Bab 12

Ardhi memandangi tangan Ishana yang berusaha memberinya semangat. "Harusnya kita melakukannya dari dulu Na."

Sontak Ishana langsung menarik tangannya dari pundak Ardhi.

"Maaf kak, aku harus masuk--"

Ishana tidak bisa turun, Ardhi menahan pergerakannya. Sepasang manik mata mereka bertemu, seketika hal itu membuat keduanya terhipnotis, entah kenapa Ardhi tidak pernah menyadari betapa cantik wajah Ishana, bahkan sepasang manik mata milik Ishana seakan membuat Ardhi hilang kesadaran.

Ishana ingin menghindar, namun posisinya terpojok. Ishana masih berusaha agar Ardhi tidak mendekatinya. Namun wajah Ardhi berada sangat dekat dengan wajahnya, kala matanya menatap kedua bola mata Ardhi, ada sorotan yang membuatnya terpaku dan mengagumi pemilik sepasang mata indah itu. Wajah Ardhi, selama ini dirinya tidak pernah memandangnya sedekat ini.

Perlahan jarak diantara keduanya hilang. Kedua wajah itu saling menempel dan semakin dalam.

Deraan napas yang memburu, semakin membuat keduanya terlena.

Kedua mata Ishana terpejam Rapat, tubuhnya tidak mampu menolak semua ini, malah menikmatinya.

Apa yang terjadi padaku?

Ishana! Ini tidak boleh!

Kenapa tidak boleh? Dia suamimu!

Bukan! Dia milik sahabatmu!

Pertarungan kata hatinya membuat Ishana bingung, sedang dirinya seakan hilang kesadaran. Perlakuan Ardhi begitu lembut, Ardhi membuat tubuhnya menolak segala peringatan dari pikirannya sendiri, dan semakin tenggelam dengan bermacam rasa yang muncul.

Senyap ... hanya bunyi decakkan lembut yang terdengar oleh keduanya, bahkan tangan Ardhi perlahan mulai leluasa menjelajah kemana yang dia mau, memijat lembut bagian yang dia susuri. Membuat Ishana semakin terbuai.

...Cuma kamu yang aku percaya yang bisa bahagiain mas Ardhi....

Ishana terbayang ucapan Risma. Seketika napasnya terasa sesak, bukan karena ciuman yang semakin dalam, tapi pertarungan batinnya, mempertahankan pendiriannya, namun dirinya juga menikmati momen ini, dan tubuhnya menikmati semua ini.

Deruan napas Ishana yang sangat jelas terdengar, semakin membuat Ardhi kalap dan liar. Perlahan ciuman Ardhi berpindah ke ceruk leher Ishana, menelusuri leher jenjang itu, aroma parfum Ishana semakin membuat tensi Ardhi menggila. Tangan itu tidak terkontrol lagi, terus dan terus menjelajah, hingga Ardhi kembali manautkan kedua bibir mereka lagi, dan tautan itu semakin dalam dan dalam lagi.

"Lebih baik aku bunuh kamu, daripada aku sakitin kamu."

Ishana teringat ucapannya sendiri saat Risma meminta dirinya menikah dengan Ardhi, sontak kedua bola mata Ishana membulat sempurna. Ishana mendorong begitu kuat tubuh Ardhi hingga tautan mereka terlepas. "Maaf aku tidak bisa!" Kedua bola mata Ishana nampak berkaca-kaca. Ishana langsung turun dari mobil Ardhi.

Air mata seketika merembes membasahi pipi mulusnya. Ciuman itu merubah segala rasa yang selama ini terjalin. Ada yang roboh, namun ada juga yang mulai tumbuh.

Ardhi mematung melihat kepergian Ishana. Sedang di depan sana Ishana terus berlari ke area Rumah Sakit.

Sesampai di ruangan perawat, Ishana hanya diam, bayangan dia bercum-bu dengan Ardhi terpatri jelas dalam benaknya, bahkan terus berputar-putar.

Apa yang terjadi padaku?

