...Part ini sudah direvisi....
...***...
Rika tentu saja terkejut karena kehadiran Ayu yang tidak dia duga sebelumnya dan memergoki kedatangan kekasihnya ke rumah itu.
Kenapa dia sudah pulang?
Sebenarnya Daffa—kekasih gelapnya– sudah ingin pulang, tapi keburu Ayu melihat kemesraan mereka berdua.
Benar-benar sialan.
Rika harus memutar otaknya, agar bisa lari masalah ini. Belum selesai dirinya berpikir mencari jalan keluar, karena tertangkap basah oleh Ayu, Rika terkejut begitu mendapatkan tamparan di pipinya.
Ayu memaki dan menarik rambutnya. Rambut Rika seakan tercabut dari kepalanya, rasa sakit dan perih menjalar di pipi bekas tamparan dan kepalanya. Sampai-sampai membuat Rika berteriak kesakitan.
Ayu terus menyerangnya tanpa ampun, sesaat kemudian terpikirkan ide gila di kepalanya.
Rika dengan sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam kolam renang sebelum Danu tahu yang sebenarnya.
Dan, sepertinya Dewi Fortuna berpihak kepada Rika. Sesaat sebelum menjatuhkan dirinya, ia melihat Danu yang tengah berjalan ke arah mereka.
Danu menolongnya dan Rika langsung menjalankan aksinya. Rika berpura-pura tidak sadarkan diri, agar Danu berfokus kepadanya. Dan itu berhasil.
Mereka langsung bergegas untuk pergi ke rumah sakit.
Begitu sampai di sana, Dokter segera menandatanganinya. Sebelum dokter itu keluar, Rika mengatakan dan memohon kepada dokter agar memberitahu suaminya jika dirinya dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Rika memohon dengan wajah memelas dan mengatakan alasannya dia mengatakan hal itu. Yaitu karena dia takut disiksa lagi oleh istri kedua suaminya. Tentu saja, dokter tersebut menyetujuinya karena memang tidak tahu kenyataan sebenarnya.
Dan akhirnya Danu berfokus padanya.
“Sayang, kenapa kamu bisa seperti ini.” Dia dapat mendengar suara Danu yang begitu khawatir dan dapat merasakan jika pria itu mencium tangannya.
“Emgh,” Rika berpura-pura baru tersadar, padahal sejak tadi dia memang tidak apa-apa.
“A—aku di mana? Ma—mass Danu.” Rika langsung memeluk tubuh suaminya dan menangis terisak.
Mengelus punggung Rika untuk menenangkannya.
“Mas di sini, kamu sekarang tenang ya.”
Rika memang menangis, tapi hanya tangisan pura-pura.
Rika kemudian mengarang cerita untuk memfitnah Ayu, sebelum Ayu mengatakan hal sebenarnya kepada Danu.
Tubuh Danu menegang, tangannya mengepal kuat. Rika tahu suaminya sedang menahan amarahnya. Dia terus saja berpura-pura menangis.
“Sssttt ... Sekarang kamu tenang, Mas sudah di sini. Sekarang kamu istirahat dulu ya.”
Rika menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan, kemudian pura-pura tertidur.
Saat Danu berbalik arah melangkah pergi dari ruangan itu, Rika membuka matanya. Kemudian tersenyum puas penuh kemenangan, karena ia berhasil membuat Danu percaya kepadanya.
Beberapa saat kemudian Dia mendengar keributan di luar ruangannya, antara Danu dan Ayu.
“Kalian, berani-beraninya melakukan perbuatan menjijikkan itu di rumahku.”
Rika terkikik bahagia mendengar ucapan Danu kepada Ayu.
“Apa maksud kamu Mas?”
“Tinggalkan rumah sakit ini sekarang, dan tinggalkan rumahku. Bawa semua barangmu, mulai saat ini aku Danu Gunawan menalak tiga kamu—Sukma Ayu Rengganis–sebagai istriku, aku tidak Sudi memiliki istri yang tidak bisa menjaga kehormatannya!”
“Woah, diusir. Sukurin, Rika dilawan.”
Mengangkat dagu jemawa. Dia kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur dengan perasaan bahagia. Dia begitu senang bisa menjadi istri satu-satunya untuk Danu.
Rika sebenarnya merupakan adik kelas Ayu semasa kuliah dulu, dari dulu dia sangat iri terhadap Ayu dan merasa dunia ini tidak adil kepadanya. Ayu yang merupakan salah satu mahasiswi populer di kampusnya dan begitu di idam-idamkan oleh kaum laki-laki di kampus mereka, Ayu juga memiliki segalanya.
