. Suasana hampir sama dengan kampus lain, hanya saja hari ini semua mahasiswa baru yang berlalu lalang dengan gaya masing-masing.

Kegiatan sebelum resmi menjadi mahasiswa adalah PKKMB. Audri tersenyum samar melihat ribuan mahasiswa/mahasiswi baru berdiri di lapangan dengan agenda persiapan PKKMB. Sebagai mahasiswa baru (MABA), Audri berusaha tersenyum. PKKMB yang akan mereka lalui adalah ospek umum. PKKMB ini hanya empat hari saja.

“Perhatian seluruh mahasiswa/mahasiswi baru, mohon berbaris sesuai dengan fakultas masing-masing.”

Lantang dan tegas. Suara itu sudah seperti teriakan yang dapat membuat siapapun langsung mengikuti apa yang di instruksikan.

Audri berusaha mencari fakultasnya sendiri, dia juga berdesakan dengan mahasiswa yang lainnya untuk melihat papan nama yang tertancap di papan pengumuman sebagai media informasi.

“Kamu fakultas apa?” tanya salah satu panitia PKKMB. Audri tahu kalau orang yang bertanya kepadanya adalah salah satu panitia PKKMB karena almamater yang dipakai oleh orang itu.

“Kedokteran kak,” jawab Audri sesopan mungkin. Audri juga tidak mau mencari masalah di hari pertama. Apalagi kakak panitia yang bertanya tidak segalak ataupun menakutkan.

“Kedokteran di sebelah sana. Ayo buruan. Keburu panas nanti,” ucap salah satu panitia itu.

“Baik kak. Terima kasih kak,” balas Audri.

Audri melihat ke arah yang di tunjuk oleh panitia tersebut. Audri memutuskan untuk segera berkumpul bersama anak-anak fakultasnya.

15 menit waktu berlalu, semua mahasiswa/mahasiswi baru sudah berada pada barisan fakultasnya masing-masing. Terlihat jelas bagaimana penampakan orang-orang yang berada di setiap fakultas.

Ada beberapa arahan yang diberikan oleh panitia PKKMB. Kegiatan juga berlangsung dengan pembukaan PKKMB yang dilakukan oleh rektor dilanjutkan dengan agenda motivasi dan beberapa kegiatan menarik lainnya.

Waktu menunjukan pukul 12.00 WIB mereka menghentikan semua kegiatan, agenda pada jam 12.00 adalah ISOMA (Istirahat, Sholat dan Makan.) Audri kebingungan mencari tempat istirahat dikarenakan banyak sekali orang yang berlalu lalang.

Audri memanfaatkan waktu ISOMA untuk pergi ke toilet dan makan siang. Sambil menunggu waktu ISOMA selesai, Audri berkeliling kampus untuk melihat-lihat keadaan sekitar kampus.

Waktu ISOMA telah selesai, seluruh mahasiswa baru kembali pada barisannya masing-masing. Panitia PKKMB mulai memberikan arahan untuk PPKMB hari pertama yang akan di adakan besok hari.

Audri menuliskan apa saja perlengkapan yang di butuhkan untuk PKKMB besok, di antaranya:

• Pakaian Resmi:

Memakai kemeja putih lengan panjang

Celana / rok berwarna hitam

Sepatu pantofel berwarna hitam

Kaus kaki putih polos menutupi mata kaki

Bagi para wanita rambut di kuncir 3 dengan tali rafia berwarna merah, kuning dan hitam

• Perlengkapan Yang Harus Dibawa:

Buku panduan PKKMB

Selempang nama dari karton berwarna orange

Topi dari bola plastik. Pria berwarna pink dan wanita berwarna biru

Tas dari karung beras

• Barang Bawaan Peserta:

Alat tulis

Keperluan ibadah

2 buah roti

1 botol air mineral 1500 ml

Obat-obatan pribadi

• Dilarang:

Selama PKKMB berlangsung peserta dilarang memakai perhiasan (jam tangan, kalung, cincin, anting, dll)

Tidak diperkenankan merokok

Dilarang menggunakan alat komunikasi selama kegiatan berlangsung

Dilarang meninggal acara PKKMB tanpa seizin dari panitia

Audri melihat list yang dia tulis, tidak ada yang susah untuk dicari atau dibuat.

“Baiklah untuk semua calon mahasiswa/mahasiswi, kalian harus datang tepat waktu yaitu pada pukul 06.30 pagi dan berkumpul di lapangan dengan membawa apa yang kami sebutkan tadi. Mengerti?” ucap salah satu panitia tersebut.

“Mengerti kak,” jawab kami semua calon mahasiswa/mahasiswi.