Rasanya Ishana ingin sekali membenturkan kepalanya ke tembok agar melupakan kejadian barusan.

Semakin kuat dia berusaha menepis bayangan itu, bayangan Ardhi malah semakin menghantuinya.

Ciuman maut sebelumnya, seakan menghancurkan pertahanan yang selama ini dia dirikan.

Bahkan pasien laki-laki dewasa itu, Ishana melihat itu Ardhi. Kemana matanya memandang, di sana ada Ardhi.

***

Ardhi merasakan hal yang sama, dia melakukan petualangan yang panjang bersama Eva, namun hanya Ishana yang menari-nari dalam benaknya. Yang bertukar hanya saliva mereka, tapi entah kenapa, rasanya hati Ardhi juga tertinggal bersama Ishana.

"Tuan ...."

Panggilan itu seketika menyadarkan Ardhi.

"Masuk saja, Der." ucap Ardhi.

Derby sekretaris Ardhi memasuki ruangan Ardhi dengan seorang laki-laki.

"Selamat pagi Tuan, perkenalkan ini Ernest, orang yang Tuan minta waktu itu," ucap Derby.

"Yakin dia akan melakukan pekerjaannya dengan profesional?" Ardhi memastikan.

"Dia terbaik dibidangnya," Derby meyakinkan.

"Kamu boleh keluar," ucap Ardhi pada Derby

Perlahan Ardhy menceritakan siapa Eva. "Aku hanya tidak bisa mempercayai dia, makanya aku butuh seseorang untuk memata-matai dia." Ardhi menujuk pada foto Eva. "Terlebih dia aktif di luar rumah karena pekerjaan dia seorang model dan memiliki butik."

"Jika ada yang mencurigakan, kamu laporkan sama saya," ucap Ardhi.

"Pasti," sahut Ernest.

Ernest dan Ardhi saling berjabat tangan.

Setelah Ernes pergi, bayangan Ishana kembali muncul. Ardhi terbayang kebersamaan mereka jauh sebelum ciuman maut itu meluluh lantahkan jiwanya.

"Ishana. Kenapa kamu tidak pergi dari pikiran dan hatiku?"

**

Sepanjang hari Ishana tidak fokus dengan pekerjaannya. Entah kenapa setiap hal yang dia lihat, itu adalah Ardhi. Rasanya, rasa terlarang itu mulai bertumbuh di hatinya, dan tidak mampu dia buang.

Di sela pekerjaanya, panggilan yang masuk menyita perhatian Ishana, melihat nama Risma, dia buru-buru mengangkat panggilan teleponnya.

"Iya Ris?"

Bukan jawaban Risma yang dia dapat, namun isak tangis Risma yang menyambut telinganya.

"Na ... kamu benar. Hikss!"

Seketika sekujur tubuh Ishana gemetar mendengar isak tangis Risma.

"Kamu benar Na, aku bisa berkata aku ikhlas, karena aku belum merasakannya."

Kata-kata itu kembali terhenti oleh isak tangis Risma.

"Sakit banget Na. Sakit ....."

"Makasih Na, kamu selama ini telah menjaga hatiku, dengan tidak mencintai suamiku, walau dia juga suami kamu, aku beneran sakit Na, tadi malam mas Ardhi dan Eva--"

"Hiksss, Aakkkkk ...."

Tangisan, hanya tangisan yang Ishana dengar.

"Kak Ardhi juga terluka Na, sepanjang jalan dia menangis menyesali perbuatannya, dia bilang Eva memasukkan obat perangsang pada minumannya, terus saat kak Ardhi ingin menumpahkannya padamu, Eva sudah menyembunyikan kunci kamar mereka."

"Aku sakit Na ...."

"Iya, kak Ardhi juga."

Ishana bingung memberi kekuatan apa untuk Risma, kata-katanya sama sekali tidak ingin Risma mengerti.

Setelah berbicara dengan Risma, rasa sakit dan rasa bersalah Ishana semakin menebal.