Kecantikan, kepintaran, kekayaan, teman-teman yang baik dan juga keluarga yang harmonis.
Berbeda dengan dirinya, Rika harus berusaha keras untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Sebenarnya Ayu sangat baik kepadanya dulu, tetapi mengingat saat dulu laki-laki yang Rika sukai tidak membalas perasaannya justru lebih memilih Ayu, meskipun pria itu ditolak oleh Ayu. Hal itulah yang membuatnya semakin membenci Ayu.
Suatu saat nanti, Rika ingin sekali menghancurkan kebahagiaan yang Ayu miliki dan tanpa di duga, takdir mempertemukan kembali keduanya.
Dengan begitu, Rika bisa melakukan pembalasan rasa sakit hatinya kepada Ayu.
Saat menikah dengan Danu, Rika bersikap baik kepada Ayu hanya saat berada di hadapan mertuanya dan juga suaminya atau orang lain. Namun, jika tidak ada orang lain yang berada di antara keduanya, maka Rika mengeluarkan sifat aslinya.
Sekarang dia begitu lega dan tidak harus berpura-pura lagi serta takut rahasianya terbongkar, karena Ayu sudah diusir dan diceraikan oleh Danu.
^^^Daffa^^^
^^^Sayang, bagaimana keadaan kamu dan bayi kita?^^^
Rika
Aku dan bayi kita baik-baik saja, maaf ya kamu pasti sakit dipukul oleh pria bodoh itu.
^^^Daffa^^^
^^^*A**ku nggak apa-apa, besok aku jenguk kalian ya. I love you, Sayang*.^^^
Rika
I love you to Papa ❤️
Rika menaruh ponselnya kembali di atas meja, untung saja ponsel itu tidak rusak saat tadi ikut tercebur ke dalam air.
“Ah, leganya. Sekarang aku bisa tidur dengan nyenyak, bye bye Ayu.”
Rika tersenyum penuh kemenangan.
...***...
Ayu turun dari mobilnya, ada perasaan hangat saat melihat rumah kedua orang tuanya. Rumah yang sejak kecil dia tinggali. Rumah ini memang tidak sebesar dan semewah tempat tinggalnya bersama dengan suaminya, tapi Ayu merasa sangat nyaman.
Suami. Mungkin lebih tepatnya mantan suami, karena Danu sudah menjatuhkan talak tiga sekaligus kepadanya.
Hatinya terasa hampa, yang tersisa kini hanya perasaan sakit dan sesak. Dia menghela napasnya berat. Kakinya mulai melangkah mendekati pintu rumahnya.
Suana rumah tampak sepi karena sudah malam dan hujan baru saja reda, tangannya mulai terangkat mengetuk pintu berwarna kecoklatan.
“Assalamualaikum”
Ayu menunggu beberapa saat lalu menekan bel.
Ceklek.
Pintu terbuka, Ayu mendapati ibunya yang masih mengenakan mukena.
Sepertinya habis ibu habis sholat isya.
Dan raut wajah ibunya sangat terkejut melihat kondisi Ayu. Mata sembab, pipi yang memerah dan koper yang dipegang Ayu di tangan kirinya. Namun, Bu Ningrum tidak bertanya apapun kepada anaknya.
“Waallaikumsallam, Ayu tumben malam-malam ke sini. Tahu saja kalau ibu kangen, sudah lama nggak pulang ke rumah. Pasti kangen ya sama ibu?”
Ayu berhamburan ke pelukan ibunya, sedangkan Bu Ningrum mengelusi punggung Ayu untuk menenangkan anaknya yang kini tengah menangis di pelukannya.
“Siapa Bu? Bertamu malam-ma—”
Pak Adi yang baru datang langsung terdiam melihat anak perempuannya sedang berada di dalam pelukan istri dengan suara tangisan. Dia juga melihat koper yang masih berada di ambang pintu, Pak Adi sudah bisa menyimpulkan apa yang terjadi tanpa bertanya.
Dia melangkahkan kakinya ke arah pintu, menarik koper masuk ke dalam kamar anaknya. Setelah itu Pak Adi mengambil segelas air minum untuk Ayu.
“Minum dulu, Ay.”
Ayu melepaskan pelukan ibunya, menerima air minum yang diberikan oleh Ayahnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Hanya air matanya saja yang masih terlihat mengalir di pipi.
“Ayu sudah makan?” tanya ibunya.
Dijawab dengan gelengan.
“Kebetulan ibu abis buat brownies coklat, tadinya mau ibu kirim ke kamu besok. Eh, pas banget malam ini pulang. Makan itu saja ya.”
