Bab 11

Ardhi tidak perduli dengan Eva, dia terus melangkahkan kakinya menuju ruang ganti. Namun langkahnya terhenti kala mendengar jeritan wanita itu. Ardhi pun mengesampingkan kemarahannya dan mendekati Eva. Terihat wanita itu terkulai di sisi tempat tidur.

"Ada apa?" tanya Ardhi.

"Aku tidak mampu berjalan. Sangat sakit." Eva meng-isyarat pada miliknya.

Ardhi memahami derita Eva, hal yang sama juga pernah terjadi pada Risma 4 tahun yang lalu.

Ardhi mengalah, dia menggendong Eva menuju kamar mandi, setelah wanita itu selesai, Ardhi menggendongnya kembali dan mendudukkan Eva di sofa panjang yang ada di kamar itu.

Ardhi meneruskan kegiatannya yang tertunda, dia segera mengenakan setelan kerjanya.

"Boleh minta tolong lagi?" sela Eva.

Ardhi tidak menjawab, dia hanya menatap kearah Eva.

"Aku sangat lapar, tapi tenagaku rasanya tidak sampai mengantarku sampai ke bawah, bisa minta pelayan mengantar makanan ke sini?"

Ardhi tidak menjawab, dia segera pergi dari sana.

Saat sampai di lantai bawah, semua orang sudah berada di kursi mereka masing-masing.

"Lah, kenapa turun sesiang ini? Nggak bisa bangun ya?" ledek Rita.

Ardhi hanya diam. Dia terus menuruni tangga, dan duduk di samping Risma. Hatinya ingin memeluk Risma dan mencium pipi istrinya, namun bayangan petualangannya bersama Eva membelenggu keinginannya.

Baru 1 malam mas, kamu sudah berubah, kamu tidak menyapaku, tidak memelukku, juga tidak menciumku.

Risma berusaha nampak tegar.

"Mana Eva?" Pandangan mata Rita tertuju kearah tangga. Namun menantu pilihannya itu belum juga tampak batang hidungnya.

"Dia tidak bisa turun," sahut Ardhi lemas.

"Bi Atin, antarkan sarapan ke kamar Eva," pinta Ardhi.

Duggg!

Hati Risma seakan habis dilalap si jago merah, mendengar Ardhi mempedulikan Eva.

"Owh, kasian menantu mama tidak bisa jalan karena penyesuaian pertama kali." Rita begitu bahagia.

Seketika Risma merasa sulit bernapas, dia terbayang kejadian Eva dan Ardhi tadi malam. Risma terus berusaha agar tampak tegar, walau air matanya ingin sekali menetes.

"Biar aku bantu mengantarnya bi, kasian pagi pertamanya Eva malah hanya ditemani oleh pelayan, bukan suaminya!" Risma menatap tajam kearah Ardhi.

"Tapi tidak kamu racun kan makanan buat Eva?" ucap Rita sinis.

"Mama!" tegur Ardhi.

"Siapa tahu saja dia iri dengan Eva," ucap Rita.

Risma dan Bi Atin meneruskan langkah mereka menuju kamar Eva. Sesampainya di sana, pintu kamar terbuka lebar, terlihat Eva duduk santai di sofa sambil membaca majalah fashion yang selalu dia bawa.

"Aku sangat lapar, ayo sini!" Eva menepuk sofa kosong yang ada di sampingnya.

Risma berusaha tersenyum, dia segera membawa nampan yang berisi makanan itu pada Eva.

"Bi, tolong ya beresin kasur aku." Eva menunjuk kearah tempat tidur yang tidak berupa lagi.

Tanpa komentar, bi Atin langsung melakukan tugasnya, sedang Eva langsung memasukan makanan yang ada di depannya ke mulutnya.

Saat melihat sprai terlihat kotor, bi Atin menarik sprai itu, dia berjalan menuju ruangan khusus yang ada di kamar Eva, saat kembali bi Atin membawa sprai baru dan memasangnya.

Sepasang mata Risma tertuju pada bercak merah yang ada di sprai yang bi atin letakkan di keranjang kotor. Batin Risma menjerit, namun dia tidak tahu harus apa. Sakit, kecewa. Semua khayalannya tentang berbagi suami dengan wanita lain tidak seperti perkiraannya.

"Maaf ya, aku makan sendiri, aku lapar banget."

