Semakin Jauh

...Part ini sudah direvisi....

..._____...

...Happy reading!...

...***...

Demi menuruti permintaan ibunya, pada akhirnya Danu membawa istri keduanya ke rumah tempat dia dan Ayu tinggal.

Dan Ayu pun sama, mengikuti apa yang suaminya lakukan. Dia mulai menerima kedatangan madunya ke rumah mereka.

Dan semenjak kehadiran Rika di sana, hubungan antara Ayu dan Danu pun perlahan semakin menjauh.

Karena semenjak kedatangan Rika ke rumah mereka, waktu Ayu bersama Danu semakin sedikit.

Bahkan, terkadang Danu lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Rika dibandingkan dengan Ayu. Terlebih, jika ibu mertuanya berkunjung dan menginap di rumah mereka. Maka jangan harap Ayu bisa menghabiskan waktu bersama Danu.

Seperti tadi malam, padahal dia ingin sekali menghabiskan malam bersama Danu, mengobrol berbagai hal tentang apa yang terjadi hari ini seperti dulu mereka lakukan sebelum tidur. Namun, hal itu tidak bisa dia lakukan karena pria itu justru memilih tidur di kamar Rika.

Melihat hal itu dia hanya bisa pasrah saja. Kini Ayu mencari kesibukan dengan membaca buku atau mengerjakan dan mengecek laporan pekerjaan sebelum tidur untuk mengurangi perasaan rindu yang mendera hatinya kepada sang suami.

...***...

“Ay, kamu baik-baik saja kan?” tanya sang ibu kepadanya.

“Ayu baik-baik saja, Bu.”

“Tapi kamu kelihatan lelah, kamu sakit?”

“Cuma kurang tidur saja, Bu. Biasalah, kadang aku juga ngalamin yang namanya susah tidur atau malah kurang tidur karena asyik nonton Drakor.” kilahnya pada ibunya, dia tidak ingin membuat ibunya khawatir.

Terlebih keluarganya tak ada yang tahu tentang pernikahan kedua suaminya.

“Owalah, Ay. Ibu kira kamu ada masalah, soalnya mukanya juga kusut gitu.”

“Ibu ada-ada saja, sini Bu. Biar Ayu saja yang bawa ini ke depan, ibu istirahat saja. Semua tamu juga sudah pada datang, masa tuan rumah malah di sini.”

“Ya sudah, ibu ke depan dulu. Nanti kamu juga jangan capek-capek, minta bantuan sama Bi Ijah.”

“Siap, Ibu Ratu.”

Saat ini Ayu tengah berada di rumah orang tuanya, kemarin ibunya mengabari jika di rumahnya akan mengadakan selamatan dan mengundang anak yatim piatu dari panti asuhan. Kebetulan Ayahnya berhasil mendapatkan projek besar.

Dan sebagai bentuk rasa syukur, mereka melakukan syukuran dengan cara ini.

Ayu terlihat senang bisa berada di antara mereka. Bahkan Raka dan Raihan ikut datang membantu, keduanya kini tengah mengobrol bersama sang Ayah setelah membantu mengangkat dus minuman.

“Ay, Danu mana? Kok belum datang.” tanya ayahnya.

“Tadi bilangnya lagi siap-siap, Yah. Coba Ayu telepon dulu ya, mungkin lagi di jalan.”

“Ya sudah, kalau memang nantinya masih lama atau nggak jadi datang Ayah akan mulai acaranya tanpa Danu ya. Kamu nggak apa-apa, kan? Soalnya kasihan anak-anak yang datang kalau kelamaan nunggu.”

“Iya, Yah. Nggak apa-apa.”

Ayu pasrah saja lalu dia mengambil ponsel di tas nya.

Dia mencoba menghubungi suaminya, tapi tidak diangkat. Kemudian dia mencobanya sampai beberapa kali. Dan masih sama.

Dia kemudian menghampiri Ayahnya.

“Yah, dimulai saja ya. Mas Danu sepertinya telat datang, mungkin macet. Tahu sendiri, jalan yang biasanya kami lewati lagi perbaikan. Pasti muternya jauh.”

Bagus Ayu, kini kamu pintar sekali mencari alasan.

“Ya sudah kalau gitu. Kita mulai acaranya.”