Acara dilanjutkan dengan memperkenalkan diri panitia-panitia yang bertugas dalam PKKMB ini. Di depan para mahasiswa/mahasiswi ada banyak sekali panitia yang bertugas dengan ciri khas masing-masing.

Setelah sesi acara perkenalan dilakukan, maka sekarang akan dibacakan untuk pembagian kelompok selama acara berlangsung. Aku, dengan serius mendengarkan namanya dipanggil untuk mengetahui kelompok mana aku berada. Setiap kelompok yang akan dibacakan terdiri dari fakultas yang berbeda.

“Audri Cordelia,” panggil panitia.

“Iya kak,” sahut aku sambil mengarahkan kaki untuk bergabung dengan kelompok Edelweiss 1. Setelah pembacaan kelompok Edelweiss 1 selesai, aku segera berkenalan dengan teman-teman yang berasal dari anggota kelompokku itu. Tak lupa di dalam kelompok Edelweiss 1 ini ada 2 orang panitia yang akan menemani.

Setelah selesai dengan pembacaan semua kelompok, maka hari pertama PKKMB selesai. Aku sedang menunggu Kak Desi datang untuk menjemputku di lobby Universitas Cahaya Abadi. Sampai aku tak sadar ternyata ada seseorang perempuan cantik yang datang menghampiri.

“Eh kita satu kelompok di Edelweiss 1 bukan?” tanya perempuan cantik tersebut.

“Iya gue dikelompok Edelweiss 1. Maaf loe siapa ya?” tanya Audri.

“Kenalin nama gue Aretha Felicia Ardani. Biasa dipanggil dengan Retha,” jawab Retha.

“Nama loe siapa?” tanya Retha kembali.

“Nama gue Audri Cordelia. Biasa dipanggil Audri,” ucap Audri.

“Loe asal dari mana?” tanya Retha.

“Gue asli sini kok,” jawab Audri.

“Kalau loe berasal dari mana?” sambung Audri sambil bertanya kepada Retha.

“Gue dari kota sebelah kok,” ucap Retha.

“Berarti loe ngekos donk?” tanya Audri.

“Iya gue ngekos deket sini kok,” balas Retha.

Setelah berbincang-bincang singkat dengan Retha, kakak Audri sudah ada di luar gerbang Universitas Cahaya Abadi untuk menjemputnya. Audri memutuskan untuk pulang ke rumah dan berpamitan ke Retha. Tetapi sebelum pulang Retha ingin minta nomor whatsappnya Audri.

“Dri gue mau minta kontak loe donk,” pinta Retha.

“Nomor whatsapp gue 0812 xxxx xxxx,” ucap Audri.

“Thank you ya Dri,” jawab Retha.

“By the way, gue coba miscall ya Dri,” sambung Retha kembali.

“Sama-sama Ret. Ini udah masuk kok miscall dari loe. Kalau gitu gue balik dulu ya. Bye-bye,” balas Audri sambil berpamitan kepada Retha.

“Ok, Dri. Loe hati-hati di jalan ya,” ucap Retha.

Setelah memberikan nomor whatsapp ke Retha, Audri segera menuju gerbang Universitas Cahaya Abadi untuk pulang ke rumah.

Bersambung 🌺🌺🌺🌺🌺

Happy reading untuk semua para pembaca yang sudah bersedia untuk mampir. Terima kasih sudah bersedia membaca cerita receh ini. Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang pas untuk dibaca dikarenakan author masih belajar untuk merangkai kata-kata yang bagus.

Jangan lupa di favorite, like, koment, gift dan votenya ya 💕💕💕💕💕

Terima kasih atas dukungannya 💕💕💕💕💕

Terpopuler

Comments

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

g usah minder lah audri pede aj dulu kan kamu pintar nanti juga bakalan ada teman yang deket sama kamu mungkin retha salah satunya

2022-10-09

0

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

🍾⃝ͩᴢᷞᴜᷰɴᷡɪᷧᴀకꫝ 🎸🎻ଓε🅠🅛⒋ⷨ͢⚤

gpp walau dengan bantuan beasiswa yg penting bisa kuliah

2022-10-09

0

🦋⃟ℛ★✞︎🍀ͷ𝜊ᷠͷͭαͭ🍀✞︎ༀ☘ ★ᴬ🎤🎧

🦋⃟ℛ★✞︎🍀ͷ𝜊ᷠͷͭαͭ🍀✞︎ༀ☘ ★ᴬ🎤🎧

akhirnya jadi mahasiswa juga
kerja sambil kuliah
semangat

2022-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!