Ucapan Eva menyadarkan Risma dari lamunan rasa sakitnya.

"Nggak apa-apa, makan saja."

Eva tersenyum, dia bisa melihat jelas kehancuran Risma dari sorot matanya. "Ardhi memang cocok punya istri 3, kalau 1 saja bisa mati kita kena jajah dia, aduh dia luar biasa!" Eva memasang mimik wajah yang menggambarkan indahnya petualangannya bersama Ardhi.

"Iya, mas Ardhi staminanya luar biasa, aku malah tidak mampu berjalan selama seminggu," balas Risma.

Sial! Ni wanita bukannya marah malah membalas.

Namun Eva berusaha tersenyum.

"Selama 4 tahun aku hanya sendiri yang melayani mas Ardhi, aku sanggup. Sekarang aku meragukan kekuatan kamu, masa baru semalam aja kamu hampir nyerah?"

Menyombongkan diri sedikit, walau rasa sakit di hatinya tidak berkurang sedikit pun.

Rasa enak makanan di lidah Eva seketika lenyap karena ucapan Risma, secara tidak langsung wanita itu menghinanya dengan meragukan staminanya dan servisnya pada Ardhi. Namun Eva tetap mengunyah makanannya, walau rasanya tidak enak lagi baginya.

Deringan handphone membuat Eva menghentikan kegiatan makannya. "Bi Atin, minta tolong, ambilkan handphone saya, saya masih tidak mampu berjalan, tadi saja saya terus digendong Ardhi."

Bi Atin memberikan barang yang diminta istri ketiga Tuannya, dan dirinya kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Kalau laki-laki seperti Ardhi, tidak mengecewakan punya banyak istri, rasanya tadi malam aku ingin panggil kalian, aku nggak kuat Ris," goda Eva.

Risma diam, tidak tau harus berkata apa. "Harusnya kamu panggil saja tidak lucu kalau mas Ardhi masuk penjara karena membunuh istri barunya yang tidak kuat melayaninya."

Eva ingin sekali melempari wanita di sampingnya dengan makanan.

"Pagi semua."

Sapaan itu menyita perhatian Eva dan menghentika niatnya.

"Hai Ishana." Senyuman menghiasi wajah Eva.

"Ada apa Na?" tanya Risma.

"Kamu ditunggu di meja makan, kak Ardhi mau berangkat, tapi kita belum mulai sarapan, karena kamu belum balik ke bawah," ucap Ishana.

"Mas Ardhi itu manja, Va. Dia nggak mau makan kalau aku nggak ada di sampingnya." Risma langsung berdiri dan mendekati Ishana.

Sesaat Risma menghentikan langkah kakinya, dia menoleh kearah Eva. "Aku tinggal ya Va, kalau ingin sesuatu panggil saja pelayan yang ada."

Risma dan Ishana segera pergi dari sana. Mereka memulai sarapan pagi mereka.

Selesai sarapan, Risma mengantar Ardhi hingga kedepan rumah. Sedang Ishana sudah berada di sana, sambil memainkan handphone-nya.

"Na, sudah pesan ojek online?" tanya Ardhi.

Perhatian Ishana pada benda yang ada di tangannya ter-alihakan. "Belum bisa kak," jawabnya.

Rasa sakit Risma semakin bertambah, biasanya Ardhi tidak pernah mempedulikan Ishana.

"Kenapa?" tanya Ardhi.

"Sepertinya aplikasinya eror kak, kayaknya aku nunggu taksi aja di depan," sahut Ishana.

"Bareng aku aja, aku ngerasa jahat banget, aku naik mobil sedang istri aku naik ojek," tawar Ardhi.

"Santai aja kak, bawa happy aja, aku aja nggak masalah kok." Ishana tersenyum menanggapi tawaran Ardhi.

Istri? Sejak kapan mas Ardhi menganggap Ishana istrinya?

Risma berusaha santai, walau batinnya terus menjerit.

"Ayo Na, bareng, biar hemat ongkos, jadi gajih kamu, bisa kasih lebih banyak buat Ayahmu," tawar Ardhi.

Ishana memandang kearah Risma, meminta persetujuan Risma. Melihat Risma menganggukkan kepalanya Ishana pun setuju.

"Ya udah, tapi ini kakak yang minta ya."

