Malam harinya, Arthur datang menemui Amariz. Amariz sedang duduk di kursinya.
"Para pengikut Schatten sedang mencarinya. Jika mereka tidak menemukan Monica, apa menurutmu Schatten akan diam saja?" tanya Amariz.
"Dia masih memiliki tawanan lain. Mungkin dia akan mengorbankan mereka sekaligus. Tapi aku sudah berjanji pada Monica akan menyelamatkan mereka," kata Arthur.
"Lalu kenapa kau kelihatan ragu?" tanya Amariz. Ia bangkit berdiri, berjalan ke meja altar dan mengambil sesuatu yang tersembunyi di belakang. Itu adalah sebuah pedang. Ia memberikannya pada Arthur.
"Kau ingat pedang ini? Pedang ini sudah dibersihkan dengan air suci," kata Amariz. Ia menatap Arthur dengan serius.
Arthur tersenyum kecut.
"Aku yang memberikannya padamu. Tentu saja aku ingat," balas Arthur sambil mengambil pedang dari tangan Amariz.
Pedang yang dulu digunakan Nyonya Countess untuk membunuh Javier.
"Kali ini nyawa keponakanku juga ada di tanganmu!" kata Amariz.
Arthur terdiam. Melihat ekspresi Amariz, wanita itu tidak main-main. Sebelumnya ia tidak pernah terang-terangan menyebut Monica sebagai keponakannya.
"Aku mengerti," ucap Arthur.
...****...
Monica berada di kamar bersama Sera. Meski agak terkejut tapi Sera merasa senang mengetahui Monica adalah sepupunya. Dia bercerita banyak pada Monica.
"Apa bau anehku sekarang tidak mengganggumu lagi?"goda Monica.
"Sepertinya aku mulai terbiasa. Mm, aku juga tahu sekarang, kenapa baumu seperti mereka. Itu karena kau sering menempel pada mereka. Hahaha ..." jawab Sera.
"Ceritamu tentang mereka juga terlalu berlebihan," balas Monica.
"Hehehehe ... Kalau aku saja mendengarnya dari penduduk desa ini, bagaimana bisa aku mengatakan yang tidak berlebihan?! Tapi tenang saja, sekarang aku sudah tahu siapa musuh sebenarnya," ucap Sera malu.
"Apa ibumu sudah mengatakannya padamu?" tanya Monica.
"Tidak. Aku diam-diam mendengar pembicaraannya dengan Arthur. Tentang kau yang akan dijadikan korban persembahan dan cara mengalahkan Schatten," jawab Sera.
Monica maju lebih dekat pada Sera.
"Apa kau masih ingat semua cerita yang kau dengar itu?" tanyanya berusaha mengorek informasi.
"Tentu saja." Sera pun dengan senang hati menceritakan semua yang di dengarnya tanpa tersisa.
"Berapa lama lagi bulan purnama akan muncul?" tanya Monica.
"Dua hari lagi. Dan kau harus tetap bersembunyi di sini, Monica," kata Sera. Monica diam saja.
...****...
Akhirnya hari itu tiba. Purnama akan muncul tengah malam nanti. Amariz sedang melakukan beberapa persiapan. Meskipun Monica merasa aman di rumah Amariz, ia masih mencemaskan teman-temannya yang terkurung di penjara. Ia tidak tahu apakah Arthur sudah menyelamatkan mereka atau belum. Tanpa dirinya, pasti teman-temannya yang akan dijadikan korban persembahan.
Amariz ke luar meninggalkan rumah untuk menyelesaikan beberapa urusan. Sebelumnya ia berpesan pada Monica agar tidak meninggalkan rumah dan jangan sembarangan membuka pintu. Sera belum pulang dari sekolah. Di rumah hanya tinggal Monica sendiri.
Terdengar bel pintu rumah berbunyi. Monica berpikir apakah Amariz atau Sera yang pulang. Jadi ia langsung membuka pintu. Begitu pintu dibuka, seorang wanita yang tidak ia kenali berdiri di sana menatapnya dengan kaget.
"Monica!" ucapnya lalu ia menarik tangan Monica dengan kuat.
Monica mencoba melepaskan tangannya tapi tenaga wanita itu sangat kuat. Ia berpikir kali ini ia sudah pasti tertangkap.
Wanita itu menatap ke sekeliling lalu mendorong Monica masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya kembali. Ia langsung berlutut di depan Monica.