Matahari semakin tergelincir kearah barat. Lampu-lampu jalanan mulai menyala. Saat jam dinasnya berakhir, Ishana tidak pulang ke rumah Ardhi, namun dirinya mendatangi sahabatnya, Anara.

Seseorang yang selama ini menjadi tempat Ishana berbagi banyak hal, bukan hanya Ishana, Nara juga sahabat Risma. Mereka berasal dari Panti Asuhan yang sama.

Saat sampai di halaman rumah Nara, wanita itu sudah berdiri di teras menunggu kedatangannya.

"Masuk Na," ajak Nara.

"Keluarga kamu mana?" Ishana memperhatikan keadaan rumah Nara yang sepi.

"Keluarga aku lagi ke luar kota, andai malam ini kamu mau menginap, aku bahagia banget, temenin aku ya ...." ucap Nara.

Ishana tampak berpikir, rasanya hal yang sangat tepat jika dirinya bermalam di rumah Nara. Saat ini dirinya tidak mampu jika harus bertemu Ardhi. Ishana mengetik pesan yang akan dia kirim pada Risma.

Risma, malam ini aku nginep di rumah Nara, tadinya aku cuma mau main sebentar, ternyata dia sendirian di rumah, aku tidak enak ninggalin dia sendirian.

Hanya beberapa detik, pesan Ishana di balas Risma.

Tega banget kamu, aku butuh kamu Na.

Tapi nggak apa-apa, cuma semalam kan?

Ishana langsung membalas pesan Risma.

Iya, cuma malam ini.

Izin di dapat, Ishana pun memutuskan untuk bermalam di rumah Nara.

Setelah makan malam bersama, Ishana dan Nara merebahkan diri mereka di tempat tidur Nara. Pandangan keduanya ter-arah pada plafon kamar Nara.

"Ra, aku melanggar janjiku."

Mendengar ucapan Ishana, sontak Nara langsung bangkit dari posisi rebahannya, dia duduk dan menatap tajam pada Ishana. Ishana pun bangkit, dan duduk menghadap Nara.

"Ini diluar kendali aku Ra, kak Ardhi terlanjur masuk ke sini!" Ishana memukul dada bagian kirinya. "Aku ingin kak Ardhi keluar dari sini Ra."

Ishana tersiksa dengan perasaan yang dia rasa. Air mata pun kembali membasahi pipi mulusnya. "Ini nggak boleh Ra, kasian Risma."

Nara bingung, atas dasar apa melarang seorang istri jatuh cinta pada suaminya? Ishana berada dalam ikatan poligami ini, karena Risma yang meminta.

"Na, bantu aku keluar dari rasa dan ikatan ini." Tangisan Ishana semakin mengiris hati.

"Jangan sampai Risma merasa sakit karena ada rasa cintaku yang tertuju untuk suaminya."

"Kita bicara pada Risma besok, malam ini kita tidur dulu."

Nara berusaha membuat sahabatnya tenang, hingga Ishana pun larut ke alam bawah sadarnya membawa segala dilema hatinya.

Bagi Ishana, jika dirinya mencintai Ardhi, ini suatu pengkhiatan pada sahabatnya, walau posisinya adalah istri sah Ardhi di mata hukum agama dan Negara.

Terpopuler

Comments

ummi_Շɧ𝐞𝐞ՐՏ🍻muneey☪️

ummi_Շɧ𝐞𝐞ՐՏ🍻muneey☪️

yesel krna udah ngelakuin sma yang satu.. eh malah mau ngelakuin sma yang satunya lagi..itu mah bukan nyesel ardhi..tp ngelunjak..