Ardhi merasa lega, dia dan Ishana segera berangkat bersama.

Setelah mobil itu menjauh, air mata Risma pun lepas.

"Perlahan kamu berubah mas, tadi malam kamu berbagi dengan Eva, sekarang kamu memperhatikan Ishana, lama-lama aku akhirnya terdepak dari hati dan rumahmu mas." Risma segera berlari menuju kamarnya.

Dalam perjalanan, Ardhi dan Ishana hanya diam. Berulang kali Ardhi berusaha bicara, namun dia bingung, harus memulai dari mana. Hingga mobil Ardhi semakin dekat dengan gedung Rumah Sakit miliknya.

"Kak, turunin aku di depan gerbang saja, biar kakak bisa lanjut perjalanan ke kantor," ucap Ishana.

Namun laki-laki itu tidak mendengari Ishana, dia malah mengemudikan mobilnya masuk ke area Rumah Sakit, perlahan mobil itu parkir di tempat sepi, parkiran khusus untuk pegawai Rumah Sakit.

"Ya ampun kakak, malah parkir di sini, ini parkiran pegawai kak," ucap Ishana.

"Aku pemilik Rumah Sakit, dan kamu pegawai di sini, apa ada yang salah?" sela Ardhi.

"Tidak ada yang salah, makasih kak, aku turun ya."

"Na, aku ingin cerita," ucap Ardhi.

Melihat wajah Ardhi yang begitu tertekan Ishana pun membatalkan niatnya. "Cerita saja kak."

"Aku telah melakukannya dengan Eva." Tangis Ardhi terlepas, terlihat jelas segala penyesalan Ardhi karena melakukan hal itu bersama Eva.

"Pagi ini, bahkan memeluk Risma aku tidak berani, aku telah--" tangisan Ardhi menahan ucapannya, dia tidak mampu lagi meneruskan kata-katanya.

Ishana faham akan segala rasa bersalah Ardhi terhadap Risma. "Cepat atau lambat, hal itu memang harus terjadi. Semoga Eva cepat hamil. Agar ketenangan semua Anggota keluarga kembali." Tepukkan lembut Ishana berulang kali mendarat di pundak Ardhi, berusaha menyemangati laki-laki itu.

Ardhi terdiam mencerna ucapan Ishana. Dia sadar, kekacauan ini terjadi karena impian papanya yang belum terwujud. Hadirnya keturunannya, maka semua kekacauan ini akan hilang.

Impian papanya hanya ingin cucu, dan kemarahan mamanya karena dirinya yang terlalu lama mewujudkan impian itu. Sedang mamanya rela melakukan apa saja demi kebahagiaan suaminya.

"Jangan merasa tertekan seperti ini, ibu seperti itu karena beliau stres, takut kalau tidak sempat memenuhi mimpi Bapak." Tepukkan lembut dari Ishana kembali berulang kali mendarat di pundak Ardhi.

Kini Mata Ardhi tertuju pada tangan Ishana yang terus memberinya semangat.

Terpopuler

Comments

🔵🍭ͪ ͩ𝐒𝓊𝓈𝓌𝒶𝓉𝒾 ՇɧeeՐՏ🍻

🔵🍭ͪ ͩ𝐒𝓊𝓈𝓌𝒶𝓉𝒾 ՇɧeeՐՏ🍻

baru melihat ardi yg perhatian ke isana saja kau sudah "sakit" bagaimana jika suatu hari ardi benar benar mencintai isana???,
apa yanng akan kau lakukan, risma? tetap bertahan???