Ayu dapat melihat raut wajah kecewa di mata Ayahnya, tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Danu memang keterlaluan, seharusnya dia mengabari jika memang terlambat atau tidak jadi datang.

Ayu menghela napasnya, dia mencoba mengirim pesan untuk bertanya di mana keberadaan Danu saat ini.

...***...

“Mas, kamu mau ke mana?”

Wanita itu heran saat melihat sang suami baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk dan rambut yang nampak masih basah.

“Aku harus pergi, Ayu menungguku.”

“Tapi kan, aku masih mau sama kamu.” Ujarnya dengan suara manja.

“Kita bisa lanjutkan nanti ya, sekarang Mas sudah sangat terlambat. Mas, juga nggak enak karena di sana sedang mengadakan acara syukuran dan Ayahnya Ayu yang mengundang Mas langsung ke acaranya.”

Danu memakai celana dan kemejanya, setelah membenahi semuanya dia keluar dari kamar.

Sedangkan wanita yang masih duduk di atas tempat tidur dengan hanya selimut yang menutupi tubuh polosnya justru kini menyunggingkan senyum kemenangan.

“Kamu akan segera tersingkir dari hidupnya.”

...***...

“Maaf ya, Yah. Tadi mobilnya tiba-tiba mati, jadi harus di derek ke bengkel dulu.” Ujar Danu menjelaskan saat dirinya tiba di rumah mertuanya.

“Hmh, nggak apa-apa. Acaranya juga sudah selesai dari tadi.”

Danu merasa tidak enak hati, dia sudah sangat terlambat. Acaranya sudah selesai sekitar jam tujuh, sedangkan dia baru tiba pukul setengah sembilan.

“Sekali lagi Danu minta maaf ya, Yah.”

“Ya sudah nggak apa-apa, Ayu mana?”

“Tadi katanya pamitan ke ibu di belakang.”

“Wah, tadinya kalau nggak di jemput gue mau nyuruh Raka buat nganterin Ayu. Lagian ngapain sih, lo ke sini. Sudah telat juga, seharusnya nggak perlu ke sini.” Raihan berujar dengan nada ketus kepada Danu.

Memang dari awal pernikahan antara Ayu dan Danu, dirinya tidak pernah menyukai pria itu. Terlebih keluarganya, tapi Raihan mencoba menghargai segala pilihan adik sepupunya.

“Mas, kok ngomongnya gitu.”

“Tapi bener, kan, Ay.”

“Iya, deh, iya. Kalau gitu Ayu pulang dulu ya.” berpamitan kepada Raihan dan juga Ayahnya.

“Hati-hati di jalan, Ay.”

“Kami pulang dulu ya, Yah. Assalamualaikum,”

“Waallaikumsallam.”

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumahnya, tak ada obrolan antara Ayu dan Danu di dalam mobil.

Ayu tak berniat mengajak suaminya berbicara, sedangkan Danu masih merasa bersalah kepada istrinya.

Begitu sampai dan mobil mereka terparkir di halaman rumah. Danu tidak langsung turun.

“Ay, Mas minta maaf karena tadi nggak bisa mengikuti acara syukuran. Mobil Ma—”

“Lain kali, jika mau berbohong tolong hapus dulu noda lipstik di kemeja kamu, Mas. Kalau memang nggak bisa datang karena lagi asyik berduaan sama istri muda kamu, berikan kabar. Jangan menghilang.” Setelah mengatakan hal itu Ayu keluar dari mobil dan menutup pintu mobil cukup keras.

Sedangkan Danu tercekat, wajahnya pias karena Ayu mengetahui tentang kebohongannya. Apakah yang lain juga sama?

Danu mengusap wajahnya.

...****...

Terpopuler

Comments

Windarti08

Windarti08

kok di part ini gak ada tanda baca di awal dan akhir percakapan, seperti narasi aja, jadi bingung bacanya.
apa mungkin author lupa?

2023-07-30

0

putia salim

putia salim

ayu jg gobog,masih mau2 nya brtahan,rasain makan ati tiap hari

2023-06-17

0

Ratna Agustian

Ratna Agustian

jangan² Danu yg bermasalah alias gak bisa kasih anak ,,,
huh,,,nanti juga kebongkar sendiri semoga penyesalan bikin danu sm emaknya nyungsep

2021-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!