"Monica, tolong selamatkan putriku!" Wanita itu memohon padanya.
"Kau siapa? Kenapa kau tahu namaku? Kenapa kau tahu aku di sini? Kau bukan datang untuk menangkapku?" tanya Monica yang keheranan.
"Aku tahu orang-orang sedang mencarimu. Mereka membawa fotomu dan menanyakan ke penduduk desa. Tapi aku bukan bagian dari mereka. Aku ibunya Renata. Putriku Renata, sudah hilang beberapa hari. Awalnya aku kemari untuk menanyakan keberadaannya. Tapi aku tak menyangka melihatmu di sini! Tolong, Monica selamatkan putriku! Hanya kau yang bisa menyelamatkannya!" kata wanita yang mengaku ibu Renata itu sambil memohon.
"Kenapa kau bilang hanya aku yang bisa menyelamatkannya?" tanya Monica.
"Hari itu ayah Liona datang padaku. Sebelumnya dia pernah mendengar dari putrinya kalau kau dekat dengan Renata. Jadi dia diam-diam memberitahuku bahwa Renata masih hidup. Dia bilang padaku asal bisa menemukan dirimu maka putri kami yang hilang itu akan dibebaskan. Monica, kumohon selamatkanlah putriku! Tolonglah, Renata-ku yang malang ...." Ibu Renata memohon sambil menangis dengan sedih.
"Hanya Renata satu-satunya yang kumiliki sekarang. Aku tidak tahu bagaimana harus hidup tanpa putriku. Kumohon Monica ... Ku mohon selamatkan dia!"
"Tenanglah, Nyonya. Aku pasti akan berusaha menyelamatkannya," hibur Monica.
Ibu Renata akhirnya pergi setelah Monica berjanji akan menyelamatkan putrinya.
"Jika sampai ibu Renata datang ke sini. Itu berarti Arthur tidak menepati janjinya. Waktu sudah tidak lama lagi. Aku tidak bisa hanya bersembunyi di sini. Aku harus memikirkan cara," pikir Monica.
...*****...
Di kediaman Arthur.
Arthur, Isabelle, Melisa dan Sander sedang mengatur strategi sambil membuat persiapan.
Di tempat persembunyian rahasia, semua pengikut sekte Schatten yang berjumlah 20 orang, bersama Javier Schatten sendiri dan tiga pengawal bayangannya sedang berkumpul.
"Kalian semua tidak berguna! Hanya mencari satu orang saja tidak bisa," bentak Schatten dengan emosi.
"Tenanglah, Tuan! Gadis itu pasti akan datang malam ini!" seorang wanita berjubah hitam maju beberapa langkah ke depan.
"Kenapa kau begitu yakin?" tanya Schatten.
"Aku memiliki cara untuk membuatnya menyerahkan diri. Lihat saja, cepat atau lambat dia pasti akan datang kemari." jelas wanita itu.
"Aku harap ucapanmu benar. Jika tidak, kupastikan kau juga akan menjadi bagian dari korban persembahan bersama gadis-gadis itu," ujar Schatten.
.......
.......
.......
.......
Kembali ke kediaman Arthur.
"Apa kita perlu mengawasi kediaman Amariz?" tanya Isabelle.
"Aku rasa tidak perlu. Amariz bisa menanganinya. Pengikut Schatten pasti akan lebih fokus pada penjagaan di sekitar menara dan penjara bawah tanah. Mereka juga akan memastikan tempat persembahan aman," jawab Arthur.
"Para penjaga di luar menara hanya manusia biasa, itu mudah ditangani," kata Melisa.
"Ingat, masih ada pengawal bayangan. Mereka juga cukup kuat," timpal Arthur.
"Aku sudah siapkan pasukan khusus untuk berjaga-jaga. Mereka akan muncul jika di perlukan," kata Sander.
"Bagus. Ingat lakukan sesuai rencana. Usahakan tidak membuat banyak keributan supaya kalian tetap bebas berkeliaran sebagai manusia," pesan Arthur.
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
gian rasyid
waahhhh....seru banget....aq suka cerita nya
2023-07-25
3
ɴᴏᴠɪ
Arthur itu vampire ya..
lanjut thor semangat.
2022-11-17
0
☾⃟ℳoon - Moon 🌙
Wah, Monica monica, pintar bisa cari kesempatan tuk korek informasi
2022-11-16
2