2022-06-27

0

🕊⃟🍁F1R4

🕊⃟🍁F1R4

lanjut 🤗

2021-10-22

0

Kenza al_el

Kenza al_el

jadi ungu dech.. dilema cinta 🤦🏻‍♀️

2021-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hati atau Mimpi
2 Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3 Bab 3 Cinta Yang Sama
4 Bab 4 Jaga Perasaan
5 Bab 5 Adil
6 Bab 6 Tidak Sanggup
7 Bab 7 Sama Saja
8 Bab 8 Untuk Kamu
9 Bab 9 Kemarahan Rita
10 Bab 10 Pertempuran
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Dia Istrimu Juga
14 Bab 14 Suami Kamu Juga
15 Bab 15 Sakit
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Keinginan
18 Bab 18 Strategi Eva
19 Bab 19 Air Mata Eva
20 Bab 20 Ikhlas?
21 Bab 21 Pembelaan Ardhi
22 Bab 22 Ngidam Eva
23 Bab 23 Pencuri Hati
24 Bab 24 Mangga
25 Bab 25 Pengakuan Ishana
26 Bab 26 Paku Kertas
27 Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28 Bab 28 Pengakuan Rita
29 Bab 29 Terlanjur
30 Bab 30 Candu
31 Bab 31 Memastikan
32 Bab 32 Berlawanan
33 33 Hancur
34 Bab 34 Pilihan
35 Bab 35 Nara
36 Bab 36 Perlu Waktu
37 Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38 Bab 38 Ledakkan
39 Bab 39
40 Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41 Bab 41 Terima Kasih Maduku
42 Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43 Bab 43 Dunia Baru
44 Bab 44 Memulai
45 Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46 Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47 Bab 47 Bundaaa
48 Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49 Bab 49 Mama?
50 Bab 50 Kehilangan Jejak
51 Bab 51 Makna Nama
52 Bab 52
53 Bab 53 Cincin
54 Bab 54 Jalan Yang Tepat
55 Bab 55 Siapa Lagi
56 Bab 56 Rasa Yang Hilang
57 Bab 57 Merasa Kosong
58 Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59 Bab 59 Cari Tau
60 Bab 60
61 Bab 61 Menepi
62 Bab 62 Rasa Itu
63 Bab 63 Sulit Percaya
64 Bab 64 Pulang Ke Rumah
65 Bab 65 Keluarga Jully
66 Bab 66 Rahasia
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Hati atau Mimpi
2
Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3
Bab 3 Cinta Yang Sama
4
Bab 4 Jaga Perasaan
5
Bab 5 Adil
6
Bab 6 Tidak Sanggup
7
Bab 7 Sama Saja
8
Bab 8 Untuk Kamu
9
Bab 9 Kemarahan Rita
10
Bab 10 Pertempuran
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Dia Istrimu Juga
14
Bab 14 Suami Kamu Juga
15
Bab 15 Sakit
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Keinginan
18
Bab 18 Strategi Eva
19
Bab 19 Air Mata Eva
20
Bab 20 Ikhlas?
21
Bab 21 Pembelaan Ardhi
22
Bab 22 Ngidam Eva
23
Bab 23 Pencuri Hati
24
Bab 24 Mangga
25
Bab 25 Pengakuan Ishana
26
Bab 26 Paku Kertas
27
Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28
Bab 28 Pengakuan Rita
29
Bab 29 Terlanjur
30
Bab 30 Candu
31
Bab 31 Memastikan
32
Bab 32 Berlawanan
33
33 Hancur
34
Bab 34 Pilihan
35
Bab 35 Nara
36
Bab 36 Perlu Waktu
37
Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38
Bab 38 Ledakkan
39
Bab 39
40
Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41
Bab 41 Terima Kasih Maduku
42
Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43
Bab 43 Dunia Baru
44
Bab 44 Memulai
45
Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46
Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47
Bab 47 Bundaaa
48
Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49
Bab 49 Mama?
50
Bab 50 Kehilangan Jejak
51
Bab 51 Makna Nama
52
Bab 52
53
Bab 53 Cincin
54
Bab 54 Jalan Yang Tepat
55
Bab 55 Siapa Lagi
56
Bab 56 Rasa Yang Hilang
57
Bab 57 Merasa Kosong
58
Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59
Bab 59 Cari Tau
60
Bab 60
61
Bab 61 Menepi
62
Bab 62 Rasa Itu
63
Bab 63 Sulit Percaya
64
Bab 64 Pulang Ke Rumah
65
Bab 65 Keluarga Jully
66
Bab 66 Rahasia
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!