2021-10-24

3

🕊⃟🍁F1R4

🕊⃟🍁F1R4

lanjut kak😁

2021-10-22

0

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

🅛➊🅝⸙ᵍᵏ

ayooook Ardi lnjut pacu ke ishana moga ishana juga hamil 🤭🤭🤭

2021-10-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Hati atau Mimpi
2 Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3 Bab 3 Cinta Yang Sama
4 Bab 4 Jaga Perasaan
5 Bab 5 Adil
6 Bab 6 Tidak Sanggup
7 Bab 7 Sama Saja
8 Bab 8 Untuk Kamu
9 Bab 9 Kemarahan Rita
10 Bab 10 Pertempuran
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Dia Istrimu Juga
14 Bab 14 Suami Kamu Juga
15 Bab 15 Sakit
16 Bab 16 Sakit
17 Bab 17 Keinginan
18 Bab 18 Strategi Eva
19 Bab 19 Air Mata Eva
20 Bab 20 Ikhlas?
21 Bab 21 Pembelaan Ardhi
22 Bab 22 Ngidam Eva
23 Bab 23 Pencuri Hati
24 Bab 24 Mangga
25 Bab 25 Pengakuan Ishana
26 Bab 26 Paku Kertas
27 Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28 Bab 28 Pengakuan Rita
29 Bab 29 Terlanjur
30 Bab 30 Candu
31 Bab 31 Memastikan
32 Bab 32 Berlawanan
33 33 Hancur
34 Bab 34 Pilihan
35 Bab 35 Nara
36 Bab 36 Perlu Waktu
37 Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38 Bab 38 Ledakkan
39 Bab 39
40 Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41 Bab 41 Terima Kasih Maduku
42 Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43 Bab 43 Dunia Baru
44 Bab 44 Memulai
45 Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46 Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47 Bab 47 Bundaaa
48 Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49 Bab 49 Mama?
50 Bab 50 Kehilangan Jejak
51 Bab 51 Makna Nama
52 Bab 52
53 Bab 53 Cincin
54 Bab 54 Jalan Yang Tepat
55 Bab 55 Siapa Lagi
56 Bab 56 Rasa Yang Hilang
57 Bab 57 Merasa Kosong
58 Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59 Bab 59 Cari Tau
60 Bab 60
61 Bab 61 Menepi
62 Bab 62 Rasa Itu
63 Bab 63 Sulit Percaya
64 Bab 64 Pulang Ke Rumah
65 Bab 65 Keluarga Jully
66 Bab 66 Rahasia
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1 Hati atau Mimpi
2
Bab 2 Ishana, Tolong Aku
3
Bab 3 Cinta Yang Sama
4
Bab 4 Jaga Perasaan
5
Bab 5 Adil
6
Bab 6 Tidak Sanggup
7
Bab 7 Sama Saja
8
Bab 8 Untuk Kamu
9
Bab 9 Kemarahan Rita
10
Bab 10 Pertempuran
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Dia Istrimu Juga
14
Bab 14 Suami Kamu Juga
15
Bab 15 Sakit
16
Bab 16 Sakit
17
Bab 17 Keinginan
18
Bab 18 Strategi Eva
19
Bab 19 Air Mata Eva
20
Bab 20 Ikhlas?
21
Bab 21 Pembelaan Ardhi
22
Bab 22 Ngidam Eva
23
Bab 23 Pencuri Hati
24
Bab 24 Mangga
25
Bab 25 Pengakuan Ishana
26
Bab 26 Paku Kertas
27
Bab 27 Kebahagiaan Ardhi
28
Bab 28 Pengakuan Rita
29
Bab 29 Terlanjur
30
Bab 30 Candu
31
Bab 31 Memastikan
32
Bab 32 Berlawanan
33
33 Hancur
34
Bab 34 Pilihan
35
Bab 35 Nara
36
Bab 36 Perlu Waktu
37
Bab 37 Aku Juga Punya Alasan
38
Bab 38 Ledakkan
39
Bab 39
40
Bab 40 Mungkin Ini Yang Terbaik
41
Bab 41 Terima Kasih Maduku
42
Bab 42 Memberikan, Bukan Menjual
43
Bab 43 Dunia Baru
44
Bab 44 Memulai
45
Bab 45 Jangan Bahas Masa Lalu
46
Bab 46 Jangan Rayu Bunda
47
Bab 47 Bundaaa
48
Bab 48 Perkenalan Anak Kecil
49
Bab 49 Mama?
50
Bab 50 Kehilangan Jejak
51
Bab 51 Makna Nama
52
Bab 52
53
Bab 53 Cincin
54
Bab 54 Jalan Yang Tepat
55
Bab 55 Siapa Lagi
56
Bab 56 Rasa Yang Hilang
57
Bab 57 Merasa Kosong
58
Bab 58 Cinta Yang Tertinggal
59
Bab 59 Cari Tau
60
Bab 60
61
Bab 61 Menepi
62
Bab 62 Rasa Itu
63
Bab 63 Sulit Percaya
64
Bab 64 Pulang Ke Rumah
65
Bab 65 Keluarga Jully
66
Bab 66 Rahasia
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!