Ayu mengangukkan kepalanya.
“Biar Ayah yang ambilkan, Ayah juga mau lagi. Tadi cuma boleh makan sedikit sama ibu,” ujar sang Ayah menampilkan raut wajah cemberut.
Senyum Ayu seketika terbit mendengar keluhan ayahnya. Pasalnya dia sendiri tahu, jika ayahnya sama seperti dirinya. Sangat menyukai brownies coklat buatan Bu Ningrum, ibunya. Keduanya kadang saling berebut kue itu, jika hanya tersisa sedikit.
...***...
Setelah memakan kue dan berganti pakaian, Ayu kini merebahkan tubuhnya di atas kasur. Di dalam kamar yang dulu dia tempati sebelum menikah dengan Danu. Kamar ini masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah sedikitpun.
Rupanya ibunya selalu membersihkan kamar miliknya seperti dulu selagi dia masih menempati kamar ini.
“Rumah adalah tempat di mana kamu nyaman untuk pulang”
Dulu Danu adalah tempat baginya untuk pulang. Tempatnya untuk berkeluh kesah dan berbagi cerita. Namun itu dulu, semuanya kini hanya tinggal kenangan.
Kini statusnya bukan lagi istri, melainkan mantan istri. Hatinya teramat sakit mengingat yang terjadi hari ini. Jangankan untuk mendengarkan, bertanya saja tidak. Danu menuduhnya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dia mengingatkan kejadian beberapa bulan setelah pernikahannya dengan Danu. Saat itu keduanya sepakat untuk ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Namun, saat Ayu dan Danu tengah menunggu hasil dari pemeriksaan medis keduanya, tiba-tiba saja Danu mendapatkan panggilan penting dari kantornya dan yang tertinggal hanya Ayu seorang.
Dokter membaca lembaran hasil pemeriksaan medis Ayu, semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang salah. Namun ketika membaca hasil pemeriksaan medis milik suaminya, Dokter tersebut mengehala napasnya. Raut wajahnya berubah. Ayu tahu ada sesuatu yang tidak beres.
Pria mengenakan jas putih dan kacamata tersebut menjelaskan dengan hati-hati kepadanya, jika sang suami tidak akan pernah bisa memiliki keturunan. Mungkin hal itu bisa, tapi hanya kuasa Allah atau jika sebuah keajaiban terjadi.
Ayu nampak begitu syok saat mendengar penuturan dari Dokter tersebut.
“A—apakah tidak ada pengobatan yang bisa dilakukan?”
“Pada kasus lain kemungkinan bisa, jika menyadari dari awal seseorang yang mengalami kelainan ini perlu mendapatkan penanganan segera agar masalah yang terjadi bisa dicegah. Salah satu komplikasi yang perlu dicegah adalah kemandulan. Namun, pada kasus lainnya seseorang yang dapat mengalami kemandulan apabila tidak mendapatkan pengobatan yang berguna untuk mengatur kadar hormon di tubuh tetap normal. Meski begitu, durasi pengobatan tersebut mungkin saja dilakukan seumur hidup. Dan kemungkinan gagal lebih besar. Contohnya seperti suami Nyonya, beliau sangat terlambat mendapatkan pengobatan—”
Lagi-lagi Ayu terdiam dengan penjelasan Dokter tentang kondisi suaminya. dia bahkan tidak mendengarkan lagi penjelasan Dokter selanjutnya.
Air mata Ayu tak bisa keluar. Tak ada yang perlu dia sesali dengan semua yang terjadi, Ayu masih sangat beruntung memiliki kedua orang tua yang begitu pengertian dan tak menuntutnya dan mencecarnya dengan berbagai macam pertanyaan. Biasanya di saat seperti ini orang-orang terdekat akan mencecar dengan berbagai pertanyaan ini dan itu atau bahkan menyalahkan.
Namun kedua orang tuanya tahu, jika dirinya masih butuh waktu untuk menceritakan yang sebenarnya kepada mereka. Membiarkan Ayu untuk menenangkan diri barang sejenak.
Ayu benar-benar bersyukur. Rasa kantuknya mulai menghampiri. Dia mulai menutup mata sembabnya, berharap tidurnya malam ini dapat memberikan kekuatan untuk dirinya esok hari saat semua keadaannya sudah berubah.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
putia salim
brhubung ayu dan danu udah bercerai tk kasih hadiah bunga🌹selamat atas perceraian kalian,aq turut brbahagia
2023-06-17
0
NIZAP02
up up up
2022-04-28
0